Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN (“MOTIVASI”)

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Andika Putra 213221044


Ai Rosa 213221024
Halma Faujiah 213221021
Istisari 213221029
M. Fadhilah 213221020
Mira Rosdiani 213221035
Mega Putri 213221004
Shinta Nur’azizah 213221005
Sri Ayu 213221025

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN LINTAS JALUR


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2022
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-
Nyalah sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah
ditentukan.
Makalah dengan judul “MOTIVASI” ini kami susun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Keperawatan. Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan harapan
dapat membantu pembaca untuk lebih memahami lagi tentang Motivasi pada manajemen
keperawatan untuk memperlancar proses pembelajaran.
Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah kami ini masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat. Dengan ini, kami
memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan. Harapan kami
semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Cimahi, Desember 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.......................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................

1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................................................

2.1 Definisi Motivasi...............................................................................................................

2.2 Tujuan Motivasi................................................................................................................

2.3 Jenis Motivasi...................................................................................................................

2.4 Teori Motivasi……………………………………………………………………….4

2.5 Proses Motivasi………………………………………………………………………

2.6 Upaya Peningkatan Motivasi…………………………………………………………7

BABIII PENUTUP

…………………………………………………………………………...8

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………...8

3.2 Saran ……………………………………………………………………………………8

DAFTARPUSTAKA…………………………………………………………………………9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran dan fungsi perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, khususnya di
rumah sakit dengan tugas yang harus dilaksanakan berkenaan dengan klien dan aspek-
aspeknya sebagai manusia yang utuh dibutuhkan tenaga perawat yang terampil,
berbudi luhur, serta mempunyai motivasi kerja yang tinggi sehingga dapat
memberikan pelayanan yang bermutu.
Peranan tenaga perawat didalam melaksanakan tugasnya atau dalam
memberikan pelayanan perawatan pada pasien harus mengerti dan memahami
pendekatan proses keperawatan yang meliputi empat yaitu: pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi yang masing-masing berkesinambungan dan berkaitan satu
sama lainnya (Depkes, 1994).
Dengan motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat
semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa dengan
keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, kepentingan-
kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan terpelihara pula (Siagian,
1997).
Motivasi adalah sesuatu di dalam diri manusia yang memberi energi, aktifitas,
dan gerakan yang mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan (Koontz et al, 1980).
Apabila seseorang termotivasi yang bersangkutan akan berusaha keras meningkatkan
penampilan kerja (Bernard, Berebson, & A. Stieiner, Illyas, 2001).Motivasi pada
dasarnya adalah melakukan penyesuaian kebutuhan organisasi dengan kebutuhan
karyawan, penyesuaian kegiatan yang dimiliki oleh organisasi dengan kegiatan
karyawan serta penyesuaian tujuan yang dimiliki oleh organisasi dengan tujuan
karyawan (Azwar, 1996).
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias
mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2005). Motivasi semakin penting

1
karena membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan
terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seorang perawat harus memiliki kemampuan
dan keterampilan tentang teknik-teknik motivasi untuk dapat menggerakan perawat
melaksanakan peran, fungsi, tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang ada dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Motivasi
2. Apa saja Teori motivasi dalam manajemen keperawatan

1.3 Tujuan Masalah


1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi kegiatan belajar mengajar dari mata kuliah Manajemen
Keperawatan
2. Tujuan khusus
a. Memperoleh gambaran mengenai Motivasi
b. Dapat memahami tentang Motivasi dalam Manajemen Keperawatan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Motivasi


Adapun sebetulnya asal kata motivasi adalah movere dari bahasa Latin yang
sama dengan to move dalam bahasa Inggris yang berarti menggerakkan atau
mendorong. Motivasi berasal dari kata motif yang memiliki makna daya penggerak
yang akan menjadi aktif jika disertai dengan kebutuhan yang akan terpenuhi
(Setiawati, 2008). Selain itu motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan,
dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias untuk
mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2009).
Sedangkan motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri sesorang secara
sadar ataupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu
(KBBI, 2005). Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi
kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktorfaktor yang
menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah
tekad tertentu (Nursalam, 2009). Adapun motivasi adalah kondisi yang menggerakan
diri karyawan untuk lebih terarah dalam mencapai tujuan organisasi/ujuan kerja
(Mangkunegara, 2000 dalam Nursalam, 2002).

2.2 Tujuan Motivasi


Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu
sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Selain itu Tujuan Motivasi
adalah sebagai berikut
1. Untuk mengubah perilaku bawahan sesuai dengan keinginan pimpinan.
2. Meningkatkan kegairahan kerja pegawai.
3. Meningkatkan disiplin pegawai.
4. Meningkatkan kesejahteraan pegawai.
5. Meningkatkan moral dan loyalitas pegawai.
6. Meningkatkan rasa tanggungjawab pegawai pada tugas-tugasnya.
Meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

3
2.3 Jenis Motivasi
Menurut Purwanto (2010), jenis-jenis motivasi terdiri dari:
1. Motivasi Intrinsik
Berasal dari dalam diri manusia, biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi
kebutuhan sehingga manusia menjadi puas.
2. Motivasi Ekstrinsik
Berasal dari luar yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Perilaku
yang dilakukan dengan motivasi ekstrinsik penuh dengan kekhawatiran, kesangsian
apabila tidak tercapai kebutuhan.
2.4 Teori Motivasi
1. Teori hierarki Maslow

Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang


paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :
1) Kebutuhan Fisiologis
Perwujudan paling nyata dari kebutuhan fisiologis ialah kebutuhan-kebutuhan
pokok manusia seperti sandang, pangan dan perumahan. Berbagai kebutuhan
fisiologis itu berkaitan dengan status manusia sebagai insan ekonomi. Kebutuhan
itu bersifat universal, tidak mengenal batas geografis, tingkat pendidikan, status
sosial, profesi dan faktor lainya yang menunjukan keberadaan seseorang.
Meningkatnya kemampuan seseorang untuk memuaskan berbagai kebutuhan
tersebut cenderung mengakibatkan terjadinya pergeseran pendekatan
pemuasannya dari pendekatan yang sifatnya kuantitatif menjadi pendekatan
kualitatif. Contohnya : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan
kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain
sebagainya.
2) Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam arti
keamanan fisik, meskipun hal ini aspek yang sangat penting, akan tetapi juga
keamanan yang bersifat psikologis, termasuk perlakuan adil dalam pekerjaan
seseorang.
Perlakuan yang adil dan manusiawi akan memelihara keseimbangan kejiwaan
seseorang. Peran ikatan pekerja atau profesi sangat

4
diharapkan agar membantu mencapai perlakuan yang adil. Contoh : Bebas dari
penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain
sebagainya.
3) Kebutuhan Sosial
Karena manusia adalah mahluk sosial, kebutuhan afiliasi timbul secara naluri
karena sifatnya yang naluriah, kebutuhan ini timbul sejak seseorang dilahirkan
yang terus bertumbuh dan berkembang dalam pelajaran hidupnya. Juga karena
sifatnya yang naluriah, keinginan memuaskanya pun berada pada intensitas yang
tinggi karena itulah terdapat kecendrungan orang untuk memasuki berbagai
kelompok yang diharapkan dapat digunakan sebagai wahana pemuasannya
(Siagian,1995;153).Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga,
kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4) Kebutuhan Penghargaan
Salah satu ciri manusia ialah bahwa ia mempunyai harga diri. Karena itu semua
orang memerlukan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain.
Keberadan dan setatus sesering mungkin biasanya tercermin dari berbagai
lambang baik gelar jabatan, yang penggunaanya sering di pandang sebagai hak
seseorang di dalam dan di luar organisasi .Contoh : pujian, piagam, tanda jasa,
hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri
Merupakan titik komulasi dari keseluruhan tingkat kebutuhan manusia.
Aktualisasi diri berhubungan dengan konsep diri. Pengaruhnya, aktualisasi diri
adalah motivasi seseorang untuk mentransformasikan persepsi dirinya kedalam
realita. Aktualisasi diri dalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka
hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
2. Teori ERG
Terori ERG adalah teori kepuasan dalam motivasi yang mengatakan bahwa individu
mempunyai kebutuhan- kebutuhan berupa ekstensi,keterkaitan dan pertumbuhan
Ada 3 hierarki :
1) Eksistensi
Kebutuhan yang bisa dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makan, minuman,
udara, upah, dan kondisi kerja.
2) Keterkaitan
Kebutuhan yang bisa di puaskan oleh hubungan sosial,hubungan antar pribadi.
5
3) Pertumbuhan
Kebutuhan yang bisa dipuaskan bila seseorang memberikan kontribusi yang
kreatif dan produktif
3. Teori Dua Faktor Herzberg

Teori Dua Faktor juga dikenal sebagai teori motivasi Herzberg atau teori hygiene-
motivator. Teori dua faktor dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Hygiene Factors
Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah faktor pekerjaan yang penting untuk adanya
motivasi di tempat kerja. Faktor ini tidak mengarah pada kepuasan positif untuk jangka
panjang. Tetapi jika faktor-faktor ini tidak hadir, maka muncul ketidakpuasan. Faktor
ini adalah faktor ekstrinsik untuk bekerja. Faktor higienis juga disebut sebagai
dissatisfiers atau faktor pemeliharaan yang diperlukan untuk menghindari
ketidakpuasan. Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah gambaran kebutuhan
fisiologis individu yang diharapkan untuk dipenuhi. Hygiene factors (faktor kesehatan)
meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja,
hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.
b. Motivation Factors
Menurut Herzberg (Robbins, 2001), hygiene factors (faktor kesehatan) tidak dapat
dianggap sebagai motivator. Faktor motivasi harus menghasilkan kepuasan positif.
Faktor-faktor yang melekat dalam pekerjaan dan
memotivasi karyawan untuk sebuah kinerja yang unggul disebut sebagai faktor pemuas.
Karyawan hanya menemukan faktor-faktor intrinsik yang berharga pada motivation
factors (faktor pemuas). Faktor motivasi dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup
keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan
dalam pekerjaan. Motivator factor berhubungan dengan aspek – aspek yang terkandung
dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga
sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan. Faktor – faktor yang termasuk di sini adalah
Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas), Recognition (penghargaan), Work it
self (pekerjaan itu sendiri), Responsibility (tanggung jawab), Possibility of growth
(kemungkinan untuk mengembangkan diri), dan Advancement (kesempatan untuk
maju).

6
2.5 Proses Motivasi
Motivasi terdiri dari elemen-elemen yang saling berinteraksi dan bersifat
interdependen:
1. Need : Kebutuhan tercipta manakala terjadi ketidakseimbangan fisik maupun
psikologis. Kebutuhan psikologis terkadang tidak timbul akibat ketidakseimbangan.
2. Driver : Dorongan atau motif timbul untuk mengurangi kebutuhan. Dorongan baik
fisiologis maupun psikologis berorientasi pada tindakan dan menyiapkan energi
pendorong untuk mencapai tujuan (incentives).
3. Incentives / goal : Segala sesuatu yang akan mengurangi kebutuhan dan menurunkan
dorongan tindakan. Dengan demikian pencapaian tujuan akan mengembalikan
keseimbangan fisiologis dan psikologis dan menurunkan bahkan menghentikan
dorongan.

Motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang harus segera
dipenuhi untuk segera beraktifitas segera mencapai tujuan (Widayatun, 1999). Faktor yang
berpengaruh terhadap motivasi adalah (Widayatun, 1999) :
1. Faktor pisik & proses mental
2. Faktor hereditas, lingkungan
3. Faktor intrinsik seseorang
4. Fasilitas (sarana & prasarana)
5. Sikon
6. Program dan aktifitas
7. Media

2.6 Upaya Peningkatan Motivasi


Bertitik tolak dari teori Maslow jelas terlihat bahwa para manajer suatu organisasi,
terutama para manajer puncak harus selalu berusaha memuaskan berbagai jenis
kebutuhan para bawahannya. Salah satu cara yang dikenal untuk memuaskan kebutuhan
para bawahan itu adalah dengan menggunakan teknik motivasi yang tepat. Teknik
motivasi yang efektif ialah teknik yang ditunjukan kepada dan disesuaikan dengan
kebutuhan individual. Sasarannya ialah bahwa dengan demikian manajer yang
bersangkutan akan lebih mampu meyakinkan para bawahannya bahwa dengan
tercapainya tujuan organisasi, tujuan-tujuan pribadi para bawahan itu akan ikut tercapai
pula dan berbagai kebutuhannya akan tercapai sesuai dengan persepsi bawahan yang

7
bersangkutan. Artinya, dengan demikian dalam diri para bawahan itu terdapat keyakinan
bahwa terdapat sinkronisasi antara tujuan pribadinya dengan tujuan organisasi sebagai
keseluruhan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada
tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktorfaktor yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu
(Nursalam, 2009).
tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul
keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil
atau mencapai tujuan tertentu.
Menurut Purwanto (2010), jenis-jenis motivasi terdiri dari Motivasi intrinsic dan
ekstrinsik.

3.2 Saran
Motivasi kerja perawat dapat dipertahankan melalui penghargaan kepada
karyawan yang baik berupa intensif, status kerja dan kondisi kerja yang baik, dan
peningkatan mutu pelayannan kesehatan dapat dilakukan melalui kualitas pengawasan
terhadap kinerja perawat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Suarli S & Yayan Bahtiar.2002.Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan


Praktis.Tasikmalaya.Erlangga.
Nursalam, (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional, (2 th ed) Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai