Anda di halaman 1dari 5

A.

TUJUAN PEMBELAJARAN (LO)


Mahasiswa Mampu Menjelaskan:
1. Pertumbuhan perkembangan normal
2. Prosedur dan interpretasi screening tumbuh kembang anak normal
3. Gangguan tumbuh kembang pada anak yang sering ditemukan
4. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
5. Upaya mencegah tumbuh kembang anak terhambat dan tata laksana gangguan tumbuh kembang

B. RINGKASAN
1. Pertumbuhan perkembangan normal
 Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan
satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan.
 Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai
sejak konsepsi sampai dewasa. Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan
beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:
1) Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan)
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
- Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.
- Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu. Ovum yang telah dlbuahi
dengan cepat akan menjadl suatu organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung dengan cepat,
terbentuk sistem organ dalam tubuh.
- Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan.
2) Masa bayi (infancy) umur 0 - 11 bulan
Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya.
Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan
penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai
jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai. Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan
anak terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.
3) Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan)
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan
motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang
anak adalah pada masa balita. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan
dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung yang mempengaruhi segala kinerja otak, mulai
dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi. Pada masa balita,
perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan
intelegensia berjalan sangat cepat. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga
dibentuk pada masa ini.
4) Masa anak prasekolah (anak umur 60 - 72 bulan)
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan aktivitas
jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki masa
prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangannya. Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah
mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah, mulai berteman. Pada masa ini anak
dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sistim reseptor penerima rangsangan serta
proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Orang tua dan keluarga
diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan
intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan.

Usia Tahapan Perkembangan


0-3 bulan Mengangkat kepala setinggi 450, menggerakka
kepala dari kiri kanan tengah, melihat dan menatap
wajah anda, mengoceh spontan, suka tertawa
keras, bereaksi terkejut terhadap suara keras
membalas tersenyum ketika diajak bicara,
mengenal ibu dengan penglihatan penciuman
kontak pendengaran
3-6 bulan Berbalik dari telungkup ke terlentang, mengangkat
kepala setinggi 900, mempertahankan posisi kepala
tetap tegak dan stabil, memegang tangannya
sendiri, meraih benda yang ada dalam
jangkauannya, berusaha memperluas pandangan,
mencari benda yang dijatuhkan, bermain tepuk
tangan/cilukbaa, senang melempar benda, makan
kue sendiri
9-12 bulan Belajar berdiri selama 30 detik, dapat berjalan
dengan dituntun, memasukkan benda ke mulut,
mengulang menirukan bunyi yang didengar,
menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti,
mengeksplorasi sekitar, mengenal anggota
keluarga
12-18 bulan Berdiri sendiri tanpa pegangan, menumpuk 2
kubus, memasukkan kubus di kotak, menunjuk apa
yang diinginkan, memperlihatkan rasa
cemburu/bersaing
18-24 bulan Berjalan tanpa terhuyung-huyung, bertepuk
tangan, melambai-lambai tangan, menumpuk 4
kubus

2. Prosedur dan interpretasi screening tumbuh kembang anak normal


Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita dapat dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis rutin,
skrining perkembangan dan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan fisis rutin meliputi pengukuran tinggi dan berat
badan, bentuk dan ukuran lingkar kepala, kelainan organ-organ lain dan pemeriksaan neurologis dasar. Skrining
perkembangan dapat menggunakan kuesioner atau melakukan pengamatan langsung pada balita.
 Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Tujuan : untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan
Alat : formulir KPSP menurut umur
Interpretasi :
Hasil Pemeriksaan Interpretasi Tindakan
Jawaban “Ya” 9 atau 10 Sesuai umur Puji keberhasilan orang tua/
pengasuh. Lanjutkan stimulasi
sesuai umur. Jadwalkan
kunjungan berikutnya.
Jawaban “Ya” 7 atau 8 Meragukan Nasehati Ibu/pengasuh untuk
melakukan stimulasi lebih sering
dengan penuh kasih sayang.
Jadwalkan kunjungan ulang
untuk 2 minggu lagi. Apabila
hasil pemeriksaan selanjutkany
juga meragukan, rujuk ke Rumah
Sakit rujukan tumbuh kembang
level 1.
Jawaban “Ya” 6 atau kurang Penyimpangan Rujuk ke Rumah Sakit rujukan
tumbuh kembang level 1.

 Denver II
Tujuan : untuk deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 th, berisi 125 gugus tugas yang
disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi personal social, motoric halus, bahasa,
dan motoric kasar.
Alat : benang wool, kerincingan, bola kecil, kertas, kismis, kubus, pensil, dll.
Interpretasi :
Normal Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling
banyak satu caution (Bila seorang anak gagal atau
menolak uji coba, garis umur terletak pada atau
antara persentil 75 dan 90). Lakukan ulangan pada
kontrol berikutnya
Suspect Bila didapatkan > 2 caution dan/atau > 1
keterlambatan. Lakukan uji ulang dalam 1-2
minggu untuk menghilangkan faktor sesaat seperti
rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan
Unstable/tidak dapat diuji Bila ada skor menolak pada > 1 uji coba terletak
disebelah kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji
coba yang ditembus garis umur pada daerah 75-
90% . Lakukan uji ulang dalam 1 -2 minggu.
G0017089 Hafiszah
3. Gangguan tumbuh kembang pada anak yang sering ditemukan
1) Gangguan bicara dan bahasa : Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak.
Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keter1ambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab
melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi
akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2) Cerebral palsy : Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang
disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang
tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3) Sindrom Down : Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih.
Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal.
4) Perawakan Pendek : Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggi
badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut.
Penyebabnya dapat karena varisasi normal,gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena
kelainan endokrin.
5) Gangguan Autisme : Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul
sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut
sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan
pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
6) Retardasi Mental : Merupakan suatu kondisi yang ditandal oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang
menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas
kemampuan yang dianggap normal.
7) Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) : Merupakan gangguan dimana anak
mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas
4. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
Faktor Internal Faktor Eksternal
- Ras a. Faktor Prenatal:
- Keluarga Gizi, mekanis, toksin, endokrin, radiasi,
- Umur infeksi, kelainan imunologi, anoksia embrio,
- Jenis kelamin psikologi ibu.
b. Faktor Persalinan:
- Genetik
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma
kepala, asfiksia yang dapat merusak jaringan
otak.
c. Faktor Pasca Persalinan:
Gizi, kelainan kongenital, penyakit kronis,
lingkungan, pola pengasuhan, endokrin, social
ekonomi, stimulasi, obat-obatan.

5. Upaya mencegah tumbuh kembang anak terhambat dan tata laksana gangguan tumbuh kembang
 Upaya pencegahan dengan melakukan stimulasi sesuai usia, deteksi serta intervensi dini penyimpangan
pertumbuhan dan perkembangan anak melalui observasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
(skrining perkembangan).
Gangguan Tumbuh Kembang Tatalaksana
Gangguan komunikasi (bicara dan bahasa) I. Terapi :
a. Pada masalah pendengaran perlu penggunaan alat
bantu dengar atau penggunaan implant kohlea
b. Penanganan masalah infeksi telinga c. Edukasi 5.
II. Terapi wicara dengan jenis sesuai kebutuhan,
yaitu :
a. Oral Motor
b. Pengucapan (Articulation)
c. Kosakata & Konsep Bahasa
d. Ketrampilan Berkomunikasi
e. Ketrampilan Pragmatik (Pragmatic Skills)
f. Ketrampilan Akademis (Academic Skills)
Down syndrome - Penting untuk memastikan bahwa orang tua
mengetahui Sindrom Down tidak bisa diobati.
- Untuk memperbaiki penampilan fisik dan fungsi
mental, perlu tata laksana multi disiplin, termasuk
terapi hormon, dimethylsulfoxide, asam glutamat, 5-
hydroxytryptophan, sel sicca, beberapa vitamin dan
mineral serta bedah plastik. Walaupun begitu
semuanya tidak efektif.
Retardasi mental - Target penanganan anak retardasi mental adalah
mengembangkan potensi mereka seoptimal
mungkin. Semua anak harus mendapat pelayanan
kesehatan umum seperti imunisasi, gizi, monitor
pertumbuhan dan perkembangan, pengobatan dan
lain-lain. Selain itu mungkin diperlukan terapi
khusus bagi anakanak yang membutuhkan seperti
anak dengan dengan epilepsi, gangguan penglihatan,
gangguan pendengaran,dll.
Autisme - Pendidikan khusus (dengan fokus utama pada
peningkatan kemampuan komunikasi) dan tata
laksana perilaku.
- Anak autistik yang mengalami kejang biasanya
mendapat antikonvulsan. Pada kejang parsial
ataupun umum, karbamazepin atau asam valproate.
- Kesukaran dalam memusatkan perhatian dapat
dibantu dengan psikostimulan (seperti metilfenidat,
dekstroamfetamin atau pemolin)
- Obat neuroleptik (seperti haloperidol dan
klorpromazin) dapat berguna pula dalam jangka
pendek pada keadaan gangguan perilaku yang berat.
- Dukungan keluarga
Cerebral palsy -Evaluasi ortopedi
-Intervensi bedah saraf
-Agonis dopamin dan antikolinergik diberikan untuk
terapi distoni dan kekakuan.

Daftar Pustaka

Kemenerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang Balita. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.
[online]. Available at: http://e-cinta.com/uploads/resource/Buku_SDIDTK_Bab_I-V.pdf (Diakses 10 Mei 2020)

Soedjatmiko. 2001. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita. Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001: 175 –
188

Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Sedgwick, Jacqueline. 2012. Developmental Screening in Children: Promoting Healthy Development and Catching
Problems Early. Medscape. [online]. Available at: https://www.medscape.com/viewarticle/767271 (Diakses 11
Mei 2020)

Anda mungkin juga menyukai