Disusun Oleh:
Kelompok 4
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-
Nyalah sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah
ditentukan.
Makalah dengan judul “MOTIVASI” ini kami susun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Keperawatan. Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan harapan
dapat membantu pembaca untuk lebih memahami lagi tentang Motivasi pada manajemen
keperawatan untuk memperlancar proses pembelajaran.
Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah kami ini masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat. Dengan ini, kami
memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan. Harapan kami
semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR.......................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................
BABIII PENUTUP
…………………………………………………………………………...8
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………...8
DAFTARPUSTAKA…………………………………………………………………………9
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
karena membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan
terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seorang perawat harus memiliki kemampuan
dan keterampilan tentang teknik-teknik motivasi untuk dapat menggerakan perawat
melaksanakan peran, fungsi, tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
2.3 Jenis Motivasi
Menurut Purwanto (2010), jenis-jenis motivasi terdiri dari:
1. Motivasi Intrinsik
Berasal dari dalam diri manusia, biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi
kebutuhan sehingga manusia menjadi puas.
2. Motivasi Ekstrinsik
Berasal dari luar yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Perilaku
yang dilakukan dengan motivasi ekstrinsik penuh dengan kekhawatiran, kesangsian
apabila tidak tercapai kebutuhan.
2.4 Teori Motivasi
1. Teori hierarki Maslow
4
diharapkan agar membantu mencapai perlakuan yang adil. Contoh : Bebas dari
penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain
sebagainya.
3) Kebutuhan Sosial
Karena manusia adalah mahluk sosial, kebutuhan afiliasi timbul secara naluri
karena sifatnya yang naluriah, kebutuhan ini timbul sejak seseorang dilahirkan
yang terus bertumbuh dan berkembang dalam pelajaran hidupnya. Juga karena
sifatnya yang naluriah, keinginan memuaskanya pun berada pada intensitas yang
tinggi karena itulah terdapat kecendrungan orang untuk memasuki berbagai
kelompok yang diharapkan dapat digunakan sebagai wahana pemuasannya
(Siagian,1995;153).Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga,
kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4) Kebutuhan Penghargaan
Salah satu ciri manusia ialah bahwa ia mempunyai harga diri. Karena itu semua
orang memerlukan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain.
Keberadan dan setatus sesering mungkin biasanya tercermin dari berbagai
lambang baik gelar jabatan, yang penggunaanya sering di pandang sebagai hak
seseorang di dalam dan di luar organisasi .Contoh : pujian, piagam, tanda jasa,
hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri
Merupakan titik komulasi dari keseluruhan tingkat kebutuhan manusia.
Aktualisasi diri berhubungan dengan konsep diri. Pengaruhnya, aktualisasi diri
adalah motivasi seseorang untuk mentransformasikan persepsi dirinya kedalam
realita. Aktualisasi diri dalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka
hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
2. Teori ERG
Terori ERG adalah teori kepuasan dalam motivasi yang mengatakan bahwa individu
mempunyai kebutuhan- kebutuhan berupa ekstensi,keterkaitan dan pertumbuhan
Ada 3 hierarki :
1) Eksistensi
Kebutuhan yang bisa dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makan, minuman,
udara, upah, dan kondisi kerja.
2) Keterkaitan
Kebutuhan yang bisa di puaskan oleh hubungan sosial,hubungan antar pribadi.
5
3) Pertumbuhan
Kebutuhan yang bisa dipuaskan bila seseorang memberikan kontribusi yang
kreatif dan produktif
3. Teori Dua Faktor Herzberg
Teori Dua Faktor juga dikenal sebagai teori motivasi Herzberg atau teori hygiene-
motivator. Teori dua faktor dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Hygiene Factors
Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah faktor pekerjaan yang penting untuk adanya
motivasi di tempat kerja. Faktor ini tidak mengarah pada kepuasan positif untuk jangka
panjang. Tetapi jika faktor-faktor ini tidak hadir, maka muncul ketidakpuasan. Faktor
ini adalah faktor ekstrinsik untuk bekerja. Faktor higienis juga disebut sebagai
dissatisfiers atau faktor pemeliharaan yang diperlukan untuk menghindari
ketidakpuasan. Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah gambaran kebutuhan
fisiologis individu yang diharapkan untuk dipenuhi. Hygiene factors (faktor kesehatan)
meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja,
hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.
b. Motivation Factors
Menurut Herzberg (Robbins, 2001), hygiene factors (faktor kesehatan) tidak dapat
dianggap sebagai motivator. Faktor motivasi harus menghasilkan kepuasan positif.
Faktor-faktor yang melekat dalam pekerjaan dan
memotivasi karyawan untuk sebuah kinerja yang unggul disebut sebagai faktor pemuas.
Karyawan hanya menemukan faktor-faktor intrinsik yang berharga pada motivation
factors (faktor pemuas). Faktor motivasi dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup
keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan
dalam pekerjaan. Motivator factor berhubungan dengan aspek – aspek yang terkandung
dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga
sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan. Faktor – faktor yang termasuk di sini adalah
Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas), Recognition (penghargaan), Work it
self (pekerjaan itu sendiri), Responsibility (tanggung jawab), Possibility of growth
(kemungkinan untuk mengembangkan diri), dan Advancement (kesempatan untuk
maju).
6
2.5 Proses Motivasi
Motivasi terdiri dari elemen-elemen yang saling berinteraksi dan bersifat
interdependen:
1. Need : Kebutuhan tercipta manakala terjadi ketidakseimbangan fisik maupun
psikologis. Kebutuhan psikologis terkadang tidak timbul akibat ketidakseimbangan.
2. Driver : Dorongan atau motif timbul untuk mengurangi kebutuhan. Dorongan baik
fisiologis maupun psikologis berorientasi pada tindakan dan menyiapkan energi
pendorong untuk mencapai tujuan (incentives).
3. Incentives / goal : Segala sesuatu yang akan mengurangi kebutuhan dan menurunkan
dorongan tindakan. Dengan demikian pencapaian tujuan akan mengembalikan
keseimbangan fisiologis dan psikologis dan menurunkan bahkan menghentikan
dorongan.
Motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang harus segera
dipenuhi untuk segera beraktifitas segera mencapai tujuan (Widayatun, 1999). Faktor yang
berpengaruh terhadap motivasi adalah (Widayatun, 1999) :
1. Faktor pisik & proses mental
2. Faktor hereditas, lingkungan
3. Faktor intrinsik seseorang
4. Fasilitas (sarana & prasarana)
5. Sikon
6. Program dan aktifitas
7. Media
7
bersangkutan. Artinya, dengan demikian dalam diri para bawahan itu terdapat keyakinan
bahwa terdapat sinkronisasi antara tujuan pribadinya dengan tujuan organisasi sebagai
keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada
tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktorfaktor yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu
(Nursalam, 2009).
tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul
keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil
atau mencapai tujuan tertentu.
Menurut Purwanto (2010), jenis-jenis motivasi terdiri dari Motivasi intrinsic dan
ekstrinsik.
3.2 Saran
Motivasi kerja perawat dapat dipertahankan melalui penghargaan kepada
karyawan yang baik berupa intensif, status kerja dan kondisi kerja yang baik, dan
peningkatan mutu pelayannan kesehatan dapat dilakukan melalui kualitas pengawasan
terhadap kinerja perawat.
8
DAFTAR PUSTAKA