DIAJUKAN OLEH
M RIFQI HABIBULLAH
LAPORAN INI TELAH DISAHKAN PADA :
TANGGAL:
MENYETUJUI:
Pembimbing lahan: Pembimbing pendidikan:
Devi Nusantari
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Autis pertama kali diperkenalkan dalam suatu makalah pada tahun
1943 oleh seorang psikiatris Amerika yang bernama Leo Kanner. Ia
menemukan sebelas anak yang memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu tidak
mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan individu lain dan sangat
tak acuh terhadap lingkungan di luar dirinya, sehingga perilakunya tampak
seperti hidup dalam dunianya sendiri.
Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang
berhubungan dengan komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi.
Dalam Pendidikan Luar Biasa kita banyak mengenal macam
macam Anak Berkebutuhan Khusus. Salah satunya anak Autis. Anak autis
juga merupakan pribadi individu yang harus diberi pendidikan baik itu
keterampilan, maupun secara akademik.Permasalahan yang dilapangan
terkadang setiap orang tidak mengetahui tentang anak autis tersebut.
Oleh kerena itu kita harus kaji lebih dalam tentang anak autis. Dalam
pengkajian tersebut kita butuh banyak informasi mengenai siapa anak
autis, penyebabnya dan lainnya.
Dengan adanya bantuan baik itu pendidikan secara umum.
Dalam masyarakat nantinya anak-anak tersebut dapat lebih mandiri
dan anak-anak tersebut dapat mengembangkan potensi yang ada dan
dimilikinya yang selama ini terpendam karena ia belum bisa mandiri. Oleh
karena itu makalah ini nantinya dapat membantu kita mengetahui anak
autis tersebut.
A. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah makalah ini, antara lain:
1. Apakah pengertian autis ?
2. Apa faktor penyebab?
3. Bagaimana gejala autis?
4. Bagaimana karakteristik autis ?
5. Apakah hambatan-hambatan anak autis ?
6. Bagaimana terapi penunjang bagi anak autis ?
7. Bagaimana pendekatan pembelajaran anak autis?
8. Bagaimana model pelayanan pendidikan anak autis?
9. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar ?
10. Bagaimana hambatan dan solusi belajar mengajar ?
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
lebih dalam bagaimana anak luar biasa, terutama anak autis.
Yang mana ingin mengetahui:
1. Pengertian autis
2. Faktor penyebab
3. Gejala autis
4. Karakteristik autis
5. Hambatan-hambatan anak autis
6. Terapi penunjang bagi anak autis
7. Pendekatan pembelajaran anak autis
8. Model pelayanan pendidikan anak autis
9. Proses kegiatan belajar mengajar
10. Hambatan dan solusi belajar mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AUTIS
Kata autisme berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu ‘aut’ yang berarti ‘diri sendiri’ dan ‘ism’ yang secara tidak langsung
menyatakan ‘orientasi atau arah atau keadaan (state). Sehingga autisme
dapat didefinisikan sebagai kondisi seseorang yang luar biasa asik
dengan dirinya sendiri (Reber, 1985 dalam Trevarthen dkk, 1998).
Pengertian ini menunjuk pada bagaimana anak-anak autis gagal
bertindak dengan minat pada orang lain, tetapi kehilangan beberapa
penonjolan perilaku mereka. Ini, tidak membantu orang lain untuk
memahami seperti apa dunia mereka.
Secara etimologi : anak autis adalah anak yang memiliki
gangguaan perkembangan dalam dunianya sendiri.
Autis Menurut Para Ahli Yaitu:
1. Leo Kanner (Handojo,2003) autisme merupakan suatu jenis
gangguan perkembangan pada anak, mengalami
kesendirian, kecenderungan menyendiri.
2. Chaplin (2000) mengatakan : (1) cara berpikir yang
dikendalikan oleh kebutuhan personal atau diri sendiri (2)
menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan
sendiri (3) Keyakinan ekstrim dengan fikiran dan fantasi
sendiri.
3. American Psych: autisme adalah ganguan perkembangan
yang terjadi pada anak yang mengalami kondisi menutup
diri. Gangguan ini mengakibatkan anak mengalami
keterbatasan dari segi komunikasi, interaksi sosial, dan
perilaku “Sumber dari Pedoman Pelayanan Pendidikan Bagi
Anak Austistik”. (American Psychiatic Association 2000)
Anak autistic adalah adanya 6 gejala/gangguan, yaitu dalam bidang
Interaksi social; Komunikasi (bicara, bahasa, dan komunikasi); Perilaku,
Emosi, dan Pola bermain; Gangguan sensoris; dan perkembangan
terlambat atau tidak norma. Penampakan gejala dapat mulai tampak sejak
lahir atau saat masih kecil (biasanya sebelum usia 3 tahun) (Power,
1983). Gangguan autisme terjadi pada masa perkembangan sebelum usia
36 bulan “Sumber dari Pedoman Penggolongan Diagnotik Gangguan
Jiwa” (PPDGJ III) Autisme adalah suatu kondisi yang mengenai
seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya
tidak dapat membentuk hubungan social atau komunikasi yang normal.
Jadi anak autisme merupakan anak yang mengalami gangguan
perkembangan yang sangat kompleks yang dapat diketahui sejak umur
sebelum 3 tahun mencakup bidang komunikasi, interaksi sosial serta
perilakunya.
Ditinjau dari segi pendidikan : anak autis adalah anak yang mengalami
gangguan perkembangan komunikasi, sosial, perilaku pada anak sesuai
dengan kriteria DSM-IV sehingga anak ini memerlukan
penanganan/layanan pendidikan secara khusus sejak dini.
Ditinjau dari segi medis : anak autis adalah anak yang mengalami
gangguan/kelainan otak yang menyebabkan gangguan perkembangan
komunikasi, sosial, perilaku sesuai dengan kriteria DSM-IV sehingga anak
ini memerlukan penanganan/terapi secara klinis.
Ditinjau dari segi psikologi : anak autis adalah anak yang
mengalami gangguan perkembangan yang berat bisa ketahui sebelum
usia 3 tahun, aspek komunikasi sosial, perilaku, bahasa sehingga anak
perlu adanya penanganan secara psikologis.
Ditinjau dari segi sosial anak autis adalah anak yang mengalami
gangguan perkembangan berat dari beberapa aspek komunikasi, bahasa,
interaksi sosial, sehingga anak ini memerlukan bimbingan ketrampilan
sosial agar dapat menyesuaikan dengan lingkungannya.
Jadi Anak Autisme merupakan salah satu gangguan
perkembangan fungsi otak yang bersifat pervasive (inco) yaitu meliputi
gangguan kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, dan gangguan interaksi
sosial, sehingga ia mempunyai dunianya sendiri.
B. FAKTOR PENYEBAB
1. Faktor Genetik
2. Ganguan pada Sistem Syaraf
Banyak penelitian yang melaporkan bahwa anak autis
memiliki kelainan pada hampir semua struktur otak. Tetapi
kelainan yang paling konsisten adalah pada otak kecil.
3. Ketidak seimbangan Kimiawi
Beberapa peneliti menemukan sejumlah kecil dari gejala
autistik berhubungan dengan makanan atau kekurangan
kimiawi di badan.
4. Kemungkinan Lain
Infeksi yang terjadi sebelum dan setelah kelahiran dapat
merusak otak sepertivirus rubella yang terjadi selama
kehamilan dapat menyebabkan kerusakan otak.
C. GEJALA AUTIS
Gejala anak autis antara lain;
I. Interaksi sosial
Tidak tertarik untuk bermain bersama teman
Lebih suka menyendiri
Tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar
untuk bertatapan
Senang menarik-narik tangan orang lain untuk
melakukan apa yang inginkan
II. Komunikasi
Perkembangan bahasa lambat
Senang meniru atau membeo
Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara
Kadang kata yang digunakan tidak sesuai artinya
Mengoceh tanpa arti berulang-ulang
Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi
a. Evaluasi Proses
Evaluasi Proses ini dilakukan dengan cara seketika
pada saat proses kegiatan berlangsung dengan cara
meluruskan atau membetulkan perilaku menyimpang atau
pembelajaran yang sedang berlangsung seketika itu juga.
Hal ini dilakukan oleh pembimbing dengan cara memberi
reward atau demonstrasi secara visual dan kongkrit..
b. Evaluasi Bulan
Evaluasi ini bertujuan untuk memberikan laporan
perkembangan atau permasalahan yang ditemukan atau
dihadapi oleh pembimbing di sekolah. Evaluasi bulanan ini
dilakukan dengan cara mendiskusikan masalah dan
perkembangan anak antara guru dan orang tua anak autistik
guna mendapatkan pemecahan masalah (solusi dan
pemecahan masalah), antara lain dengan mencari penyebab
dan latar belakang munculnya masalah serta pemecahan
masalah macam apa yang tepat dan cocok untuk anak
autistik yang menjadi contoh kasus.
c. Evaluasi Catur Wulan
Evaluasi ini disebut juga dengan evaluasi program
yang dimaksud sebagai tolok ukur keberhasilan program
secara menyeluruh. Apabila tujuan program pendidikan dan
pengajaran telah tercapai dan dapat dikuasai anak, maka
kelanjutan program dan kesinambungan program
ditingkatkan dengan bertolak dari kemampuan akhir yang
dikuasai anak, sebaliknya apabila program belum dapat
terkuasai oleh anak maka diadakan pengulangan program
(remedial) atau meninjau ulang apa yang menyebabkan
ketidak berhasilan pencapaian program.
A. KESIMPULAN
Autisme dapat didefinisikan sebagai kondisi seseorang yang luar
biasa asik dengan dirinya sendiri (Reber, 1985 dalam Trevarthen dkk,
1998).
Adapun factor penyebabnya adalah gangguan gnetik, gangguan pada
sisitem saraf, ketidak seimbangan kimiawi, kemungkinan lain. Adapula
gejalanya diantaranya interaksi social, komunikasi, pola bermain,
gangguan sensoris, perkembangan terlambat, gejala muncul.
Anak autis memiliki minat yang terbatas, mereka cenderung untuk
menyenangi lingkungan yang rutin dan menolak perubahan lingkungan,
minat mereka terbatas artinya mereka apabila menyukai suatu perbuatan
maka akan terus menerus mengulang perbuatan itu. anak autistik juga
menyenangi keteraturan yang berlebihan.
B. SARAN
Dari hasil makalah yang telah dibuat, penulis menyarankan agar
kita lebih peduli bagi anak-anak barkebutuhab khusus terutama bagi anak
autis. Sebagai manyarakat secara umum kita harus bisa menerima anak-
anak tersebut.
Semoga makalah ini menjadi rujukan bagi kita untuk bisa memberikan
layanan pendidikan bagai anak-anak autis.
DAFTAR PUSTAKA
Ellah Siti Chalidah (2005), Terapi permainan bagi anak yang memerlukan
layanan
http://sekolahautismeal-ihsan.com/artikel/sekilas-tentang-autisme.html