Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

KISTA BARTHOLIN
HELVYA UTARI HAMBALI
1820221092

PEMBIMBING :
dr. REINO RAMBEY, Sp.OG
PENDAHULUAN
Kista adalah kantung yang berisi cairan atau bahan
semisolid yang terbentuk di bawah kulit atau di suatu
tempat di dalam tubuh. Kista kelenjar Bartholin terjadi
ketika kelenjar ini menjadi tersumbat.

Kista Bartholin merupakan masalah umum pada


wanita usia reproduksi. Kista tersebut dapat menjadi
terinfeksi, dan selanjutnya berkembang menjadi abses.
Kista bartholin bila berukuran kecil sering tidak
menimbulkan gejala.
• Di Amerika Serikat, insidennya adalah sekitar 2% dari wanita usia
reproduksi akan mengalami pembengkakan pada salah satu atau kedua
kelenjar Bartholin.

Penyakit yang menyerang kelenjar Bartholin biasanya terjadi pada


wanita antara usia 20 dan 30 tahun.

Pembesaran kelenjar Bartholin pada pasien yang berusia


lebih dari 40 tahun jarang ditemukan, dan perlu
dikonsultasikan pada gynecologist untuk dilakukan biopsi.

Dalam penanganan kista dan abses bartholin, ada beberapa pengobatan


yang dapat dilakukan. Dapat berupa intervensi bedah, dan
medikamentosa. Intervensi bedah yang dapat dilakukan antara lain
berupa incisi dan drainase, pemasangan Word catheter, marsupialisasi,
dan eksisi.
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
• Kelenjar bartolini merupakan salah satu organ
genitalia eksterna, kelenjar bartolini atau glandula
vestibularis major, berjumlah dua buah berbentuk
bundar, dan berada di sebelah dorsal dari bulbus
vestibulli.
• Saluran keluar dari kelenjar ini bermuara pada celah
yang terdapat diantara labium minus pudendi dan tepi
hymen.
• Kelenjar ini tertekan pada waktu coitus dan
mengeluarkan sekresinya untuk membasahi atau
melicinkan permukaan vagina di bagian caudal.
Fisiologi
• Kelenjar Bartholini berfungsi mensekresikan cairan ke permukaan vagina.
• Kelenjar ini mengeluarkan lendir untuk memberikan pelumasan vagina.
• Cairan ini mengalir ke dalam duktus sepanjang 2,5 cm dan dilapisi oleh sel-sel
epitel transisional
• Kelenjar Bartolini mengeluarkan jumlah lendir yang relatif sedikit sekitar satu atau
dua tetes cairan tepat sebelum seorang wanita orgasme.
KISTA BARTHOLIN
DEFINISI Kista adalah kantung yang berisi cairan atau bahan semisolid yang
terbentuk di bawah kulit atau di suatu tempat di dalam tubuh. Kista
kelenjar Bartholin terjadi ketika kelenjar ini menjadi tersumbat

• 2% wanita mengalami kista Bartolini atau abses kelenjar


pada suatu saat dalam kehidupannya
• Abses umumnya hampir terjadi tiga kali lebih banyak
dari pada kista.
• Kista Bartolini, yang paling umum terjadi pada labia
mayora.
Etiologi
• Tersumbatnya saluran kelenjar
bartholin  kista bartholin
• Abses Bartolini dapat disebabkan oleh
sejumlah bakteri, termasuk organisme
yang menyebabkan penyakit menular Neiserria Gonorhae
seksual
• seperti Klamidia dan Gonore serta
bakteri yang biasanya ditemukan di
saluran pencernaan, seperti
Escherichia coli.

Staphylococcus
Patofisiologi
Karena kelenjar terus menerus menghasilkan cairan,maka lama kelamaan sejalan dengan
membesarnya kista,tekanan didalam kista semakin besar.

Dinding kelenjar/kista mengalami peregangan dan meradang. pembuluh darah pada dinding kista
terjepit mengakibatkan bagian yang lebih dalam tidak mendapatkan pasokan darah sehingga
jaringan menjadi mati (nekrotik).

Dibumbui dengan kuman,maka terjadilah proses pembusukan, bernanah dan menimbulkan rasa sakit.
Karena letaknya di vagina bagian luar,kista akan terjepit terutama saat duduk dan berdiri
menimbulkan rasa nyeri yang terkadang disertai dengan demam
Manisfestasi klinis
• Jika kista bartholini masih kecil dan tidak terinfeksi, umumnya asimtomatik.
• kista Bartholini yang tidak terinfeksi : penonjolan yang tidak nyeri pada salah satu
sisi vulva disertai kemerahan atau pembengkakan pada daerah vulva.
• Keluhan pasien : benjolan, nyeri, dan dispareunia. Penyakit ini cukup sering
rekurens.
• Pada Bartholinitis akuta kelenjar membesar, merah, nyeri, dan lebih panas dari
daerah sekitarnya.
• Isinya cepat menjadi nanah yang dapat keluar melalui duktusnya, atau jika
duktusnya tersumbat, mengumpul di dalamnya dan menjadi abses
Abses bartholin
• Nyeri saat berjalan, duduk, beraktifitas fisik,
atau berhubungan seksual
• Pembengkakan area vulva selama 2-4 hari.
• Biasanya ada sekret di vagina, kira-kira 4
sampai 5 hari pasca pembengkakan,
terutama jika infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang ditularkan melalui hubungan
seksual.
• Dapat terjadi ruptur spontan.
• Teraba massa unilateral pada labia mayor
sebesar telur ayam, lembut, dan
berfluktuasi, atau terkadang tegang dan
keras.
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan fisik
• timbulnya benjolan pada alat kelamin • terdapat di bagian unilateral, nyeri,
semakin besar dan mengganggu dan terjadi pembengkakan yang

eritem
gejala nyeri, bengkak, kemerahan,
serta tidak nyaman saat duduk 
terinfeksi
• Bisa disertai demam atau tidak
Tatalaksana
• Tujuan penanganan kista bartholini adalah memelihara dan mengembalikan
fungsi darikelenjar bartholini

1. Insisi dan drainage abses


• Tindakan ini dilakukan bila terjadi symptomatic Bartholin's gland abscesses. Namun
pada tindakan ini sering terjadi rekurensi. Penelitian melaporkan tingkat
kegagalan 13 persen untuk prosedur insisi dan drainage.
2. Definitive drainage menggunakan word catheter
• Word catheter biasanya • Disinfeksi dinding abses sampai labia dengan
menggunakan betadine.
digunakan untuk mengobati kista
• Dilakukan lokal anastesi dengan menggunakan
bartholin dan abses bartholin.
lidokain 1 %
• Panjang tangkai catheter 1 inch • Fiksasi abses dengan menggunakan forsep kecil
dan mempunyai diameter seperti sebelum dilakukan tindakan insisi.
foley catheter no 10. Balon • Insisi diatas abses dengan menggunakan mass
no 11
Catheter hanya bias menampung
• Insisi dilakukan vertikal di dalam introitus
3 ml normal saline.
eksternal terletak bagian luar ring himen. Jika
insisi terlalu lebar, word catheter akan kembali
keluar.
• Selipkan word kateter ke dalam lubang insisi
• Pompa balon word kateter dengan injeksi
normal salin sebanyak 2-3 cc
• Ujung Word kateter diletakkan pada vagina.
3. Marsupialisasi CARA :
• Disinfeksi dinding kista sampai labia
• Marsupialisasi adalah suatu tehnik dengan menggunakan betadine.
membuat muara saluran kelenjar • Dilakukan lokal anastesi dengan
bartholin yang baru sebagai alternatif menggunakan lidokain 1 %.
lain dari pemasangan word kateter.
• Dibuat insisi vertikal pada kulit labium
• Komplikasi berupa dispareuni, sedalam 0,5cm (insisi sampai diantara
hematoma, infeksi. jaringan kulit dan kista/ abses) pada sebelah
lateral dan sejajar dengan dasar selaput
himen.
• Dilakukan insisi pada kista dan dinding kista
dijepit dengan klem pada 4 sisi, sehingga
rongga kista terbuka dan kemudian dinding
kista diirigasi dengan cairan salin.
• Dinding kista dijahit dengan kulit labium
dengan atraumatik catgut.
CONTOH KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Nn. TS
• Usia : 28 tahun
• No. RM : 11443xx
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat: Jakarta timur
• Pekerjaan : Pegawai Swasta
• Status : Lajang
• Agama : Islam

KU Timbul benjolan di bibir kemaluan kiri


Pasien datang ke RS Polri dengan keluhan timbul benjolan di bibir
kemaluan sejak 2 hari yang sebelum masuk RS, keluhan benjolan dirasakan
semakin membesar dan menimbulkan rasa nyeri dan panas. Selain itu
RPS pasien juga mengatakan jika bergerak merasakan tidak nyaman dan nyeri.
Pasien juga mengaku benjolan di bibir kemaluan sempat pecah dan
mengeluarkan air pagi tadi cairan berwarna bening. Pasien juga
mengeluhkan keputihan berwarna putih terkadang berbau dan terkadang
tidak.
• Riwayat keluhan serupa : 5 bulan (di operasi)
RPD • Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal

• Riwayat keluhan serupa : disangkal


RPK • Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal

RPO Belum diobati dimanapun


PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Status Generalis :
Kesadaran : Compos Mentis
Berat badan : 52 kg
Kepala : Normosefal
Tinggi badan : 165 cm
Rambut : Hitam, tidak mudah rontok
Tanda-tanda vital :
Mata : CA (-/-), SI (-/-), pupil isokor,
• TD : 120/70 mmHg
RCL/RCTL (+/+)
• Nadi : 88 x/menit
Telinga : Bentuk normal, simetris, otorrhea (-/-)
• Suhu : 36 oC
Hidung : Napas cuping hidung (-/-)
• RR : 20 x/menit
Mulut : Mulut simetris, bibir sianosis (-), bibir
• SaO2 : 99%
kering (-), sariawan (-), faring hiperemis (-),
Tonsil T1/T1 tenang
Leher : Trakea berada di tengah, tidak
berdeviasi, intak, tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, JVP
tidak meningkat
Thoraks
Cor :
Inspeksi : Tidak tampak iktus kordis
Palpasi : Iktus kordis teraba pulsasi, tidak ada vibrasi
Perkusi :
Batas atas jantung : ICS II linea parasternal dextra
Batas pinggang jantung : ICS III linea parasternal sinistra
Batas bawah kanan jantung : ICS II-IV linea parasternal dextra
Batas bawah kiri jantung : ICS V lebih dari 3 cm ke lateral dari linea midclavicula
sinistra
Auskultasi : BJ S1 dan S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo :
Inspeksi : Normochest, pergerakan simetris, retraksi (-)
Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : Dinding abdomen datar, jaringan parut / luka bekas operasi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Dinding perut supel, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit normal
Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen
Ekstremitas : Edema (--/--), CRT (< 2 detik), akral dingin (--/--), sianosis (-), turgor kulit normal

STATUS LOKALIS
Genitalia :
Inspeksi : tampak benjolan pada labia mayor sinistra, berwarna kemerahan dengan ukuran kurang
lebih 3cm x 2 cm
Palpasi : konsistensi kenyal, teraba hangat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS :
KISTA BARTHOLIN
TERINFEKSI

TALAK :

Pro Operasi Marsupialisasi


LAPORAN OPERASI

• Pasien posisi litotomi dengan spinal anestesi


• A dan antisepsis lapangan operasi dan sekitarnya
• u/u diyakini kosong
• Didapatkan massa ukuran 3 cm dilabia kiri dilakukan insisi, keluar pus 10 cc
• Dilakukan pencucian ulang dan mikrokuretase dengan H2O2, Nacl
• Dilakukan penjahitan di pinggir luka
Instruksi Pasca Operasi
• Observasi tekanan darah, nadi, tanda akut
perdarahan
• Mobilisasi 24 jam
• Ciprofloxacin 2x500 mg
• Asam mefenamat 3x500 mg
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai