Anda di halaman 1dari 10

Dengan Menyebut Nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

TENTIR I
MODUL INFEKSI DAN IMUNOLOGI
1. Masalah demam pada anak Atika Ghassani. ........................... 1-2
2. Imunomodulator dan Antipiretik M. Arvianda Kevin .............. 2-5
3. Patogenesis Demam Dema Zurtika ............................................ 5-7
4. Bentuk Sediaan Obat Antimikroba dan Aplikasinya Andika
Afriansyah............................................................................................ 7-8

1. Masalah Demam pada Anak


Ketika kita menjadi dokter umum nanti, masalah yang sering pada anak yang harus kita
atasi adalah demam. Oleh karena itu, ada beberapa tatalaksana dalam mengatasi masalah
demam pada anak.
Demam merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang membuat orang tua
membawa anaknya ke dokter. Bervariasi dari neonatus sampai dewasa, anak bayi sampai
umur 18 tahun. Yang mana demam ini biasanya sulit buat diketahui penyebabnya.
Demam itu adalah peningkatan suhu di atas normal yang merupakan hasil dari
respon tubuh terhadap adanya benda asing yang masuk. Demam itu merupakan
reaksi tubuh terhadap kuman, infeksi, peradangan, reaksi imun yang berlebihan,
trauma, hasil dari produksi bakteri (toksik), vaksinasi yang mana hal ini merupakan
pirogen. Pirogen bisa dari luar tubuh maupun dalam tubuh yang akan merangsang
sitokin (IL-1, TNF-, IL-6, IFN) yang akan merangsang PGE 2 untuk meningkatkan
suhu tubuh. Biasanya akan terjadi mekanisme vasokonstriksi perifer, anak menggigil.

5. Pendekatan Klinis Pasien Demam Lina Ninditya ..................... 12-16

Seksi Pendidikan 2008 Tingkat III

Kemudian kita juga harus perhatikan, apakah demam anak itu masih tergolong ringan atau
berat (toksik). Misalnya anak tersebut masih dalam keadaan aktif, walaupun demam. Atau
anak tersebut lemas, kurang nafsu makan, takikardi, frekuensi denyut nadi meningkat,
sehingga dikatakan demam yang berat. Terus juga harus dilihat umurnya. < dari 1 tahun
atau 12 tahun, yang mana makin < 1 tahun biasanya demam yang berat karena masih sangat
rentan. Etiologi demamnya juga harus dilihat.mungkin perlu pemeriksaan screening atau
pemeriksaan darah dan urin untuk menentukan apakah bisa dari virus atau bakteri. Pada
virus biasanya < 7 hari dan bersifat self limiting dan tidak perlu antibiotik. Jika > 7 hari bisa
curiga bakteri. Keluhannya juga harus dilihat, apakah dari saluran pernapasan atas, atau ada
keluhan di urin dan saluran cerna. Sehingga lebih mudah untuk mengarahkan pemeriksaan
penunjangnya.
Klasifikasi demam dan penyebabnya bisa liat dislide ya tmn2
1.1.Manajemen demam
Ada pro dan kontra apakah demam harus diturunkan atau tidak. Padahal sebenarnya
merupakan mekanisme dalam tubuh. Biasanya diturunkan karena orang tua yang gelisah
duluan (parents fever phobia), atau bisa menganggu neurologi, meningkatkan denyut nadi
meningkat, rasa sakit seperti pegel-pegel (tapi anak gak ngomong dia sakit atau tidak). Dan
biasanya diberi kompres, dengan air hangat bukan air dingin karena apabila menggunakan
air dingin ada sinyal dari tubuh yang mengatakan ke hipotalamus bahwa suhu di luar lagi
dingin, sehingga dia akan meningkatkan suhu tubuh. Kompres dengan alkohol juga tidak
diberikan, walaupun cepat turun tetapi alkohol mudah menguap dan apabila terhirup dapat
menimbulkan toksik. Bisa menggunakan antipiretik tetapi ketika demam saja, bukan terus
menerus, dengan dosis yang rendah. Lebih baik menggunakan parasetamol daripada
ibuprofen karena ibuprofen dapat menyebabkan iritasi lambung. Ibuprofen tidak
direkomendasikan pada anak < 6 bln. Dan jangan lupa, anak harus istirahat, Kurangi
aktivitasnya. Kita juga lihat apakah anak dalam keadaan dehidrasi atau enggak karena
biasanya dehidrasi menyebabkan suhu meningkat, dengan menanyakan dalam 1 hari anak
sudah BAK berapa kali. Kemudian beri cairan yang mengandung nutrisi, jangan hanya air
putih saja.
Misalnya kelihatan toksik, periksa ABCD nya. Toxic child : drowsy, lethargic, or irritable,
pale, mottled, and tachycardia.
Kesimpulan
Demam itu keluhan yang sering pada anak
Biasanya 70 % penyebabnya karena infeksi
Merupakan peningkatan suhu yang merupakan set point dari pusat thermoregulatory

Ada 3 klasifikasi demam yaitu fever with localizing sign, fever without localizing sign
and principal causes of pyrexia unknown origin (PUO)
obat-obat yang sering digunakan adalah parasetamol (yang dianjurkan) dan
ibuprofen.
Apakah anak dirawat atau tidak (biasanya demam yang berat)

Sesungguhnya tentir ini masih jauh dari kesempurnaan, baca textbook dan slide lagi ya
teman-teman. Good luck ^_^
Soal
1. Lesu, takikardi, pucat, termasuk gejala toxic pada anak (B/S)
2. Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui etiologi penyebab demam
(B/S)

If you want something youve never had, you must be willing to do


something youve never done.~ Thomas Jefferson

2. Imunomodulator dan Antipiretik


Bismillahirrahmanirrahim
Berikut merupakan ulasan singkat dari slide yang diberikan dr. Dewi Selvina mengenai
Imunomodulator dan Antipiretik. Kebanyakan isi tentir ini berasal dari slide, jadi mohon
maaf bila banyak kekurangan. Untuk memudahkan persuntingan (halah, edit!) dan
kenyamanan membaca tentir, komentar dari penentir akan diberikan tanda kurung siku
[]. Perlu diingat untuk memahami farmakologi imunomodulator, perlu pemahaman
mendalam mengenai sistem imundan di tentir ini tidak dibahas. Jadi, pelajari dulu ya
Mari berdoa sebelum belajar, semoga bermanfaat
2.1. Imunomodulator
Prinsip kerja imunomodulator adalah untuk menekan atau meningkatkan kerja sistem imun.
Dikenal dua kelompok besar obat imunomodulator: imunosupresan dan imunostimulan.
2.1.1. Imunosupresan
Sesuai namanya, golongan obat ini menekan kerja sistem imun. Indikasi dari
imunosupresan [dari buku farmakologi FKUI, indikasinya hanya ketiga indikasi di bawah],
adalah:
- Mencegah penolakan ketika transplantasi organ

Penyakit autoimun
Untuk hemolisis pada neonatus [eritroblastosis fetalis]

2.1.1.1. Prinsip Kerja Imunosupresan


Dari farmakologi, prinsip umum penggunaan imunosupresan agar mencapai hasil terapi
optimal:
1. Respons imun primer lebih mudah dikendalikan ditekan dibandingkan dengan respons
imun sekunder. Yang termasuk respons imun primer pengolahan antigen oleh APC,
sintesis limfokin, proliferasi dan diferensiasi sel-sel imun. Respons imun sekunder
ketika terbentuk sel memori.
2. Obat imunosupresan memberikan efek yang berbeda terhadap antigen yang berbeda.
Tidak semua antigen sama dosis imunosupresannya.
3. Penghambatan respons imun lebih berhasil jika imunosupresan diberikan sebelum
terpajan antigen. Sayangnya, hampir semua penyakit autoimun baru bisa dikenali
setelah autoimunitas berkembang, sehingga relatif sulit diatasi.
Golongan obat yang berfungsi sebagai imunosupresan, antara lain kortikosteroid,
inhibitor kalsineurin (siklosporin dan takrolimus), agen sitotoksik (azatiophrine,
metotreksat, siklofosfamid), mikofenolat mofetil, antibody (anti CD3Muromonab
CD3, Rho (D) Immune Globulin, IL-2 receptor antagonistsbasiliximab dan
daclizumab).
2.1.1.2. Kortikosteroid
Kortikosteroid mempengaruhi berbagai proses dari sistem imun [terutama bila dalam dosis
besar]. Efeknya diduga terjadi akibat adanya redistribusi limfosit. Biasanya diberikan
sebagai terapi tunggal maupun kombinasi untuk penyakit autoimun atau pada saat
transplantasi.
Ingat kembali modul Metabolik-Endokrin, bahwa fungsi kortikosteroid sama seperti
hormon glukokortikoid. Akibat pemberian obat ini, akan timbul umpan balik negatif
sehingga produksi ACTH ditekan. ACTH, selain berfungsi meningkatkan sekresi hormon di
adrenal, juga berfungsi dalam maintenance ukuran dan fungsi sel-sel sekretorik hormon
tersebut. Bila ACTH tertekan, maka akan timbul supresi hormone adrenal.
Fungsi lain dari kortikosteroid adalah mempengaruhi metabolisme. Akan terjadi
peningkatan deposit glikogen pada hepar, peningkatan glukoneogenesis, pengeluaran
glukosa dari hepar yang meningkat namun malah penurunan penggunaan glukosa.
Semuanya bisa menyebabkan Diabetes Mellitus. Peningkatan katabolisme protein akan

menyebabkan wasting dari otot, pertumbuhan terganggu, osteoporosis (karena tulang juga
terpengaruh).
Kortikosteroid juga dapat menyebabkan terjadinya perubahan mood psikosis. Ulkus
peptikum akibat peningkatan sekresi asam lambung, hipertensi akibat adanya retensi
natrium dan hydrogen serta hipokalemia akibat peningkatan sekresi kalium.
Bagaimana dengan kerjanya pada sistem imun? Seperti yang telah dibahas, fungsi utamanya
adalah redistribusi sistem imun (neutrofil meningkat, tetapi limfosit, monosit dan eosinofil
menurun), penghambatan proliferasi sel T dan penghambatan produksi sitokin (IL-1, IL-2,
IL-6, IFN- dan TNF-).
Slide 10 menunjukkan tabel mengenai bentuk-bentuk kortikosteroid. Yang penting [menurut
saya], antara lain bahwa kortikosteroid dibagi menjadi short, intermediate dan long acting.
Yang paling lama bekerja adalah betamethasone sementara yang paling tinggi kemungkinan
meretensi Natrium adalah hidrokortison.
Tidak ada kontraindikasi absolut untuk kortikosteroid. Hanya ada kontraindikasi relatif,
yaitu DM, ulkus duodenum/gaster atau infeksi yang parah (karena ketika infeksi parah,
sistem imun justru diperlukan).
2.1.1.3. Inhibitor Kalsineurin
Ada dua, yaitu siklosporin dan takrolimus. Prinsip kerja mereka sama, yaitu menghambat
kalsineurin, sebuah enzim calcium-dependent phosphatase dan memegang peranan kunci
dalam defosforilasi (aktivasi) protein regulator di sitosol, yaitu NFATc (nuclear factor of
activated T cell) yang berikutnya akan menyebabkan sintesis sitokin. Pada siklosporin, yang
terikat adalah siklofilin dan pada takrolimus akan mengikat FKBP [yang kata dokternya
FK itu bukan Fakultas Kedokteran *krik*].
Biasanya obat ini digunakan dalam penolakan organ transplantasi (baik tunggal
maupun kombinasi) serta untuk penyakit autoimun (rheumatoid arthritis, psoriasis,
sindrom nefrotik). Efek samping utama adalah nefro-neuro-hepatotoksisitas (utamanya
nefrotoksik), gangguan saluran cerna, hirsutisme dan hyperplasia gingivae (utamanya oleh
siklosporin), serta hiperglikemia (takrolimus).
2.1.1.4. Agen Sitotoksik
Sito: sel, toksik: racun. Biasanya obat-obat ini digunakan untuk kanker.
2.1.1.4.1. Azatiophrine

Mekanismenya menghambat sintesis purin, sehingga proliferasi limfosit berkurang.


Indikasinya: pencegahan penolakan organ transplant atau obat penyakit autoimun [tidak lari
jauh-jauh dari sebelumnya]. Efek samping Mielosupresi, Gangguan gastrointestinal dan
Infeksi yang meningkat [disingkat MGI, ingat saja Mall Grand Indonesia].
2.1.1.4.2. Metotreksat
[Ada satu obat arthritis dengan nama yang mirip tapi mekanisme kerja beda, dengan obat
ini, FYI]. Kerjanya adalah dengan menghambat dihidrofolat reduktase, sehingga pada
akhirnya memblok sintesis timidilate dan purin. Fungsi sel terganggu karena bekerja pada
fase S dari mitosis. Selain untuk transplantasi organ, juga untuk penyakit autoimun seperti
psoriasis dan RA. Efek samping mielosupresi, sirosis hepar dan gangguan gastrointestinal.
2.1.1.4.3. Siklofosfamid
Menyebabkan alkilasi pada DNA sehingga menghambat sintesis dan fungsi DNA. Sel B
dinyatakan lebih banyak terpengaruh. Indikasi (dosis kecil): penyakit autoimun seperti RA,
SLE, sindrom nefrotik, idiopathic thrombocytopenia purpura. Efek sampingnya: sistitis
hemoragis, pansitopenia dan kardiokoksik.
2.1.1.5. Mikofenolat Mofetil (MMF)
Menghambat kuat inosin monofosfat dehidrogenase, suatu enzim yang penting pada sintesis
purin, sehingga aktivasi sel B dan T akan terganggu. Penggunaannya antara lain untuk
transplantasi ginjal (kombinasi dengan prednisone), RA dan nefritik lupus. Efek samping:
mielosupresi dan gangguan gastrointestinal. [Mungkin kalian akan bertanya mengapa
sistem gastrointestinal terpengaruh obat ini. Jawabannya adalah, karena obat-obat tersebut
merusak DNA dari sel-sel yang cepat berproliferasi, termasuk di dalamnya sel mukosa
sistem pencernaan, sehingga sistem GI terpengaruh].
2.1.1.6. Antibodi Imunosupresif
Antibodi poliklonal: ATG (antitimosit globulin) akan mengikat berbagai molekul pada
permukaan sel T jumlah sel T akan menurun sehingga menghambat fungsi limfosit total.
Efek samping yang relatif sering serum sickness dan nefritis.
Antibodi monoclonal: muromonab CD3 mengikat molekul pada CD3 di permukaan sel
T gagal mengenali antigen. Efek samping: cytokine release syndrome [maaf, saya kurang
tahu ini apa, tidak dijelaskan di buku farmakologi u_u].
Rh0 (D) Immune Globulin. Memiliki antibodi spesifik terhadap antigen Rh di sel darah
merah. Indikasinya pada ibu yang berhesus negatif, untuk mencegah agar tidak terbentuk

antibodi terhadap Rh positif fetus. Obat ini diberikan 24-72 jam setelah kelahiran pada
sang ibu.
Basiliximab dan daclizumab. Kedua obat tersebut memblok ikatan IL-2 dari limfosit yang
telah teraktivasi efek imunosupresan. Turut menghambat aktivasi dan proliferasi sel T.
Alhamdulillah, satu bahasan selesai
2.1.2. Imunostimulan
Ditujukan untuk perbaikan fungsi imun pada kondisi-kondisi imunosupresi. Kelompok obat
ini dapat mempengaruhi respons imun seluler maupun humoral. Efeknya menyeluruh, tidak
spesifik dan umumnya lemah. Indikasinya antara lain AIDS, infeksi kronik, dan keganasan,
terutama yang melibatkan sistem limfatik.
Obat-obatnya adalah: isoprinosin, levamisol dan sitokin (IL-2, IFN, colony stimulating
factors).
2. 1.2.1. Wiro Sableng Isoprinosin
Fungsinya untuk meningkatkan fungsi sel T, sel NK dan monosit. Kegunaan klinisnya
kontroversial.
2.1.2.2. Levamisol
Fungsinya meningkatkan imunitas seluler. Indikasinya untuk kanker kolorektal dan
penyakit Hodgkin. Efek samping: agralunositosis.
2.1.2.3. Sitokin
1. IL-2. Berikatan dengan reseptornya pada permukaan sel aktivasi proliferasi dan
diferensiasi sel Th, Tc, sel B dan makrofag. Efek samping: hipotensi parah, edema
paru, nefrotoksik dan mielosupresi [saya juga bingung kenapa terjadi mielosupresi].
2.

IFN. Terdiri atas alpha, beta dan gamma. Indikasi: melanoma, leukemia mielositik
kronik, sarkoma Kaposi, infeksi HCV kronik. Efek samping: demam, menggigil,
mielosupresi dan depresi.

3.

Colony stimulating factors (CSF). Contoh: Granulocyte-CSF/filgrastim yang


mencegah neutropenia akibat adanya kemoterapi kanker. Granulocyte-Macrophage
CSF/sagramostim: mempercepat pemulihan setelah transplantasi sumsum tulang.

Alhamdulillah, satu lagi bahasan selesai Terakhir.

2.2. Antipiretik
Antipiretik adalah obat yang menurunkan panas tubuh pada pasien demamtidak pada
pasien normal. Pelajari kembali patogenesis demam. Intinya, antipiretik menghambat
produksi PGE2 yang menyebabkan peningkatan set point pada termostat hipotalamus. Obat
penurun demam golongan steroid menghambat produksi PGE 2 pada tingkatan fosfolipid,
sedangkan NSAID menghambat pada tingkatan asam arakidonat (tepatnya enzim
cyclooxygenase/COX).
Jenis-jenis antipiretik yang biasa digunakan: aspirin, ibuprofen, metamizol, dan
paracetamol.
2.2.1. Aspirin
Asam salisilat dengan mekanisme kerja menghambat sintesis PGE 2. Diabsorpsi dengan
baik, dihidrolisis di hepar, dikeluarkan lewat ginjal. Dosis dapat dilihat sendiri. Obat bebas
(over the counter drug). ES: gangguan sistem pencernaan, perpanjangan waktu perdarahan,
sindrom Reye (langka) gejalanya koma, kejang, edema serebral, gagal multiorgan dan
kematian.
Salisilisme (intoksikasi salisilat) muntah, tinnitus, tuli, hiperventilasi, vertigo.
2.2.2. Ibuprofen
Derivat asam propionat. Efek analgesik dan antipiretiknya sama seperti aspirin, meski efek
antiinflamasinya kurang. Efek samping pada saluran cerna lebih ringan daripada aspirin.
OTC drug lagi.
2.2.3. Metampyron/Metamizol
Derivat pyrazolon dengan efek antiinflamasi ringan. Efek samping: agranulositosis, anemia
aplastik, trombositopenia dilarang penggunaannya di banyak negara. Indikasi: analgesik
dan antipiretik, hanya ketika pemberian parenteral perlu.
2.2.4. Parasetamol
Asetaminofen dengan efek antiinflamasi lemah, tapi digunakan pada atralgia karena efek
analgesianya. Mekanisme kerja: inhibisi sintesis PGE2 pada region preoptik hipotalamus.
Diabsorpsi baik via oral, metabolismenya di hepar dan dieksresikan lewat ginjal. Ketika
dimetabolisme dapat menghasilkan metabolit yang nefrotoksik dan hepatotoksik NAPQI
(minor tapi reaktif). Waktu paruh 2-3 jam, tapi bisa dua kali lipat bila dosis besar.

Efek samping: relatif aman bahkan pada kehamilan. Dosis terapetik 3-4 x 500 mg/hari.
TIDAK mempengaruhi sistem KV, respirasi, hematopoetik dan koagulasi darah serta
TIDAK mengiritasi lambung. Pada dosis yang sangat tinggi, metabolit NAPQI akan sangat
tinggi deplesi GSH nekrosis hepar (terutama pada pecandu alkohol, malnutrisi dan
orang puasa). DOC pada saat itu: N-asetilsistein.
Alhamdulillah, selesai juga tentirnya. Semoga bermanfaat, maaf bila banyak kekurangan.
Kritik saran terbuka, bisa via milis atau media apapun yang bisa menjangkau penentir.
Wassalamualaikum. =w=b
Bonus Soal
1. Parasetamol tidak mengiritasi lambung dan tidak memicu perdarahan lambung. (B/S)
2. Siklosporin menghambat FKBP pada jalur pembentukan kalsineurin. (B/S).
Vision without execution is a daydream. Execution without vision is a
nightmare.
~ Japanese Proverb

3. Patogenesis Demam
Bismillahirrahmanirrahim
Demam itu merupakan suatu gejala, tergolong gejala yang fisiologis. Demam merupakan
petunjuk perkembangan penyakit (jadi bukan merupakan suatu penyakit apalagi diagnosis),
merupakan keluhan yang sering diutarakan, terjadi singkat, dan terkadang menimbulkan
gangguan atau rasa tidak enak. Definisi demam: reaksi fisiologis yang kompleks terhadap
penyakit dan ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh di atas normal akibat rangsang
zat pirogen terhadap pengaturan suhu tubuh di hipotalamus.
Manfaat demam adalah sebagai berikut:
Pertumbuhan dan replikasi kuman terganggu/mati
Kadar Fe, Zn, Cu menurun (zat-zat tersebut dibutuhkan untuk tumbuh kembang
kuman)
Lemak dan protein banyak dipakai (zat-zat tersebut dibutuhkan untuk tumbuh
kembang kuman)
Distribusi lisosom, autodestruksi sel, sehingga replikasi virus menurun
Transformasi limfosit dan motilitas leukosit meningkat
Fagositosis meningkat

Slide 4-5: Pengaturan suhu tubuh


Di dalam tubuh kita, makanan yang kita makan akan tersimpan sebagai sumber energi.
Sumber energi utama bahan makanan (penghasil energi terbesar) adalah karbohidrat.
Sumber energi akan disimpan dan akan dipakai jika dibutuhkan. Sumber energi kemudian
akan digunakan untuk kerja internal (misalnya metabolisme tubuh) dan kerja eksternal
(saat beraktivitas sehari-hari). Saat proses pemakaian energi dari sumber energi akan
dihasilkan ATP sekaligus energi panas. Energi panas inilah yang akan meningkatkan suhu
tubuh (menentukan suhu inti tubuh), dengan kata lain, suhu inti tubuh berasal dari kerja
internal dan kerja eksternal. Jika energi panas yang dihasilkan berlebih maka akan
dikeluarkan dari tubuh ke lingkungan eksternal (disebut penglepasan panas). Lingkungan
eksternal pada akhirnya juga akan menentukan panas tubuh. Jadi suhu inti tubuh berasal
dari kerja internal dan kerja eksternal saat pemakaian energi. Sedangkan kandungan seluruh
panas tubuh berasal dari sumber panas yaitu dari produksi panas internal dan panas dari
lingkungan eksternal.
Bagaimana mekanisme menggigil? Saat kedinginan banyak mekanisme kompensasi yang
dilakukan salah satunya menggigil. Saat menggigil terjadi kontraksi otot, untuk kontraksi
otot diperlukan energi, nah saat pembentukan ATP inilah akan sekaligus diproduksi energi
panas, sehingga tubuh tidak kedinginan lagi.
Orang demam biasanya dikompres. Pada orang awam biasanya orang demam dikompres
dengan air dingin karena menurut mereka badan yang demam itu panasnya akan berpindah
(dalam hal ini secara konduksi) ke kain kompres yang dingin sehingga suhu tubuhnya dapat
kembali normal. Hal ini mungkin tidak salah, mau kompres dingin atau kompres panas
tergantung dari kondisinya apakah orang yang demam itu sedang berusaha mencapai set
point atau sedang menurunkan suhu yang sudah mencapai set point ke suhu normal.
Slide 7: Berikut disajikan sebagai tabel agar lebih mudah dimengerti
Kondisi
Adaptasi
Saraf
SS
simpatik SS simpatik
perilaku
motorik
(pembuluh
(kel.
(otot
darah kulit)
Keringat)
rangka)
Mencapai
Pakai
baju Menggigil Vasokonstriksi
set point
berlapis-lapis,
(tujuannya (untuk
pakai selimut, untuk
menurunkan
kompres
air produksi
pelepasan
dingin
panas)
panas/konservasi
(tujuannya untuk
panas)
menurunkan

Hasil
akhir

Suhu
tubuh
meningkat
yaitu
mencapai
set point

pelepasan
panas/konservasi
panas)
Menurunka
n
suhu
tubuh dari
suhu
set
point
ke
suhu normal

Pada
anak
dibuka bajunya,
atau pakai baju
tipis,
kipaskipas, kompres
air hangat, suhu
AC
dinaikkan
jadi
25-26
derajat
(untuk
meningkatkan
pelepasan panas)

Vasodilatasi
(untuk
meningkatkan
pelepasan panas)

Berkeringat
(untuk
meningkatkan
pelepasan
panas)

Suhu
tubuh
menurun
kembali
ke normal

Slide 11: Patofisiologi demam


Infeksi, toksin, mikroba, imunologis dll (pirogen eksogen) yang masuk ke dalam tubuh
akan memanggil dan merangsang sel monosit, makrofag, sel endotel dll untuk
mengeluarkan pirogen endogen. Pirogen endogen = pirogen sitokin = ada 4 yang paling
berperan dalam demam yaitu IL1, IL6, TNF, IFN. Pirogen sitokin ini masuk ke aliran darah
menuju endotel hipotalamus. Di dalam hipotalamus COX2 akan mengubah asam arakidonat
menjadi PGE2. PGE2 ini akan mengaktifkan cAMP, cAMP akan mencetuskan peningkatan
set point termostat. Untuk mencapai set point termostat yang diminta maka tubuh akan
melakukan konservasi panas dan produksi panas seperti yang telah dijelaskan pada tabel.
Kenaikan suhu ini yang disebut sebagai demam dan jika sudah mencapai suhu tubuh sesuai
set point maka tubuh akan melakukan mekanisme untuk menurunkan suhu tubuh ke normal.
Nah, jika ternyata penyebab demam (pirogen eksogen) tidak dihilangkan maka akan terus
terjadi adu kuat untuk terus menaikkan suhu tubuh, maka dalam keadaan inilah diperlukan
pemberian antipiretik. Indikasi absolut pemberian antipiretik tidak ada, sedangkan indikasi
relatifnya adalah ibu hamil, anak kejang demam dll. Kenapa ibu hamil? Karena pada saat
demam terjadi peningkatan BMR, suplai darah akan lebih diutamakan untuk BMR si ibu,
sedangkan si bayi suplainya lebih kecil, bisa iskemia, bisa terjadi keguguran.
Slide 9-10: Variasi suhu tubuh manusia
Suhu tubuh manusia normal memiliki variasi sesuai waktu yaitu pagi dan sore. Normal :
36,5 37,2 C (jam 6 pagi)/ 36,5 37,7C (jam 4 sore). Jadi jika menangani pasien demam
yang pertama dilakukan ukur suhunya, kemudian lihat jam berapa saat pengukuran itu, lalu
lihat juga aktivitasnya. Mengapa suhu tubuh di waktu sore lebih tinggi? Karena pada pagi

hari hingga sore hari kita telah melakukan banyak aktivitas, saat beraktivitas dihasilkan
energi panas, dan energi panas itu menumpuk sehingga saat diukur suhu tubuh lebih tinggi.
Kisaran suhu tubuh normal harus dijaga karena jika terlalu tinggi atau terlalu rendah akan
mengganggu proses enzimatik di dalam tubuh. Pada saat hipotermia berat (seperti pada film
Titanic) kematian terjadi akibat adanya kegagalan kerja enzim, hipoksia vasokonstriksi dan
serangan jantung. Ingat bahwa suhu lingkungan rendah (dingin), tubuh menganggap
lingkungan lebih dingin dan agar tidak merasa kedinginan suhu badan akan dinaikkan
dengan mengkonservasi panas, salah satunya dengan cara vasokonstriksi. Vasokonstriksi
dapat terjadi di perifer (akral jadi dingin) maupun di organ vital seperti jantung.

Tablet merupakan sediaan obat padat yang mengandung substansi obat itu sendiri
dengan atau tanpa bahan pengisi, dan dibuat dengan cara metode kompresi atau
dicetak. Jadi antara obat-obatan di pasaran itu yang berbeda adalah bahan pengisinya,
sehingga bahan pengisi itu menentukan kualitas si obat. Bagaimana mula kerjanya,
waktu hancurnya kapan, ditentukan oleh bahan pengisi tersebut. Baik tablet maupun
kapsul harus hancur dalam lambung dalam waktu 15 menit

Tablet yang dibuat dengan cara kompresi, tidak ada penutup yang khusus, benarbenar dipadatkan jadi satu tablet. Biasanya dibuat dari bubuk kristalin atau material
granular, yang dikombinasikan dengan substansi untuk mengsi, membasahi, mewarnai,
mengencerkan, melicinkan.

Tablet salut gula. Tablet ini sama dengan tablet yang dibuat dengan cara kompresi
tetapi ditambahkan penyelubung yang berasal dari gula. Penutup ini tidak berwarna dan
dan berguna untuk menutupi bau dan rasa yang tidak enak yang ditimbulkan dari
substansi obat itu sendiri. Selain itu, salut gula ini berfungsi untuk melindungi material
obat yang mudah teroksidasi.

Tablet salut enterik. Sama juga dengan tablet2 salut lainnya yang dibikin dengan
kompresi, tapi pada tablet ini dilapisi lapisan tipis yang larut air. Pelapisnya ini berguna
supaya obatnya ga hancur saat lewat lambung. Ini buat obat-obat yang memiliki target
terapi yang berbeda.

Extended coated tablet. Merupakan tablet yang dibuat dengan cara kompresi yang
diformulasikan sedemikian rupa supaya obatnya ini bekerja lama dengan cara
pelepasannya pelan-pelan. Sediaan ini misalnya untuk orang yang sangat sibuk
sehingga sering lupa minum obat. Contohnya adalah adalah oros. Tapi yang penting
adalah minum obatnya harus sama jamnya tiap hari. Biasanya ditambahkan keterangan
di obatnya dengan kata-kata Prolonged action , Repeat action, Sustained release

Ingatlah kembali bahwa demam tidak hanya disebabkan oleh infeksi namun juga dapat
disebabkan oleh toksin, trauma, inflamasi, autoimun, kanker, obat-obatan, psikogenik dan
lain-lain.
Soal
1. Suhu
inti
tubuh
berasal
dari
.
dan

2. Enzim yang mengubah asam arakidonat menjadi PGE2 adalah.


3. Pada saat demam, tubuh berusaha menurunkan suhu kembali ke normal, yang terjadi
adalah vasodilatasi /vasokonstriksi (pilih salah satu)
Life is short. There is no time to leave important words unsaid.~ Paulo
Coelho

4. Bentuk Sediaan Obat Antimikroba dan


Aplikasinya
Jadi pas kuliah, dosennya kebanyakan menjelaskan definisi-definisi tentang bentuk sediaan
obat khususnya bentuk sediaan obat antibiotik. Terus kuliahnya ditutup dengan macammacam sediaan antibiotik serta dosisnya, yang saya juga kurang mengerti itu harus di
hapal atau tidak. Kalau bisa di hapal ya bagus, kalo ga bisa ya kita berdoa bersama
soalnya ga dikeluarin di ujian.
4.1. Bentuk Sediaan Padat
Bentuk sediaan padat yang dijelaskan ada kapsul, tablet, tablet yang di kompres,
tablet dengan salut gula, tablet dengan salut enterik, tablet dengan salut supaya

pelepasan obatnya lama (extended coated tablet), tablet sublingual, Effervescent


tablets, tablet yang bisa dikunyah. Di bahas satu-satu ya
Kapsul merupakan sediaan solid di mana substansi obatnya itu ditutup oleh suatu
pembungkus yang pembungkusnya itu bisa keras ataupun lunak. Kapsul lunak
menggunakan bahan dari lemak/minyak sedangkan yang keras menggunakan gelatin.
Kapsul juga bisa dibentuk dari metilselulosa, kaslium alginate, dan gelatin. Penutup
kapsul itu tidak ada rsanya, sehingga rasa pahit dari obat itu tertutupi.

Tablet sublingual merupakan tablet yang penggunaanya ditaruh di bawah lidah. Bahan
aktifnya akan diabsorbsi melalui mukosa mulut. Contoh obatnya itu adalah hormone
steroid dan nitrogliserin
Tablet effervescent merupakan tablet yang dikompresi dengan bahan aktifnya
ditambah campuran asam dan natrium bikarbonat sehingga keluar gas CO2 saat
dilarutkan di air. Contohnya adalah tablet vitamin C yang dilarutkan di air terus keluar
gelembung2 udara. Masalahnya adalah terkadang ada campuran kalsium-vit V (CaC)
yang dalam kadar tinggi dapat menimbulkan batu di ginjal.
Tablet kunyah. Cara menggunakannya ya harus di kunyah dulu sampai hancur baru
ditelan. Biasanya untuk obat antasid atau obat-obat untuk anak kecil seperti formulasi
multivitamin.

4.2. Bentuk sediaan parenteral


Sediaan injeksi dapat dikategorikan menjadi lima yakni
o Solusio sehingga siap langsung untuk injeksi
o Sediaan kering yang larut, harus ditambahkan pelarut dulu seperti aqua pro
injeksi
o Suspensi yang langsung siap untuk diinjeksikan, tidak boleh IV
o Sediaan kering yang tidak larut, harus digabungkan dulu dengan fehikulum
sebelum di injeksi
o Emulsi
Selain itu ada beberapa persyaratan bentuk sediaan parenteral yaitu
o Harus isotonis/hipertonis
o Harus steril
o Bebas pirogen untuk injeksi di atas 10cc (pirogen adalah zat yang
menyebabkan demam, demam akibat pirogen ditangani dengan antihistamin)
Injeksi ini dapat berupa IV, subkutan, intradermal, intramuskular, intraspinal,
intrasistenal, intratekal
Bentuk sediaan obat akan berpengaruh terhadap jalur pemberiaannya, contohnya
suspensi tidak boleh dimasukkan secara IV karena ditakutkan partikel yang tidak larut
dapat memblok kapiler kecil. Emulsi boleh IV tapi harus pelan pelan masukin obatnya
4.3. Bentuk Sediaan Cair
Solutio adalah : sediaan cair yang mengandung bahan kimia yang terlarut
Contoh : Solutio Acidi Borici
R/ Sol. Acidi Borici 3 % 100 ml
S.u c.
Mixtura adalah campuran homogen cairan dengan cairan.
Contoh : R/ Potio alba contra tussim 100

S. 4 dd c th.
Mixtura agitanda : adalah obat cair yang mengandung bahan padat yang tidak
terlarut. Biasanya dipakai untuk obat luar.
R/ Lotio Faberi 100
Sue
Suspensi adalah : sediaan yang mengandung bahan obat padat yang halus tidak
larut tetapi terdispersi dalam cairan. Diberi bahan pensuspensi sebagai penstabil.
R/ Inj. Procain Penicillin G 3000000 I.U vial No. III
S. i.mm di bawah tanggung jawab dokter (ga boleh disuntikin sama
perawat/suntik sendiri)
Emulsi adalah sediaan yang mengandung minyak dan air.Pada penyuntikan i.v
bentuk emulsi harus perlahan sekali
Guttae atau obat tetes. Cara pemakaiannya dengan meneteskan pada mulut ,
hidung atau telinga

4.4. Contoh-contoh bentuk sediaan obat


Tablet
: ampicillin, amoxicilin, ciprofloksacin
Coated tablet
: erytromisin, ofloxacin, levofloxacin
Kapsul
: amoxicilin, chloramphenikol, tiamphenicol
Sirup, suspense : amoxicilin, chloramphenikol, tiamfenikol, erytromisin
Dry syrup
: amoxicilin, amoxicilin forte
Drops
: amoxicilin drops 100 mg/ml (Amoxan Paed
erytromisin drops 100 mg/2.5 ml
Injeksi
: ceftriaxon injeksi 1g, vial chloramphenicol 1g
Inhalasi
: tobramycin (TOBI)
Antibiotik kombinasi
o trimetophrim-sulfametoksazol Cotrimoxazole
Sediaan obat yang ada : Tablet Cotrimoxazole adult 480 mg, Tablet
Cotrimoxazole paediatrik 120 mg, Syrup Cotrim 240 mg /5 ml
A beta-lactamase inhibitor (Clavulanic acid) + amoxicillin tablet 250 mg/125
ml
500 mg/125 ml p.c
Anti Viral, Anti Fungi, Sediaan inhalasi, antimalaria, antiamuba, Anti TB, anti alergi ada
di slide dosennya juga skip2 aja (ga ngerti gw apa kita harus hapal ampe seluruh
dosis2 obat itu ato gak)
The way to get started is to quit talking and begin doing. Walt Disney

5. Pendekatan Klinis Pasien Demam

4.

Demam kontinyu: pada demam kontinyu, variasi suhu sepanjang hari tidak
berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam terus-menerus tinggi sekali
disebut hiperpireksia.
Demam siklik: pada tipe demam ini, terjadi kenaikan suhu badan selama
beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang
kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

Teman- teman, sebelumnya saya beritahukan yaa bahwa isi tentir ini bukan diambil dari
slide kuliah, tetapi dari penjelasan dokternya + buku IPD..jadi tetap juga baca slide
yaa.hehe ^^

5.

5.1. IPD
Keluhan yang paling sering di klinik yaitu demam dan nyeri perut.. Demam atau febris
yaitu peningkatan suhu tubuh di atas normal dan dapat menjadi suatu petanda penyakit.
Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah
terangsang oleh pirogen eksogen yang berasal dari mikroorganisme atau merupakan hasil
reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Pirogen tersebut yaitu IL 1. Pirogen
ini di dalam hipotalamus akan merangsang pelepasan asam arakhidonat serta
mengakibatkan peningkatan PGE2 yang langsung dapat menyebabkan suatu pireksia.

Jika demam disertai dengan sakit oto, rasa lemas, tidak nafsu makan, dan mungkin ada
pilek, batuk, dan tenggorokan sakit biasanya digolongkan sebagai influenza atau
common cold. Dalam prakteik, 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja
dialami , pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influenza
atau penyakit virus sejenis lainnya. Demam yang tiba- tiba lebih sering diakibatkan
oleh virus. Demam intermitten biasanya terkait dengan malaria.

Suhu pasien biasanya diukur dengan termometer air raksa dan tempat pengambilannya
dapat di aksila, oral, atau rektum. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5 sampai 37,2 0C.
Suhu subnormal yaitu di bawah 36oC. Demam dapat diartikan jika suhu tubuh di atas
37,20C. Hiperpireksia yaitu suatu keadaan suhu tubuh mencapai 41,20C, sedangkan
hipotermia merupakan suatu keadaan jika suhu tubuh di bawah 35 0C. Biasanya terdapat
perbedaan suhu di oral, rektal, maupun aksila, yaitu 0,5 0C dengan suhu rectal > suhu oral.
Dalam beberapa keadaan diperlukan pengukuran suhu yang lebih akurat misal jika pasien
banyak berkeringat atau frekuensi pernafasan yang tinggi, yaitu dengan pengukuran rektal
karena pengukuran di beberapa tempat dapat berbeda 2-3 0C. Demam yang terjadi pada
mamalia menunjukkan adanya peningkatan antibodi dan proliferasi sel T.
Beberapa tipe demam, antara lain:
1. Demam septik: pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi
sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari.
Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut
turun ke tingkat yang normal dikatakan demam hektik.
2. Demam remitten: pada demam remitten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi
tidak pernah mencapai suhu normal. Perbedaan suhu yang tercatat dapat mencapai dua
derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.
3. Demam intermitten: pada demam intermitten, suhu badan turun ke tingkat yang
normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dua hari
sekali dinamakan tersiana dan jika dua hari bebas demam di antara dua serangan
demam disebut kuartana.

5.2. Penjelasan Dokter


Pasien biasanya mengilustrasikan demam dengan istilah awam panas. Tetapi kita sebagai
dokter tentunya harus mengetahui bahwa dalam dunia kedokteran dikenal juga istilah
flushing. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud oleh pasien adalah flushing atau demam
yaitu dengan mengukur suhu tubuh, jika suhu tubuh meningkat = demam. Tidak semua
dema disebabkan oleh infeksi, tetapi demam juga bisa disebabkan oleh obat (sitotoksik,
antibiotik, dan antikonvulsan) inflamasi.
Pendekatan klinis pasien demam yaitu:
1. Anamnesis: untuk mengetahui penyebab demam, jika curiga infeksi maka perlu
ditanyakan risiko penularan ( tempat tinggal, hewan peliharaan, kebiasaan).
2. PF: dapat mencari sumber infeksi dari gejala yang menyertai misalnya pada PF
ditemukan radang pada faring maupun laring, maka mungkin sumber infeksinya yaitu
pada saluran nafas atau, atau sakit pada nyeri ulu hati mungkin apendisitis.
3. Laboratorium: yaitu dapat pemeriksaan darah lengkap (yaitu untuk konfirmasi ada
tidaknya suatu infeksi), = leukositosis maka infeksi bakteri, leukosit menurun=virus,
neutrofilia=bakteri, dan limfositosis=virus). Dapat juga dilakukan pemeriksaan
terhadap CRP yaitu suatu protein fase akut yang diproduksi oleh hati.
Demam dapat dibagi menjadi akut yaitu < 2 minggu, dan kronik >2 minggu. Demam yang
disebabkan oleh virus biasanya tidak lebih dari 7 hari. Jadi, jika ada pasien datang
dengan keluhan demam yang kurang dari 7 hari maka curigailah virus. Karena demam yang
disebabkan oleh virus akan menimbulkan komplikasi pada minggu pertama. Jika demam
lebih dari 7 hari, maka pikirkanlah demam akibat bakteri, demam ini akan
menimbulkan komplikasi pada minggu kedua.Demam berdarah (dengue fever atau

dengue hemorrhage fever) disebabkan oleh flavivirus. Biasanya demam yang disebabkan
oleh dengue infection turun pada hari ke tujuh. Dengue infection dapat menyebabkan
demam dengan spektrum keparahan yang luas, misalnya pada dengue fever, trombosit tidak
menurun sedangkan pada dengue hemorrhage fever, trombosit menurun. Demam berdarah
mencapai masa kritis pada hari ketiga dan keempat. Oleh karena itu, jika kita mendapat
pasien yang demam baru dua hari, minta untuk datang kembali ke kita satu atau dua hari
jika demamnya belum turun karena masa kritis demam berdarah yaitu pada hari ketiga atau
keempat dan dapat menyebabkan syok dan kematian. Pada demam berdarah dapat terjadi
hemokonsentrasi yaitu kebocoran pembuluh darah.
Contoh kasus: Anak Cubi dating dengan keluhan demam, setelah dianamnesis diketahui
bahwa Cubi menderita demam selama dua hari. Dari pemeriksaan laboratorium diketahui
bahwa trombosit Cubi agak sedikit menurun. Sampai hari keenam suhu badan Cubi tetap
tinggi. Maka terapi yang dilakukan
Pembahasan: pada hari keenam suhu badan pasien masih tinggi, kita masih dapat
memikirkan infeksi virus karena pada demam akibat infeksi virus biasanya akan menurun
pada hari ketujuh. Pada hari ketujuh Cubi ternyata masih tetap demam, maka kita sudah
harus mulai memikirkan adanya infeksi bakteri, bisa dilakukan pemeriksaan darah lengkap
dan tes widal. Demam typhoid akan memberikan respon pengobatan (misal chloramfenikol)
3-5 hari setelah pemberian terapi. Jadi, kesimpulan yang penting adalah demam < 7 hari=
virus, jika setelah diberi pengobatan demam tidak juga turun setelah >7 hari
pikirkan infeksi bakteri.(LN)
Minds are like parachutes they only function when open. Thomas
Dewar

Segala Puji bagi Tuhan Semesta Alam.

10

Anda mungkin juga menyukai