Anda di halaman 1dari 3

Sistem Perkemihan Pada Ibu Hamil part 2

Pada trimester I : ukuran uterus yang menyebabkan semakin besar mengakibatkan sering
kencing karena uterus menekan kandung kemih.
Pada trimester II : akan menghilang, karena uterus gravidus telah keluar dari rongga panggul
sehingga uterus tidak terlau menekan kandung kemih.
Pada trimester III : uterus yang bertambah bersama dengan hyperemia yang mempengaruhi
organ-organ pelvis dan hyperplasia otot dan jaringan penyambung, mengangkat trigonum
kandung kemih dan menyebabkan penebalan margo posteriornya atau intra ureteric.
1. Retensi akut
Komplikasi yang jarang terjadi pada kehamilan
Kadang-kadang timbul pada kira-kira minggu ke 12 kehamilan apabila uterus dalam posisi
retroversi.
Uterus tidak dapat muncul ke atas melampaui lengkung sacrum pada saat vesica urinaria penuh
uterus tergencet.
Terdapat circulus visiosus (lingkaran setan) : uterus hanya dapat muncul keatas kalau vesica
urinaria kosong, tetapi vesica urinaria terjepit antara symphisis pubis dan uterus yang membesar.
Pengobatannya : pemasangan kateter urine dan pengosongan vesica urinaria perlahan 2. Setelah
itu jarang terjadi komplikasi lagi karena uterus kemudian dapat berdiri tegak dan menonojol
keatas keluar dari cavitas pelvis.
2. Traktus urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering kencing dan
timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu, terdapat pula poliuri.
Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah diginjal pada kehamilan sehingga
laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69 %. Rearbsorpsi tubulus tidak berubah,
sehingga produk-produk ekresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih
banyak yang dikeluarkan.
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun akibat pengaruh estrogen dan
progesterone. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60 %-150 %.
Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan
mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin
menurun namun hal ini dianggap normal.
3. Perubahan sistem renal
Author: Bambang Widjanarko | Posted at: 08:32 | Filed Under: Fisiologi Maternal
Keluhan sering buang air kecil merupakan keluhan yang sering terjadi pada awal
kehamilan dan berulang lagi pada akhir kehamilan. Hal ini disebabkan oleh perubahan anatomi
dan merupakan hal yang wajar selama kehamilan.
Pada kehamilan dini : uterus membesar meski masih dalam panggul sehingga menimbulkan
tekanan pada kandung kemih dan akibatnya adalah pasien sering buang air kecil.
Pada pertengahan kehamilan : uterus sudah keluar dari panggul sehingga proses miksi
berlangsung normal.
Pada akhir kehamilan : terjadi desensus kepala kedalam panggul sehingga keluhan sering buang
Air kecil terulang kembali.
1. Perubahan anatomis pada ginjal dan ureter
Terjadi hidronefrosis dan hidroureter ringan. Keadaan ini disebabkan oleh penurunan
tonus otot polos akibat hormon progesterone yang diperberat oleh tekanan mekanis dari uterus
pada pintu panggul.
Terjadi pula refluk vesico ureteric
Perubahan perubahan diatas merupakan predisposisi terjadinya infeksi saluran air
kemih. Gambaran ini menjadi lebih baik pada kehamilan lanjut oleh karena
pertumbuhan uterus diatas pintu panggul dan peningkatan kadar estrogen yang
menyebabkan hipertrofi otot ureter.
1. Sistem renal
Output urine dengan asupan cairan normal cenderung semakin terbatas. Keadaan ini
bertentangan dengan meningkatnya aliran darah ginjal. Namun harus diingat bahwa terjadi
peningkatan reabsorbsi air dan elektrolit tubuler .
Glikosuria yang sering terjadi akibat peningkatan GFR glomerular filtration rate
berada di tubulus dengan gula yang tak dapat diabsorbsi secara sempurna.
Sebagai akibatnya, jumlah cairan yang di filtrasi dari plasma melalui glomerulus
juga meningkat dan beratus ratus liter cairan melintasi tubulus renalis setiap harinya. Meski
demikian output urine tidak bertambah dan hal ini jelas oleh karena adanya reabsorbsi oleh
tubulus renalis. Diperkirakan terjadi peningkatan cairan ekstraselusebanyak 6 7 liter selama
kehamilan. Bersama dengan air, natrium dan
elektrolit lain mengalami reabsorbsi oleh tubulus untuk mempertahankan osmolaritas . Pasien
hamil meng eksresikan 80% dari dari bahan bahan yang dijumpai dalam urine ibu yang tidak
hamil.
Glikosuria derajat rendah terjadi pada 35 50% ibu hamil. Kenaikan GFR
menyebabkan meningkatnya gula yang sampai di tubulus dan kemudian direabsorbsi kembali.
Dengan demikian maka glikosuria terjadi pada kadar gula yang rendah dibandingkan dengan
yang dijumpai pada wanita tidak hamil. Terjadi penurunan ambang batas renal.
Infeksi Traktus Urinarius adalah bila ada pemeriksaan urine ditemukan bakteri yang
jumlahnya lebih dari 10.000 per ml. urine yang diperiksa harus bersih, segar dan diambil dari
aliran tengah (midstream) atau diambil dengan pungsi suprasimpisis.
Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml ini disebut dengan istilah
bakteriuria. Bakteriuria ini mungkin tidak disertai gejala, disebut bakteriuria asimptomatik dan
mungkin disertai dengan gejala-gejala yang disebut bakteriuria simptomatik (Sarwono, 2005).
Infeksi saluran kencing merupakan komplikasi medik utama pada wanita hamil. Sekitar
15% wanita, mengalami satu kali serangan akut infeksi saluran kencing selama hidupnya. Infeksi
saluran kencing dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin, dampak yang ditimbulkan antara
lain anemia, hipertensi, kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR).

Anda mungkin juga menyukai