Aspek Bahasa
Aspek Kognitif
Motorik Kasar
o Posisikan bayi untuk duduk. Bisa dengan duduk di pangkuan orangtua sambil
dibacakan cerita, atau digendong dengan posisi duduk menghadap ke depan. Apabila
bayi senang duduk di kereta dorong atau kursi main, perlahan tegakkan senderan kursi
agar bayi terbiasa untuk menopang lehernya sendiri.
o Posisikan bayi untuk duduk, lalu pegang kedua tangannya dan perlahan tarik kearah
depan
o Perbanyak waktu tummy time. Lakukan dilantai yang sudah diamankan oleh karpet
empuk. Sebar mainan disekitar area tummy time untuk mendorong bayi bergerak.
Apabila bayi terlihat sudah lelah atau kesal, hentikan kegiatan dan lakukan di waktu
lain. 10-15 menit per sekali waktu sudah cukup.
o Latihlah kemampuan berguling secara perlahan, dimulai dengan orangtua yang
menggerakkan bayi. Dari posisi telentang, geser kaki ke arah samping, kemudian
tangan, badan, dan terakhir kepalanya. Hal ini untuk mengajari bayi bahwa gerakan
menarik badan ke depan bisa membuatnya berubah posisi. Untuk mendorong bayi
melakukan sendiri, posisikan bayi miring ke samping dan letakkan mainan di samping
nya. Orangtua juga dapat ikut berbaring di samping bayi. Ketika bayi sudah bisa
tengkurap dari posisi miring, mulai latih untuk tengkurap dari posisi telentang.
Motorik Halus
o Lanjutkan stimulasi usia 0-3 bulan. Berikan berbagai mainan ataupun benda menarik
yang dapat diraih bayi ketika ia dalam posisi telentang maupun posisi tengkurap.
o Berikan benda atau mainan untuk dipegang oleh bayi. Kemudian beri satu benda lain
ke tangan yang sama. Bila ia memegang benda pertama ditangan kanan, berikan benda
kedua ke tangan kanan pula. Bayi akan mencoba mengambil benda kedua dan
berusaha memindahkan benda pertama ke tangan yang lain. Pastikan benda cukup
ringan agar mudah di genggam dan di pindah tangankan, tidak memiliki ujung yang
tajam, dan cukup besar agar tidak tertelan.
o Berikan mainan yang dapat mengeluarkan bunyi atau menyala bila dimanipulasi dengan
tangannya. Dengan dimanipulasi bisa berarti ditarik, dipukul, dipencet, diputar atau
digoyangkan. Bayi dapat belajar konsep sebab akibat bahwa perilakunya menyebabkan
sesuatu terjadi.
o Mulailah perkenalkan benda-benda kecil, perhatikan apakah mata bayi sudah dapat
melacaknya. Sebar kacang, kismis, atau koin di hadapannya. Bila ia belum
memperhatikan, beri petunjuk dengan bahasa tubuh (menunjuk bendanya) dan lisan
“ sayang.. coba lihat ini deh…”
Aspek kemandirian
o Bangun kelekatan dengan anak, teruslah berinteraksi dan mengajaknya bermain untuk
menumbuhkan emosi positif dalam dirinya. Tatap mata dan tersenyum padanya. Kedua
orangtua perlu terlibat dalam mengasuh bayi, termasuk mengajak mengobrol/bercanda,
memandikan, mengganti popok, atau menyusui. Bila bayi menyusu dari payudara ibu,
ayah menemani. Bila menyusu dari botol, ayah dapat ikut membuatkan dan
memberikannya pada bayi.
o Bila bertemu dengan orang baru, perkenalkan satu persatu pada bayi secara lisan,
dengan bayi tetap berada dalam dekapan. Hal ini agar bayi tetap nyaman dekat dengan
orangtua, namun belajar untuk mengenal oranglain di sekelilingnya.
o Rangsang tawa bayi dengan menggelitiki telapak kaki atau tubuhnya, menunjukkan
beragam ekspresi yang lucu, mengeluarkan suara-suara aneh, atau memperlihatkan
macam-macam gambar/mainan yang menarik.
o Bermain serah terima. Dudukkan bayi dipangkuan ayah, lalu ibu duduk dihadapan
keduanya. Ambil satu mainan lalu goyang-goyangkan hingga bayi memperhatikan,
katakana “Mau lihat? Coba minta ke ibu…” Ayah membantu bayi untuk menengadahkan
tangan (tanda meminta) sambil berkata “minta”. Setelah bayi meminta, berikan dan
biarkan bayi memainkannya beberapa lama. Kemudian, gantian ibu yang berkata “ lihat
dong mainannya” (sambil menengadahkan tangan) dan ayah bantu bayi menyerahkan
mainan ke ibu
Aspek bahasa
o Tetap ajak bayi bicara, lihat matanya dan sebut namanya. “Selamat pagi Cinta. Kamu
lagi apa? Kok senyum-senyum sendiri? Lagi senang ya?”.
o Tepuk tangan diberbagai arah sekitar bayi agar ia mencari asal bunyi
o Bayi mulai mengeluarkan suara bernada yang berlawanan (keras lembut, cepat lambat,
tinggi rendah). Gunakan nada yang sama untuk menirukan suaranya, dan perhatikan
reaksinya
o Kenalkan dengan berbagai bunyi binatang. Pada usia ini bayi biasanya senang melihat
boneka atau gambar binatang. Sebutkan nama lalu tirukan bunyi atau cara
memanggilnya. Misalnya “Ini anjing, bunyinya guk guk guk… Bagaimana bunyi anjing?
Guk.. guk.. guk..”
o Tanggapi segala bentuk suara bayi (tangisan, decakan, batuk, bersin, sendawa). Saat
berinteraksi dengan bayi, orangtua perlu sesekali berhenti dan menahan ucapannya
untuk memberi kesempatan bayi merespon. Interaksi dengan penghentian semacam ini
merupakan percakapan sederhana dan bentuk awal dari bergiliran.
o Bernyanyilah walaupun merasa tidak fasih bernyanyi. Katakana kalimat-kalimat
menyenangkan yang menggambarkan diri dan dunia sekelilingnya. Buatlah lagu dengan
lirik sendiri, misalnya “Dua mata saya, hidung saya satu, satu mulut saya untuk minum
susu” atau “Satu satu, nama aku Ratu..Dua dua, aku anak penyayang…
Aspek Kognitif
o Perbanyak durasi dan frekuensi bayi duduk ditempat yang rata, namun terjaga dari
permukaan yang keras. Orangtua/pengasuh dapat menggunakan alat bantu seperti
duduk dikursi makan bayi.
o Posisikan bayi tengkurap di lantai. Untuk menghindari benturan yang terlalu keras,
sebaiknya lantai dilapisi karpet atau playmat. Pilih alas yang tidak mudah ikut bergeser
ketika bayi bergerak-gerak. Letakkan mainan di depan bayi dan perlahan tarik mainan
mundur seiring bayi merangkak ke depan. Mainan yang dapat berjalan sendiri dan
membuat suara saat bergerak akan sangat menarik bagi bayi.
o Letakkan mainan favorit bayi diatas sofa atau meja rendah ketika bayi sedang duduk
dilantai, untuk mendorong keinginan bayi mengangkat badan ke posisi berdiri untuk
meraihnya. Perbanyak kesempatan berlatih berdiri dengan meletakkan perabotan-
perabotan yang dapat bayi jadikan pegangan. Pilih perabotan yang kuat dan stabil
untuk menghindari resiko jatuh dan menimpa bayi.
Tips Sehat
Minta anak menceritakan apa yang sedang dilakukan
Dengarkan anak ketika ia berbicara
Jika anak gagap, bantu anak bicara lebih lambat
Beri kesempatan anak bermain dan mencoba sesuatu yang baru dan awasi anak