Anda di halaman 1dari 10

Hani Widiatmoko

FBS
OPEN
FBS broker online

+15 Mainan Sensori Anak Sensory


Processing Disorder (SPD)
oleh hani 02/02/2022 16 Komentar

Mainan Sensori Anak SPD – Mainan sensori merupakan jenis mainan untuk melatih anak dengan
masalah sensori atau sensory processing disorder. Sensory processing disorder (SPD) adalah suatu
kondisi ketika otak kesulitan menerima dan merespons informasi yang masuk melalui panca indra.
Sensory processing disorder sebelumnya disebut dengan disfungsi integrasi sensorik.
Anak-anak SPD mungkin merasa terganggu dengan kesal pada suara keras, kulit yang sangat sensitif,
terganggu dengan terang lampu, bau masakan berbumbu, dan lain-lain.
Melalui mainan sensori, orang tua atau pengasuh dapat melatih dan membantu mereka mengelola indra
mereka, bahkan dengan bahan-bahan sederhana yang ada di rumah.

Daftar Isi [ sembunyikan ]


Apa itu Sensory Processing Disorder
Jenis-jenis Permainan Sensorik untuk Anak SPD
Mengajarkan Toleransi Sentuhan dan Mengembangkan Kesadaran Taktil (Tactile Awareness)
Menyadari Kekuatan Otot dan Sendi untuk Membangun Body Awareness
Meningkatkan Keseimbangan dan Koordinasi untuk Memperkuat Indera Vestibular
Penutup
Related posts:

Apa itu Sensory Processing Disorder


Berkat perkembangan ilmu kedokteran, anak-anak yang mempunyai masalah tumbuh kembang bisa
dideteksi sejak dini. Anak-anak SPD hampir tak terlihat masalahnya sebagai anak berkebutuhan khusus.
Orang tua yang waspada akan mengenali dari perilaku yang sangat sensitif pada hal-hal yang berkaitan
dengan sensor tubuh mereka.
Bila kita mengenal ada panca indera atau lima indera, yaitu: pendengaran, penglihatan, peraba, pembau,
dan pencecap. Ada tambahan 2 lagi masalah sensor mereka yang sering diabaikan, yaitu: kekuatan otot
(proprioception) dan keseimbangan (vestibular).

Proprioception berperan pada kemampuan mengendalikan otot-otot. Misalnya seberapa kuat kita harus
memegang dan memindahkan gelas. Atau kita bisa memegang telinga dengan mata tertutup tanpa
masalah. Atau bisa menghindari jalan yang ramai.
Sedangkan vestibular berperan pada kemampuan keseimbangan. Misalnya naik tangga tanpa
berpegangan, bisa membedakan trap, turun-naik di trotoir, main ayunan, dan lain-lain.
Anak SPD yang mengalami kendala dalam mengkoordinasikan sensor-sensornya tersebut ada yang
sangat sensitif (hypersensitivity) atau kurang sensitif (hyposensitivity).
Anak yang hypersensitive, contohnya terganggu mendengar suara kipas angin, suara hairdryer, tidak bisa
tidur lampu terang benderang, tidak berani di suasana hiruk pikuk, dan lain-lain.

Sedangkan kebalikannya anak hyposensitive, sering tidak peduli dengan sekitarnya, bisa sangat aktif dan
cenderung hyperaktif. Misalnya loncat-loncat, lari-lari, tidak takut jatuh dan menabrak sana-sini.

Anak hyper maupun hypo, keduanya sama-sama kurang bisa fokus pada suatu hal dalam waktu agak
lama. Sehingga walaupun sudah masuk sekolah mereka juga mengalami masalah dalam pembelajaran di
sekolah. Anak-anak SPD juga sering mengalami keterlambatan bicara (speech delay), karena mereka
kesulitan mengkoordinasikan antara apa yang didengar dan akan disampaikan melalui berbicara.

Jenis-jenis Permainan Sensorik untuk Anak


SPD
Anak-anak SPD disarankan mengikuti sesi terapi yang disarankan oleh dokter tumbuh kembang. Ada
yang disarankan ikut tiga terapi sekaligus, yaitu terapi motorik kasar, motorik halus, dan terari wicara,
tergantung hasil tes di klinik.
Anak-anak dengan ADHD (attention deficit hyperactive disorder), ASD (autism spectrum disorder)
seringkali juga mengalami sensory processing disorder ini, sehingga jenis-jenis permainan sensorik juga
bisa dipakai oleh mereka.

Mengajarkan Toleransi Sentuhan dan Mengembangkan


Kesadaran Taktil (Tactile Awareness)

Jika orang tua melihat anak secara obsesif menyentuh benda atau mengorek kulit, mencubit bibir, atau
menarik-narik rambutnya, mereka mencari stimulasi sensorik taktil. Tawarkan aktivitas ini sebagai
gantinya.

1-Fingers Painting
Gunakan body lotion atau body cream sebagai media. Lumuri jari tangan anak dengan lotion atau cream
dan biarkan melukis sesuka hati pada bidang yang licin. Bisa memakai loyang, baki, cermin, dan lain-
lain.

2-Eksplorasi Sensori

boneka squishy
Media yang dipakai wadah diisi dengan berbagai macam benda dengan tekstur berbeda. Misalnya beras,
biji kopi, kacang-kacangan, kain, penghapus, squishy objects atau benda-benda lain yang ada di sekitar
anak.
Beberapa artikel juga menyarankan water beads. Tetapi laporan dari dokter anak, water beads ternyata
berbahaya bila tertelan, karena mengembang di dalam usus.
Cara bermainnya, biarkan anak merasakan sensasi berbagai tekstur benda dan menyebutkan benda-
benda tersebut.

3-Mencari Objek Bermacam Tekstur


Ajak anak untuk mencari objek dengan tekstur berbeda-beda di sekitar rumah. Permainan pertama,
mencari benda-benda yang lembut. Permainan kedua, mencari benda-benda yang lengket, keras, atau
kasar. Terserah pada orang tua yang mengajak bermain.

4-Bermain Play Doh (Lilin Malam)


Permainan ini disukai anak-anak, karena teksturnya yang lentur bisa dibentuk berbagai macam.
Sekarang dijual berbagai pilihan merek dengan harga bersaing dan warna bermacam-macam. Silakan
berkreasi.

5-Merobek Kertas
Merobek kertas merupakan permainan yang mengasyikkan. Anak-anak SPD ada yang lemah di otot-otot
jari, bisa dimulai dari merobek tisue, kemudian meningkat merobek kertas. Bisa juga Ibu menjahitkan
velcro di sepotong kain (perepet, kalau istilah tukang jahit).

6-Bermain Air
Bermain semprot-semprotan dengan selang air merupakan permainan untuk mengenalkan anak pada
sensasi basah di kulit.

7-Fun Cooking Membuat Kue/ Roti


Bara, anak SPD yang suka banget fun cooking

Ibu bisa memraktekkan melalui media tepung terigu untuk membuat roti, anak menggiling dan
memotong adonan, lalu memanggang dan dinikmati bersama.

Menyadari Kekuatan Otot dan Sendi untuk Membangun Body


Awareness

Anak SPD cenderung clumpsy dan letoy karena ada masalah dengan kekuatan otot-otot mereka. Mereka
juga kesulitan bermain bersama teman-teman sebaya. Untuk itu latihan angkat-dorong-tarik bisa
membantu mereka membangun body awareness.

8-Bermain Halang-Rintang
Gunakan kursi, meja, kotak dan lain-lain untuk bermain halang-rintang. Biarkan anak berlari, meloncat,
mengangkat, berguling, sesuai arahan pemimpin permainan.

9-Senam 15 Menit
Lakukan pemanasan selama 5 menit. Kemudian lakukan senam ringan, boleh 3 gerakan yang diulang 10
kali. Misalnya push-up, sit-up, planks, dan lain-lain. Jangan terlalu memaksa. Lakukan senam 2 kali
seminggu.

10-Loncat-Panjat-Guling di Lantai
Usahakan lantai dilapisi yang empuk, bisa memakai matras atau busa, supaya anak tidak cedera

11-Meniru Gerakan Binatang


Permainan ini seru-seruan menirukan gerakan binatang. Misalnya merayap seperti laba-laba, memanjat
seperti kucing, berjalan seperti monyet, atau binatang-binatang lain yang disuka anak.

12-Bermain Membungkus Badan

body sock

Pakai sarung bantal lama atau karung untuk balapan karung di dalam rumah. Atau bermain
membungkus badan dengan selimut dan berguling. Bisa juga membuat sendiri body socks (seperti kaus
kaki tapi untuk seluruh badan) yang terbuat dari bahan kaus.

13-Body Massages
Minimal sekali sehari lakukan pijat ke badan anak SPD. Fokus pada lengan, kaki, dan punggung dan
gunakan tingkat tekanan yang berbeda untuk menumbuhkan kesadaran yang lebih besar pada tiap
bagian tubuh.

14-Selimut Pemberat

weight blanket

Kalian bisa membuat sendiri selimut pemberat (weight blanket) untuk anak SPD. Selimut pemberat ini
dipercaya bisa membuat tidur lebih nenyak. Bisa juga dibuat dalam bentuk rompi atau memberat yang
dipasang di bahu. Mengisi ransel dengan mainan juga bisa dipakai sebagai alat terapi di rumah.

Meningkatkan Keseimbangan dan Koordinasi untuk Memperkuat


Indera Vestibular
Setiap jenis gerakan dapat merangsang reseptor vestibular (berpusat pada cairan yang ditemukan di
telinga bagian dalam). Gunakan aktivitas ini selama transisi antar aktivitas atau sebelum memulai
kegiatan yang menantang. Ajak anak bermain mainan sensori anak SPD ketika menunjukkan aktivitas
berputar, berlari, atau melompat berlebihan.

15-Ayunan Sensorik

sensory swing

Ayunan sensorik merupakan jenis ayunan dengan desain yang bermacam-macam. Ada yang berupa
kantung kaus atau jala sehingga anak dapat duduk nyaman seperti kepompong dan berayun. Ada pula
desain berupa bidang lebar supaya anak dapat duduk dengan seluruh kaki naik ke atas.
Tujuannya hanya berayun ringan dan lembut, tidak seperti main ayunan yang biasa ada di taman
bermain.

16-Bermain Trampolin
Bermain trampolin merupakan mainan sensori anak SPD yang sering dipakai untuk meredakan
keinginan anak berlompat berlebihan. Walaupun demikian awasi durasi bermain trampolin, jangan lebih
dari 15 menit, untuk menghindari over stimulasi.
17-Menari
Menari mengikuti iramg lagu atau menonton Youtube bagus untuk menstimulasi. Lakukan kegiatan
menari ini selama lima menit tiap hari.

18-Berlatih Dengan Bola Gim


Bola gim atau bola yoga melatih kemampuan motorik dan keseimbangan anak. Bola yoga mudah
diperoleh di toko peralatan olahraga.

19-Balok Keseimbangan
Kalian bisa melatik keseimbangan anak dengan berjalan menyusuri balok keseimbangan. Bisa disiapkan
sendiri dengan memakai sisa kayu gording ukuran 6/12 cm, dan anak berjalan menyusuri di atas balok.
Sekarang pun mudah diperoleh permainan keseimbangan dari kayu dicat warna-warni.

Penutup
Anak SPD adalah anak-anak spesial sama halnya dengan semua anak-anak. Keterbatasan mereka
mengkoordinasikan semua indera pada tubuh mereka tentunya perlu bantuan lingkungan untuk
membiasakan diri. Latihan-latihan melalui mainan sensori anak SPD bila dilakukan berulang dan sering
akan diperoleh hasil yang optimal. Kesabaran orang tua, guru, atau terapis, untuk melatih sungguh
sangat membantu anak-anak SPD ini untuk lebih siap menghadapi dunia luar.

Semoga bermanfaat

Related Posts:

1. Membimbing Anak Sensory Processing Disorder (SPD)

2. Ilustrasi Anak SPD (Sensory Processing Disorder)

3. Mengenali Gangguan Vestibular Pada Anak

4. Masalah Pengindraan Anak Sensory Processing Disorder (SPD)

Tag: SENSORY PROCESSING DISORDER

16 tanggapan pada “+15 Mainan Sensori Anak Sensory Processing Disorder


(SPD)”

Anda mungkin juga menyukai