HISPRUNG
KELOMPOK 5
ALLIVIA SAFITRI(19301003)
DWI RUKMANA(19301010)
MIRANDA PURBA(19301021)
NURJANNAH(19301026)
RARA FEBRIANTI NASTI(19301031)
TASHYA SAFURA FERENLINO(19301038)
VIKI DARMI PUTRA(19301040)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a) Latar belakang
b) Tujuan
c) Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFENISI HISPRUNG
B. ETIOLOGI HISPRUNG
C. TANDA DAN GEJALA / MANIFESTASI KLINIS
D. PATOFISIOLOGI HISPRUNG
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG HISPRUNG
F. PENATALAKSANAAN MEDIS HISPRUNG
G. KOMPLIKASI HISPRUNG
H. ASUHAN KEPERAWATAN (PENGKAJIAN, DIAGNOSA, INTERVENSI,
EVALUASI)
BAB III MCP KASUS
BAB III PENTUP
SIMPULAN
SARAN
I.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
hirschprung adalah penyakit yang tidak adanya sel-sel ganglion dalam rectum
atau bagian rektosigmoid colon, hal tersebut menimbulkan keabnormal atau tidak
adanya peristaltik serta tidak adanya evakuasi usus spontan. Penyebab
hirsprungatau megacolon itu sendiri belum diketahui tetapi diduga terjadi karena
faktor genetic dan lingkungan, sering terjadi pada anak dengan down syndrome,
kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi, dan
sub mukosa dinding plexsus.
Hal tersebut diprediksikan setiap tahun akan lahir 1400 bayi dengan penyakit
Hirschsprung, hirsprung lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan.
Keadaan umum pasien tampak sakit berat perempuan (1-5) (Corputty dkk, 2015).
Di RSPAD khususnya di ruang IKA I penderita hirsprung termasuk 10 penyakit
terbanyak, berdasarkan data 3 bulan terakhir yaitu bulan Oktober-Desember 2017
didapatkan data jumlah total seluruh pasien yaitu 16 orang
iii
mortalitasnya mencapai 30% apabila tidak ditangani dengan sempurna. Diagnosis
penyakit ini dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
rontgen dengan enema barium, pemeriksaan manometri, serta pemeriksaan
patologi anatomi
iv
b). Tujuan
c). Manfaat
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Hisprung
Penyakit Hisprung Hisprung disebut juga kongenital aganglionik
megakolon. Penyakit ini disebut juga kongenital aganglionik megakolon. Penyakit
inimerupakan keadaan usus besar (kolon) yang tidak mempunyai persarafan
merupakan keadaan usus besar (kolon) yang tidak mempunyai
persarafan(aganglionik). Jadi, karena ada bagian dari usus besar (mulai dari anus
kearah atas) (aganglionik).
Jadi, karena ada bagian dari usus besar (mulai dari anus kearah atas) yang
tidak mempunyai persarafan (ganglion), maka terjadi “kelumpuhan” usus besar
yang tidak mempunyai persarafan (ganglion), maka terjadi “kelumpuhan” usus
besar dalam menjalanakan fungsinya sehingga usus menjadi membesar
(megakolon). Panjang usus besar yang terkena berbeda-beda untuk setiap
individu. Penyakit hirschsprung adalah suatu kelainan tidak adanya sel ganglion
parasimpatis pada usus, dapat dari kolon sampai pada usus halus. Penyakit
hirschsprung adalah anomali kongenital yang mengakibatkan obstruksi mekanik
karena ketidak adekuatan motilitas sebagian dari usus.
B. Etiologi Hisprung
1. adanya kegagalan sel-sel ”Neural Crest” ambrional yangberimigrasi ke dalam
dinding usus atau kegagalan pleksus mencenterikus dan submukoisa untuk
berkembang ke arah kranio kaudal di dalam dinding usus.
2. Disebabkan oleh tidak adanya sel ganglion para simpatis dari pleksus
Auerbach di kolon.
3. segmen yang aganglionik mengenai rectum dan bagian bawahkolon sigmoid
dan terjadi hipertrofi serta distensi yang berlebihan pada kolon.
4. Sering terjadi pada anak dengan ”Down Syndrome”.
5. Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi
kraniokaudal pada nyenterik dan submukosa dinding pleksus.
1
Tanda dan gejala setelah bayi lahir
1. Tidak ada pengeluaran mekonium (keterlambatan > 24 jam)
2. Muntah berwarna hijau
3. Distensi abdomen, konstipasi.
4. Diare yang berlebihan yang paling menonjol dengan pengeluaran tinja /
pengeluaran gas yang banyak.
D. Patofisiologi Hisprung
Istilah congenital aganglionic Mega Colon menggambarkan adanya
kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa
kolon distal. Segmenaganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian
proksimal pada usus besar.Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau
tidak adanya gerakan tenaga pendorong ( peristaltik ) dan tidak adanya evakuasi
usus spontan serta spinkter rectum tidak dapat berelaksasi sehingga mencegah
keluarnya feses secara normalyang menyebabkan adanya akumulasi pada usus dan
distensi pada saluran cerna.Bagian proksimal sampai pada bagian yang rusak pada
Mega Colon.
Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk kontrol
kontraksi dan relaksasi peristaltik secara normal. Isi usus mendorong ke segmen
aganglionik dan feses terkumpul didaerah tersebut, menyebabkan terdilatasinya
bagian usus yang proksimal terhadap daerah itu karena terjadi obstruksi dan
menyebabkan dibagian Colon tersebut melebar.
2
E. Pemeriksaan fisik,Penunjang, diagnostik Hisprung
1. Biopsi isap, yakni mengambil mukosa dan submukosa dengan alat penghisap
dan mencari sel ganglion pada daerah submukosa.
2. Biopsy otot rectum, yakni pengambilan lapisan otot rectum, dilakukan
dibawah narkos. Pemeriksaan ini bersifat traumatic.
3. Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin dari hasil biopsy asap. Pada penyakit
ini klhas terdapat peningkatan aktivitas enzim asetikolin enterase.
4. Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan biopsy usus.
5. Foto abdomen ; untuk mengetahui adanya penyumbatan pada kolon.
6. Enema barium ; untuk mengetahui adanya penyumbatan pada kolon.
7. Biopsi rectal ; untuk mendeteksi ada tidaknya sel ganglion.
8. Manometri anorektal ; untuk mencatat respons refleks sfingter interna
daneksterna.
G. Komplikasi Hisprung
1. Gawat pernapasan (akut)
2. Enterokolitis (akut)
3. Striktura ani (pasca bedah)
4. Inkontinensia (jangka panjang)
5. Obstruksi usus
6. Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
7. Konstipasi
3
H. Asuhan Keperawatan (Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Evaluasi)
4
DIAGNOSA,
INTERVENSI,
EVALUASI
DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
5
DIAGNOSA,
INTERVENSI,
EVALUASI
DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
6
Mcp
Dx: gangguan eliminasi BAB: obstipasi b.d spatis DM : HISPRUNG DX: Kekurangan cairan tubuh b.d.
usus dan tidak adanya daya dorong muntah
KA:
DS: 1. Perut gembung Ds:
- Ibu mengatakan anak tidak bias BAB 2. Tidak bisa BAB - ibu mengatakan perut
- Ibu mengatakan anaknya baru bias BAB jika 3. Muntah setelah dibersihkan anakanya kembung
sudah diberikan obat via dubur dan anak nya ASI sejak 3 hari yang lalu - muntah setelah diberi asie
sudah bias BAB 4. Distensi abdomen di 4 sejak 3 hari yang lau
DO: kuadran
- Distensi abdomen 4 kuadran 5. Baby gram: dilatasi dan Do : -
- Baby gram : dilatasi dan peningkatan gan usus peningkatan gan usus halus
halus dan usus besar. dan usus besar
7
BAB III
MCP KASUS
Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun 8 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan pasien
tidak BAB selama 1 minggu, pasien batuk, demam dan rencana operasi penutupan
colostomy pasien. Ibu mengatakan anaknya tidak BAB lebih dari 1 mggu, disertai
demam naik turun, batuk dan penurunan BB. Pasien sudah menjalani 2 kali Operasi,
yaitu pemasangan colostomy dan penutupan colostomy. (Usus post full tragh potong
stamp). Terdapat luka post op tutup colostomy pada abdomen kiri. Ibu mengatakan saat
BAB ataupun BAK anak menangis karena nyeri, BAB bercampur darah, anak demam dan
muntah berwarna hijau, terdapat 2 klem di anus. Berat badan anak 9 Kg, TB 88 cm (IMT
17,4), lila 16 cm, LK 48 cm, LD 58 cm, dan LP 80 cm. Pasien sadar penuh, frekuensi nadi
8
Jenis Temuan Hasil Normal Satuan
Pemeriksaan
HB 11,5 (L) 11,5-13,5 g/dl
Leukosit 16,24 (H) 6,00 -17,00 10ˆ3/ɥL
Hematokrit
37,2 (L) 34,0- 40,0 %
Trombosit
Eritrosit MCV 322 150 – 450 10ˆ3/ɥL
MCH MCHC 4,53 3,90 – 5,90 10ˆ6/ɥL fL
RDW – CV 82,1 79,0 – 99,0 pg g/dl
RDW – SD PDK
25,4 ( L) 27,0 – 31,0 %
MPV
30,9 33,0 – 37,0 fL fL fL
P – LCR
14,5 11,5 – 14,5 %
Basofil Eosinofil
Neutrofil 42,5 35,0 – 47,0 %
Limfosit 10,0 9,0 – 13,0 %
Modosit
10,0 7,2 – 11,1
23,7 15,0 – 25,0
9
0,1 0–1
0,0 (L) 1,0 – 3,0
87,5 (H) 40,0 – 70,0
6,2 (L) 20,0 – 40,0
6,2 2,0 – 8,0
Hasil X – foto thorax :
Cor :konfigurasi cor normal , thymus prominent Pulmo : corakan bronkovaskular normal. Infiltrat (-) Diafragma dan
sinus kostofrenikus normal
Kesan :
Cor : konfigurasi cor normal, thymus normal Pulmo : tidak tampak kelainan
10
Doudenum :
Dinding reguler, tidak tampak penyempitan C –loop normal
Tidak tampak filling defect dan additional shadaw Tidak tampak pendesakan
Jeyjenum :
Dinding reguler
Tidak tampak filling defect dan additional shadaw Tidak tampak pendesakan
Ileum :
Tidak tampak filling defect dan additional shadaw Tidak tampak pendesakan
Kesan : tidak tampak kelainan
OBAT-OBATAN
- Ceftriaxon 1gr/ 12 jam 2x1
- Pct 6x200 2x1
- Metrodinazol 3x100 3 x 1
- Ketorolace 2x1
- IVFD Nacl 0,9%
11
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil intervensi
12
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Penyakit hisbrung merupakan penyakit yang sering menimbulkan
masalah. Baik masalah fisik, psikologi. Masalah pertumbuhan, dan
perkembangan anak dengan penyakit hisprung yaitu terletak pada
kebiasaan buang air besar.
SARAN
https://id.scribd.com/doc/113851939/Askep-Anak-Dengan-Hisprung