Kelompok 12
Ellen Nur Safitri
Halma Faujiah
Sri Ayu Astuti
Ilham Yoga Pratama
Tingkat II
PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN LINTAS JALUR
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Sistem Penginderaan” ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat II. Untuk itu kami menyusun makalah
ini dengan harapan dapat membantu pembaca untuk lebih memahami lagi tentang
Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah kami ini masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat. Dengan ini, kami memohon
maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan. Harapan kami semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata merupakan salah satu indera dari pancaindera yang sangat penting untuk kehidupan
manusia walaupun mata mempunyai system pelindung yang cukup baik seperti rongga
orbita, kelopak dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya reflex memejam atau
mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat
mengakibatkan kerusakan pad abo;a mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita,
kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu
fungsi penglihatan. Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah
terjadinya penulit yang berat yang akan mengakibatkan kebutaan .
Kemajuan mekanisme teknik dan bertambah banyaknya kawasan industry, kecelakaan
akibat pekerjaanbertambah banyak pula, juga dengan bertambah ramainya lalu lintas,
kecelakaan di jalan raya bertambah pula, belum terhitung kecelakaan akibat perkelahian,
yang juga dapat mengenai mata, pada anak-anak kecelakaan mata biasanya terjadi akibat
kecelakaan terhadap alat dari permaianan yang biasa dimainkan seperti panahan, ketapel,
senapan angina, tusukan dari gagang mainan dan sebagainya.
Keadaan gawatdarurat (emergency) adalah suatu keadaan dimana seseorang membutuhkan
pertolongan medis yang cepat, karena apabila tidak mendapatkan pertolongan dengan segera
maka dapat mengancam jiwanya atau menimbulkan kecacatan. Kegawatdaruratan
Mata ialah keadaan yang mengancam tajam penglihatan seseorang berupa turunnya
ketajaman penglihatan sampai terjadinya kebutaan.
2.3 Etiologi
Kegawatdaruratan mata, dikelompokkan menjadi dua :
a. Glaukoma akut
b. oklusi arteria sentralis retina
2) Disebabkan trauma
Ada 2 macam trauma yang dapat mempengaruhi mata, yaitu:
1) Trauma mekanik
a. Trauma tajam
b. Trauma tumpul
a. Trauma kimia
c. Trauma radiasi
2.4 Patofisiologi
Trauma tumpul yang mengenai mata dapat menyebabkan robekan pada pembuluh darah
iris, akar iris dan badan sillier sehingga mengakibatkan perdarahan dalam bilik mata
depan. iris bagian perifer merupakan bagian paling lemah. suatu trauma yang mengenai
mata akan menimbulkan kekuatan hidraulis yang menyebabkan hifema dan iridodialisis,
serta merobek lapisan otot spingter sehingga pupil menjadi ovoid dan nonreaktif. Tenaga
yang timbul dari suatu trauma diperkirakan akan terus kedalam isi bola mata melalui
sumbu anterior posterior sehingga menyebabkan kompresi ke posterior serta
menegangkan bola mata ke lateral sesuai dengan garis ekuator, hifema yang terjadi
dalam beberapa hari akan berhenti, oleh karena adanya prosess homeostatis. Darah
dalam bilik mata depan akan diserap sehingga akan menjadi jernih kembali.
2. Oedema
3. Ruptura kornea (kornea pecah)
4. Hifema atau perdarahan dalam okuli interior yang berasal dari pembuluh darah iris
atau korpus siliaris
5. Iridoparese- Iridoplegia yaitu adanya kelumpuhan pada otot pupil sehingga terjadi
midriasis
6. Iridodialis yaitu iris pada suatu tempat terlepas dari pangkalnya
7. Irideremia yaitu keadaan dimana iris lepas secara keseluruhan
8. perubahan visus
9. adanya benda asing di mata
10. Adanya zat kimia
2.6 Komplikasi
1. Mengancam penglihatan
a) glaukoma kronik
b) perdarahan vitreus
c) eksoftalmus unilateral
d) kelainan saraf
2. Kerusakan permanen
a) benda asing (kornea atau intra okuler)
b) Abrasi kornea
c) Laserasi bola mata
d) Infeksi konjungifitis berat, selulitis orbita
e) Penyumbatan arteri
f) Pengelupasan retina
g) Ensoftalmus
3. Mengancam penglihatan
e) glaukoma kronik
f) perdarahan vitreus
g) eksoftalmus unilateral
h) kelainan saraf
4. Kerusakan permanen
h) benda asing (kornea atau intra okuler)
i) Abrasi kornea
j) Laserasi bola mata
k) Infeksi konjungifitis berat, selulitis orbita
l) Penyumbatan arteri
m) Pengelupasan retina
n) Ensoftalmus
2.8 Penatalaksanaan
1. Pertolongan pertama pada mata dengan trauma mekanik
a. Hindari manipulasi area luka (mengompres, membalut, menekan
luka)
b. Hindari merimbang atau mencuci luka mata dengan air sumur/air
mentah/air sirih/ cairan apapun
c. Segera bawa ke dokter spesialis mata atau rs yang mempunyai
fasilitas dokter spesialis mata
d. Bilas mata dengan air steril / air matang
2. Trauma oftalmik
Jangan lakukan penekanan, bila ada kecurigaan adanya laserasi, cedera tembus, ruptur
bola mata, penekanan dapat diakibatkan ekstrusi isi intraokule dan kerusakan yang tidak
dapat diperbaiki,letakkan ibu jari dan jari telunjuk pada atas dan bawah orbita jika robekan
kelopak mata
3. Cedera bola mata
Hindari manipulasi mata sampai saat perdarahan, pasang balutan ringan (tanpa tekanan)
dan perisai logam yang bersandar pada tulang orbita diplester kedahi dan pipi, jaga jarak
bola mata minimal, pembalutan bilateral, antibiotik, analgesik, anti tetanus dll, kolaborasi
bila ruptur bola mata sudah teratasi periksakan struktur lain dapat dilakukan, penjahitan
jika Laserasi kelopak mata
4. Benda asing
Benda asing tidak menembus dibawah kelopak mata atas, sehingga memungkinkan kelopak
mata bawah menyapu benda asing untuk keluar dan angkat kelopak mata atas keatas
kelopak mata bawah , hati-hati jangan sentuh kornea selanjutnya Lakukan irigasi rujuk,
tutup mata, jika benda asing gagal keluar . Irigasi benda asing supervisial kornea ,
pembedahan. Benda asing tertanam alat berujung tumpul hindari gunakan aplikator
beraujung kapas karena dapat bergesek epitel terlalu banyak lalu ambil benda asing .
5. Abrasi kornea
Mengimobilisasi kelopak mata, beri balut tekan mata . Kolaborasi pemberian antibiotik,
anastesi, dll. Jika terlambat penyembuhan maka monitor efeki anastesi penyembuhan
tanpa jaringan parut (24 s/d 48 jam). Untuk abrasi ekstensif berlapisan bagian bawah tidak
terkena 24 jam lakukan. Pembalutan sebelah dan monitor epitelisasi dan penyembuhan
6. Luka bakar kimia
Irigasi segera dengan air bersih atau larutan NaCl, Cuci mata dibawah aliran air keran
kemudian mengejap-ngejapkan mata dan memasukkan mata kekemudian dalam air
kemudian bilas terus selama 20 mnt atau sampai bersih dan kolaborasi kemudian balut
mata bilateral
7. Ruptur bola mata
Jangan buat bahaya atau cedera lain pasang perisai tapi hindari manipulasi gunakan
spekulum mata saat pemeriksaan mata, tekanan vertikal bukan kedepan dan Jangan beri
tetes mata dan tutup dan lindungi bola mata
8. Trauma tumpul
Kompres es, istirahatkan jika kontusio orbita dilakukan bedah kamera pada posisi tegak,
dan isrirahatkan mata. Kolaborasikan Hifema anterior penurunan dosis pada anemia sel
sabit dan penggunaan obat anti koagulan,waspadai
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Sutawijaya, bagus risang. 2009. Gawat darurat Panduan Kesehatan Wajib di Rumah Anda. Yogyakarta :
Aulia Publishing(file:///C:/Users/Halma/Downloads/toaz.info-askep-gadar-trauma-mata-
pr_c3b59696c00418d6d0259a6288d80940%20(1).pdf)
Ilyas, Sidarta. 2005. Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI Jakarta
https://dinkes.surakarta.go.id/kegawatdaruratan-mata/#
file:///C:/Users/Halma/Downloads/F.
%20K_Buku_Nugraha_KEGAWATDARURATAN%20MATA%20(2).pdf