Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BERWIRAUSAHA

“MOTIVASI BERWIRAUSAHA “

Dosen Pengampu : Drs. Hamdan, M.Pd.I

Di Susun Oleh :

Kelompok 4

1. Endang Sekar Wangi NIM : T.PAI. 1.2022.020

2. Suci Sagita NIM : T.PAI. 1.2022.061

3. Umar Said NIM : T.PAI. 1.2022.014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SYEKH MAULANA QORI (SMQ) BANGKO
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata motivasi sering kali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam
hal yang menyangkut pengembangan diri. Bila kita mempunyai keinginan, maka kita
perlu motivasi untuk memanifestasi keinginan tersebut. Banyak dari kita yang
mempunyai keinginan dan ambisi besar, tetapi kurang mempunyai inisiatif dan
kemauan mengambil langkah untuk mencapainya karena kurangnya energi pendorong
dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi. Motivasi akan menguatkan ambisi,
meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam mengarahkan energi kita untuk
mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi yang benar kita akan semakin
mendekati keinginan kita. Di sinilah motivasi berperan membuat diri seseorang maju
dan melangkah untuk mengambil langkah selanjutnya demi merealisasikan apa yang
diinginkan tersebut.
Fenomena banyaknya pengangguran yang semakin meningkat tiap harinya
menjadi salah satu masalah sosial yang membutuhkan penyelesaian. Sedikitnya
lapangan pekerjaan yang ada saat ini, menjadi alasan utama bertambahnya angka
pengangguran di negara ini. Kondisi ini dapat dikurangi jika kita berusaha menciptakan
lapangan pekerjaan. Untuk itu semua masyarakat yang memiliki kreatifitas dan bekal
ilmu yang telah diperoleh di dunia pendidikan, sebaiknya memiliki mental untuk
berwirausaha dibanding menggantungkan diri dengan berburu pekerjaan bersama jutaan
pengangguran yang juga mencari pekerjaan.
Banyak pihak yang menyelenggarakan seminar, workshop maupun pelatihan dan
pengembangan motivasi berwirausaha dengan tujuan mendorong masyarakat untuk
berwirausaha. Jika motivasi kerja tinggi maka semangat hidup pun akan tinggi. Oleh
karena itu agar gairah hidup kita bertambah perlu adanya motivasi dalam dalam segala
hal yang kita lakukan termasuk bekerja ataupun berwirausaha. Untuk itu, kita perlu
menumbuhkan motivasi berwirausaha agar dapat mengubah pola pikir dari yang
sebelumnya pencari kerja menjadi  penyedia lapangan kerja.

2
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan motivasi?
b. Apa saja jenis dan tujuan motivasi?
c. Bagaimana teori tentang motivasi?
d. Bagaimana motif berprestasi dalam kewirausahaan?
e. Bagaimana memulai usaha?
f. Bagaimana langkah menuju keberhasilan kewirausahaan?
g. Apa saja faktor pendorong dan penghambat kewirausahaan?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan motivasi
b. Untuk mengetahui Apa saja jenis dan tujuan motivasi
c. Untuk mengetahui Bagaimana teori tentang motivasi
d. Untuk mengetahui Bagaimana motif berprestasi dalam kewirausahaan
e. Untuk mengetahui Bagaimana memulai usaha
f. Untuk mengetahui langkah menuju keberhasilan kewirausahaan
g. Untuk mengetahui Apa saja faktor pendorong dan penghambat kewirausahaan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti dorongan atau daya
penggerak. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang
mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan
berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan
keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak mau
bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan ketermpilan yang
dimiliknya.
Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu
karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
Beberapa definisi mengenai motivasi, diantaranya:
a. Drs. Malayu Hasibuan Motivasi adalah sebuah pemberian daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja
efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
b. Harold Koontz Motivation refers to drive and effort to satisfy a want or goal.
Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau
suatu tujuan.1
c. Motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok
pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkit topangan dan mengarahkan
tindak-tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional
yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiatif dan pengarahan tingkah
laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah dorongan atau daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan suatu
tindakan  untuk memenuhi hal yang dibutuhkan atau diharapkan.

B.  Jenis Dan Tujuan Motivasi


1 Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003, hlm. 92-96

4
Jenis-jenis motivasi diantaranya :
a. Motivasi Positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.
b. Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahan dengan
memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi
rendah).
Tujuan Motivasi diantaranya :
a. Mendorong gairah dan semangat kerja
b. Meningkatkan kepuasan
c. Meningkatkan produktivitas kerja
d. Mempertahankan loyalitas
e. Efektifitas
f. Efisiensi
g. Meningkatkan kreativitas, dan lain-lain.

C.  Teori Motivasi
Beberapa Teori Motivasi
a. Teori Motivasi Klasik2
Teori motivasi klasik (teori kebutuhan tunggal) dikemukakan oleh Frederick
Winslow Taylor. Menurut teori ini motivasi para pekerja hanya untuk dapat
memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja.
b. Maslow’s Need Hierarchy Theory
Maslow’s Need Hierarchy Theory atau A theory of Human Motivation,
dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. Teori ini merupakan kelanjutan dari
“Human Science Theory” Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa
kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan
psikologis berupa materiil dan non materiil.
Teori ini berdasarkan pada :
a) Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan

2 Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003, hlm.
97

5
b) Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat  motivasi bagi
pelakunnya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat
motivasi.
c) Kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat (hierarchy), sebagai berikut:
(a) Physiological Needs; yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum,
tempat tinggal, dan lainnya.
(b) Safety and Security Needs; adalah kebutuhan akan keamanan dari
ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan
dalam melakukan pekerjaan.
(c)   Affiliation or Acceptance Needs; adalah kebutuhan sosial, teman, dicintai
serta diterima dalam pergaulan kelompok dan lingkungannya.
(d) Esteem or Status Needs; adalah kebutuhan akan penghargaan diri,
pengakuan serta penghargaan prestise dari masyarakat dan
lingkungannya.
(e) Self Actualization; adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan
menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal
untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa
yang sulit dicapai orang lain.
c. Herzberg’s Two Factor Motivation Theory
Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu Maintenance Factors (faktor-faktor
pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh
kententraman badaniah, misal orang yang lapar akan makan) dan Motivation
Factors (menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna
dalam melakukan pekerjaan, misal seseorang yang bekerja membutuhkan ruangan
yang nyaman).3
d. Mc. Celland’s Achievement Motivation Theory
Teori ini dikemukakan oleh David Mc.Celland. teori ini berpendapat bahwa
karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi ini dilepaskan

3 Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003, hlm.
99

6
dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi
serta peluang yang tersedia. Mc.Celland mengelompokkan tiga kebutuhan
manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu:
a) Kebutuhan akan Prestasi (Need for Achievement); kebutuhan ini akan
mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan
semua kemampuan serta energy yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja
yang optimal.
b) Kebutuhan akan Afiliasi (Need for Afiliation); kebutuhan ini yang merangsang
gairah seseorang untuk bekerja seseorang karena setipa orang menginginkan
kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, dihormati, kebutuhan akan
perasaan maju dan tidak gagal, dan kebutuhan akan perasaan ikut serta.
c) Kebutuhan akan Kekuasaan (Need for Power); kebutuhan ini yang merangsang
dan memotivasi gairah kerja seseorang serta mengerahkan semua kemampuan
4
demi mencapai kekuasaan atau kedudukan  yang terbaik dalam organisasi.

D.  Motif Berprestasi Dalam Kewirausahaan


Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha
karena adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi adalah suatu
nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna
mencapai kepuasan pribadi. Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus
dipenuhi.
Teori motivasi pertama kali dikemukakan oleh Maslow (1934). Ia
mengemukakan tentang hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya,
kebutuhan manusia bertingkat sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu
kebutuhan fisik, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri,
dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kebutuhan berprestasi wirausahawan terlihat dalam bentuk tindakan untuk
melakukan sesuatu yang lebih baik dan efisien dibanding sebelumnya.
Wirausahawan yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :

4 Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003, hlm. 103-113.

7
a. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada
dirinya.
b. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
c. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
d. Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan.
e. Menyukai dan melihat tantangan secara seimbang, jika tugas yang diembannya
sangat ringan, wirausahawan merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu
menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian
keberhasilan sangat rendah.

E.  Bagaimana Memulai Usaha


Untuk memulai suatu usaha banyak cerita yang dapat kita ambil hikmahnya.
Sering kali kagum menyaksikan kesuksesan seorang pengusaha. Kadang-kadang kita
tidak tahu proses keberhasilan pengusaha tersebut. Namun, jika kita telaah lika-liku
sebelum sukses menjadi pengusaha banyak cerita suka duka dibelakang
kesuksesannya. Tidak sedikit cerita yang menyedihkan dibalik suskses yang diraih
pengusaha tersebut. Ada pengusaha yang memulai usahanya dari nol dengan tertatih
– tatih. Bahkan, seringkali penderita tersebut menderiat kerugian dan nyaris
bangkrut. Namun, karena keberanian, kesabaran, ketekunan, dan kepandaiannya
mengelola usaha dari waktu ke waktu selama bertahun – trahun akhirnay berhasil.
Dari hasil penelitian di lapangan terdapat beragam cara dan sebab untuk
5
memulai usaha. Ada lima sebab atau cara seseorang untuk memulai merintintis
usahanya, yaitu :
a. Faktor keluarga pengusaha
b. Sengaja terjun menjadi pengusaha
c. Kerja sampingan (iseng)
d. Coba – coba
e. Terpaksa

5 Suhandana, G. Anggan, Pengaruh Kepariwisataan terhadap Perilaku Kewirausahaan Pengrajin Ukir Kayu di Bali, Disertasi, Bandung: IKIP, 1980, hlm. 55

8
Pengusaha yang memulai usaha karena faktor keluarga cukup banyak
ditemui. Artinya, seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah memiliki
usaha sebelumnya.
Sengaja terjun menjadi pengusaha, artinya seseorang dengan sengaja
mendirikan usahanya. Biasanya mereka belajar dari kesuksesan orang lain. Mereka
mengikuti contoh dari pengusaha yang ada dengan mencari modal atau bermitra
dengan orag lain. Model ini biasa dilakukan oleh mereka yang berstatus pegawai,
namun memiliki naluri bisnis. Tidak sedikit model seperti ini mencapai kesuksesan.
Kesuksesan dan kegagalan orang lain menjadi tuntunan dan pedoman pengusaha ini
dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Faktor berikutnya adalah melakukan usaha dengan tidak disengaja, biasanya
dilakukan secara iseng. Ini sering disebut sebagai usaha sampingan untuk tambah
kegiatan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mencoba menjual atau
memproduksi suatu skala kecil untuk mengisi waktu luang. Akan tetapi, usaha ini
ternayata terus meningkat. Meningkatnya pesanan atau permintaan ini terus pula
6
direspon oleh pemilik denagn menambahkan modal dan kapasitas produksinya.
Maka, kegiatan yang semula dilakukan hanta untuk mengisi wakttu senggang
menjadi kegaitan yang memberikan hasil yang luar biasa.
Memulai usagha dengan coba – coba cukup banyak dilakukan dan juga
menunai keuksesan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang belum memiliki
pengalaman, mereka yang kesulitan mencari pekerjaan, atau mereka yang baru
terkena Putus Hubungan Kerja (PHK). Namun demikian tidak sedikit usaha yang
diawali dengan coba – coba ini yang mencapai kesuksesan.
Faktor usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun berdasarkan
hasil penelitian ternyata ada beberapa wirausahawan yang berhasil karena
keterpaksaan.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk memulai usaha, baik
secara berkelompompok maupun perorangan. Cara memulai usaha yang lazim
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Mendirikan usaha baru.

6 Suryana, Kewirausahaan :Kiat dan Proses Menuju Sukses, Jakarta: SalembaEmpat, 2013, hlm. 49-


50.

9
Artinya seseorang memulai usaha dengan mendirikan perusahaan yangbaru.
Dalam hal ini yang harus dilakukan adalah mengurus segala sesuatu yang
berhubungan dengan badan usaha, mulai dari akta notaris sampai ke pengadilan
negeri (Departemen Kehakiman), kemudian mengurus izin – izin yang
dibutuhkan. Disamping itu tugas lain adalah mencari lokasi yang tepat dan
menyediakan peralatan atau mesin yang sesuai dengan usahanya.

b. Membeli perusahaan
Usaha ini dilakukan degan cara membeli perusahaan yang sudah ada atau sudah
berjalan sebelumnya. Pembelian usaha ini dapat dilakukan terhadap perusahaan
yang sedang berjalan atau perusahaan yang tidak aktif, tetapi masih memiliki
badan usaha. Pembelian meliputi saham berikut aset perusahaan yang dimiliki.
c. Kerja sama maajemen dengan sistem waralaba (Franchising)
Model ini dikembangkan dengan meakai nama dan manajemen perusahaan lain.
Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk (franchisor) dan
7
perusahaan yang menggunakan disebut franchise. Dukungan manajemen yang
diberikan oleh franchisor berupa:
a) Pemilihan lokasi usaha
b) Bentuk bangunan
c) Layout gedung dan ruangan
d) Peralatan yang diperlukan
e) Pemilihan karyawan
f) Penentuan atau penyediaan bahan baku atau produksi
g) Iklan bersama.
Cara seperti inni sudah pernah dilakukan oleh McDonald, Indomart, Rumah
makan sederhana, dll.
d. Mengembangkan usaha yang sudah ada
Artinya pengusaha melakukan pengembangan atas usaha yang sudah ada
sebelumnya, baik pengembangan berupa cabang ataupun penambahan kapasitas
yang lebih besar. Biasanya kegiatan seperti ini dilakukan oleh perusahaan
keluarga.
7 Kasmir, Kewirausahaan, Edisi Revisi, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hlm. 38-41

10
F.   Langkah Menuju Keberhasilan Kewirausahaan
Dun Steinhoff & John F. Burgess (1993) mengemukakan beberapa
karakteristik yang diperlukan untuk mencapai pengembangan dan keberhasilan
berwirausaha sebagai berikut :
a. Untuk menjadi wirausahawan yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi
bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik
berupa waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi risiko.
b. Bila ingin sukses harus membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan
menjalankannya. Agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja keras sesuai
dengan urgensinya, wiraushawan harus mampu mengembangkan hubungan, baik
8
dengan mitra usaha maupun semua pihak yang terkait dengan kepentingan
perusahaan
Sukses dalam berwirausaha tidak diperoleh secara tiba-tiba atau instan dan
secara kebetulan, tetapi dengan penuh perencanaan, memiliki visi, misi, kerja keras,
dan memiliki keberanian secara bertanggung jawab.

G. Faktor Pendorong Dan Penghambat Kewirausahaan


a. Faktor Pendorong Kewirausahaan
Keberhasilan dalam kewirausahaan ditentukan oleh tiga faktor, yaitu yang
mencakup hal-hal berikut :
a) Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi
banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki
kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausahaan yang sukses.
Sebaliknya, orang yang memilki kemauan dan dilengkapi dengan kemampuan
akan menjadi orang yang sukses. Kemauan saja tidak cukup bila tidak
dilengkapi dengan kemampuan.
b) Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat,
tetapi memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yag suka bekerja keras,
tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi
wirausahawan yang sukses.

8 Kasmir, Kewirausahaan, Edisi Revisi, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hlm. 108.

11
c) Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi
tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri,
bukan mencari-cari atau menunggu peluang yang datang kepada kita.
b. Faktor-faktor Penghambat Kewirausahaan
Selain keberhasilan seorang wirausahawan juga selalu dibayangi oleh
potensi kegagalan yang akan memberikan lebih banyak pelajaran dibandingkan
sekedar kesuksesan. Menurut Zimmerer keberhasilan atau kegagalan
berwirausaha sangat bergantung pada kemampuan pribadi wirausahawan itu
sendiri. Menurut Zimmerer ada beberapa beberapa faktor yang menyebabkan
9
wirausahawan gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu :
a) Tidak kompeten dalam hal menejerial
b) Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan
usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya manusia maupun
mengintegrasikan operasi perusahaan
c) Kurang dapat mengendalikan keuangan
d) Gagal dalam perencanaan
e) Lokasi yang kurang memadai
f) Kurangnya pengawasan peralatan
g) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
h) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Kegagalan juga dapat ditimbulkan oleh dasar kelemahan yang bersumber
pada sifat pribadi yang penuh keraguan, dan hidup tanpa pedoman ataupun
orientasi yang tegas, misalnya sebagai berikut :
a) Suka meremehkan mutu
b) Suka menerobos atau mengambil jalan pintas
c) Tidak memiliki kepercayaan diri
d) Tidak berdisiplin dan suka mengabaikan tanggung jawab.

BAB III
PENUTUP

9 Suryana, Kewirausahaan :Kiat dan Proses Menuju Sukses, Jakarta: SalembaEmpat, 2013, hlm. 110.

12
A.  Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah
dorongan atau daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan suatu
tindakan  untuk memenuhi hal yang dibutuhkan atau diharapakan. Jenis motivasi
adakalanya motivasi positif dan motivasi negatif. Ada banyak teori tentang motivasi
antara lain teori motivasi klasik, teori hierarki kebutuhan Maslow, teori dua faktor
Herzberg, teori motivasi Mc. Celland dan lainnya.
Tujuan motivasi di antaranya adalah Mendorong gairah dan semangat kerja,
meningkatkan kepuasan, meningkatkan produktivitas kerja, mempertahankan
loyalitas, efektifitas, efisiensi, meningkatkan kreativitas, dan lain-lain.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha
karena adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi adalah suatu
nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna
mencapai kepuasan pribadi.
Ada banyak faktor yang mendorong dan menghambat kesuksesan dalam
berwirausaha. Tetapi keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam berwirausaha
sangat bergantung pada kemampuan pribadi wirausahawan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. Kewirausahaan, Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers. 2013.

13
Malayu S.P. Hasibuan. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2003.
Suhandana, G. Anggan. Pengaruh Kepariwisataan terhadap Perilaku Kewirausahaan
Pengrajin Ukir Kayu di Bali, Disertasi. Bandung: IKIP. 1980.
Suryana. Kewirausahaan :Kiatdan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
2013.

14

Anda mungkin juga menyukai