Anda di halaman 1dari 20

Hormon dan Peranannya pada

Kehamilan, Persalinan, dan Nifas

Dosen Pengampu : Yulina Dwi Hastuty, S.Kep, Ners, M.Biomed


KELOMPOK 7 :
•Aisyah Az Zahra
•Anisa Febrianti Lubis
•Fadilah Azizah
•Mustika Syakinah Nuri
•Nabila Azzahra Melva
• Nadila Sovia Agustin
•Naisya Puspa Sari
•Vanessya Anggeliana Putri
•Windi Yosefin Br Sitohang
•Yuni Choirun Nisa Harahap
SISTEM HORMON DAN MEKANISME KERJA
HORMON
Sistem hormon adalah salah satu perangkat tubuh yang terdiri
dari berbagai jenis hormon. Hormon adalah zat kimiawi yang berfungsi
mengirimkan berbagai pesan ke seluruh tubuh. Hormon menyebar ke
seluruh tubuh melalui pembuluh darah sebagai pesan apa yang harus
dilakukan masing-masing organ yang dituju.

Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Kelenjar


hormon disebut kelenjar buntu (endokrin) sebab kelenjar hormon tidak
mempunyai saluran. Hormon disekresi oleh kelenjar, diangkut ke seluruh
tubuh oleh darah (plasma darah) menuju sel sasaran/sel target. Hormon
adalah zat kimia yang disekresi oleh kelenjar endokrin, diangkut ke seluruh
tubuh oleh darah menuju sel sasaran untuk mempengaruhi kerja sel sasaran
(sel target)
Hormon dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun
memiliki kemampuan kerja yang besar. Umumnya
hormon bekerja pada organ tubuh tertentu, yang
disebut organ sasaran. Dikenal dua macam mekanisme
kerja hormon, yaitu AMP siklik (duta kedua) dan
pengaktifan gen.
• AMP Siklik (Duta Kedua)
Setiap membran sel organ sasaran berisi protein reseptor
yang dapat bersenyawa dengan hormon tertentu.
Hormon bertindak sebagai duta pertama. Kompleks
hormon reseptor yang terbentuk, selanjutnya akan
memicu aktivitas suatu enzim. Enzim ini akan
mengubah ATP menjadi AMP siklik yang bertindak
sebagai duta kedua atau duta intraseluler. Duta kedua
bergabung dengan enzim khas untuk menghentikan
aktivitas enzim lainnya. Sebagai contoh, pada sel-sel
hati dan otot, AMP siklik dipicu oleh adrenalin
menghambat enzim yang dibutuhkan untuk
pembentukan glikogen dan mengaktifkan enzim yang
diperlukan untuk memecah glikogen.
Pengaktifan gen

Hormon-hormon lainnya bekerja pada organ sasaran dengan


cara yang berbeda. Molekul-molekul hormon menembus
membran sel dan bersenyawa dengan molekul-molekul
protein reseptor tertentu di dalam sitoplasma. Kompleks
hormon reseptor yang dibentuk memasuki nukleus dan
langsung bereaksi dengan DNA, kemudian memicu
transkripsi RNA dari gen tertentu. Sel sasaran membuat
protein khas yang merespons hormon tertentu. Jenis hormon
yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah hormon-
hormon steroid.
HORMON KELAMIN WANITA
Hormon kelamin adalah hormon endokrin yang mengontrol perkembangan
organ kelamin  sebelum lahir, pematangan seksual saat pubertas, dan reproduksi
setelah pematangan seksual telah terjadi.

1) Follicle Stimulating Hormone (FSH)


Dihasilkan oleh hipofisis anterior, berfungsi mengatur perkembangan folikel primer
sampai menjadi folikel de Graaf (dewasa) pada ovarium.
2) Luteinizing Hormone (LH)
Dihasilkan oleh hipofisis anterior, berfungsi mengubah folikel de Graaf menjadi korpus
luteum, dan menstimulasi ovulasi.
3) Estrogen
Dihasilkan oleh folikel de Graaf, berfungsi memunculkan ciri kelamin sekunder
wanita, dan menebalkan endometrium.
4) Progesteron
Dihasilkan oleh korpus luteum, berfungsi mempertahankan endometrium untuk
persiapan kehamilan.
HORMON KEHAMILAN
• Human chorionic gonadotropin hormone (hCG)
Human chorionic gonadotropin hormone merupakan hormon kehamilan yang diproduksi di
plasenta. Hormon inilah yang sering dijadikan acuan positifnya kehamilan pada test
pack yang dijual di pasaran. Hormon hCG berfungsi untuk menjaga kehamilan dan
perkembangan janin.
Kadar hCG rendah merupakan sesuatu yang normal pada kehamilan yang masih muda.
Namun, ini juga dapat menjadi tanda kehamilan ektopik, keguguran, dan kematian bayi.
Sementara itu, kadar hCG yang sangat tinggi bisa menjadi pertanda kehamilan
kembar, sindrom Down, atau hamil anggur.

• Human placental lactogen (hPL)


Human placental lactogen diproduksi oleh plasenta sejak kehamilan menginjak
usia 2 minggu. Hormon yang juga dikenal dengan sebutan human chorionic
somatomammotropin ini berperan dalam menyiapkan nutrisi yang dibutuhkan
janin dan merangsang kelenjar susu di payudara hingga masa menyusui.
• Estrogen
Estrogen sudah terdapat di tubuh wanita sebelum hamil. Namun kadarnya
akan meningkat secara signifikan sejak terjadi kehamilan. Kenaikan kadar
hormon ini memicu munculnya rasa mual, terutama pada trimester
pertama kehamilan. Pada trimester kedua, hormon ini turut andil dalam
pembesaran saluran susu di payudara.
Fungsi dan efek dari hormon estrogen selama kehamilan meliputi:
• Membentuk pembuluh darah baru untuk menyalurkan nutrisi ke janin.
• Membantu dalam pemberian nutrisi yang dibutuhkan janin untuk
berkembang.
• Mendukung perkembangan janin.
• Meningkatkan aliran darah dalam tubuh, termasuk aliran darah ke kulit,
sehingga menimbulkan kesan glowing pada beberapa ibu hamil.
• Progesteron
Hormon progesteron juga sudah ada dari sebelum hamil, namun kadarnya
akan mengalami peningkatan saat hamil. Meningkatnya kadar hormon ini
selama kehamilan memicu munculnya rambut-rambut halus pada bagian
payudara atau perut, pusing, mulas, mual, hingga sembelit yang sering kali
muncul sebagai gejala awal kehamilan.
Meski dapat membawa efek yang tidak menyenangkan, progesteron berperan
dalam:
• Menjaga otot rahim tetap rileks selama kehamilan berlangsung.
• Menjaga ketebalan dinding rahim selama janin berkembang.
• Menjaga sistem kekebalan tubuh terhadap kehadiran janin di tubuh.
• Menyiapkan payudara untuk memproduksi ASI.
• Oksitosin
Hormon oksitosin berperan penting dalam proses melahirkan. Hormon ini melenturkan
leher rahim pada akhir kehamilan, sehingga bayi lebih mudah untuk keluar. Di saat
yang sama, hormon ini juga akan menstimulasi puting susu untuk memproduksi air
susu dan merangsang kelenjar Montgomery di sekitar puting dan areola, sehingga
setelah lahir bayi langsung bisa menyusu.

• Prolaktin
Hormon prolaktin akan mengalami peningkatan sebanyak 10–20 kali lipat ketika Anda
sedang mengandung. Peningkatan hormon ini bermanfaat dalam mempersiapkan
jaringan payudara untuk menyusui dengan membantu menghasilkan produksi ASI
yang melimpah.
Hormon kehamilan memiliki fungsi yang penting untuk kesehatan ibu dan janin.
Namun, kehadiran hormon-hormon ini tidak jarang menimbulkan
ketidaknyamanan bagi ibu hamil.
HORMON PERSALINAN

•Hormon endorphin
Pada saat proses persalinan, maka hormon endorfin ini akan memberikan efek
menenangkan dan meredakan nyeri pada si ibu. hormon manusia jenis ini
seperti morfin alami akan naik menjelang akhir kehamilan dan akan naik terus
serta akan menaik tajam pada saat selama persalinan dan sampai persalinan
selesai tanpa adanya pengobatan.
Adapun tingkan hormon endofrin yang lebih tinggi terjadi selama kehamilan
dan persalinan dapat menghasilkan kondisi kesadaran yang berubah yang
membantu seorang ibu dapat melewati proses persalinan tersebut. Selain itu,
hormon endorfin ini juga berperan untuk  memperkuat hubungan batin antara
ibu dan bayi pada saat dilahirkan tersebut. 
Hormon prostaglandin
 Pada saat proses persalinan, maka hormon prostaglandin ini akan membantu
oksitosin dan estrogen dalam merangsang aktivitas otot polos. Hormon ini
sendiri dihasilkan oleh rahim dan produksinya akan meningkat pada saat akhir
kehamilan.

Hormon Relaksin
Adapun hormon relaksin ini diproduksi oleh korpus luteum dan juga plasenta.
Adapun funsgi hormon yang satu ini adalah untuk melunakkan serviks dan
juga melonggarkan tulang panggul saat akan terjadi proses persalinan.
Hormon yang satu ini juga tergolong penting pada saat persalinan anda karena
akan memperlancar persalinan tersebut.
Hormon oksitosin
Reseptor sel yang memungkinkan seorang wanita untuk menanggapi oksitosin
mengalami peningkatan secara bertahap pada proses kehamilan, dan kemudian
akan meningkat tajam pada saat akan bersalin. Hormon oksitosin ini sendiri
merupakan simulator paten dari kontraksi yang membantu untuk membuka
dan melebarkan leher rahim, mengeluarkan bayi, melahirkan plasenta, dan
juga  mengurangi pendarahan pada saat perlekatan plasenta.

Beta-endorphins
Beta-endorphins merupakaan salah satu bentuk dari hormon endorphin yang
dikeluarkan otak saat Anda merasa sakit atau stress. Hormon ini merupakan
hormon penghilang rasa sakit alami dalam tubuh.Hormon ini membantu ibu
untuk mengatasi rasa sakit pada saat persalinan.
Catecholamines (CAs)
Hormon yang dikenal dengan hormon flight-or-fight ini terdiri atas hormon
adrenaline dan nonadrenaline (epinephrine dan norepinephrine). Hormon ini
merupakan hormon yang keluar dari kelenjar adrenal diatas ginjal Anda yang
merupakan reaksi tubuh Anda terhadap rasa takut, cemas, lapar, atau
kedinginan.Saat hormon ini aktif, aliran darah Anda akan dialihkan ke otot
otot utama tubuh Anda dan organ-organ utama. Saat hormon ini keluar dalam
jumlah yang besar dan di waktu yang tidak tepat karena beberapa hal seperti
perasaan takut atau cemas yang muncul atau karena berbagai intervensi yang
ada, hormon ini dapat menyebabkan persalinan yang lebih lama dan fetal
distress yang diakibatkan karena menurunnya aliran darah ke rahim dan
plasenta
HORMON PADA MASA NIFAS

Perubahan hormone yang terjadi pada masa nifas adalah


menurunnya kadar hormon estrogen dan, diikuti dengan
meningkatnya kadar hormon oksitosin dan prolaktin, yang
diperlukan untuk kembalinya organ reproduksi seperti
pada masa sebelum hamil, demikian juga dimulainya
proses laktasi untuk menutrisi bayinya
Hormon prolactin

Prolaktin adalah hormon yang bertanggung jawab dalam memproduksi ASI.


Hormon ini mulai bekerja sejak masa kehamilan. Hanya saja, tingginya kadar
hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh plasenta mencegah
prolaktin untuk memproduksi terlalu banyak ASI matur.

Saat melahirkan, plasenta keluar dari tubuh , otomatis hormon estrogen dan
progesteron yang tadinya tinggi mendadak menurun drastis. Ketika ini terjadi,
meningkatlah hormon prolaktin untuk memproduksi lebih banyak ASI.
Hormon oksitosin

Bila hormon prolaktin bertugas memproduksi ASI, hormon oksitosinlah yang


berperan untuk mengeluarkannya. Jadi, bisa saja produksi ASI sudah banyak,
tapi tidak keluar dengan optimal karena kadar hormon oksitosin yang rendah. 
Inilah mengapa kadang terjadi kasus seperti ini: ibu sudah memompa ASI
dengan durasi yang lama dan kekuatan memompa yang tinggi, tapi payudara
masih terasa penuh dan ASI yang keluar hanya sedikit. Kondisi seperti ini bisa
terjadi ketika hormon prolaktin yang tinggi tidak dibarengi dengan kadar
hormon oksitosin yang tinggi pula.
TERIMAKASIh

Anda mungkin juga menyukai