(penjualan) yang terus menerus memberi keuntungan bagi kedua pihak, baik
bagi konsumen maupun bagi perusahaan.
Selanjutnya, sales (penjualan) adalah juga soal bagaimana penjual dan
pembeli saling berinteraksi, mengadakan negosiasi, mencari informasi
sekaligus mengadakan transaksi. Karena itulah sales (penjualan) menjadi
ujung tombak sebuah sistem perusahaan, utama sistem yang dirancang
untuk menopang kinerja pemasaran dan sales (penjualan) sekaligus.
Karena interaksi menjadi sebuah hal yang utama dan lumrah, seorang
penjual harus mampu menguasai ketrampilan yang diibutuhkan supaya
produk bisa dijual dengan mudah dan tepat sasaran.
Sebelum berbicara lebih jauh mengenai manajemen sales (penjualan),
kiranya penting bagi kita untuk menilik jawaban atas pertanyaan: apa
sesungguhnya peran manajemen sales (penjualan). Poin di bawah ini akan
menjelaskannya.
3. Apa Sesungguhnya peran Manajemen Sales (penjualan)?
Salah satu peran penting manajemen sales (penjualan) bisa dilihat pada
konsep marketing mix, di mana pengadministrasian sales (penjualan) tatap
muka (personal selling) diperlukan.
Administrasi yang dirujuk mencakup berbagai macam kegiatan seperti
pemotivasian, evaluasi personalia (para penjual di lapangan), manajemen
dan pengendalian sales (penjualan) serta programprogramnya, seperti
pengkompensasisan, platina, penarikan, serta perencanaan.
Dengan peran semacam ini, manajemen sales (penjualan) mestilah dipahami
sebagai sebuah cara tentang bagaimana keputusan strategis akan diambil,
serta bagaimana rencana-rencana pemasaran akan dilaksaanakan. Karena
merupakan bagian terdepan, atau ujung tombak sebuah perusahaan, maka
kegiatan sales (penjualan) diharapkan dapat menghasilkan sesuatu apapun
dan bagaimanapun bentuknya, sesuai yang telah digariskan kebijakan
pemasaran dari proses transaksi yang terjadi di dalam pasar untuk produk
tertentu yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan.
Karena itulah bisa dibilang bahwa sales (penjualan) adalah sebuah kegiatan
dasar yang dilakukan oleh sekelompok orang maupun oleh setiap orang.
Akan tetapi biasanya dalam kelompok orang, tidak ada satupun dari mereka
yang mampu menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan dari sebuah barang.
Oleh karena itu mereka membutuhkan pihak lain, kelompok lain, yang
mampu mengadakan transaksi sales (penjualan) dengan mereka. Dalam hal
ini, transaksi pertukaran menjadi inti sales (penjualan) yang masuk di bagian
kajian pemasaran.
Tentu di sini keterlibatan konsep sales (penjualan) menjadi penting, di mana
satu pihak memberi kepada pihak lain sejumlah imbalan tertentu dalam
bentuk uang untuk sebuah produk atau barang yang diinginkan dan sekaligus
dibutuhkan.
Dalam konsep pemasaran, pertukaran dan transaksi menciptakan sebuah
nilai yang berguna bagi kedua belah pihak. Transaksi, pada hakikatnya,
merupakan usaha untuk menaikkan nilai sebuah produk, dan secara umum
merupakan cara untuk menaikkan nilai perusahaan serta penerimaan
perusahaan. Kendati demikian, sales (penjualan) sering disalah-persepsikan,
baik oleh perusahaan maupun orang-orang yang terkait dengannya.
3.a. Salah persepsi mengenai sales (penjualan)
Beberapa salah persepsi tentang sales (penjualan) bisa dilihat pada poin
berikut:
1) Sales (penjualan) merupakan sebuah kegiatan yang tergantung pada
kemauan orang lain; atau sangat tergantung pada pihak lain yang memiliki
modal lebih banyak.
2) Kepribadian tertentu merupakan sebuah hal yang melekat pada penjual.
Penjual dianggap seperti para ekstrovert.
3) Orang bertipe perayu merupakan jenis manusia yang tepat untuk
melakukan sales (penjualan). Dalam beberapa kasus, ini mungkin benar,
namun harus diartikan sebagai sebuah nilai positif.
4) Memperdaya orang lain adalah bagian dari kegiatan sales (penjualan). Ini
hanya mungkin terjadi pada orang yang tidak memiliki kemampuan untuk
menjual.
5) Sales (penjualan) merupakan sejenis profesi untuk kasta rendah. Mereka
yang berperan sebagai penjual adalah orang-orang yang berstatus rendah.
Ini salah, sebab dibutuhkan teknik tinggi untuk menguasai sales (penjualan).
Kendati demikian, adalah benar bahwa sales (penjualan) merupakan kegiatan
yang sangat berat dan cenderung dihindari.
3.b. Mengapa manajemen sales (penjualan) menjadi penting
Ada beberapa alasan yang bisa menjadi jawaban atas pertanyaan di poin ini:
Karena setiap organisasi dan orang adalah penjual, terlepas dari apapun
yang dijualnya.
Ada banyak peluang karir di bidang sales (penjualan), yang tentu saja
merupakan kesempatan terbaik yang bisa diperoleh tenaga kerja.
Dampak langsung sales (penjualan) akan dirasakan oleh
perusahaan/organisasi yang memiliki produk tertentu.
Segala macam perusahaan dan organisasi sangat membutuhkan
manajemen sales (penjualan) dengan berbagai aktivitas yang terkait
dengannya seperti penyediaan sumber daya dan biaya, penyediaan
peralatan dan tenaga penjual, dan lain sebagainya.
Setelah mengetahui perihal pentingnya sebuh divisi manajemen sales
(penjualan) dan berbagai macam salah persepsi yang terkait dengannya, tiba
saatnya untuk merinci hal-hal lanjutan seperti sebuah pertanyaan: adakah
perbedaan yang sifatnya prinsipil, antara melakukan sales (penjualan) dan
pengelolaan sales (penjualan)?
4. Beda antara melakukan sales (penjualan) dan pengelolaan sales
(penjualan)
Modal berguna apabila calon pembeli jauh dari gerai sales (penjualan), atau
barang yang dijual belum dikenal oleh pembeli.
Di titik ini, modal diperlukan untuk promosi, dan lain sebagainya. Sales
(penjualan) hanya bisa dilakukan dalam kondisi di mana modal untuk jualan
tersedia cukup banyak, yang kemudian bisa digunakan untuk menanggulangi
kendala-kendala tertentu seperti yang disebut di atas.
Faktor lain seperti pemberian hadiah, kampanye, peragaan, dan iklan
seringkali mempengaruhi jumlah sales (penjualan).
Namun jangan salah, semua faktor tersebut membutuhkan biaya yang tidak
sedikit. Bagi perusahaan dengan modal kuat, semua faktor tersebut bisa
disediakan untuk memperkuat sales (penjualan). Namun bagi perusahaan
kecil, faktor-faktor tersebut tidak membantu banyak.
Meski demikian, prinsip penting pada sales (penjualan) adalah bagaimana
memproduksi barang yang baik dan berkualitas. Hal-hal kecil bisa dilakukan,
misalnya, membungkus barang semenarik mungkin. Bungkus yang menarik
sudah merupakan promosi yang bagus.
8. Manajemen Sales (penjualan) dan Hubungannya dengan konsep
barang
Dalam manajemen sales (penjualan) seperti apapun, barang menjadi sentral
yang dibutuhkan. Ia kemudian ditawarkan kepada konsumen, dan jika
berhasil, penjual akan mendapat nilai yang dibutuhkan oleh perusahaannya.
Pada istilah barang itu sendiri, terdapat beberapa tahap (kaitannya dengan
citra barang) yang mesti dikenali, yakni:
Tahap perkenalan
Tahap ini biasanya mesti dilalui oleh sebuah barang yang benar-benar baru
dan belum pernah diperkenalkan sebelumnya. Barang yang benar-benar baru
belum diketahui masyarakat sehingga penjual perlu memperkenalkan
berbagai macam informasi terkait dengan barang tersebut kepada
masyarakat pembeli yang disasar. Biasanya pihak pemasaran kemudian akan
Produk yang terakhir ini memiliki lebih banyak keunggulan, antara lain
harganya lebih murah. Perlahan-lahan, keunggulan yang dibawa oleh produk
terakhir itu mengikis popularitas produk sejenis yang berada dalam pasar
yang sama, dan telah populer lebih dulu.
Tahap penurunan atau kemunduran
Setelah tahap dewasa, sebuah barang akan mengalami kemunduran,
sehingga menurunkan volume sales (penjualan) barang. Untuk mengatasi hal
ini, perlu dilakukan penyegaran ulang terhadap konsep manajemen sales
(penjualan), misalnya a) menghentikan produksi barang yang sudah tidak
dapat bersaing dengan produk sejenis.
Kemudian menggantinya dengan produk baru. Ini bisa dilakukan jika sebuah
perusahaan memiliki sumber daya mumpuni untuk membuat kreasi baru
yang berbeda. Dan b) tetap mempertahankan barang lama tersebut, namun
melakukan pembaharuan atribut-atribut lama yang melekat pada barang.
Misalnya, pembaruan kemasan, cara distribusi, mutu spesifikasi barang,
harga, dan lain sebagainya.
9. Manajemen sales (penjualan): Beberapa proses untuk diketahui
Pada setiap proses sales (penjualan), terdapat strategi sales (penjualan) yang
sudah ditetapkan sebelumnya. Setelah strategi ditetapkan, yang harus
dilakukan oleh manajemen kemudian adalah bagaimana mengelola dan
melaksanakan strategi tersebut.
Ini disebut pengelolaan sales (penjualan). Pengelolaan sales (penjualan)
sebuah produk jasa atau barang meliputi pengenalan pasar dan juga
persiapan desain sturktur dan organisasi penjual. Selain kedua hal tersebut,
penjual juga harus meramalkan volume sales (penjualan) dan menentukan
tujuan objektifnya. Di dalamnya termasuk manajemen waktu dan penentuan
tujuan (yang merupakan turunan langsung tujuan perusahaan).
Manajemen sales (penjualan) yang kompleks selalu menyertakan tingkatan
tertentu untuk menentukan tujuan sales (penjualan). Tingkatan ini termasuk
tujuan korporasi, tujuan unit bisnis, tujuan pemasaran, sampai kepada tujuan
individu yang dimiliki oleh penjual.
R E L AT E D P O S T S :
tentang-sales-management-manajemen-penjualan/#sthash.LoTEAPJI.dpuf