Anda di halaman 1dari 5

BUKU SAKU

A. KONSEP DASAR TUMBUH KEMBANG

Pelayanan Klinik Tumbuh Kembang dan Edukasi Terpadu diciptakan khusus untuk membantu orang tua dalam
mengatasi permasalahan pada anak secara tepat dan akurat, sehingga diperoleh penatalaksanaan yang sesuai dengan
kebutuhan anak dan keluarga. Klinik Tumbuh Kembang merupakan klinik multidisiplin yang bertujuan memantau
dan menangani masalah pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir. Bayi dan anak yang memilikii resiko
gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan memerlukan pemantauan jangka panjang sejak bayi berusia 3
bulan hingga 2 tahun, oleh ahli syaraf anak (paediatric neurology).

B. PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-6 TAHUN

USIA PERKEMBANGAN MENURUT UMUR


0-3 bulan  Mengangkat kepala setinggi 45o
 Menggerakan kepala dari kiri/kanan ke tengah
 Melihat dan menatap wajah anda
 Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
 Suka tertawa keras
 Bereaksi terkejut terhadap suara keras
 Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum
 Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak
3-6 Bulan  Berbalik dari telungkup ke telentang
 Mengangkat kepala setinggi 90o
 Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
 Menggenggam pensil
 Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
 Memegang tanggannya sendiri
 Berusaha memperluas pandangan
 Mengerahkan matanya pada benda-benda kecil
 Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
 Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri
6-9 Bulan  Duduk sendiri
 Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
 Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
 Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
 Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat bersamaan
 Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
 Bersuara tanpa arti, mamama, babababa, dadada, tatatata
 Mencari mainan/benda yang diajtuhkan
 Bermain tepuk tangan/ciluk ba
 Bergembira dengan melempar benda
 Makan kue sendiri
9-12  Mengangkat badannya ke posisi berdiri
Bulan  Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi
 Dapat berjalan dengan dituntun
 Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan
 Mengenggam benda ke mulut
 Mengulang menirukan bunyi yang didengar
 Menyebutkan 2-3 suka kata yang sama tanpa arti
 Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
 Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
 Senang diajak bermain cilukba
 Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal
12-18  Berdiri sendiri tanpa berpegangan
Bulan  Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
 Berjalan mundur 5 langkah
 Memanggil ayah dengan kata “papa”, memanggil ibu dengan kata “mama”
 Menumpuk 2 kubus
 Memasukan kubus di kotak
 Menunjukan apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara
yang menyenangkan atau menarik tangan ibu
 Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing
18-24  Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
Bulan  Berjalan tanpa terhuyung-huyung
 Bertepuk tangan, melambai-lambai
 Menumpuk 4 kubus
 Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
 Menggelindingkan bola kearah sasaran
 Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
 Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga
 Memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang


Faktor-faktor adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak pada umumnya, adalah :
 Bayi dengan berat badan lahir yang rendah (kurang dari 1.500 gram).
 Bayi kurang bulan (premature) dengan usia kehamilan kurang dari 32 minggu.
 Bayi dengan gangguan kesehatan dalam masa perinatal (mulai dari usia kehamilan 28 minggu sd usia 7
hari), seperti : sindroma gawat napas, hiperbilirubinemi (kuning) atau keadaan lain yang memerlukan
transfusi tukar, kejang pada bayi baru lahir dan radang selaput otak.
 Bayi dengan infeksi bawaan (congenital): cytomegalovirus, toxoplasma, rubella and syphilis.

Pada bayi – anak yang memiliki gangguan tumbuh kembang, seperti :


 Bayi dengan kelainan bawaan seperti sindroma Down atau Trisomi 21.
 Anak dengan keterlambatan kemampuan berbicara atau gangguan berkomunikasi, gangguan pendengaran
dan gangguan penglihatan.
 Bayi dan Anak dengan keterlambatan sistem motorik, seperti: terlambat duduk, terlambat berjalan.
 Anak dengan kesulitan belajar.
 Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif.
D. Jenis Layanan
Pemantau secara dini dan berkala segala aspek dari pertumbuhan dan perkembangan bayi – anak akan memperbesar
kemungkinan anak untuk dapat mempertahankan kualitas hidup yang lebih optimal.
Klinik Tumbuh Kembang RSIA Bunda ditangani oleh Tim Tumbuh Kembang yang terdiri dari dokter spesialis dan terapis
yang telah berpegalaman pada bidang tumbuh kembang anak, antara lain :
 Dokter Spesialis Saraf Anak
 Dokter Spesialis Rehabilitasi Medis
 Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Anak
 Psikolog
 Ahli Terapi Fisik / Fisioterapi
 Ahli Terapi Okupasi
 Ahli Terapi Wicara

E. Program Terapi di Tumbuh Kembang


 Fisioterapi
o Stimulasi Perkembangan :
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal. Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh setiap orang
yang berinteraksi dengan anak, mulai dari ibu, ayah, pengasuh anak, anggota keluarga lain dan
kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari
Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah meliputi setiap aspek
perkembangan, yaitu :
1. Kemampuan motorik kasar
2. Kemempuan motorik halus
3. Kemampuan bicara dan bahasa
4. Kemampuan sosialisasi dan kemandirian
o Inhalasi :
pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat langsung masuk menuju paru-
paru sebagai organ sasaran obatnya.
Didalam terapi inhalasi meliputi :
a. Infra Red
b. Massage
c. Postural Drainase
 Okupasi Terapi
o Sensory Integrasi :
sebuah proses otak alamiah yang tidak disadari. Dalam proses ini informasi dari seluruh indera
akan dikelola kemudia diberi arti lalu disaring, mana yang penting dan mana yang diacuhkan. Proses
ini memungkinkan kita untuk berprilaku sesuai dengan pengalaman dan merupakan dasar bagi terapi
kemampuan akademik dan terapi perilaku social
Ada 7 sistem indera yang menjadi perhatian dalam Sensori integrasi yakni, pengelihatan,
pendengaran, perasa, penciuman, taktil (perabaan) , vestibular (kesigapan tubuh), dan proprioseptif
(posisi dalam ruang)
o Snoezelen :
suatu aktifitas yang dirancang untuk mempengaruhi Sistem Saraf Pusat melalui pemberian
stimulus yang cukup pada sistem sensori primer dan sensori sekunder. Stimuli primer atau reseptor
sensori eksternal yaitu visual (penglihatan), auditori (pendengaran), olfactori (penciuman), gustatori
(perasa/pengecapan), tactile (peraba). Stimuli sekunder atau reseptor sensori internal yaitu vestibular
(keseimbangan) dan proprioseptif (kesadaran diri akan lingkungan sekitar atau kesadaran orientasi
spasial).
Terapi Snoezelen umumnya dilakukan di suatu ruangan tersendiri yang di desain khusus untuk
membentuk suasana yang ramah, menyenangkan, rekreasional bagi Anak Berkebutuhan Khusus.
Lingkungan Terapi Snoezelen haruslah aman dan tidak mengancam. Anak dan orang dewasa yang
menjalani Terapi Snoezelen dapat menikmati stimulasi yang lembut dari sistem sensori primer dan
sekundernya. Mereka akan mengalami kontrol diri yang lebih baik, peningkatan rasa percaya diri,
dan penurunan tekanan/stress.
Manfaat Terapi Snoezelen Bagi Anak:
 peluang untuk relaksasi, eksplorasi dan ekspresi diri.
 memperoleh stimulasi dasar yang kadang-kadang tidak didapatkan.
 sebagai aktifitas bagi anak yang kesadaran terhadap lingkungannya menurun.
 perhatian secara individual.
 membangun kepercayaan antara terapis dan anak.
 Terapi Wicara
o Stimulasi Fungsi Bahasa dan Bocara
Umumnya dilakukan untuk anak-anak yang bermasalah dengan bahasa, bicara, suara, dan
kelancaran.
 Untuk Organ Bicara dan sekitarnya (Oral Peripheral Mechanism), yang sifatnya fungsional,
maka Terapis Wicara akan mengikut sertakan latihan-latihan Oral Peripheral Mechanism
Exercises; maupun Oral-Motor activities sesuai dengan organ bicara yang mengalami
kesulitan.
 Untuk Artikulasi atau Pengucapan: Artikulasi/ pengucapan menjadi kurang sempurna karena
karena adanya gangguan, Latihan untuk pengucapan diikutsertakan Cara dan Tempat
Pengucapan (Place and manners of Articulation). Kesulitan pada Artikulasi atau pengucapan,
biasanya dapat dibagi menjadi: substitution (penggantian), misalnya: rumah menjadi lumah,
l/r; omission (penghilangan), misalnya: sapu menjadi apu; distortion (pengucapan untuk
konsonan terdistorsi); indistinct (tidak jelas); dan addition (penambahan).
 Untuk Articulatory Apraxia, latihan yang dapat diberikan antara lain: Proprioceptive
Neuromuscular.
 Untuk Bahasa: Aktifitas-aktifitas yang menyangkut tahapan bahasa dibawah:
1. Phonology (bahasa bunyi);
2. Semantics (kata), termasuk pengembangan kosa kata;
3. Morphology (perubahan pada kata),
4. Syntax (kalimat), termasuk tata bahasa;
5. Discourse (Pemakaian Bahasa dalam konteks yang lebih luas),
6. Metalinguistics (Bagaimana cara bekerja nya suatu Bahasa) dan;
7. Pragmatics (Bahasa dalam konteks sosial).
 Suara: Gangguan pada suara adalah Penyimpangandari nada, intensitas, kualitas, atau
penyimpangan-penyimpangan lainnya dari atribut-atribut dasar pada suara, yang mengganggu
komunikasi, membawa perhatian negatif pada si pembicara, mempengaruhi si pembicara atau
pun si pendengar, dan tidak pantas (inappropriate) untuk umur, jenis kelamin, atau mungkin
budaya dari individu itu sendiri.
 Pendengaran: Bila keadaan diikut sertakan dengan gangguan pada pendengaran maka bantuan
dan Terapi yang dapat diberikan: (1) Alat bantu ataupun lainnya yang bersifat medis akan di
rujuk pada dokter yang terkait; (2) Terapi; Penggunaan sensori lainnya untuk membantu
komunikasi;

o Tatalaksana Kesulitan Makan dan Menelan


Umumnya dilakukan untuk anak yang tidak mampu makan dan menolak makanan terntentu.

F. Jadwal Dokter Praktek


dr. Luh K. Wahyuni, SpKFRM
Selasa, Rabu dan Jumat : Pukul 17.00-selesai
G.

Anda mungkin juga menyukai