Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN BAYI BARU


LAHIR

Nama Kelompok 4:

1. Dewi Rara Affini 7. Julian Lorensa


2. Novita Apriyanti 8. Ega Monica
3. Meita Wanesari 9. Meinoor Adha
4. Ainun Fatimah 10. Serli Deliani
5. Fifi Parandika 11. Deska Yunika Sari
6. Ninda Estina

Dosen Pengampu
Yuni Ramadhaniati, SST,.M.Kes

1A KEBIDANAN

PROGRAM JENJANG DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGUKULU
2018
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertumbuhan dan Pekembangan


Pertumbuhan merupakan sebuah proses pertambahan yang meliputi
ukuran, bobot, volume, serta jumlah sel yang memiliki sifat irreversible
atau sel yang tidak bisa kembali ke asal mulanya. Adapun yang dimaksud
dengan perkembangan yaitu suatu proses perubahan ataupun diferensiasi
dari sel untuk menuju suatu keadaan yang jauh lebih dewasa.
Bermain bukan hanya menyenangkan, tapi juga merangsang
keterampilan motoriknya. Tumbuh kembang seorang bayi memang
menakjubkan. Pada mulanya gerakan bayi didominasi oleh gerak refleks,
yang terjadi secara otomatis tanpa disadari. Seiring dengan menghilangnya
gerak refleks, secara bertahap kemampuan motorik si kecil berkembang.
Gerakan yang menggemaskan ini bisa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah bagian dari
aktivitas gerak yang melibatkan keterampilan otot-otot besar.
Keterampilan ini berperandalam sebagai gerakan tengkurap, duduk
merangkak, dan mengankat leher. Sedangkan motorik halus melibatkan
gerakan otot-otot kecil seperti menggenggam, makan, dan kelak menulis.

B. Perkembangan motorik kasar dan halus usia 0-3 bulan


Selama masa penyesuain dengan lingkungan yang baru, bayi butuh
banyak kontak fisik yang menenangkan, suara yang lembut, dan wajah
yang dapat dilihat. Sekitar bulan kedua, gerakannya masih didominasi
gerak refleks isap, genggam (menggenggam objek yang ditunjukkan
padanya), dan rooitng (bila pipi bayi disentuh, kepala akan menoleh dan
mulut terbuka). Memasuki bulan ketiga gerak refleks mulai menghilang
dan kini muncul gerak motori kasar dan halus. Gerakannya kini mulai
terarah. Namun, tak perlu panik bila perkembangan motorik si kecil
meleset sedikit dari jadwal (bila beda beberapa hari atau minggu) itu
bukanlah suatu yang abnormal. Mengingat kemampuan setiap anak
berbeda.
Perkembangan motorik kasar Permainan yang diberikan

Tangan dan kaki yang bergerak aktif Bermain sepeda di udara. Bayi dalam
posisi telentang, lalu tekang/dorong
salah satu kaki dan kaki yang lainnya
luruskan. Lakukan hal yang sama
pada kaki yang lainnya.
Dapat mengangkat kepala(mungkin Bayi dalam posisi tengkurap.
juga dada) dalam posisi tengkurap Goyangkan rattle di atas kepalannya,
panggil namanya.
Perkembangan motorik halus Permainan yang diberikan

Kepala menoleh ke samping Panggil namanya dengan lembut, lalu


bernyayilah untukknya

Memegang mainan Beri mainan yang dapat dipegang,


seperti boneka, rattle ataupun sapu
tangan dari kain yang halus

C. Perkembangan motorik kasar dan halus usia 3-6 bulan


Di usia 4 bulan si bayi sudah berusaha mendekat kearah bunda dan
ayah yang ada di sampingnya dengan cara berguling. Kedua kakinya pun
kini mampu menendang-nendang.

Perkembangan motorik kasar Permainan yang diberikan

Ketika diletakkan dalam posisi Duduk disamping bayi sambil


telentang, dia bisa menggunakan memperlihatkan mainan kedekat
tangannya untuk mendorong dan wajahnya. Atau, berbaringlah
berguling. disebelahnya dengan posisi agak jauh.
Biarkan ia berguling mendekat ke
arah anda.
Kedua kaki mampu menendang, Baringkan si kecil dalam posisi
menggeser dan mendorong. terlentang di box, kemudian
gantungkan di atas kakinya
bermacam-macam mainan yang
ringan (misalnya, aneka boneka kecil)
untuk dia tendang-tendang.

Perkembangan motorik halus Permainan yang diberikan

Memegang dan menggenggam Sapu tangan halus berwarna-warni,


mainan, meraih dan menggapai. rattle atau boneka.
D. Perkembangan motorik kasar dan halus usia 6-9 bulan
Bokongnya yang montok dan punggung itu dapat diangkat dan
diturunkan si kecil. Kedua kakinya pun semakin kuat. Bila dia diberikan di
pangkuan anda, maka dia akan meloncat-loncat gembira. Satu hal yang
sering menarik perhatian di rentang usia ini adalah mulai belajar
merangkak.

Perkembangan motorik kasar Permainan yang diberikan

Duduk sendiri tanpa bantuan. Pangku si kecil menghadap anda,


kemudian ajak bicara. Atau coba
dudukkan dia di kursi dengan di
ganjal bantal selama beberapa detik,
tangkap si kecil bila mulai kehilangan
keseimbangan.
Merangkak Letakkan bayi di ruangan yang luas
dan bersih. Pegang mainan dalam
jarak sekitar 1 meter, dan biarkan si
kecil merangkak ke anda.
Merambat sambil kedua tangannya Letakkan si kecil ke ruangan yang
bertumpu pada satu benda. luas. Biarkan ia berumpu pada meja
atau kursi dan menggeser kakinya
satu per satu.

Perkembangan motorik halus Permainan yang diberikan

Mengambil dan memegang mainan Mainan apa saja asalkan terbuat dari
dengan tangan kanan dan kiri. plastik atau kayu berukuran besar
(hati-hati, benda kecil dapat
membuatnya tersedak).
Sudah dapat memegang dan Beri si kecil makanan yang dapat di
menggigit makanan. pegang sendiri, seperti biskuit dan
wortel rebus ukuran mungil.
E. Perkembangan motorik kasar dan halus usia 9-12 bulan
Rentang usia ini adalah salah satu tonggak yang paling kita tunggu,
yakni, saat si kecil mulai belajar berjalan. Diawali dengan merambat,
kemudia dia berjalan dengan dibantu kedua tangannya, lalu berdiri tanpa
dibantu.
Perkembangan motorik kasar Permainan yang diberikan

Bangkit untuk berdiri dan duduk. Letakkan si kecil di permukaan,


seperti lantai atau kasur, biarkan ia
mencoba sendiri untuk berdiri atau
bangkit dan kembali duduk sendiri.
Mampu memanjat ketinggian 5-30 Dudukkan bayi di lantai, beri mainan
cm. yang disukainya. Ambil mainan
tersebut dan letakkan di tempat yang
lebih tinggi. Si kecil akan berusaha
meraih mainannya dengan memanjat
tempat tersebut.
Mulai dapat berjalan sekitar 2-3 Ajak dia keluar ruangan, misalnya di
langkah, dan kemudian jatuh halaman rumah atau taman (pastikan
terduduk. bersih). Biarkan ia berjalan disana.
Sudah dapat berjalan. Biarkan dia menjelajah ruangan.
Yang penting awasi dia agar tidak
terbentur benda keras.

Perkembangan motorik halus Permainan yang diberikan

Mulai bisa menunjukkan dan Demi keselamatannya berikan


menjumpu (mengambil benda kecil mainan yang berbentuk besar, dan
dengan menggunakan ibu jari dan makanan yang lunak seperti roti dan
telunjuk). biskuit.
Dapat memegang sendok. Biarkan ia memegang sendoknya
saat anda memberinya makanan.

F. Kemampuan bahasa pada bayi


Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak
terjalin sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak
sangat besar. Kemampuan bicara bayi masih dalam bentuk pra bicara,
yang diekspresikan dengan cara menangis, mengoceh, gerakan isyarat dan
ekspresi wajah seperti tersenyum. Bahkan pada masa ini lebih sering
muncul senyum sosial sebagai reaksi terhadap rangsangan dari luar .
Ekspresi emosi adalah bahasa pertama sebelum bayi berbicara,
sebagai cara untuk mengkomunikasikan dirinya pada orang tua atau orang
lain. Bayi akan bereaksi pada ekspresi wajah dan tekanan suara,
sebaliknya orangtua membaca ekspresi bayi dan merespon jika ekspresi
bayi menunjukkan tertekan atau gembira. Terkait dengan ekspresi emosi
bayi, yang mudah dikondisikan, maka ekspresi emosi bayi mudah
dikondisikan. Jika orangtua lebih banyak menunjukkan suasana hati yang
positif seperti selalu gembira, santai dan menyenangkan, akan
mempengaruhi pemahaman bayi terhadap sesuatu dan cenderung
menimbulkansuasana hati yang menyenangkan. Sebaliknya jika orang
dewasa mengkondisikan dengan situasi yang tidak menyenangkan maka
suasana emosi bayi cenderung buruk. Kemampuan bicara pada bayi
sebenarnya ada hubungannya dengan perkembangan otak, terutama pada
saat bayi menangkap kata-kata yang diucapkan dan menyampaikan apa
yang ada dalam pikirannya. Pada saat bayi berjalan, berbicara, tersenyum
dan mengerutkan dahi, sebenarnya tengah berlangsung perubahan dalam
otak. Meski keterkaitan sel-sel syaraf (neuron) yang dimiliki bayi, masih
sangat lemah, namun akan sangat mempengaruhi pada perkembangan sel
syaraf pada tahap selanjutnya. Bayi mengerti dan memahami sesuatu yang
berada disekelilingnya, tidak terbatas dengan melihat serta memanipulasi
namun sebenarnya bayi sudah memiliki kemampuan untuk memberi
perhatian, menciptakan simbolisasi, meniru dan menangkap suatu konsep
melalui gerakan sudah lebih berkembang. Oleh karenanya untuk
mengoptimalkan kemampuan otaknya maka bayi perlu lebih banyak
menstimulasi bayi untuk mengenal benda-benda sekelilingnya sambil terus
mengajak berbicara.

Kemampuan bicara dan berbahasa pada masa bayi sbb:

Usia Kemampuan Bicara dan Bahasa


prabicara,
0-3 bulan meniru suara-suara,
mengenali berbagai suara.
mencari sumber suara,
3-6 bulan
menirukan kata-kata..
menyebutkan nama gambar di buku majalah,
6-9 bulan
menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar.
menirukan kata-kata
9-12 bulan berbicara dengan boneka
bersenandung dan bernyanyi.
G. Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian
Kemampuan sosialisasi dan kemandirian dapat dirangsang dengan
sosialisasi pada masa bayi diawali di dalam keluarga, dimana dalam
keluarga terjadi hubungan timbal balik antara bayi dan pengasuh atau
orangtua. Melalui perhatian dan perilaku orangtua akan memberi kerangka
pada bayi dalam berinteraksi dan pengalaman yang terpenting bagi bayi
karena keluarga adalah melibatkan proses kasih sayang. Kemampuan bayi
untuk bersosialisasi mulai muncul, dasar-dasar sosial mulai dibentuk, yang
diperoleh dengan cara mencontoh perilaku pada situasi sosial tertentu,
misalnya mencontoh perilaku sosial dari kakak atau orang tuanya, yang
akhirnya akan mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan sosialnya
dikemudian hari.
Kemampuan sosialisasi dan kemandirian pada masa bayi sbb:

Usia Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian


memberi rasa aman dan kasih sayang,
mengajak bayi tersenyum,
mengajak bayi mengamati benda-benda dan keadaan di
0-3 bulan sekitarnya,
meniru ocehan dan mimik muka bayi,
mengayun bayi,
menina bobokan.
bermain "ciluk ba',
3-6 bulan melihat dirinya di kaca,
berusaha meraih mainan.
mulai bermain atau 'bersosialisasi' dengan orang lain.
6-9 bulan Mulai melambaikan tangan jika ditinggal pergi.
Mulai membalas lambaian tangan orang lain.
Minum sendiri dari sebuah cangkir,
9-12
Makan bersama-sama
bulan
Menarik mainan yang letaknya agak jauh.

H. Kemampuan Anak di Bawah Usia Lima Tahun (12 – 59 bulan)


Pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat
kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus)
serta fungsi eksresi/pembuangan. Periode penting dalam tumbuh kembang
masa usia ini akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Pada usia 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan tejadi pertumbuhan
serabut-serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan
syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-
hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja
otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf hingga
bersosialisasi.

I. Pertumbuhan

1. Berat badan
Berat badan merupakan salah satu olak ukur untuk
menentukan tingkat kesehatan anak.Oleh karena itu, setap bayi
yang lahir pasti akan di timban. Berat badan akan menggambarkan
komposisi tubuh bayi secara keseluruhan mulai dari kepala, leher,
dada, perut, tangan , dan kaki.

Usia ( Bulan ) Berat Badan ( kg)


0 2,7-3,0
1 3,4-4,0
2 4,0-4,7
3 4,5-5,4
4 5,0-6,0
5 5,5-6,5
6 6,0-7,0
7 6,5-7,5
8 6,8-8,2
9 7,3-8,5
10 7,6-9,0
11 8,0-9,5
12 8,2-9,7

2. Panjang Tubuh
Proporsi organ tubuh akan berkembang sejak dari lahir
hingga dewasa. Saat lahir kepala menempati posisi ¼ bagian dari
panjang badan dan lebarnya hampir sebahu. Panjang kaki ½ bagian
dari panjang badan. Panjang kaki akan bertambah seiring dengan
meningkatnya usia bayi. Pada tahun- tahun pertama, belum
nampak adanya perbedaan perkembangan organ tubuh antara laki-
laki dengan perempuan.

Usia Panjang tubuh


(bulan) (kg)
0 45,5 – 50,5
1 48,5 – 55,0
2 51,5 – 58,0
3 54,0 – 60,0
4 56,5 – 62,5
5 58,0 – 64,5
6 59,0 – 66,0
7 60,5 – 67,5
8 62,0 – 69,0
9 63,5 – 70,5
10 67,0 – 74,5
11 68,5 – 76,0
12 70,5 – 78,0

3. Gigi
Pertumbuhan gigi bayi terjadi pada usia yang berbeda-
beda,tergantung pada irama pertumbuhan gigi individu masing-
masing. Beberapa bayi mengalami pertumbuhan gigi pada usia 3
bulan. Namun, ada pula bayi yang belum mengalami pertumbuhan
gigipada usia 1 tahun. Umumnya pertumbuhan gigi bayi terjadi
pada usia 7 bulan.gigi yang tumbuh pertama kali adalah gigi seri
atas. Bisanya pada usia satu tahun, bayi memiliki 6 buah gigi.
4. Peningkatan massa tulang
Kerangka anak- anak terus menerus mengalami proses
peningkatan masa tulang yaitu pembelahan sel (penyusunan ulang )
dan pematangan sel (penguatan). Selama masa anak- anak, tulang
terbentuk dalam tulang rawan dengan kecepatan tumbuh tertentu
dan pada saaat usia pubertas sudah cukup kuat dan keras. Untuk
proses ini dibutuhkan makanan yang mengandung gizi cukup,
vitamin D, mineral ( kalsium), dan protein.
5. Peningkatan jaringan otot
Pembentukan otot dimulai sejak bayi masih dalam
kandungan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya gerakan- gerakan
bayi dalam kandungan. Semua gerakan tubuh dan organ dalam
dilakukan oleh otot.

Perbedaan pertumbuhan anak laki- laki dan perempuan

Dengan mengetahui perbedaan-perbedaan umum di antara pertumbuhan


dan perkembangan keduanya, orangtua tentu akan terbantu untuk mempersiapkan
cara edukasi dan pengasuhan yang tepat. Berikut adalah beberapa faktor
perbedaan tumbuh kembang antara anak laki-laki dan perempuan:

1. Pertumbuhan fisik
Dalam masa tumbuh kembang, sejak dilahirkan hingga memasuki
usia remaja, pada dasarnya anak laki-laki dan perempuan memiliki
pertumbuhan yang relatif setara dalam masalah tinggi badan dan berat
badan. Perbedaan pertumbuhan antara anak laki-laki dan perempuan dalam
pertumbuhan fisik tidak terlalu signifikan, hingga nanti memasuki masa
akhir sekolah dasar, di mana anak-anak perempuan akan mulai tumbuh
tinggi lebih cepat, sementara untuk anak laki-laki baru akan tumbuh
terutama tinggi badannya dengan cepat beberapa tahun setelahnya.

2. Keterampilan verbal
Faktor genetik atau hormonal sangat memengaruhi fungsi otak,
sehingga membedakan reaksi anak laki-laki dan perempuan terhadap
keterampilan verbal. Anak laki-laki cenderung lebih lambat berbicara dan
memiliki kosa kata yang lebih sedikit daripada anak perempuan. Anak
perempuan cenderung lebih mahir membaca tanda-tanda non verbal,
seperti intonasi dan ekspresi, sehingga secara umum anak perempuan lebih
terampil berkomunikasi, terutama yang melibatkan emosi dan penguasaan
kata-kata.

3. Keterampilan motorik
Motorik kasar untuk anak laki-laki yang meliputi berlari,
melompat, dan keseimbangan, cenderung berkembang lebih cepat
dibandingkan anak perempuan, yang justru lebih cepat mengembangkan
motorik halusnya, seperti memegang pensil dan menulis. Atas dasar inilah,
anak-anak perempuan mungkin akan lebih dulu tertarik pada seni
(melukis, mewarnai, dan keterampilan seni lainnya) dibandingkan anak
laki-laki.

4. Keterampilan personal dan kemandirian


Saat anak perempuan tertekan, dia akan menyelesaikannya dengan
menjalin hubungan pertemanan, sementara anak laki-laki lebih cenderung
segera mencari jalan keluar. Sementara untuk ekspresi emosi, anak
perempuan lebih ekspresif menunjukkan emosi sedih atau kecewa,
misalnya dengan menangis, sementara anak laki-laki lebih ekspresif dalam
mengungkapkan kemarahannya, misalnya dengan menendang mainannya.
Dari kepribadiannya, anak laki-laki lebih ke karakter yang difficult (sulit)
sementara anak perempuan lebih banyak lahir dengan karakter yang easy
going (mudah).

Meski secara teori ada perbedaan pertumbuhan tertentu antara anak


laki-laki dan perempuan, tetap saja tumbuh kembang anak dibentuk oleh
lingkungan terdekat, yaitu keluarga. Jadi, sangat mungkin terjadi di tengah
keluarga seniman, anak laki-laki justru mengembangkan bakat seninya
terlebih dahulu daripada keterampilan fisik yang lain, atau anak
perempuan yang berada di tengah keluarga olahragawan akan lebih dulu
tertarik pada aktivitas fisik daripada seni. Tak masalah yang mana yang
lebih dulu berkembang, yang penting anak-anak tetap sehat dan tumbuh
kembang secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin, Karningsih & Dairi. 2011. Penyuluhan KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak). Jakarta : CV. Trans Info Media

Maryunani & Nurhayati. 2008. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta :
CV. Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai