Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN PLASENTA

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Genetika Bioreprodukai
Dosen Pengampu : Rubiati Hipni, S.ST, M.Keb

Disusun Oleh
Kelompok 1
Aisya Supiah P07124220003
Anita Puspita Wulandari P07124220005
Refina Azzahra P07124220058
Shirera Triana Putri P07124220064

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas segala Rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perkembangan
Plasenta’’, tidak lupa shalawat serta salam kita hanturkan kepada junjungan Nabi Besar kita
Muhammad SAW yang selalu mencurahkan syafa’at nya kelak hingga hari akhir.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Rubiati Hipni, S.ST,
M.Keb selaku Dosen Mata Kuliah Genetika dan Bioreproduksi. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang Kami ditekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan Kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarbaru, 9 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
A. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
B. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Pengertian Plasenta.................................................................................................................3
B. Perkembangan Plasenta..........................................................................................................3
1. Sirkulasi Plasenta (secara umum)......................................................................................5
2. Sirkulasi Plasenta.................................................................................................................5
C. Anatomi Plasenta.....................................................................................................................6
1. Karakteristk plasenta..........................................................................................................6
2. Struktur plasenta.................................................................................................................7
3. Letak plasenta......................................................................................................................9
4. Bentuk dan ukuran plasenta...............................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Plasenta adalah organ lunak, berbentuk bulat atau oval, yang tumbuh bersama dengan
bayi. Pada minggu ke-10 kehamilan, berat plasenta sekitar 12 gram, sampai saat bayi
lahir, beratnya sekitar 700 gram.

Pada saat perlekatan awal kehamilan di dalam rahim, plasenta tumbuh dan
mengirimkan pembuluh darah ke dalam rahim. Pembuluh darah tersebut memindahkan
makanan dan oksigen dari tubuh ibu hamil untuk digunakan oleh si bayi. Produk sampah
dari bayi akan masuk kembali ke dalam aliran darah melalui pembuluh tersebut untuk
dibuang oleh tubuh ibu hamil.

Plasenta diduga berperan sebagai sawar (penghalang) dari semua zat-zat di luar tubuh.
Namun pada beberapa keadaan, plasenta tidak dapat menjaga bayi dari pemajanan
terhadap zat-zat yang digunakan oleh ibu hamil. Alkohol, obat-obatan, substansi lainnya
(seperti nikotin), serta berbagai vitamin dan mineral dapat menembus plasenta masuk ke
dalam tubuh bayi. Itulah yang menyebabkan ibu hamil diperingatkan untuk menghindari
berbagai pemajanan zat-zat asing selama kehamilan.

Plasenta bukan sekedar organ untuk transport makanan yang sederhana, tetapi juga
mampu menseleksi zat-zat makanan yang masuk dan proses lainnya ke janin. Suplai zat-
zat makanan ke janin yang sedang tumbuh tergantung pada jumlah darah ibu yang
mengalir melalui plasenta dan zat-zat makanan yang diangkutnya. Efisiensi plasenta
dalam mengkonsentrasikan, mensintesis, dan transport zat-zat makanan akan
menentukan suplai makanan ke janin. Janin yang mengalami malnutrisi pada umumnya
disebabkan oleh gangguan suplai makanan dari ibu, misalnya pada kelainan pembuluh
darah plasenta yang berakibat berkurangnya transport zat-zat makanan melalui plasenta.

Plasenta sangat penting artinya bagi kehamilan dan tetap akan penting sampai
kelahiran si bayi. Pada waktunya, ketika rahim mengecil setelah bayi lahir, plasenta akan
terlepas dari rahim dan lahir dengan sendirinya.

1
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud plasenta?
2. Bagaimana perkembangan plasenta?
3. Apa saja anatomi plasenta (karakteristik, stuktur, letak, bentuk, ukuran dan plasenta
pada usia aterm?

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian plasenta
2. Untuk memahami perkembangan plasenta
3. Untuk mempelajari anatomi plasenta

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Plasenta
Istilah plasenta mulai diperkenalkan pada zaman Renaissance oleh Realdus Columbus
pada tahun 1559. Plasenta diambil dari istilah Latin yang memberi arti flat cake. Plasenta
adalah struktur yang berfungsi sebagai media penyambung/penghubung antara organ
fetus dan jaringan maternal agar pertukaran fisiologis dapat terjadi. (Pizzi et al., 2012)
Pada persalinan aterm, plasenta yang dilahirkan berbentuk cakram dengan ukurannya
dapat mencapai diameter 22 cm, tebal 2,5 cm, dan berat sekitar 450-500 gram.
(Avagliano et al., 2016).
Plasenta merupakan organ yang berasal dari trofoblas pada ovum yang dibuahi,dan
terhubung dengan sirkulasi ibu untuk membantu fungsi yang belum dapat dilakukan oleh
janin dalam kandungan (Manuaba, 2010).
Fungsi plasenta adalah memberikan makanan kepada janin, ekskresi hormon, respirasi
janin, membentuk hormon estrogen, menyalurkan berbagai antibodi dari ibu, sebagai
barrier terhadap janin dari kemungkinan masuknya mikroorganisme atau kuman
(Sulistyawati, 2011).

B. Perkembangan Plasenta
Setelah nidasi/implantasi, trofoblas terdiri atas 2 lapisan, yaitu bagian dalam disebut
sitotrofoblas dan bagian luar disebut sinsitotrofoblas. Endometrium atau sel desidua di
mana terjadi nidasi menjadi pucat dan besar disebut reaksi desidua yang berfungsi
sebagai sumber pasokan makanan. (Dunk, Huppertz and Kingdom, 2018).
Sel-sel paling luar pada trofoblast berkembang menjadi tonjolan-tonjolan yang
menyerupai jari-jari (vili). Vili primitif ini menjorok ke dalam pembuluh kapiler
maternal untuk memudahkan pertukaran oksigen, nutrient dan bahan sisa. Pada bagian
tengah setiap vili akhirnya terbantuk pembuluh darah halus dari embrio. Diantara
pembuluh-pembuluh darah janin dan ibu akan tumbuh empat lapisan jaringan yang
berbeda. Lapisan-lapisan ini sangat rapat satu sama lain dan secara kolektif disebut
sebagai membrane (selaput) plasenta. Karena sawar (barrier) ini, aliran darah janin dan
ibu tidak bercampur.
Desidua kemudian melapisi keseluruhan uterus. Pada tempat produk kehamilan
menanamkan dirinya, lapisan desidua tersebut pecah menjadi dua. Desidua yang
langsung berada di bawah blastokist disebut desidua basalis dan desidua yang letaknya

3
superficial terhadap blastokist (yaitu bagian desidua yang akan menutupi produk
pembuahan setelah implantasi terjadi) dinamakan desidua kapsularis. Bagian desidua
lainnya yang melapisi kavum uteri dinamakan desidua vera. (Gambar 1.1)

Kapsula ovum tumbuh sampai desidua kapsularis bertemu dengan desidua vera.
Kedua desidua ini menyatu dan kavum uteri akan tersumbat pada akhir minggu ke-12
kehamilan.

Vili yang mengelilingi ovum semakin bertambah jumlahnya dan dalam setiap vili
terbentuk bagian inti yang mengandung pembuluh darah. Vili yang bersentuhan dengan
desidua kapsularis (chorion laevae) segera mengalami atrofi dan akhirnya menjadi
membrane luar (korion). Vili yang bersentuhan dengan desidua basalis tidak mengalami
atrofi dan akan tumbuh menjadi korion frondosum.

Korion frondosum (berasal dari ovum) dan desidua basalis (berasal dari ibu) secara
bersama-sama membentuk plasenta. Proses ini selesai pada akhir bulan ke-3. Plasenta
akan terus tumbuh di sepanjang kehamilan sampai usia aterm (40 minggu). Gambar 1.2
Memperlihatkan plasenta dalam potongan melintang.

4
Gambar 1.2 Plasenta dalam potongan melintang

Proses invasi trofoblas tahap kedua akan mencapai bagian miometrium terjadi
pada kehamilan 14-15 minggu dan saat ini perkembangan plasenta telah lengkap, dan
lakuna yang terbentuk akan menjadi ruang intervilli. Pada minggu ke 16 dan seterusnya
jumlah dan ukuran pembuluh darah fetal meningkat, sedangkan dinding vilinya menjadi
lebih tipis, sehingga selama trimester tengah permeabilitas plasenta meningkat. Setelah
minggu ke 20, plasenta terus bertambah luas, tetapi tidak bertambah tebal sampai pada
kehamilan cukup umur (aterm) diameternya sekitar 23 cm, merupakan organ yang bulat,
datar, dengan ketebalan 2 cm di bagian tengahnya tetapi lebih tipis di tepi tepinya dan
memiliki berat ± 500 g. (Maltepe and Penn, 2017) (Dunk, Huppertz and Kingdom, 2018)

1. Sirkulasi Plasenta (secara umum)


Darah dipompakan lewat janin oleh jantung janin. Darah meninggalkan janin
melalui pembuluh-pembuluh arteri pada funikulus umbilikalis dan berjalan ke
plasenta. Pembuluh arteri umbilikalis ini bercabang di seluruh permukaan plasenta,
terbagi lagi dan kemudian berakhir dalam vili korialis.
Vili korialis terendam dalam darah maternal namun tidak terdapat hubungan
langsung antara darah fetal dan darah maternal. Karbon dioksida dan setiap produk
limbah akan diangkut keluar sementara oksigen dan nutrient diambil lewat sawar
plasenta. Darah yang sudah diperbarui ini akan kembali ke janin lewat vena
umbilikalis.
2. Sirkulasi Plasenta
Sirkulasi embrio-plasenta-ibu terjadi pada hari ke-17, saat jantung embrio
mulai berdenyut. Pada minggu ketiga, darah embrio bersirkulasi diantara embrio dan
villi korion. Darah venosa (tapan oksigen) meninggalkan janin melalui arteri

5
umbilikalis dan masuk kedalam plasenta. Didalam villi ia membentuk sistem arteri-
kapiler-vena. Villi ini terbenam dalam lakuna (pada saat ini adalah spasium
intervilosum), sehingga sebenarnya tidak terdapat percampuran darah antara darah
vena janin dan darah ibu.Darah arteri (teroksigenasi) masuk kedalam janin melalui
vena umbilikalis. Darah maternal masuk kedalam spasium intervilosum dengan cara
menyemprot. Karena perbedaan tekanan yang tinggi antara tempat masuknya darah
(60-70mmHg) dengan tekanan diantara villi (20mmHg) maka darah sempat
berputar-putar disekitar villi.Pada saat inilah pertukaran gas dan nutrien antara janin
dan ibu terjadi.Selanjutnya darah maternal masuk kembali melalui vena-vena dalam
endometrium. Kecepatan aliran darah uteroplasenta naik selama kehamilan, dari
kira-kira 50 ml per menit pada minggu ke 10 sampai 500-600 ml/menit pada saat
aterm.

C. Anatomi Plasenta
1. Karakteristk plasenta
Gambaran karakteristik plasenta adalah mayoritas hasil pengukuran diameter
plasenta dan luas plasenta dalam kategori kurang. Diameter plasenta dan luas plasenta
juga menunjukkan hubungan yang berbanding lurus, terlihat dari jumlah hasil
pengukuran diameter plasenta dan luas plasenta yang mempunyai porsi yang sama.
Plasenta adalah jaringan yang keluar dari rahim mengikuti janin yang baru lahir,
selama kehamilan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio dan janin.
Plasenta normal pada saat aterm mempunyai dua sisi yaitu sisi fetal dan maternal,
plasenta berwarna merah tua dengan berat pada kehamilan aterm adalah 1/6 kali berat
bayi sekitar 500-600 gram, diameter 15-25 cm dan tebal sekitar 3 cm, akan tetapi
ukuran ini bervariasi tergantung bagaimana plasenta disiapkan. Selama proses
pertumbuhan janin, plasenta juga mengalami pertumbuhan yang terlihat dari
pertambahan luas dan ketebalannya akibat pembentukan cabang-cabang dari vilus
yang akan mencapai luas permukaan antara 4-14 m2. Hal tersebut memperlihatkan
efektifitas plasenta sebagai organ penyalur dicerminkan oleh luas daerah y ang
tersedia untuk pertukaran melewati epitel trofoblas vilus yang mengalami
pertumbuhan. Dari kenyataan diatas, ukuran plasenta dapat menunjukkan keadaan
pasokan nutrisi dan oksigen ke janin. Namun apabila terdapat kelainan pada plasenta
maka akan menganggu fungsi plasenta sebagai penyalur oksigen dan nutrisi dari ibu
ke janin untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kelainan plasenta tersebut

6
diantaranya adalah plasenta fenestrate, plasenta bilobata, plasenta succenturiata,
plasenta membranacea dan plasenta sircumvallata.

2. Struktur plasenta
Plasenta terdiri dari tiga bagian yaitu bagian janin atau permukaan fetal terdiri
dari lempeng korion dan amnion, bagian villi yang matang terdiri dari villi korialis
dan ruang-ruang intervilli atau bagian tengah, dan bagian maternal. (Faye, 2006).

a) Bagian janin/ permukaan fetal (fetal portion)


Permukaan ini menghadap ke bayi didalam kandungan berwarna biru
keabu-abuan, halus dan mengkilat. Permukaannya ditutupi oleh struktur yang
disebut amnion, atau membran amniotik. Selaput amniotik mengeluarkan cairan
ketuban, cairan itu dihirup dan ditelan kemudian dikeluarkan kembali, cairan
ketuban berfungsi sebagai bentuk perlindungan dan bantalan pada permukaan
dinding rahim, selain itu juga membantu menjaga tekanan konstan dan suhu,
serta melindungi janin terhadap infeksi. Dibawah lapisan amonion terdapat
korion, merupakan membran yang lebih tebal. Pada korion terdapat pembuluh
darah janin yang merupakan muara dari kapiler yang berada pada vili.
Pembuluh darah ini nantinya akan membentuk arteri umbilikalis dan vena
umbilikalis yang berpilin pada funiculus umbilikalis. funiculus umbilikalis
muncul pada plasenta permukaan fetal yang biasanya berinsersi pada bagian
tengan atau agak ke pinggir. (Hoda, 1996) (Baergen, 2004) (Baergen, 2011).
Secara singkat bagian permukaan fetal adalah:
 Terdiri dari vili dan korion frondusum (membran yang menjadi pelindung
janin yang terdiri dari tropoblas.)
 Menghadap ke janin
 Warnannya biru keabu-abuan dan licin karena tertutup oleh amnion
 Di bawah amnion terdapat korion yang berisi pembuluh-pembuluh darah

b) Bagian Tengah
Sebagian besar struktur plasenta pada bagian tengah dibentuk oleh vili
korialis yang memanjang dan menyebar didalam rongga intervili. Villi akan
berkembang seperti akar pohon dimana di bagian tengah akan mengandung
pembuluh darah janin. Pokok villi akan berjumlah lebih kurang 200, tetapi
sebagian besar yang di perifer akan menjadi atrofik, sehingga tinggal 40-50
berkelompok sebagai kotiledon. Luas kotiledon pada plasenta aterm

7
diperkirakan 11 m2. Bagian tengah villi adalah stoma yang terdiri atas fibroblas,
beberapa sel hoffbouer dan cabang-cabang kapilar janin. Bagian luar villi ada 2
lapis, yaitu sinsitotrofoblas dan sitotrofoblas yang pada kehamilan akhir, lapisan
sitotrofoblas akan menipis. Darah ibu yang mengisi ruang intervilier berasal dari
arteri spiralis yang berasal dari desidua basalia. Ruang intervillus berisi kira kira
150 ml darah yang diganti paling sedikit tiga kali setiap menit. Pada saat sistole
darah disemprotkan dengan tekanan 70 – 80 mm Hg ke dalam ruang intevillier
sampai mencapai lempeng korionik. Darah tersebut membanjiri semua villi
korialis dan kembali perlahan-lahan ke pembuluh balik (vena) di desidua
dengan tekanan 80 mm Hg. (Hoda, 1996) (Baergen, 2004) (Baergen, 2011).

c) Bagian ibu/ permukaan maternal (maternal portion)


Didalam uterus permukaan maternal plasenta terletak berdampingan
dengan desidua (sebuah membran mukosa yang melapisi rahim (endometrium),
yang berubah selama kehamilan dan diluruhkan pada saat nifas atau menstruasi)
pada permukaan uterus. Villi korion pada permukaan maternal tersusun dalam
lobus atau kotiledon. Alur-alur yang memisahkan kotiledon disebut sulcus.
Permukaan sulcus ini berwarna merah gelap, karena adanya darah maternal di
dalam ruangan antar vili dan adanya darah fetal di dalam pembuluh darah yang
terdapat pada setiap villus. Pada persalianan cukup umur (aterm) permukaan ini
teraba agak kasar karena adanya Fibrin yang dideposisikan diatas villli, dan
deposit kalsium. (Faye, 2006).
Secara garis besar dapat disimpulkan:
 Terdiri dari desidua compacta dan sebagian desidua spongiosa yang
terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon. Jika plasenta terlepas dari
dinding rahim, kedua desidua ini akan ikut terlepas.
 Menghadap ke dinding Rahim
 Warnanya merah dan terbagi oleh celah-celah
 Plasenta terdiri dari 16-20 kotiledon
 Permukaan kasar beralur-alur

8
3. Letak plasenta
Plasenta pada umumnya terletak pada korpus uteri bagian depan atau belakang
agak kearah fundus uteri. Hal ini fisiologis karena permukaan bagian atas uteri lebih
luas, sehingga lebih banyak tempat ber implantasi.

4. Bentuk dan ukuran plasenta


Plasenta berbentuk bundar atau oval. Ukuran diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm
dan beratnya kurang lebih 500 gram. Berat plasenta dapat dikatakan tidak normal jika
berat plasenta < 500 gram dan > 700 gram, plasenta dengan berat lahir yang tidak
normal dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada janin di dalam
kandungan ibu.

Panjang tali pusat 30-100 cm, terdiri dari: 2 arteri dan 1 vena (arteri
mengandung darah kotor dan vena mengandung darah bersih). Biasanya plasenta akan
terbentuk lengkap pada usia kehamilan kira-kira 16 minggu, dimana ruang amnion
tertekan kearah korion, namun amnion hanya menempel saja tidak sampai melekat
pada korion. Bila diteliti benar, maka plasenta sebenarnya berasal dari sebagian dari
bagian janin, yaitu vilikorialis yang berasal dari korion, dan sebagian kecil dari bagian

9
ibu yang berasal dari desiduabasalis. Darah ibu yang berada diruang sinterviller
berasal dari spiral arteries yang berada di desiduabasalis. Pada sistol darah
disemprotkan dengan tekanan 70-80 mmHg seperti air mancur kedalam ruang
interviller sampai mencapai chorionicplate, pangkal dari kotiledon-kotiledon janin.
Darah tersebut membasahi semua vilikorialis dan kembali perlahan-lahan dengan
tekanan 8 mmHg ke vena-vena di desidua. Plasenta pada umumnya terletak pada
korpus uteri bagian depan atau belakang agak kearah fundus uteri.

Pada usia aterm, plasenta memiliki berat sekitar seperenam berat bayi dan
biasanya berukuran sekitar 20 cm dengan ketebalan 2-3 cm. Plasenta terutama berasal
dari janin, tetapi permukaannya yang merah dan kasar berasal dari ibu.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Plasenta adalah struktur yang berfungsi sebagai media penyambung/ penghubung
antara organ fetus dan jaringan maternal agar pertukaran fisiologis dapat terjadi . Serta
memiliki fungsi untuk memberikan makanan kepada janin, ekskresi hormon, respirasi
janin, membentuk hormon estrogen, menyalurkan berbagai antibodi dari ibu, sebagai
barrier terhadap janin dari kemungkinan masuknya mikroorganisme atau kuman.

Sirkulasi Plasenta secara umum yaitu darah dipompakan lewat janin oleh jantung
janin. Darah meninggalkan janin melalui pembuluh-pembuluh arteri pada funikulus
umbilikalis dan berjalan ke plasenta. Pembuluh arteri umbilikalis ini bercabang di
seluruh permukaan plasenta, terbagi lagi dan kemudian berakhir dalam vili korialis. Vili
korialis terendam dalam darah maternal namun tidak terdapat hubungan langsung antara
darah fetal dan darah maternal. Karbon dioksida dan setiap produk limbah akan diangkut
keluar sementara oksigen dan nutrient diambil lewat sawar plasenta. Darah yang sudah
diperbarui ini akan kembali ke janin lewat vena umbilikalis.

Plasenta berwarna merah tua (yang berasal dari ibu), berbentuk bundar atau oval
dengan berat pada kehamilan aterm adalah 1/6 kali berat bayi sekitar 500-600 gram,
diameter 15-25 cm dan tebal sekitar 3 cm, akan tetapi ukuran ini bervariasi tergantung
bagaimana plasenta disiapkan. Selama proses pertumbuhan janin, plasenta juga
mengalami pertumbuhan yang terlihat dari pertambahan luas dan ketebalannya akibat
pembentukan cabang-cabang dari vilus. Panjang tali pusat 30-100 cm, terdiri dari: 2
arteri dan 1 vena. Plasenta sebenarnya berasal dari sebagian dari bagian janin, yaitu
vilikorialis yang berasal dari korion, dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari
desiduabasalis.

Plasenta terdiri dari tiga bagian yaitu bagian janin atau permukaan fetal terdiri dari
lempeng korion dan amnion, bagian villi yang matang terdiri dari villi korialis dan ruang-
ruang intervilli atau bagian tengah, dan bagian maternal terdiri dari desidua compacta
dan sebagian desidua spongiosa yang terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon.

11
B. Saran
Diharapkan dari adanya makalah ini mahasiswa mampu lebih mengetahui
perkembangan plasenta serta bagian bagian dari plasenta, dimana hal tersebut akan
sangat membantu kita untuk lebih terampil dalam memberikan asuhan kebidanan pada
ibu hamil.

Tentu dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari kualitas
maupun kuantitas, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Putu Widiastiani, Luh. 2018. Buku ajar ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DAN
BAYI BARU LAHIR. :IN MEDIA. ISBN: 978-602-6469-72-4.

Rahmi, Laila. 2016. Gambaran Berat Plasenta Terhadap Berat Lahir Bayi. Jurnal Kesehatan
Medika Saintika, Vol 7 (1), 13-17.

Melinda. 2019. “Hubungan Usia dan Paritas Dengan Kejadian Retensio Plasenta pada Ibu
Bersalin di RSUD. H Abdul Manan Simatupang Kisaran Tahun 2019”. Skripsi. Fakultas
Farmasi dan Kesehatan. Sarjana Terapan Kebidanan. Institut Kesehatan Helvetia, Medan.

Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

13

Anda mungkin juga menyukai