Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi untuk

mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin dan nifas. Tes HCG

positif dan kadar HCG meningkat cepat menjadi dua kali lipat setiap 48 jam

sampai kehamilan 6 minggu. Perubahan hormonal selama kehamilan terutama

akibat esterogen dan progesterone plasenta dan juga hormone yang dikeluarkan

pada janin
B. Rumusan Masalah
1. Pengenalan sitem endokrin dalam kehamilan ?
2. Bagaimana hormon system endokrin selama kehamilan ?
3. Bagaimana perubahan system endokrin dengan vitamin D dalam kehamilan?
4. Bagaimana system endokrin mempengaruhi system imun pada kehamilan ?
5. Bagaimana ……………… ?
6. Bagaimana ……………………..?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar mampu memahami konsep serta pentingnya sistem endokrin dalam

kehamilan.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk memahami definisi endokrin dalam kehamilan
2. Untuk menjelaskan endokrin dalam kehamilan Trimester 1,2,3
3. Untuk menjelaskan endokrin terhadap vitamin D dalam kehamilan
4. Untuk menjelaskan sistem endokrin terhadap sistem imun pada ibu

hamil
5. Untuk menjelaskan hormon selama kehamilan
6. Untuk menjelaskan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengenalan Sistem Endokrin Pada Ibu Hamil


selama mingu pertama korpus luteum dan ovarium menghasilkan

esterogen dan progesterone, fungsi utama nya pada stadium ini adalah untuk

mempertahankan pertumbuhan desi dua dan mencegah pelepasan serta

pembebasan desi dua tersebut. Sel – sel tropoblas menghasilkan hormone

korionik gonadotropin yang akan memperthankan korpus luteum sampe plasenta

berkembang penuh dan mengambil alih produsi esterogen dan progesterone dari

2
korpus luteum. Setelah plasenta mengambil alih sekresi esterogen dan

progesterone mengalami peningkatan yang signifikan. Kadar keuda hormon ini

tetap tingi sampai sesaat sebelum aterm, ketika fungsi plasent dengan rentang

usia yang terbatas mulai mengalami penurunan. Ketika hal ini terjadi kadar

hormone plasenta mulai meunrun. ( AI Yeyeh dkk : 2013)


Sistem endokrin pada ibu hamil di trimester 1 perubahan besar pada

sistem endokrin yang penting terjadi untuk mempertahankan kehamilan,

pertumbuhan normal janin dan nifas. Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat

cepat menjadi dua kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu.

Perubahan hormonal selama kehamilan terutama akibat esterogen dan

progesterone plasenta dan juga hormone yang dikeluarkan pada janin. Pada

trimester 2 adanya peningkatan hormone esterogen dan progesterone serta

terhambatnya pembentukan FSH dan LH. Pada trimester 3 kelenjar tiroid akan

mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat dari

hyperplasia kelenjar dan peningkatan varkularisasi. Pengaturan kosentrasi

kalsium sangat berhubungan erat dengan magnesium, fospat, hormone pada

tiroid, vitamin D dan kalsium. Adanya gangguan pada salah satu factor itu akan

menyebabkan perubahan pada yang lainnya. Kosentrasi plasma hormone pada

tiroid akan menurun pada trimester pertama dan kemudian akan meningkat

secara progresif. Aksi penting dari hormon paratiroid ini adalah untuk

memasukan janin dengan kalsium yang adekuat. Selain itu, juga diketahui

mempunyai peran dalam produksi peptide pada janin plasenta, dan ibu.( Suryati :

2011).

3
Perubahan hormon selama kehamilan terutama akibat produksi esterogen

dan progesterone plasenta dan juga hormone- hormone yang dikeluarkan oleh

janin. Produksi esterogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada akhir

kehamilan kadarnya kira kira 100 kali sebelum hamil. Esterogen merupakan

factor yang mempengaruhi pertumbuhan fetus, pertumbuhan payudara, retensi

air, natrium, dan pelepasan hormone hipofisis. Dan produksi progesterone

bahkan lebih banyak dibandingkan esterogen. Pada akhir kehamilan produksinya

kira- kira 250 mg/hari. Progesterone menyebabkan lemak disimpan dalam

jaringan subcutan di abdomen, punggung dan paha atas. Lemak berfungsi

cadangan energy baik pada masa hamil maupun menyusui. Progesterone

mempengaruhi tubuh ibu melalui relaksasi otot polos, relaksasi jaringan ikat,

kenaikan suhu, pengembangan duktus laktiferus dan alveoli, perubahan

sekretorik dalam payudara. Human Chorionik Gonatropin (HCG) dapat terdeteksi

beberapa hari setelah perubahan dan merupakan dasar tes kehamilan. Puncak

sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah konsepsi. Fungsi utamanya

adalah mempertahankan korpus luteum. Human Plasenta Lactogen (HPL)

produsinya terus naik pada saat kehamilan aterm mencapai 2 gr/ hari. Efeknya

mirip dengan hormone pertumbuhan. Bersifat diabetogenik sehingga kebutuhan

insulin wanita hamil naik. Pituitary Gonadotropin menyebabkan FSH dan LH

berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan karena ditekan oleh

esterogen dan progesterone yang dihasilkan plasenta. Prolactin terus meningkat

akibat keanikan sekresi esterogen. Sekresi air susu (ASI) dihambat oleh

esterogen di tingkat target organ. Growth Hormon (STH) produksi nya sangat

4
rendah karena di tekan oleh HPL. Titoksin merupakan kelenjar tiroid yang

mengalami hipertropi, karena tyroid binding globulin meninggi, sebagai akibat

tingginya esterogen, dan juga merupakan akibat hyperplasia jaringan glandular

dan peningkatan vaskularisasi, tiroksin juga mengatur metabolisme pada ibu

hamil. Insulin meningkat sebagai akibat dari esterogen dan progesterone dan

HPL. (Ika Pantiwati : 2010).


Kebanyakan perubahan anatomi yang terjadi pada kehamilan disebabkan

hormone yang di sekresi oleh plasenta. Namun kelenjar endokrin lain semasa

kehamilan mensistesis hormone dalam jumblah yang berbeda bila dibandingkan

dengan keadaan tidak hamil. Kadar prolactin meningkat dengan cepat sampai

kehamilan minggu ke 30 kemudian melambat sampai aterm. Prolactin

merupakan suatu factor yang menybabkan penurunan FSH dan Lh sampai pada

level yang sangat rendah pada kehamilan minggu ke 8. Kelenjar andrenal

menyebabkan kortikosteroid total meningkat total secara progesif sampai aterm.

Sedikit banykanya dapat menyebabkan kecenderungan seorang wanita hamil

mengalami striae abdomen/ striae gravidarum, glikosuria dan hipertensi. Kelenjar

tiroid membesar selama kehamilan kadang sampe 2 kali sebelum hamil,

pembesaran ini disebabkan penumpukan koloid yang disebabkan penurunan

kadar yodium didalam plasma, akibat dari menigkatnya kemampuan ginjal

semasa kehamilan untuk mengsekresi. Esterogen merangsang peningkatan

sekresi thyroxin binding globulin. Akibat terjadi peningkatan kadar T3 dan T4 .

kadar yang menigkat ini tidak menunjukan hipertiroidisme Karena kadar TSH dan

Tirosin bebas berada dalam batas normal. Apabila hendak melakukan tes fungsi

tiroid perubahan ini harus di pertimbangkan. Kelenjar paratiroid membuat

5
pengaturan kosentrasi kalsium berkaitan erat dengan fisiologi magnesium,

fospat, hormone parateroid, vitamin D, dan kalsitonin. Perubahan dari salah satu

factor ini mempengaruhi yang lainnya. (Elisabet Latifah : 2013)


Peningkatan basal metabolic rate (BMR) sampai 25 % pada saat eterm,

peningkatan BMR disebabkan oleh janin, uterus dan peningkatan konsumsi

oksigen. Peningkatan metabolisme yodium akibat hyperplasia ringan kelenjar

tyroid yang disebabkan oleh kadar esterogen. Paratiroidisme ringan akibat

peningkatan kebutuhan kalsium dan vitamin D. Kenaikan kadar hormon

paratiroid plasma yang mencapai puncak nya pada usai kehamilan antara 15

dan 35 minggu. Kelenjar hipofisis yang sedikit membesar akan mengalami

peningkatan produksi prolactin. Peningkatan kadar esterogen dan hipertropi

korteks andrenal, peningkatan kadar kortisol untuk mengatur metabolisme

protein dan karbohidrat mengakibatkan penurunan kadar glukosa darah ibu dan

penurunan produksi insulin pada awal kehamilan. Peningkatan esterogen

progestron dan Human Chorionic Somatomammotropin oleh plasenta,

peningkatan kadar kortisol maternal yang akan mengurangi kemampuan tubuh

ibu dalam menggunakan insulin, akan memastikan pasokan glukosa bagi janin

dan plasenta. ( Lyndon, Anita : 2014 ).


B. Kehamilan Dengan Penyakit Endokrin
Penyakit yang sering dijumpai yaitu kelainan kelenjar prankeas yang

mengeluarkan insulin pada kehamilan dan kelainan kelenjar tyroid pada

kehamilan. Pada Kelainan kelenjar prankeas penyakit gula dapat merupakan

penyakit keturunan dengan ciri kekurangan atau tidak terbentuknya insulin yang

sangat penting untuk metabolisme gula dan pembentukan glikogen. Akibatnya

kadar gula dalam darah akan tinggi yang dapat mempengaruhi metabolisme

6
tubuh secara menyeluruh dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

janin. Kejadian penyakit gula sekitar 0,3 % sd 0,7 %. Kemungkinan atau dugaan

penyakit gula makin tinggi terjadi pada usia ibu yang tua, pada multiparitas,

obesitas, berat badan bayi lebih besar dari 4000 grm, riwayat kehamilan yang

mengalami sering meinggal dalam Rahim, sering mengalami lahir mati, sering

mengalami keguguran, kelainan kongenital dan pada pemeriksaan terdapat gula

dalam urin.

Kejadian penyakit diabetes dalam kehamilan sering memberikan

pengaruh yang tidak menguntungkan dan dapat dijabarkan sebagai beriku :


1. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap penyakit diabetes

diantaranya :
 Keadaan pra diabetes lebih jelas menimbulkan gejala pada

kehamilan, persalinan dan nifas


 Penyakit diabetes semakin berat
 Saat persalinan memerlukan tenaga besar dapat terjadi koma

diabetikum.
2. Pengaruh penyakit diabetes tehadap kehamilan diantaranya :
 Dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin dalam Rahim, terjadi

keguguran, persalinan premature , kematian dalam Rahim, lahir

mati atau bayi besar


 Dapat terjadi hidramion
 Dapat menimbulkan pre eklamsia dan eklamsia
3. Pengaruh penyakit terhadap janin diantaranya :
 Keguguran, persalinan premature, kematian janin dalam Rahim

( setelah minggu ke 36 ) dan lahir mati


 Bayi dengan dismaturitas
 Bayi dengan cacat bawaan
 Bayi potensial mengalami kelainan saraf dan jiwa
 Bayi dapat menjadi potensial mengidap penyakit gula

7
Bidan sebagai tenaga kesehatan terdepan di tengah masyrakat dapat menduka

kemungkinan kemungkinan penyakit diabetes dengan melakukan anamnesis untuk

mengetahui riwayat keluarga yang banyak mengalami penyakit diabetes, keluhan ( trias

penyakit gula ) : banyak minum (polidipsia), banyak kencing ( polyuria), banyak makan

(polifagia) ), riwayat kehamilan persalinan, nifas yang buruk : sering keguguran,

persalinan premature, kematian janin dalam Rahim, atau lahir mati : bayi yang berat

nya besar, urin sering semuti, juga dilakukan pemeriksaan glukosa urin dengan dugaan

diabetes, selanjutnya bidan dapat melakukan konsultasi dengan dokter puskesmas atau

rumah sakit.

Kelainan kelenjar tyroid dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu morbus basedoi ( hiper

tiroidisme) dan miksedema (hipotiroidisme) pada kehamilan kelenjar tiroid bekerja lebih

berat karena kebutuhan metabolisme yang meningkat sekitar 15 sd 25 % dapat

dijumpai kelenjar tiroid yang makin besar sehingga tampak jelas. Hipertiroidisme

merupakan hormone kelenjar hormone tiroid yang meningkat dapat menimbulkan gejala

klinis berupa tumor, aktifitas gerak meningkat, jantung berdebar dengan nadi cepat, dan

bola mata menonjol. Penyakit morbusbasedowi pada kehamilan dapat saling

mempengaruhi menimbulkan kerugian karena penyakit morbusbasedowi

mempengaruhi kehamilan (kehamilan berakhir dengan keguguran, persalinan

premature), dapat terjadi dekompensasio kordis terutama pada kala 2. Pengaruh

kehamilan terhadap penyakit morbusbasedowi adalah meningkatnya hormone tiroid

yang dapat menyebabkan kelenjar tiroid makan bertambah besar .

8
Miksedema (hipoteriddisme) merupakan kadar hormone tiroid dalam darah yang

rendah sering menimbulkan gangguan pertumbuhan secara menyeluruh, wanita

menjadi kerdil dan dapat gangguan pola mestruasi sehingga sulit untuk hamil. Penyakit

ini jarang dijumpai dan memiliki gejala wanita kerdil (cebol), kulit kering dan lembut,

mudah lelah, lidah besar dan suara parau. Sikap bidan dalam menghadapi gangguan

kelenjar tiroid adalah melakukan konsultasi dengan dokter atau merujuk penderita ke

tempat deng fasilitas yang baik. (Ida Ayu dkk : 2013)

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

10

Anda mungkin juga menyukai