Anda di halaman 1dari 12

MOTIVASI

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi

Mata Kuliah : Dasar-Dasar Manajemen

Dosen Pengampu : Bpk. Fahrurozi M. Ag

Disusun oleh :

Taat Rifani (103111100)


M. Syaiful Anwar (103311023)
Muhibatul Khusna (103311024)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG
2011

MOTIVASI

I. PENDAHULUAN
Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu ilmu dan seni, yaitu sutu
kemapuan seseorang untuk dapat mempengaruhi seseorang atau kelompok
untuk mencapai tujuan1. Setiap orang pada hakikatnya adalah seorang
pemimpin, sehingga sebagai seorang pemimpin harus mempunyai skill yang
bagus untuk memimpin. Kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin adalah kepemimpinan dimana seorang pemimpin tidak hanya
berbicara akan tetapi juga mampu memberikan teladan bagi yang dipimpinya.
Dari penjelasan diatas jelaslah rambu-rambunya bahwa seorang
pemimpin harus disertai tanggung jawab dan mampu membangun atau
mendorong atau memotivasi bawahanya agar bekerja baik. Dengan demikian
apabila bekerja diartikan sebagai suatu aktifitas atau suatu usaha yang
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan, maka di dunia kerja motivasi sering
diartikan sebagai suatu dorongan yang menyebabkan seseorang mau bekerja
untuk mewujudkan keinginanya.
Motivasi sebagai konsep banyak menarik perhatian banyak ahli dari
berbagai ilmu untuk menkajinya dan termasuk kita yang masih awam.
Motivasi merupakan unsur penting yang terdapat pada setiap individu untuk
mencapai prestasi tinggi. Untuk itu dalam makalah ini akan mengupas
mengenai motivasi, dengan harapan kita semua akan paham dan mampu
mengaplikasikanya dengan baik.

II. RUMUSAN MASALAH


A. Apa Pengertian Motivasi?
B. Apa Teori-Teori Tentang Motivasi?

1
Veithzal Rivai, Kiat Memimpin dalam Abad 21, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004),
hlm. 235
1
C. Apa Macam-Macam Motivasi?

III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti dorongan
atau menggerakan. Kata motivasi sering diartikan dalam bentuk kata kerja
menjadi rangsangan, dorongan yang menyebabkan sesuatu, baik yang
berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar. 2 Karena perilaku
manusia dimulai dengan adanya motivasi maka motivasi dapat diartikan
sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu
tujuan tertentu.
Adapun pengertian dari beberapa ahli mengenai motivasi adalah
sebagai berikut:
1. Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan yang terjadi pada diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului
dengan tanggapan adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan
Mc Donald ini mengandung tiga elemen penting.
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada
diri setiap individu manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi
seseorang
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan
Dari ketiga elemen di atas dapat dikatakan bahwa motivasi akan
menyebabkan suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia,
sehingga akan bergayut dengan kondisi kejiwaan, perasaan dan juga
emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini
didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.3
2
Sudarman Damin dan Suparno, Manajemen dan kepemimpinan Transformasional,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 30
3
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990),
hlm. 73-74
2
2. Menurut Petri (1981), motivasi adalah keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.4
Dari berbagai pengertian diatas pengertian motivasi dapat
disimpulkan sebagai suatu dorongan yang ada dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu dengan ditandai
dengan adanya “feeling” untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
guna mencapai suatu tujuan tertentu.
Motivasi itu dimaksudkan untuk memberikan daya perangsang
kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja
dengan segala daya dan upaya.5 Sehingga motivasi begitu penting bagi
kita, karena dengan motivasi kita akan lebih semangat untuk
melakukan atau merealiasaikan sesuatu.6
B. Teori-Teori Tentang Motivasi
1. Teori isi (Content)
Teori isi memusatkan pada pertanyaan, “apa penyebab perilaku
terjadi dan berhenti.” Jawabanya terpusat pada 1) kebutuhan,
keinginan atau dorongan yang memecu untuk melakukan kegiatan, 2)
hubungan karyawan dengan faktor-faktor eksternal dan internal yang
menyebabkan mereka melakukan kegiatan.7
a. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Abraham Maslow yakin bahwa ketidakpuasan kebutuhan
individu adalah sumber motivasi utama. Ia menempatkan lima
kebutuhan dalam bentuk hierarki dari yang paling mendasar hingga
yang paling matang (tinggi). Hierarki Maslow yang sangat terkenal
ini terdiri atas: (1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan akan rasa

4
Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010),
hlm. 83
5
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, ( Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 2008), hlm. 147
6
Veithzal Rivai, Op.cit, hlm. 237
7
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Buni Aksara,
2009), hlm. 251
3
aman, (3) kebutuhan akan rasa dimiliki dan dicintai, (4) kebutuhan
akan pengakuan diri, dan (5) kebutuhan akan aktualisasi diri.
Asumsi sering dibuat dengan menggunakan heararki Maslow
dimana tenaga kerja modern, dengan tegnologi meningkatkan
kebutuhan dasar masyarakat secara fisiologis, aman dan memiliki.
Untuk itu mereka termotivasi oleh kebutuhan penghargaan diri
sendiri, orang lain dan aktualisasi diri. Konskwensinya, kondisi
untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan ini dipresentasikan dalam
kerja pekerjaan itu sendiribermakna dan memotivasi.8
b. Teori motivasi Higiene Herzberg
Frederick I. Herzberg, yakin bahwa hanya kebutuhan-
kebutuhan yang berhubungan dengan tingkat status ego Maslow
dan aktualisasi diri adalah sumber motivasi kerja langsung. Ia
menyebut faktor motivasi ini dan ia beranggapan bahwa tingkat
kebutuhan yang lebih rendah adalah survival dan keamanan yang ia
juluki dengan faktor ketidakpuasan terpusat pada isu yang tidak
berhubungan langsung dengan pekerjaan dan merupakan faktor-
faktor yang diasumsikan kebanyakan orang akan dipenuhi.
Diantara faktor-fakyor ketidakpuasan adalah gaji, keamanan kerja,
dan kondisi kerja yang baik.9
c. Teori Murray
Teori kebutuhan menurut Murray berasumsi bahwa manusia
mempunyai sejumlah kebutuhan yang memotivasinya untuk
berbuat. Kebutuhan-kebutuhan Murray itu antara lain (1)
pencapaian hasil kerja, (2) afiliasi, (3), agresi, (4) otonomi, (5)
pamer, (6) kata hati, (7) memelihara hubungan baik, (8)
memerintah (berkuasa), (9) kekuatan, dan (10) pengertian.
Kebutuhan yang disebut Murray itu bersifat kategorisasi saja.

8
Veithzal Rivai, Op.cit, hlm. 236
9
Ibid.
4
Sebenarnya kebutuhan manusia itu sangat banyak kompleks dan
terbatas.10
d. Teori Alderfer
Menurut Alderfer bahwa manusia itu mempunyai
kebutuhan yang disingkat ERG ( Existence, Relatedness, Growth).
Manusia pada hakikatnya ingin dihargai dan diakui keberadaanya
(eksistensi), ingin diundang dan dilibatkan. Selain itu manusia
sebagai makhluk sosial ingin berhubungan atau bergaul dengan
manusia lainya (relasi). Manusia juga ingin selalu meningkat taraf
hidupnya menuju kesempurnaan (ingin selalu berkembang).11
e. Teori X dan Y dari Mc Gregor
Inti teori Mc Gregor terlihat pada klasifikasi yang di
buatnya tentang manusia, yaitu:
1) Teori X yang pada dasarnya mengatakan bahwa manusia
cenderung berperilaku negative.
2) Teori Y yang pada dasarnya mengatakan bahwa manusia
cenderung berperilaku positif.
Dalam mengemukakan dan mempertahankan kebenaran teorinya
Mc Gregor menekankan bahwa cara yang digunakan oleh para
meneger dalam memperlakukan para bawahannya sangat
tergantung pada asumsi yang digunakan tantang cirri-ciri manusia
yang dimiliki oleh para bawahannya itu. 12
f. Teori Mc Clellend
Mc Clellend berpendapat bahwa banyak kebutuhan
diperoleh dari kebudayaan. Tiga dari kebutuhan Mc Clelend adalah
(1) kebutuhan akan prestasi, ( need of achiemend ) disingkat n Ach,

10
Husaini Usman, Op.cit, hlm. 259
11
Ibid.
12
Sondang P. Siagian, Teori Motifasi dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), hlm.
162
5
(2) kebutuhan akan afiliasi ( need of affilition ) disingkat n Aff, dan
(3) kebutuhan akan kekuasaan ( need of power ) disingkat n Pow.13
2. Teori Proses
Teori proses memusatkan perhatian pada bagaimana perilaku
dimulai dan dilaksanakan. Perlu diketahui juga bahwa proses motivasi
diawali oleh adanya kebutuhan. Inisiati itu dipenuhi oleh inisiatif dari
organisasi tempat ia bekerja.14
a. Teori ekspektasi Lewin dan Vroom
Teori ekspektasi (harapan) dikembangkan oleh Lewin dan
diterapkan oleh Vroom secara khusus dalam praktik memotivasi.
Teori ekspektasi ini mempunyai asumsi (1) manusia biasanya
meletakan nilai pada suatu yang diharapkanya, (2) suatu usaha
untuk menjelaskan motivasi yang terdapat pada seseorang selain
harus mempertimbangkan hasil yang dicapai, ia juga
mempertimbangkan keyakinan tersebut bahwa yang dikerjakan
memberikan sumbangan terhadap terciptanya tujuan yang
diharapkan.
Berdasrkan asumsi-asumsi diatas, Vroom mengembangakan
suatu teori motivasi, yaitu intensitas motif seseorang untuk
melakukan sesuatu adalah fungsi nilai atau kegunaan dari setiap
hasil yang mungkin dapat dicapai dengan persepsi suatu tindakan
dalam upaya mencapai hasil tersebut. Teori harapan dari Vroom
telah dikembangkan oleh Posterdan Lawler serta ahli-ahli lainya.
Bahwa motivasi menyangkut beberapa faktor, yaitu (1) valensi,
yaitu kekuatan preferensi seseorang untuk memperoleh imbalan,
(2) harapan, dan (3) instrumentasi, yaitu keyakinan seseorang akan
mendapat imbalan atas pekerjaan yang telah diselesaikan. 15
Rumusanya sebagai berikut:

13
Husaini Usman, Op.cit, hlm. 264
14

15
Ibid, hlm. 261
6
Motivasi = valensi x harapan x instrumental
b. Teori Porter-Lowler
Liman Porter dan EE. Lawler mengfokuskan pada nilai
yang ditempatkan orang untuk suatu tujuan seperti juga pandangan
seseorang terhadap kesamaan dalam tempat kerja atau keadilan
sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi kelakuan kerja oramg
tersebut.16 Teori Porter-Lower adalah teori pengharapan dari
motivasi dengan orientasi masa depan dan menekankan antisipasi
tanggapan-tanggapan atau hasil-hasil. Model pengharapan ini
menyajikan sejumlah cara manajer memotivasi bawahanya seperti
yang di ungkapkan Nadler & Lower.
Implikasi bagi manajer:
1. Pemberian penghargaan disesuaikan dengan kebutuhan
bawahan
2. Jelaskan prestasi yang diharapkan
3. Buatlah prestasi yang menantang dan dapat dicapai
4. Hubungan penghargaan dengan prestasi
5. Analisis faktor-faktor yang bertentangan dengan efektifkan
penghargaan
6. Penentuan penghargaan yang memadai
Implikasi bagi organisasi
1. Sistem penghargaan organisasi harus didisain untuk memotivasi
perilaku yang diharapkan
2. Pekerjaan itu dapat dibuat sebagai penghargaan intrinsik
3. Atasan harus berperan langsung dalam motivasi17
c. Teori Keadilan
Teori keadilan menyatakan bahwa faktor
keadilan/kewajaran yang memengaruhi sistem pengupahan

16
Jimmi Sadeli dan Bayu Prawira Hie, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta: Salemba
Empat, 2001), hlm. 91
17
Husaini Usman, Op.cit, hlm. 267
7
mencakup 3 dimensi, yaitu dimensi internal, dimensi eksternal dan
dimensi individual. Dimensi internal berarti setiap jabatan dan
pekerjaan individu dihargai oleh organisasi/perusahaan dengan
perbandingan rasional dari yang terendah sampai tertinggi. Dimensi
eksternal berarti pengupahan dilakukan dengan memerhatikan nilai
pasar tenaga kerja diluar organisasi/perusahaan yang mampu
bersaing dengan pengupahan yang diberikan organisasi/perusahaan
lain yang sejenis. Dimensi individual berarti keadilan yang
dirasakan oleh setiap individu dengan individu lainya.18
d. Teori Perilaku Skinner
Teori ini menyatakan bahwa yang memengaruhi dan yang
membentuk perilaku kerja disebut pembentukan perilaku ( operan
conditioning ) atau disebut juga behaviour modification, positive
reinforcement, dan scinnerian conditioning. Pendekatan ini
didasarkan pada hukum pengruh ( law efect ) yang menyatakan
bahwa perilaku yang diikuti dengan konskwensi pemuasan
cenderung diulang, sedangkan perilaku yang diikuti konskwensi
hukuman cenderung tidak diulang. Jadi perilaku individu dimasa
mendatanng dapat diramalkan atau dipelajari.19
C. Macam-Macam Motivasi
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukanya
a. Motif-motif bawaan
Adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu
tanpa dipelajari. Misalnya dorongan untuk makan, dongan untuk
minum dan lain sebagainya.
b. Motif-motif yang dipelajari
Adalah motif-motif yang timbul karena dipelajari. Misalnya
adalah dorongan untuk mempelajari suatu cabang ilmu
pengetahuan.
18
Ibid, hlm. 268
19
Husaini Usman, Op.cit, hlm. 266
8
2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodwort dan Marquis
a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk minum,
makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk
beristirahat.
b. Motif-motif darurat, misalnya dorongan untuk menyelamatkan
diri, dorongan untuk membalas dan lain sebagainya. Jenis
motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar.
c. Motif-motif objektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, manipulasi dan untuk menaruh minat.
Motif ini muncul karena dorongan untuk menghadapi dunia luar.20
3. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
a. Motivasi intrinsik
Adalah moti-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dari dalam individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contoh: seseorang yang
senang membaca tidak usah ada yang menyuruh atau
mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk
dibacanya.
b. Motivasi ekstrinsik
Adalah moti-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya perlu
dirangsang dari luar. Misalnya adalah seseorang itu belajar karena
tahu besok paginya akan ada ujian dengan harapan mendapat nilai
baik, sehingga akan dipuji oleh temanya ataupun pacarnya.21

IV. ANALISIS
Dalam makalah ini sangat jelas perbedaan antara teori inti dan teori
proses. Dijelaskan bahwa teori isi lebih memusatkan pada pertanyaan, apa
penyebab perilaku terjadi dan berhenti. Jawabanya terpusat pada 1)

20
Sardiman A.M, Op.cit. hlm. 87
21
Ibid. hlm. 90
9
kebutuhan, keinginan atau dorongan yang memicu untuk melakukan
kegiatan, 2) hubungan karyawan dengan faktor-faktor eksternal dan internal
yang menyebabkan mereka melakukan kegiatan, sedangkan teori proses
lebih memusatkan perhatian pada bagaimana perilaku dimulai dan
dilaksanakan, akan tetapi perlu diketahui bahwa proses motivasi diawali
oleh adanya kebutuhan.

V. KESIMPULAN
Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti dorongan
atau menggerakan. Sedangkan menurut istilah motivasi adalah suatu
dorongan yang ada dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu dengan ditandai dengan adanya “feeling” untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu.
Sedangkan secara umum teori motivasi ada 2 yaitu: teori isi (Conten)
yang terdiri dari Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, Teori motivasi Higiene
Herzberg, Teori Murray, Teori Alderfer, Teori X dan Y dari Mc Gregor,
Teori Mc Clellend . Sedangkan yang kedua adalah proses yang terdiri dari
Teori ekspektasi Lewin dan Vroom, Teori Porter-Lowler, Teori Keadilan dan
Teori Perilaku Skinner.

VI. PENUTUP
Demikianlah Makalah yang dapat kami buat, sebgai manusia biasa
kita menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat
konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan
berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin......

DAFTAR PUSTAKA

10
A.M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali
Pers, 1990)
Damin, Sudarman dan Suparno, Manajemen dan Transformasional, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2009)
Ghufron, Nur dan Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA, 2010)
Manullang, M, Dasar-Dasar Manajemen, ( Yogyakarta: Gadjah Mada Press,
2008)
P. Siagian, Sondang, Teori Motifasi dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
1995)
Rivai, Veithzal, Kiat Memimpin dalam Abad 21, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004)
Sadeli, Jimmi dan Bayu Prawira Hie, Manajemen Sumber Daya Manusia,
(Jakarta: Salemba Empat, 2001)
Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Buni
Aksara, 2009)

11

Anda mungkin juga menyukai