Anda di halaman 1dari 13

DEMAM PADA ANAK

DI SUSUN OLEH :
1.JODITA ARFANDI
2.DIANAH AFRA FAADHILAH
3.ULFA AULIA SAFITRI
4.NILUH SURYANI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SITI HAJAR MATARAM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YARSI MATARAM
TAHUN AJARAN 2021/2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................1
Pengertian...................................................................................................2
Penyebab....................................................................................................2
Tanda dan gejala.........................................................................................3
Faktor resiko demam...................................................................................4
Patofisiologi.................................................................................................5
Penatalaksanaan medis atau therapi..........................................................6
Diet..............................................................................................................7
Daftar pustaka.............................................................................................8
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,karena dengan
rahmat dan nikmat karunia-Nya diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah “Demam pada Anak’’ .
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
bapak/ibu guru atas bimbingannya dan arahannya kami menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna ,oleh karena itu
kami selaku penyusun laporan sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun ,demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini
memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca .

Mataram,12 januari 2022

Kelompok 7
1. Pengertian Demam pada Anak
Demam adalah salah satu gangguan yang kerap terjadi pada
anak-anak. Hal ini terjadi saat suhu tubuh anak naik melewati batas
normal yang angkanya lebih dari 37,2 derajat Celsius, apabila
pengukuran dilakukan dari ketiak dan 37,8 derajat Celsius saat
diukur melalui mulut, serta di atas 38 derajat Celsius jika
pengukuran melalui dubur. Namun, demam pada anak umumnya
disebabkan sesuatu yang tidak berbahaya.
Gangguan ini kerap terjadi pada anak akibat daya tahan tubuh anak
yang lebih lemah dibandingkan orang dewasa. Demam pada anak
justru baik karena dapat menjadi pertanda jika tubuh anak sedang
aktif melawan infeksi. Namun, demam yang terjadi juga dapat
disebabkan oleh beberapa penyakit. Jika ibu merasa badan anak
panas, ada baiknya segera melakukan pemeriksaan dengan
menggunakan termometer agar lebih pasti.

2. Penyebab Demam pada Anak


Kebanyakan demam pada anak disebabkan oleh infeksi atau
penyakit lain. Suhu tubuh yang tinggi dapat mempersulit bakteri dan
virus penyebab infeksi untuk bertahan hidup. Maka dari itu, demam
yang terjadi pada Si Kecil indikasi yang baik untuk pertahan tubuh
anak. Beberapa penyebab demam tersebut, antara lain:
 Infeksi saluran pernapasan yang dapat disebabkan oleh virus
atau bakteri.
 Infeksi dan radang pada telinga (otitis).
 Infeksi dan radang pada amandel (tonsillitis).
 Infeksi dan radang pada sinus (sinusitis).
 Efek samping imunisasi tertentu.
 Virus roseola.
 Diare akibat makanan yang terkontaminasi kuman
(gastroenteritis).
 Infeksi ginjal.
 Batuk rejan.
 Disentri.
 Tifus.
 Cacar air.
 Demam berdarah.
 Malaria.
 Infeksi saluran kemih.
 Infeksi dan radang pada paru-paru (pneumonia).
 Infeksi dan radang pada selaput otak (meningitis).
 Infeksi darah (septikemia).
 Lingkungan yang panas.
 Pakaian yang terlalu tebal atau berlapis-lapis.

3. Gejala Demam pada Anak


Demam pada anak terjadi ketika suhunya naik di atas kisaran
normal, yaitu 36,5–37 derajat Celsius. Bergantung pada apa yang
menyebabkan demam, tanda dan gejala lainnya yang dapat
dirasakan anak saat mengalami gangguan ini, antara lain:
 Mudah marah, rewel, dan lesu.
 Nafsu makan menurun.
 Menangis lebih sering.
 Bernapas dengan cepat.
 Kebiasan tidur atau makan mengalami perubahan.
 Mengalami kejang.
 Merasa lebih panas atau lebih dingin daripada orang lain di
ruangan yang terasa nyaman.
 Mengalami nyeri tubuh dan sakit kepala.
 Tidur lebih lama atau mengalami kesulitan tidur.
Beberapa gejala berikut ini juga bisa terjadi bersamaan dengan
demam:
 Tubuh menjadi lebih lemas dan kesadaran menurun.
 Menjadi sensitif terhadap cahaya terang.
 Reaksinya kurang responsif.
 Lebih sering tidur dan sulit untuk dibangunkan.
 Mengalami kebingungan.
 Mengalami gangguan dalam bernapas.
 Mengalami gejala-gejala dehidrasi, seperti jarang buang air kecil,
menangis tanpa keluar air mata, dan sedikit berkeringat walaupun
udara panas.
 Muntah-muntah disertai sakit kepala atau leher yang terasa kaku.
 Bagian dalam dari bibir atau kulit terlihat pucat atau mulai membiru.
 Mengalami sakit pada bagian dalam telinga.
 Nyeri pada perut atau nyeri ketika buang air kecil.
 Mengalami kejang-kejang.
 Demam tinggi yang disertai ruam.
 Mengalami muntah atau diare yang terus menerus dan tidak
kunjung mereda.
 Pembengkakan tenggorokan.

4. Faktor Risiko Demam pada Anak


Demam merupakan salah satu gangguan yang rentan terjadi pada
anak-anak. Maka dari itu, ibu harus tahu beberapa faktor risiko
yang dapat menyebabkan gangguan ini pada anak, antara lain:
Faktor lingkungan, contohnya sekolah yang disebabkan anak
melakukan kontak langsung dengan banyak orang dan memiliki
kemungkinan tidak sehat. Sistem kekebalan tubuh yang
lemah.Anak mengonsumsi makanan atau minuman yang telah
terkontaminasi.
5. Patofisiologi
6. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya demam dapat menguntungkan dan dapat pula
merugikan. Pada tingkat Tertentu demam merupakan bagian dari
pertahanan tubuh antara lain daya fagositosis Meningkat dan
viabilitas kuman menurun, tetapi dapat juga merugikan karena anak
menjadi Gelisah, nafsu makan dan minum berkurang, tidak dapat
tidur dan menimbulkan kejang Demam.
Hasil penelitian ternyata 80% orangtua mempunyai fobia demam.
Orang tua mengira Bahwa bila tidak diobati, demam anaknya akan
semakin tinggi. Kepercayaan tersebut tidak Terbukti berdasarkan
fakta. Karena konsep yang salah ini banyak orang tua mengobati
demam Ringan yang sebetulnya tidak perlu diobati.
Demam < 390C pada anak yang sebelumnya sehat
Pada umumnya tidak memerlukan pengobatan. Bila suhu naik > 39
0C, anak cenderung tidak Nyaman dan pemberian obat-obatan
penurun panas sering membuat anak merasa lebih baik.
Pada dasarnya menurunkan demam pada anak dapat dilakukan
secara fisik, obat-Obatan maupun kombinasi keduanya.3,5
1. Secara Fisik

a) Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal


b) Pakaian anak diusahakan tidak tebal
c) Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air
meningkat
d) Memberikan kompres.

2. Obat-obatan
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam
menurunkan demam dan sangat Berguna khususnya pada
pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal
kronis, Kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak
yang berisiko kejang demam.
Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari
golongan yang Bermacam-macam dan sering berbeda dalam
susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan Dalam efek
pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point hipotalamus
melalui pencegahan Pembentukan prostaglandin dengan jalan
menghambat enzim cyclooxygenase.
Asetaminofen merupakan derivat para-aminofenol yang bekerja
menekan
Pembentukan prostaglandin yang disintesis dalam susunan saraf
pusat. Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam
maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari.
Pada umumnya dosis ini dapat ditoleransi dengan baik. Dosis
besar jangka lama dapat Menyebabkan intoksikasi dan
kerusakkan hepar. Pemberiannya dapat secara per oral maupun
Rektal.
Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja menekan
pembentukan Prostaglandin. Obat ini bersifat antipiretik,
analgetik dan antiinflamasi. Efek samping yang Timbul berupa
mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih jarang
dibandingkan aspirin.
Efek samping hematologis yang berat meliputi agranulositosis
dan anemia aplastik. Efek Terhadap ginjal berupa gagal ginjal
akut (terutama bila dikombinasikan dengan asetaminopen).
Dosis terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.
Metamizole (antalgin) bekerja menekan pembentukkan
prostaglandin. Mempunyai Efek antipiretik, analgetik dan
antiinflamasi.
Efek samping pemberiannya berupa Agranulositosis, anemia
aplastik dan perdarahan saluran cerna. Dosis terapeutik 10
Mgr/kgBB/kali tiap 6-8 jam dan tidak dianjurkan untuk anak
kurang dari 6 bulan.
Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau intravena.
Asam mefenamat suatu obat golongan fenamat. Khasiat
analgetiknya lebih kuat Dibandingkan sebagai antipiretik. Efek
sampingnya berupa dispepsia dan anemia hemolitik.
Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis.
Pemberiannya secara per oral dan tidak Boleh diberikan anak
usia kurang dari 6 bulan.
7. Diet demam pada anak
 Sup ayam
Sup ayam sering direkomendasikan sebagai obat untuk gejala
flu seperti demam dan pilek. Sup ayam adalah sumber vitamin,
mineral, kalori, dan protein yang mudah dikonsumsi. Nutrisi ini
dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang lebih besar saat sakit.
Sup ayam juga merupakan sumber cairan dan elektrolit yang
sangat baik untuk hidrasi. Tubuh juga akan membutuhkan lebih
banyak cairan jika demam. Sup ayam juga menghambat aksi
neutrofil, yaitu sel darah putih yang dapat menyebabkan gejala
seperti batuk dan hidung tersumbat.
 Kaldu
Mirip dengan sup ayam, kaldu adalah sumber hidrasi yang
sangat baik saat anak demam. Kaldu tulang mengandung
kalori, vitamin dan mineral seperti magnesium, kalsium, folat
dan fosfor. Minum kaldu adalah cara yang baik untuk tetap
terhidrasi.
Menggunakan kaldu juga bisa membantu menambah nafsu
makan anak. Pada saat sakit atau demam, anak cenderung
rewel karena perut yang terasa tidak nyaman karena harus
mengonsumsi makanan padat.
 Alpukat
Alpukat merupakan buah rendah karbohidrat tetapi tinggi
lemak. Secara khusus, alpukat tinggi lemak tak jenuh tunggal
yang sehat, jenis lemak yang sama yang ditemukan dalam
minyak zaitun. Alpukat juga merupakan sumber serat, vitamin
dan mineral yang dapat mempercepat penyembuhan saat sakit.
Alpukat adalah makanan yang baik ketika sakit karena
memberikan kalori, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan
tubuh. Alpukat juga lunak, relatif hambar dan mudah dimakan
anak. Karena lemak sehat yang terkandung dalam alpukat,
terutama asam oleat, mereka membantu mengurangi
peradangan sambil juga berperan dalam fungsi kekebalan
tubuh.
 Semangka
Semangka adalah salah satu buah terbaik untuk demam
karena manis, sehat, kaya air, dan bersifat mendinginkan
tubuh. Semangka membantu anak tetap terhidrasi dan
mempercepat proses pemulihan dan metabolisme energi dalam
tubuh. Makan beberapa irisan semangka setelah makan berat
bisa membantu mengendalikan panas tubuh.
 Buah jeruk, seperti jeruk, lemon, dan jeruk bali, mengandung
kadar flavonoid dan vitamin C yang tinggi. Buah ini bisa
membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan
kekebalan tubuh sehingga dapat membantu melawan demam.

 Buah beri
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa flavonoid yang
disebut quercetin, yang juga ditemukan dalam buah beri, dapat
membantu mengobati infeksi rhinovirus. Virus ini bertanggung
jawab atas sebagian besar flu yang menyebabkan demam.
 Telur
Telur mengandung vitamin, mineral, lemak sehat, antioksidan
yang dapat mempercepat penyembuhan saat demam.
Mengonsumsi protein saat demam dapat membantu
memberikan sistem kekebalan tubuh energi yang dibutuhkan
untuk melawan infeksi.
 Susu
Susu adalah sumber kaya protein berkualitas yang
mengandung semua sembilan asam amino esensial. Susu juga
mengandung beragam nutrisi, termasuk vitamin, mineral, lemak
sehat, dan antioksidan. Nutrisi ini penting dipenuhi saat anak
sedang sakit untuk mencegah peradangan dan mempercepat
pemulihan.
 Yogurt
Yogurt adalah makanan yang sangat baik untuk dimakan saat
demam dan sakit. Yoghurt juga kaya akan kalsium dan penuh
dengan vitamin dan mineral lainnya. Beberapa yogurt juga
mengandung probiotik yang bermanfaat. Mengonsumsi yogurt
dapat mempercepat pemulihan aank dari demam.
Mengonsumsi makanan probiotik secara teratur yang
mengandung bakteri hidup yang menguntungkan, dapat
menurunkan demam pada anak yang sakit.
 Tempe
Tempe merupakan salah satu makanan fermentasi terbaik
untuk sumber probiotik. Robiotik dari tempe dapat menambah
jumlah bakteri alami dalam usus. Anak-anak yang
mengonsumsi makanan kaya probiotik dapat pulih lebih cepat
dan cenderung bisa terhindar dari demam selanjutnya.
 Air kelapa
Air kelapa baik untuk menstabilkan suhu tubuh. Saat demam,
tubuh banyak berkeringat, muntah, atau diare, ini dapat
menyebabkan tubuh kehilangan banyak air dan elektrolit. Air
kelapa mampu mengisi kembali kebutuhan cairan dan elektrolit.
Selain manis dan beraroma, air kelapa mengandung glukosa
dan elektrolit yang dibutuhkan untuk rehidrasi.
 Air jahe
Cara lain untuk mengobati demam adalah dengan
menggunakan jahe. Sifat antibakteri jahe membuatnya efektif
melawan demam, batuk, dan gejala umum lainnya. Jahe bisa
dikonsumsi dalam bentuk minuman. Cairan penting untuk
membantu tubuh mengatur suhu, membuang kuman yang tidak
diinginkan, dan membantu fungsi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

WHO, 2013 dalam Untari 2015. Hubungan antara Tingkat


Pengetahuan Ibu tentang Kejang Demam dengan Frekuensi Kejang
Anak Toddler Di Rawat Inap Puskesmas Gatak Sukoharjo.
Indriyani, R. (2017).Asuhan Keprawatan pada Anak yang
Mengalami Kejang Demam Dengan Hipertermia di Ruang Melati
RSUD Karanganyar. Karya Tulis Ilmiah ,7-20 NANDA.(2018).Diagnosis
Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC.
Nurarif.A.H,.& Kusuma. H.(2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
Mediaction Rohmah Nikmatur & Walid Saiful,.(2017).Dokumentasi
Proses Keprawatan.Fakultas Ilmu kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jember Yuliastati & Amelia, A.(2016). Keperawatan
Anak. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
Eny Susilowati, (2016). Hubungan antara pengetahuan orang tua
tentang penanganan Demam dengan kejadian kejang demam berulang
di ruang anak SDUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Surakarta.
Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP, Mangunatmadja I,
Handryastuti, Saharso D, dkk.
Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Edisi ke-3.
Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2016.
Adhar Arifuddin(2016). Analisis Faktor Risiko Kejadian Kejang
Demam Di Ruang Perawatan Anak RSU ANUTAPURA PALU. Jurnal
Kesehatan Tadulako, 1-72 .
Indrayati Novi (2019).Gambaran Kemampuan Orang Tua Dalam
Penanganan Pertama

Anda mungkin juga menyukai