Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN PADA

SISTEM PENCERNAAN (HIRSCHSPRUNG)

Di Susun oleh :
Kelompok 4

Pratama Farhan Hamid Ai Rosa Ristiani


Ahmad Fahrudin Sri Ayu Astuti
Henriawan Rizki Nabella
Halma Faujiah Lala Komala Dewi

FAKULTAS ILMU TEKNOLOGI KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu
banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikamat yang
telah di dapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami juga merasa sangat bersyukur karena telah
mendapatkan hidayah-Nya baik kesehatan maupun pikiran.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan tugas mata
kuliah Maternitas dengan judul asuhan keperawatan anak dengan gangguan pada istem
pencernaan (Hisprung) ini. Kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Chatariana,S.Kep.,Ners.,M.Kep. selaku dosen mata kuliah Keperawatan anak.
Kami menyadari makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik isinya
maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran positif
untuk perbaikan di kemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi kami. Aamiin.

Penulis

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

BAB I
3
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penyakit hirschsprung merupakan suatu kelainan bawaan yang menyebabkan
gangguan pergerakan usus yang dimulai dari spingter ani internal ke arah proksimal dengan
panjang yang bervariasi dan termasuk anus sampai rektum. Penyakit hisprung adalah
penyebab obstruksi usus bagian bawah yang dapat muncul pada semua usia akan tetapi yang
paling sering pada neonatus. Penyakit Hisprung adalah kelainan kongenital yang
mengakibatkan obstruksi mekanis dari motilitas usus yang tidak adekuat. Penyakit ini
menyumbang sekitar seperempat dari semua kasus obstruksi usus pada neonates.
Insidennya I dari 5000 kelahiran hidup (Fiorino and Liacouras,2011).
Penyakit hirschsprung juga dikatakan sebagai suatu kelainan kongenital dimana
tidak terdapatnya sel ganglion parasimpatis dari pleksus auerbach di kolon, keadaan
abnormal tersebutlah yang dapat menimbulkan tidak adanya peristaltik dan evakuasi usus
secara spontan, spingter rektum tidak dapat berelaksasi, tidak mampu mencegah
keluarnya feses secara spontan, kemudian dapat menyebabkan isi usus terdorong ke
bagian segmen yang tidak adalion dan akhirnya feses dapat terkumpul pada bagian
tersebut sehingga dapat menyebabkan dilatasi usus proksimal.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu Hisprung?
2. Etiologi hisprung?
3. Asuhan Keperawatan anak dengan gangguan pencernaan(Hisprung)?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Hisprung
2. Mengetahui apa saja etiologi hisprung
3. Mengetahui asuhan Keperawatan anak dengan gangguan pencernaan(Hisprung)

BAB II

4
PEMBAHASAN
A. Definisi

B.Penyakit Hirschsprung
adalah suatu kelainan
bawaan berupa
aganglionosis
C.usus, mulai dari sfingter
anal internal ke arah

5
proksimal dengan panjang
segmen
D.tertentu, tetapi selalu
termasuk anus dan setidak-
tidaknya sebagian rektum.
Kelainan
E. ini dikenal sebagai
congenital aganglionesis,
aganglionic megacolon,
atau
F. Hirschsprung’s disease
G.Penyakit Hirschsprung
adalah suatu kelainan
bawaan berupa
aganglionosis
6
H.usus, mulai dari sfingter
anal internal ke arah
proksimal dengan panjang
segmen
I. tertentu, tetapi selalu
termasuk anus dan setidak-
tidaknya sebagian rektum.
Kelainan
J. ini dikenal sebagai
congenital aganglionesis,
aganglionic megacolon,
atau
K.Hirschsprung’s disease
L. Penyakit Hirschsprung
adalah suatu kelainan
7
bawaan berupa
aganglionosis
M. usus, mulai dari
sfingter anal internal ke
arah proksimal dengan
panjang segmen
N.tertentu, tetapi selalu
termasuk anus dan setidak-
tidaknya sebagian rektum.
Kelainan
O.ini dikenal sebagai
congenital aganglionesis,
aganglionic megacolon,
atau
P. Hirschsprung’s disease
8
Q.Penyakit Hirschsprung
adalah suatu kelainan
bawaan berupa
aganglionosis
R.usus, mulai dari sfingter
anal internal ke arah
proksimal dengan panjang
segmen
S. tertentu, tetapi selalu
termasuk anus dan setidak-
tidaknya sebagian rektum.
Kelainan
T. ini dikenal sebagai
congenital aganglionesis,

9
aganglionic megacolon,
atau
U.Hirschsprung’s disease
Hisprung adalah suatu kelainan bawaan berupa aganglionosis usus, mulai dari
sfingter anal internal kea rah proksimal dengan panjang segment tertentu, tetapi selalu
termasuk anus dan sebagian rectum. Kelainan ini dikenal sebagai congenital
aganglionesis, aganglionic megacolon, atau Hirschsprung’s disease.
Penyakit Hirschsprung merupakan penyakit yang terjadi pada usus, dan paling
sering pada usus besar (colon). Normalnya, otot pada usus secara ritmis akan
menekan feses hingga ke rectum pada penyalit hirscsprung. Saraf (sel ganglion) yang
berfungsi untuk mengontrol oto pada organ usus tidak ditemukan. Hal ini
mengakibatka feses tidak dapat terdorong seperti fungsi fisiologis seharusnya (Henna
N, 2011).
Penyakit hirschsprung merupakan suatu kelainan bawaan yang menyebabkan
gangguan pergerakan usus yang dimulai dari spingter ani internal ke arah proksimal
dengan panjang yang bervariasi dan termasuk anus sampai rektum. Penyakit hisprung
adalah penyebab obstruksi usus bagian bawah yang dapat muncul pada semua usia
akan tetapi yang paling sering pada neonatus.

B. Etiologi
Penyakit ini disebabkan aganglionosis meissner dan aurbach dalam lapisan
dinding usus, mulai dari spingter ani internus kearah proksimal, 70% terbatas di
daerah rekstosigmoid, 10% sampai seluruh kolon sdan sekitarnya 5% dapat mengenai
seluruh usus sampai pylorus. Diduga terjadi karena faktor genetik sering terjadi pada
anak degan Down Syndrom, kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding
usus, gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus
(Budi,2010).
C. Patofisiologi

10
Patologi penyakit hisprung berkaitan dengan tidak adanya sel ganglion di area
usus yang terkena, mengakibatkan hilangnya refleksrektosfingterik dan
lingkungan mikro abnormal dari sel-sel usus yang terkena. Istilah megakolon
aganglionik kongenital menggambarkan defek primer, yaitu tidak adanya sel
ganglion di pleksus myentrik auerbach dan pleksus submukosa meissner. Tidak
adanya sel ganglion pada bagian usus yang terkena menyebabkan kurangnya
stimulasi system saraf enteric, yang menurunkan kemampuan sfingter internal
untuk rileks. Stimulsi simpatis yang tidak dilawan menyebabkan peningkatan
tonus usus. selain kontraksi usus yang abnormal dan kurangnya gerakan
peristaltic, juga tidak adanya reflex rektosfingterik. Biasaya ketika feses
memasuki rectum, sfingter normal mengendur dan feses di dorong. Pada penyakit
hisprung, sfingter internal tidak mengendur. Dalam kebanyakan kasus, segmen
aganglionik meliputi rectum dan beberapa bagian dari kolon distal.
D. Manifestasi klinis

Gejala yang ditemukan pada bayi yang baru lahir adalah: Dalam rentang
waktu 24-48 jam, bayi tidak mengeluarkan mekonium (kotoran pertama
bayi yang berbentuk seperti pasir berwarna hijau kehitaman), malas makan,
muntah yang berwarna hijau, pembesaran perut (perut menjadi buncit)distensi
abdomen, konstipasi, dan diaremeningkat
Sedangkan, gejala pada masa pertumbuhan (usia 1 -3 tahun) adalah sebagai
berikut:
1) Tidak dapat meningkatkan berat badan
2) Konstipasi (sembelit)

11
3) Pembesaran perut (perut menjadi buncit)
4) Diare cair yang keluar seperti disemprot
5) Demam dan kelelahan adalah tanda-tanda dari radang usus halus dan
dianggap sebagai keadaan yang serius dan dapat mengancam jiwa.
Pada anak diatas 3 tahun, gejala bersifat kronis :
1) Konstipasi (sembelit)
2) Kotoran berbentuk pita
3) Berbau busuk
4) Pembesaran perut
5) Pergerakan usus yang dapat terlihat oleh mata (seperti gelombang)
6) Menunjukkan gejala kekurangan gizi dan anemia
Pada anak-dewasa
1) Konstipasi
2) Distensi abdomen
3) Dinding abdomen tipis
4) Aktivitasperistaltikmenurun
5) Terjadi malnutrisi dan pertumbuhannya terhambat
E. Klasifikasi
1. Hirschprung segmenp endek : meliputi colon sigmoid, rektum, dananal canal,
tipeinilebih seringdideritaolehlaki-lakisertaseringditemukan
2. Hirschprung segmen panjang: tidak ditemukan sel-selganglionik hampir
diseluruh colon atau seluruh colon tidak memiliki ganglion (aganglionik colon
total), biasanya melebihi sigmoid, kadang-kadang sampai usus halus
F. Komplikasi
1. obstruksi usus
Adalah suatu penyakit obstruksi usus sendiri dpat diartikan sebagai adanya
sumbatan mekanik yang terjadi di usus, baik yang sifatnya parsial maupun
total.
2. Konstipasi
Adalah suatu keadaan yang ditandai dengan susahnya keluar feses
3. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

12
Ketidak seimbangan cairan disini diakibatkan karena tubuh tidak dapat
mengeluarkan zat sisa dengan baik sehingga dapat mengakibatkan fungsi
keseimbangan cairan dalam tubuh.
4. Entrokilitis
Merupakan komplikasi yang paling berbahaya dan dapat berakibat kematian.
Mekanisme timbulnya enterokolitis karena adanya obstruksi parsial. Obstruksi
usus pasca bedah disebabkan oleh stenosis anastomosis, sfingter ani dan kolon
aganglionik yang tersisa masih spastic.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Rontgen abdomen (menunjukan pelebaran usus besar yang terisi oleh gas dan
tinja)
2. Barium enema, yaitu dengan memasukan suatu cairan zat zat radioaktif
melalui anus, sehingga nantinya dapat terlihat jelas di rontgen sampai sejauh
manakah usus besar yang terkena penyakit ini.
3. Biopsi (pengambilan contoh jaringan usus besar dengan jarum) melalui anus
dapat menunjukkan secara pasti tidak adanya persarafan pada usus besar.
Biopsi ini biasanya dilakukan jika usus besar yang terkena penyakit ini cukup
panjang atau pemeriksaan barium enema kurang dapat menggambarkan sejauh
mana usus besar yang terkena.
4. Manometri anus (pengukuran tekanan sfingter anus dengan cara
mengembangkan balon di dalam rectum).
5. Pemeriksaan colok anus
Pemeriksaan ini sangat penting, karena dengan pemeriksaan tersebut jari
akan   merasakan jepitan, dan pada waktu ditarik akan diikuti dengan
keluarnya udara dan mekonium atau tinja yang menyemprot.
H. Penatalaksanaan
1. Pengobatan
a. Tindakan definitive ialah menghilangkan hambatan pada segmen usus
yang menyempit. Sebelum operasi definitive, dapat dilakukan pengobatan
konservatif yaitu tindakan darurat untuk menghilangkan tanda – tanda
obstruksi rendah dengan jalan memasang anal tube dengan atau tanpa
disertai pembilasan dengan air garam hangat secara teratur. Tindakan

13
konservatif ini sebenarnya akan mengaburkan gambaran pemeriksaan
barium enema yang dibuat kemudian.
b. Kolostomi merupakan tindakan operasi darurat dan dimaksudkan untuk
menghilangkan gejala obstruksi usus, sambil menunggu dan memperbaiki
keadaan umum penderita sebelum operasi definitive.
c. Operasi devinitif dilakukan dengan mereseksi segmen yang menyempit
dan menarik usus yang sehat kea rah anus. Cara ini dikenal dengan pull
throught (Swenson, Renbein dan Duhamel)

2. Penatalaksaan operasi adalah untuk memperbaiki portion aganglionik di usus


besar untuk membebaskan dari obstruksi dan mengembalikan motilitas usus
besar sehingga normal dan juga fungsi spinghter ani interna : Ada dua tahapan
dalam penatalaksanaan medis yaitu :
a. Temporari ostomy dibuat proksimal terhadap segmen aganglionik
untuk melepaskan obstruksi dan secara normal melemah dan
terdilatasinya usus besar untuk mengembalikan ukuran normalnya.
b. Pembedahan koreksi diselesaikan atau dilakukan lagi biasanya saat
berat anak mencapai sekitar 9 Kg ( 20 pounds ) atau sekitar 3 bulan
setelah operasi pertama, dan usia 6 -12 bulan setelah operasi bayi akan
normal kembali
3. Perawatan
a. Perhatikan perawatan tergantung pada umur anak dan tipe pelaksanaanya
bila ketidakmampuan terdiagnosa selama periode neonatal, perhatikan
utama antara lain Membantu orang tua untuk mengetahui adanya kelainan
kongenital pada anak secara dini
b. Membantu perkembangan ikatan antara orang tua dan anak
c. Mempersiapkan orang tua akan adanya intervensi medis ( pembedahan )
d. Mendampingi orang tua pada perawatan colostomy setelah rencana pulang.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

14
DAFTAR PUSTAKA

Novita Verayanti Manalu,dkk.2021. Keperawatan Sistem Pencernaan,


cetakan I, Bandung. https://books.google.co.id/books?
id=pLgyEAAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_su
mmary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
( Asuhan keperawatan anak dengan hirsprung desease), 2013.
https://nengfarida93.wordpress.com/2013/09/25/asuhan-keperawatan-
anak-dengan-hirsprung-disease/

15
Putu Dewi dan I Made Darmajaya.2012.Gejala dan diagnosis penyakit Hirschsprung di RSUP
Sangalah: Studi Deskriptif Tahun 2010-2012.
https://vdokumen.com/download/hisprung-jurnal-1pdf
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada anak denga gangguan system pencernaan
( Hirschprung Disease), 2015. https://vdokumen.com/reader/full/laporan-pendahuluan-
hisprung-desease

16

Anda mungkin juga menyukai