PERDARAHAN POSTPARTUM
Oleh :
Juzaini Dika Nasriati
G1A217118
Pembimbing :
Dr. Rudy Gunawan, Sp.OG (K) Onk
Pendahuluan
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat
01 kesehatan masyarakat di suatu negara.
PP sekunder
Etiologi
Atonia uteri
Luka jalan lahir
Retensio plasenta
Gangguan pembekuan darah
Inversio Uteri
Kriteria Diagnosis
Pemeriksaan fisik:
Pucat, dapat disertai tanda-tanda syok, tekanan darah rendah, denyut nad
i cepat, kecil, ekstremitas dingin serta tampak darah keluar melalui vagina
terus menerus
Pemeriksaan obstetri
Uterus membesar bila ada atonia uteri. Bila kontraksi uterus baik, perdara
han mungkin karena luka jalan lahir
Pemeriksaan ginekologi:
Pemeriksaan ini dilakukan dalam keadaan umum baik atau telah diperbaik
i, pada pemeriksaan dapat diketahui kontraksi uterus, adanya luka jalan la
hir dan retensi sisa plasenta
4
Atonia Uteri
Atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot miometrium uterus un
tuk berkontraksi dan memendek
Lemahnya kontraksi miometrium perdarahan terbuka pada implantasi plasenta setelah
plasenta lahir
Uterus yang terlalu regang (hidramion, hamil ganda, anak sangat besar/ B
1. Fungsional
His kurang kuat
• Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar
karena atonia uteri dan akan menyebabkan
perdarahan yang banyak.
• Atau karena adanya lingkaran konstriksi
pada
bagian bawah rahim (ostium uteri) akibat
kesalahan penanganan kala III, yang akan
menghalangi plasenta keluar (plasenta
Plasenta sukar terlepas karena tempatnya
inkarserata).
(insersi di sudut tuba), bentuknya (plasenta
membranasea, plasenta anularis); dan
ukurannya (plasenta yang sangat kecil).
Etiologi
2. Patologi-anatomi
• Plasenta akreta: vili korialis berimplantasi
menembus desidua basalis dan Nitabuch layer.
Pada jenis ini plasenta melekat langsung pada
miometrium
• Plasenta inkreta: vili korialis sampai
menembus miometrium, tapi tidak menembus
serosa uterus
• Plasenta perkreta: vili korialis sampai menem
Faktor Predisposisi
Dalam ulasannya terhadap 622 kasus
yang dikumpulkan antara tahun 1945
dan 1969, Fox (1972) mencatat
karakteristik berikut:
• Plasenta previa diidentifikasi pada
sepertiga kehamilan yang terkena Perlengketan plasenta
• Seperempat pasien pernah
menjalani seksio sesarea yang abnormal terjadi
• Hampir seperempat pernah apabila
menjalani kuretase pembentukan desidua
• Seperempatnya adalah gravida 6
atau lebih
terganggu
• plasenta previa
Fox 1972
• riwayat SC atau insisi
uterus lainnya
• riwayat kuretase
• multiparitas
Diagnosis
1. plasenta belum lahir setelah
30 menit
2. perdarahan segera
3. kontraksi uterus baik.
Kuretase
Seringkali pelepasan sebagian plasenta dapat dilakukan dengan manual plasenta
dan kuretase digunakan untuk mengeluarkan sebanyak mungkin jaringan yang
tersisa.
Kuretase mungkin diperlukan jika perdarahan berlanjut atau pengeluaran manual
tidak lengkap.
Tindakan bedah
Jika faktor risiko dan gambaran prenatal sangat mendukung diagnosis perlengketan
plasenta, Cesarean hysterectomy umumnya di rencanakan, terutama pada pasien
yang tidak berharap untuk mempertahankan kehamilan.
Tatalaksana
Tindakan bedah
• Jika plasenta akreta ditemukan setelah melahirkan bayi, plasenta sesegera
mungkin dikeluarkan untuk mengosongkan cavum uteri. Walaupun dalam
banyak kasus pengeluaran plasenta akan menimbulkan perdarahan massif
yang akan berakhir dengan histerektomi.
• Pada kasus plasenta akreta kompleta, tindakan terbaik ialah histerektomi.
Uterotonika
Jenis dan Cara Oksitosin Ergometrin Misoprostol
Dosis dan cara IV : 20 IU dalam 1 L larutan IM atau IV (lambat) : Oral atau rektal 400
pemberian garam fisiologis dengan 0,2 mg μg dapat diulang
tetesan cepat sampai 1200 μg
IM : 10 IU
Pencegahan
Manajemen aktif kala III
Menyuntikkan oksitosin
Segera (dalam 1 menit pertama setelah
bayi lahir) suntikkan oksitosin 10 unit IM
pada 1/3 bagian atas paha bagian luar
(aspektus lateralis).
Definisi
Adalah suatu keadaan dimana bagi
an atas uterus (fundus uteri) mema
suki kavum uteri sehingga fundus u
teri sebelah dalam menonjol ke dala
m kavum uteri, bahkan ke dalam va
gina atau keluar vagina dengan din
ding endometriumnya sebelah luar.
KLASIFIKASI
Ada beberapa macam klasifikasi inversio uteri
a. Berdasarkan waktu kejadian :
1. Inversio akut, terjadi segera setelah persalinan.
2. Inversio subakut
3. Inversio kronik, lebih dari 4 minggu pasca persalinan.
b. Berdasarkan derajat kelainan :
Derajat satu (inkomplit), korpus uteri tidak melewati kanalis servikalis.
Derajat dua (komplit), korpus uteri keluar melalui cincin servik tetapi tidak mencapai introi
tus vagina.
Derajat tiga (totalis), korpus uteri mencapai atau keluar introitus vagina.
c. Berdasarkan Etiologi:
Inversio Uteri Non Obstetri mioma uteri, neoplasma lainnya
Inversio Uteri Obstetri setelah persalinan
Spontan grande multipara, atonia ateri
Tindakan tarikan tali pusat, manual plasenta yang dipaksakan
Etiologi