Anda di halaman 1dari 9

PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA IBU NIFAS

Periode post partum (puerperium) adalah jangka waktu 6 mgg yang dimulai setelah
kelahiran bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan.
Perubahan fisiologis yang terjadi selama puerperium adalah khusus. Meskipun dianggap normal
sebagai proses pemulihan dari kehamilan. Banyak faktor yang mempengaruhi proses pemulihan
ini, termasuk tingkat energi, penyamanan fisiologis&fisik.
1. Perubahan Sistem Endokrin
Beberapa perubahan terjadi pada sistem endokrin selama masa puerperium. Perubahan ini
bisa dilihat sebagai berikut :

Perubahan Yang Keadaan


Hormon
Terjadi Terendah
Hormon placenta lactogen (hpl) Menurun < 24 jam
Estrogen Menurun Hari ke-7
Progesteron Menurun Hari ke-7
Follicle-Stimulating Hormon (FSH) Menurun Hari ke 10-12
Luteinizing Hormon (LH) Menurun Hari ke 10-12
Prolaktin Menurun Hari ke 14
Hormon pertumbuhan Tetap rendah
Sampai hari ke-3
Tiroid Tidak berubah
Oksitosin
Kortikosteroid Menurun Hari ke 7
Plasma Renin Menurun < 2 jam
Angiotensin II Menurun < 2 jam

a. Hormon Plasenta
Keadaan hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Pengeluaran plasenta
menyebabkan penurunan hormon-hormon yang diproduksi oleh organ tersebut. Hormon
placental lactogen (hpl), Esterogen, dan Kortisol, serta placenta enzim insulinase membalik efek
diabetagenik kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun pada masa puerperium.
Kadar esterogen dan progesteron menurun secara mencolok setelah placenta keluar, kadar
terendahnya dicapai kira-kira 1 minggu post partum dan kemudian produksi progesteron dimulai
pada ovulasi pertama.
b. Hipotamilamik-pituitari-fungsi ovarium
Sedikit diketahui tentang psikologis Hip otalamus, kel. Pituitari & ovarium selama
puerperium setelah masa gestari. Bagaimanapun, inforamasi yang benar berguna pada waktu
ovulasi pertama & mendapatkan lagi menstruasi untuk wanita laktasi dan yang tidak laktasi.
Untuk seluruh wanita, menstruasi pertama seringkali suatu siklus Anovulasi atau siklus yang
diasosiasikan dengan ketidak cukupan fungsi corpus luteum.
Diantara wanita laktasi, 15 % memperoleh menstruasi lagi setelah 6 mgg dengan 45 %
setelah 12 minggu. Diantara wanita yang tidak laktasi 40 % menstruasi setelah 6 mgg, 65 %
setelah 12 mgg & 90 % setelah 24 mgg. Untuk wanita laktasi 80 % siklus menstruasi pertama
anovulasi, untuk wanita yang tidak laktasi 50 % siklus pertama anovulasi.
Banyak variabel pada pengambilan menstruasi & mengetahui adanya avolasi pada wanita
laktasi yang mungkin disebabkan oleh perbedaan individu yang tergantung pada kekuatan
rangsangan menghisap. Penyapihan parsial (penambahan susu formula) dan menyusui kurang
dari 6x/hari mungkin berpengaruh. Ini merupakan fakta bahwa menyusui jangan digunakan
sebagai alat KB.
Aliran menstruasi pertama seringkali lebih banyak dari normal. Dalam 3-4 siklus, aliran
menstruasi telah kembali seperti volume wanita sebelum hamil.
Pada masa nifas tidak terjadi menstruasi karena selama masa nifas & laktasi tidak ada
stimulasi ovarium yang cukup oleh Gonadotropin Hipofisis. Pada nifas LH & FSH menurun
dibandingkan setelah mendapat menstruasi kembali. Menstruasi pertama setelah persalinan
seringkali merupakan siklus yang anovulasi karena tidak cukupun fungsi corpus luteum dan
rendahnya LH dan progeston. Jumlah darah yang keluar biasanya lebih banyak dari normal dan
akan kembali normal setelah 3-4 siklus.
- Esterogen
Fungsi esterogen dalam kehamilan :
Selama kehamilan jumlah esterogen yang sangat berlebihan akan menyebabkan :
1. Pembesaran uterus
2. Pembesaran payudara dan pertumbuhan struktur duktus payudara
3. Pembesaran genetalia eksterna wanita
4. Merelaksasi berbagai ligamentum peluis sehingga persendian sacroiliaca menjadi relatif lentur &
simphilis pubis menjadi elastis.
Perubahan yang terjadi setelah melahirkan.
Kadar esterogen menurun secara mencolok setelah plasenta keluar. Kadar terendahnya
tercapai kira-kira 1 mgg pasca partrun & meningkat lagi pada minggu ke 3 pasca partum.
Penurunan kadar esterogen berkaitan dengan pembengkakan selama masa hamil.
- Progesteron
Fungsi progesteron dalam kehamilan :
a. Progesteron meningkat sehingga merelaksasikan otot polos, dan yang termasuk otot polos
adalah uterus dan pencernaaan, karena pencernaan mengalami relaksasi sehingga menurunkan
motilitas usus dan bisa menyebabkan konstifasi.
b. Progesteron akan membantu mencegah terjadinya Abortus Spontan karena progesteron
menurukan kontraktilitas uterus grovid.
c. Progesteron akan membantu estrogen mempersiapkan payudara ibu untuk laktasi.
Perubahan yang terjadi setelah melahirkan :
Kadar progesteron menurun drastis pada hari ke 3 pasca partum, tidak dapat dideteksi dalam 1
mgg dan baru akan meningkat pada ovulasi pertama.

b. Hormon pituitari
Keadaan prolaktin pada darah meningkat dengan cepat selama kehamilan. Setelah
persalinan, keadaan prolaktin menurun mencapai keadaan seperti sebelum kehamilan delam
waktu 2 minggu. Keadaan serum prolaktin dipengaruhi oleh seberapa sering seorang ibu
menyusui bayinya dalam sehari.
Keadaan FSH dan LH rendah pada seluruh wanita untuk 10-12 hari setelah persalinan.
Keadaan FSH meningkat pada fase konsentrasi folikular pada minggu ke 3 postpartum
sedangkan LH akan tetap rendah saat ovulasi terjadi.
- Prolaktin
Fungsi prolaktin dalam kehamilan
Prolaktin dalam kehamilan meningkatkan sekresi air susu. Hormon inidisekresikan untuk
kelenjar hyposis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu secara tetap dari minggu ke 5
kehamilan.
Perubahan yang terjadi setelah melahirkan
Segera setelah bayi dilahirkan hilangnya sekresi estrogen & progeston oleh placenta yang
tiba-tiba. Sekarang memungkinkan efek prolaktin dari kelenjar hyposis ibu untuk mengambil
peran dalam memproduksi air susu dalam 1-7 hari. Pada wanita yang tidak menyusui prolaktin
menurun, pada minggu ke 2 postpartum jumlahnya akan kembali seperti sebelum hamil.
- Oksitosin
Perubahan yang terjadi setelah melahirkan :
1. Oksitosin disekresikan oleh kelenjar pituitari anterior, pada kala III memicu pelepasan placenta
dan mencegah perdarahan.
2. Hisapan bayi pada puting susu merangsang sekresi hormon ini yang mempengarui involusi
uterus dan pengeluaran ASI>
- FSH & LH
FSH & LH mencapai nilai terendah pada hari ke 10-12 postpartum, FSH pada minggu ke 3.
Sedangkan LH tetap rendah sampai ovulasi.
Pada masa nifas tidak terjadi menstruasi karena pada masa ini jumlah LH dan FSHnya masih
rendah sehingga FSH tidak mampu merangsang Folliche premordial menjadi Follice de groof
dan LH tidak mampu memecah dinding follice de groof hingga terjadi menstruasi.

2. Sistem Kardiovaskuler

1. Volume darah

Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor misalnya kehilangan darah
selama persalinan dan mobilisasi serta pengeluaran cairan ekstravaskuler. Kehilangan darah
adalah akibat penurunan volume darah total yang cepat tapi terbatas. Pada minggu ke 3 & ke 4
setelah bayi lahir , volume darah menurun seperti sebelum hamil.
Hipovolumia akibat kehamilan menyebabkan ibu bisa menoleransi kehilangan darah saat
melahirkan. Normalnya ibu kehilangan 300-400 ml darah sewaktu melahirkan bayi tunggal
pervaginam sekitar 2x lipat pada SC.
Penyesuaian pembuluh darah maternal pasca melahirkan berlangsung dramastis dan cepat.
3 perubahan fisiologis pasca partum yang melindungi wanita :
a.Hilangnya sirkulasi utera placenta mengurangi ukuran pembuluh darah maternal 10-15 %.
b.Hilangnya fungsi endokrin pacenta untuk menghilangkan stimulasi vasodilatasi.
c. TERjadi mobilisasi air ekstravaskuler yang disimpan selama wanita hamil oleh karena itu syok
hipovolemik tak terjadi pada kehilangan darah normal.
2. Curah jantung

Denytu jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat saat hamil. Keadaan ini akan
meningkat bahkan > tinggi segera setelah melahirkan selama 30-60 menit karena darah lewat
sirkuit utero placenta tiba-tiba kembali kesirkulasi umum. Hal ini terjadi pada semua jenis
kelahiran atau semua pemakaian konduksi anastesi. Curah jantung akan kembali normal pada 8-
10 mgg setelah wanita melahirkan.

3. Tanda tanda vital


Beberapa perubahan TTV terlihat jika wanita dalam keadaan normal, peningkatan darah
sistole maupun diastole timbul dan berlangsung selama sekitar 4 hari setelah wanita melahirkan.
Fungsi pernapasan akan kembali seperti wanitga tidak hamil pada bulan ke 6 setelah wanita
melahirkan. Saat rahim kosong, diafragma turun, aksis jantung kembali normal, dan impulase
titik maximum (point of maximum impulase (PMI)) dan EKG kembali normal.

TANDA-TANDA VITAL
Penyimpanan dari keadaan normal dan
Keadaan Normal
kemungkinan penyebabnya
Suhu
Selama 24 jam pertama mungkin Suhu diagnosis sepsis puerperium di
meningkat sampai 100,4 F (38 C) sebagai tegakkan jika terjadi peningkatan suhu ibu
akibat dari demdrasi persalinan setelan 24 sampai 100,4 F atau 38 C setelah 24 jam
jam wanita tidak boleh demam. pertama persalinan dan berulang /
berlangsung selama 2 hari. Kemungkinan
lain adalah mastisis, Endometritis &
Infeksi lainnya.

Nadi
Bradicharsi umumnya ditemukan 6-8 jam Nadi yang cepat / > mungkin indikasi
pertama setelah persalinan. Bradichardi hipovolumia sekunder dari perdarahan.
merupakan suatu konsekuensi
peningkatan cardiac out put & stroke
volume. Nadi kembali seperti keadaan
sebelum hamil 3 bulan setelah persalinan.
Nadi diantara 50-70x/ menit dianggap
normal.

Respirasi
Respirasi akan menurun sampai pada Hipoventilasi dan Hypotensi mungkin
keadaan noramal seperti sebelum hamil. terdapat pada suatu keadaan yang tidak
sering kali terjadi peningkatan
subarachnoid (spinal block).

Tekanan Darah
TD sedikit berubah / tidak berubah sama Penyebab TD menurun karena adanya
sekali. Hipotensi ortostatik yang hipo volumia karena perdarahan.
diindikasikan dengan perasaan pusing Bagaimanapun itu tanda yang terakhir dan
atau pening setelah berdiri dapat gejala lain perdarahan harus diwaspadai.
berkembang dalam 48 jam pertama Penyebab TD meningkat karena
sebagai suatu akibat gangguan pada diakibatkan oleh penggunaan obat
daerah persyaratan yang mungkin terjadi olsitosin yang berlebihan jika terjadi
setelah persalinan. hipertensi pada kehamilan atau terjadi
pada periode I pospartum maka evaluasi
rutin TD diperlukan. Jika seorang wanita
mengalami sakit kepala, hipertensi adalah
sebagai suatu penyebab Analgetik
diberikan jika tensi tinggi & wanita harus
cukup istirahat tidak lebih 140.

4.Hematologi
Hematologi pada masa puerperium
Pada 72 jam pertama setelah persalinan, zat yang lebih banyak hilang adalah volume plasma
dibandingkan dengan sel darah. Penurunan volume plasma dan peningkatan sel darah pada
waktu hamil akan di bentuk kembali setelah 3 sampai 7 hari setelah persalinan oleh peningkatan
Hematokrit & Hemaglobin. Kemudian pada keadaan tidak ada komplikasi Hematokrit &
Hemoglobin akan kembali pada keadaan normal sebelum hamil dalam 4 sampai 5 minggu
postpartum.
Leokosit pada wanita hamil kurang lebih 12000 /mm3. Pada saat persalinan sampai dengan 2 hari
pertama postpartum meningkat kurang lebih 15000 /mm3 dan selanjutnya 10-12 hari post partum
antara 20000-30000 /mm3 dan peningkatan ini masih bisa bervariasi bila terjadi infeksi.
Jumlah hemoglobin dan Hematokrit pada masa nifas tidak dapat ditentukan karena tidak
menentunya volume plasma dan sel darah dan hemoglobin dan Hematokrit akan kembali normal
dalam 4-5 minggu post partum.
Kaki ibu diperiksa setiap hari untuk mengetahui tanda tanda Trombosis : Nyeri, Hangat &
lemas, dirasakan keras atau padat ketika disentuh.
Istilah Istilah

novulatori : tidak disertai ovulasi


dometritis : peradangan endometrium
itrosit : sel darah merah
uresis : dalam 12 jam setelah melahirkan ibu mulai membuang kelebihan cairan yang bertimbun di
jaringan selama ia hamil
station : periode perkembangan anak pada hewan di saat pembuahan ovum sampai lahir
uretir : meningkatnya ekskresi urin atau jumlah urin
ypotensi : tekanan darah yang rendah secara normal
povalemia : penurunan normal volume cairan serkulasi (plasma) dalam tubuh
ematologi : cabang ilmu kedokteran yang mempelajari morfologi dan jaringan pembentuk darah, sreta
fisiologi dan patologinya
stasis : setiap manifestasi preeklamsi pada kehamilan
inari : tentang perkemihan
tero : uterus adalah tempat tertanamnya telur yang telah dibuahi secara normal serta tempat
pemeliharaan embrio dan janin yang sedang tumbuh
astitis : peradangan dari kelenjar payudara
okosit : sel darah putih
erperium : periode / keadaan setelah melahirkan
st partum : masa setelah melahirkan

Anda mungkin juga menyukai