Kuliah TB RSDM
Infeksi primer
Infeksi yang pertama kali dengan kuman TB
Berbentuk kompleks primer
Diagnosis TB Paru
1. Anamnesis
Gejala respiratorik : batuk 2 minggu, batuk darah,
sesak napas, nyeri dada
Gejala sistemik : badan lemah, nafsu makan turun,
berat badan turun, malaise, keringat malam
2. Pemeriksaan mikroskopis bakteri: cara SPS, metode
pengecatan Ziehl Nellsen, pembacaan skala
IUATLD (Int.Union Against TB & Lung Dis), skla
Bronkhorst
3. Radiologis
Lesi multiform, aktif: infiltrat, konsolidasi,
noduler, milier, kavitas, efusi
Lesi inaktif: fibrotik, kalsifikasi, schwarte
Digunakan untuk membedakan lesi minimal dan
lesi luas
TBC 11
TBC 12
TBC 14
Diagnosis TB Paru
Pemeriksaan fisik ; tegantung luasnya lesi
Lab : ditemukan BTA
Foto toraks dengan pelindung di perut : gambaran TB
trimester I, yang bahaya ! Diutamakan pada BTA Tanpa Foto toraks hanya 0,3-0,6 % meningkat menjadi
1,2-1,9 %
Tuberkulin tes
- Kehamilan tidak menurunkan respons tuberkulin test
Lain-lain : uji tuberkulin, PCR
2. Rifampisin (R)
Dapat menembus jaringan plasenta
Teratogenik : (-)
Merubah paramater pembekuan darah
Vit K
pencegahan
3. Etambutol (E)
Dapat menembus jaringan plasenta
Efek teratogenik (-)
Tidak terjadi gangguan pada mata atau sistem saraf
pusat
Perkembangan janin di uterus tak terganggu
4. Pirazinamid (Z)
Data teratogenik : tidak adekuat
Tidak ditemukan data pada binatang dan penelitian
epidemiologik adanya anomali kongenital
Dalam ASI konsentrasi kecil
Tetap dapat diberikan pada perempuan hamil
6. OAT lainnya
Belum ada data yang cukup
Sebaiknya dihindari
PENATALAKSANAAN
Kategori I : 2RHZE/4 RH
Kategori II : 2RHZES/ RHZE/ 5RHE
Kasus
- TB Paru BTA +
kasus baru
- BTA -, lesi luas/
kasus berat
- TB di luar paru
2RHZE/4RH
2RHZE/4R3H3
II
- Kambuh
- Gagal
pengobatan
Sesuai uji
resistensi
2RHZES/1RHZE/
5RHE
Efek samping
Efek teratogenik
Rifampisin
Gangguan sal,cerna
sakit kepala
Binatang mengerat :
spina bifida & cleft
palate
Isoniazid
Hepatitis,neuropati
perifer, gangguan
sal cerna
Etambutol
Neuritis optik
Tikus : kesuburan
menurun
Tikus putih :
cleft palate &
unencephaly
Kelinci :
monoftalmia
Efek samping
Efek teratogenik
Pirazinamid
Hepatotoksik,hiperuri
semia
Tak diketahui
Sterptomisin
Ototoksik,sakit kepala,
nyeri pada bekas suntikan
nefrotoksik (jarang)
Tak diketahui
Kanamisin
Tak diketahui
Kapreomisin
Efek samping
Efek teratogenik
Viomisin
Etionamid
Gangguan sal.cerna,
hepatitis,neuritis optik
& perifer
Efek teratogenik
pada kelinci &
tikus
Sikloserin
Tak diketahui
KASUS RUJUKAN
Kasus dengan komplikasi:
Batuk darah masif
Pneumotoraks
Empiema
Efusi pleura masif
KU buruk (malnutrisi, sesak napas berat)
KASUS RUJUKAN
Kasus dengan penyakit penyerta:
Diabetes tak terkontrol
Hepatitis
Gagal ginjal
HIV/AIDS
dll
KASUS RUJUKAN
Kasus ekstra paru berat:
TB Milier
Meningitis TB
Peritonitis TB
dll
KASUS RUJUKAN
SEDIAAN OBAT TB
FDC : fixed dose combination
1 tablet : merah : INH 75 mg
Rimfapicin 150 mg
Etambutol 275 mg
Pirazinamid 400mg
Kuning : rimfapicin + inh
KOMBIPAK : 1 tablet
mengandung 1 jenis obat
Dosis OAT
BB < 40kg 40-60kg
R
H
Z
E
300mg 450mg
300mg
750mg 1000mg
750mg 1000mg
>60kg
600mg
300mg
1500mg
1500mg
Sesuai BB
10mg/kgBB
5mg/kgBB
25-25mg/kgBB
20mg/kgBB
DOSIS FDC
Fase intensif ( merah )
Harian
Fase lanjutan
3x minggu
STREPTOMICIN
Dosis : 15-18 mg / kgBB / IM
Cara skin test obat sebelum
disuntikkan :
Bubuk diencerkan
aquabidest 5cc
Ambil 0,1 cc diencerkan
lagi dengan aquabidest
sampai 1 cc disuntikkan
intracutan / sc 0,1 cc
tunggu 15 menit
Alergi bila : kemerahan ,
gatal berlebih, bengkak