Anda di halaman 1dari 12

SISTEM ENDOKRIN

“KELAINAN KELENJAR HIPOFISIS ANTERIOR : DWARFISME (CEBOL)”

Di susun oleh :

1. AAN JULIANTO 131420129530001


2. ADELLA ARY DIANTY 131420129540002
3. AHMAD BISNU ASTO SAPUTRA 131420129560004
4. AKHMAD SULUKHI 131420129580006

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN (III A)

STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

Jalan raden patah No.100, Ledug, Kembaran, Purwokerto, Jawa tengah

S1 KEPERAWATAN 3A Page 1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat,serta penyertaan-Nya,sehingga makalah “Drawfisme (cebol)” ini
dapat kami selesaikan.

Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa
yang sederhana,singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat kekurangan dan kekeliruan
dalam penulisan makalah ini.Maka kami berharap adanya masukan dari berbagai pihak
untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang.

Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dipergunakan dengan layak sebagaimana mestinya.

Purwokerto ,11 November 2014

Penyusun

S1 KEPERAWATAN 3A Page 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang .....................................................................


2. Tujuan .................................................................................
BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi ...............................................................................
2. Etiologi ................................................................................
3. Faktor resiko........................................................................
4. Manifesta klinis ...................................................................
5. Pemeriksaan penunjang ......................................................
6. Penatalaksanaan .................................................................
7. Patofisiologi .......................................................................
8. Pathway ..............................................................................
9. Komplikasi ..........................................................................
10. Diagnosa keperawatan .......................................................

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan ........................................................................

DAFTAR PUSTAKA

S1 KEPERAWATAN 3A Page 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kelenjar hipofisis kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisis


mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormone
hipofisis memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan
kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, oleh organ
lainnya, dimana kadar hormone endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada
hipofisis untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya. Jenisnya ada
Kelenjar hipofisis anterior dan posterior.

Kelenjar hipofisis anterior salah satunya menghasilkan GH(Growth Hormone).


Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mempertahankan kesehatan pada masa dewasa
maupun untuk memacu pertumbuhan pada masa kanak – kanak. Defisiensi GH akan
menyebabkan beberapa gangguan dalam pertumbuhan misalnya saja dwarisme.

1.2 Tujuan penulisan

Setelah mahasiswa membaca makalah dan mempresentasikannya, diharapkan


mahasiswa mampu mengetahui tentang Dwarfisme.

S1 KEPERAWATAN 3A Page 4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dwarfisme

Dwarfisme adalah suatu kondisi di mana pertumbuhan individu sangat lambat


atau tertunda, sehingga dalam waktu kurang dari tinggi badan orang dewasa.
Dwarfism (cebol) yaitu gangguan pertumbuhan akibat gangguan pada fungsi
hormon pertumbuhan / growth hormone. Gejalanya berupa badan pendek, gemuk, muka
dan suara imatur (tampak seperti anak kecil), pematangan tulang yang terlambat, lipolisis
(proses pemecahan lemak tubuh) yang berkurang, peningkatan kolesterol total / LDL,
dan hipoglikemia. Biasanya intelengensia / IQ tetap normal kecuali sering terkena
serangan hipoglikemia berat yang berulang.Hormon pertumbuhan ini diproduksi oleh
somatrotop (bagian dari sel asidofilik) yang ada di kelenjar hipofisis. Hormon ini
merupakan hormon yang penting untuk pertumbuhan setelah kelahiran dan metabolisme
normal karbohidrat, lemak, nitrogen serta mineral. Hormon ini tidak bekerja secara
langsung dalam mempengaruhi pertumbuhan, tetapi melalui perantaraan suatu peptida
yang disebut somatomedin (IGF I dan IGF II) yang produksinya diinduksi oleh
hormonpertumbuhan. Somatomedin yang produksi utamanya di hati ini dipengaruhi juga
oleh usia dan status gizi seseorang. Somatomedin inilah yang akan berikatan dengan
reseptor-reseptor dalam sel tubuh guna merangsang pertumbuhan melalui:

 Sistesis protein. Hormon pertumbuhan akan meningkatkan produksi protein dan


transportasinya ke sel-sel otot sehingga merangsang pertumbuhan otot dan jaringan
pada umumnya.
 Metabolisme karbohidrat. Hormon pertumbuhan memiliki efek antagonis terhadap
insulin sehingga meningkatkan kadar gula dalam darah, yang nantinya akan
meningkatkan proses konversi karbohidrat menjadi protein.
 Metabolisme lemak. Hormon pertumbuhan akan meningkatkan penguraian lemak
tubuh menjadi asam lemak bebas dan gliserol sehingga kadar lemak dalam darah
meningkat.

S1 KEPERAWATAN 3A Page 5
 Metabolisme mineral. Hormon pertumbuhan meningkatkan kadar kalsium,
magnesium serta fosfat sehingga merangsang pertumbuhan panjang dari tulang keras
dan pertumbuhan tulang rawan terutama pada anak-anak.
 Efek mirip prolaktin sehingga merangsang kelenjar payudara dan produksi susu saat
kehamilan.

2.2 Etiologi Dwarfisme

Seseorang menjadi individu dwarfisme disebabkan oleh beberapa hal :

1 Defisiensi seluruh sekresi kelenjar hipofisis anterior (panhipopituitary) selama masa


kanak-kanak (Guyton & Hall, 1997).
2 Terlalu sedikitnya hormon hipofisis sehingga menyebabkan tubuh yang kerdil
(Atkinson, 1994).
3 Mutasi genetik yang berlangsung secara spontan yang terjadi pada sel telur atau pada
sel sperma. Dalam beberapa kasus, kedua orang tua yang memiliki ukuran tubuh
normal sekalipun dapat memiliki anak dengan struktur tubuh yang kecil (Nicholson,
2005).
4 Defisiensi hormon pertumbuhan selanjutnya dapat disebabkan karena penyakit
hipofisis atau defek pada tigkat hipotalamus yang tidak mampu merangsang sekresi
hormon pertumbuhan (Ganong, 1990).

2.3 Faktor risiko


Pada anak-anak, terjadi gangguan pertumbuhan somatis akibat defisiensi
pelepasan GH. Dwarfisme hipofisis (kerdil) merupakan konsekuensi dari defisiensi
tersebut. Ketika anak-anak tersebut mencapai pubertas, maka tanda-tanda seksual
sekunder dan genitalia eksterna gagal berkembang. Selain itu sering pula ditemukan
berbagai derajat insifisiensi adrenal dan hipitiroidisme, mereka mungkin akan
mengalami kesulitan di sekolah dan memperlihatkan perkembangan intelektual yang
lamban, kulit biasanya pucat karena tidak adanya MSH.
Pada orang dewasa, kehilangan fungsi hipofisis sering mengikuti kronologis
seperti defisiensi GH, hipogonadisme, hipotiroidisme, dan insufisiensi adrena. Karena

S1 KEPERAWATAN 3A Page 6
orang dewasa telah menyelesaikan pertumbuhan somatisnya, maka tinggi tubuh
pasien dewasa dengan hipotuitarisme adalah normal.
2.4 Manisfestasi klinis

Tanda-tanda dwarfisme meliputi :


1. Pertumbuhan lambat
2. Ukuran otot dan tulang kecil
3. Tanda-tanda seks sekunder tidak berkembang; tidak ada rambut pubis, tidak ada
rambut aksila, payudara tidak tumbuh, penis tidak tumbuh, tidak mendapat haid.
4. Infertilitas
5. Impotensi
6. Libido menurun
7. nyeri senggama pada wanita.

2.5 Pemeriksaan penunjang

Defisiensi hormon tumbuh sering tersembunyi (cryptic) dan hanya bisa diketahui
dengan melaksanakan tes stimulasi terhadap somatotropin. Dengan foto rontgen/CT-
scan mungkin bisa ditemukan mikro/makroadenoma dari hipofisis.

2.6 Penatalaksanaan medis


Pemantauan medis secara kontinu, memerhatikan kesehatan umum dan nutrisi
dan dukungan psikologi, apabila keterlambatan pertumbuhan disertai dengan harga diri
rendah, banyak ahli menyarankan pemberian terapi hormon, hormon pertumbuhan
mampu meningkatkan tinggi badan dan di gunakan untuk terapi defisiensi hormon
tumbuhan. Penggunaan hormon pertumbuhan pada anak-anak yang mengalami
keterlambatan konstitusional dengan kontroversal.

2.7 Patofisiologi
Pada dwarfisme terdapat defisiensi hormon pertumbuhan sehingga hormon
tidak cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Regulasi dari pertumbuhan somatic adalah membutuhkan beberapa hormon, termasuk
hormon tubuh (GH), somatedin C (insulin-like growth factor I), hormon-hormon tiroid,
insulin dan steroid-steroid seks.

S1 KEPERAWATAN 3A Page 7
2.8 Pathway

Defisiensi GH

Dwarfisme
gangguan citra tubuh

pertumbuhan lambat

Gangguan pertumbuhan somatis Otot dan tulang kecil

Gangguan bentuk tubuh

Seksual tidak berkembang Harga diri rendah

Disfungsi seksual

2.9 Komplikasi

1. Penundaan dalam pengembangan keterampilan motorik , seperti duduk , merangkak


dan berjalan
2. Kelebihan cairan di sekitar otak ( hidrosefalus )

2.10 Penatalaksanaan keperawatan

No Diagnosa Intervensi
1 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan tahap 1. Dorong klien untuk
perkembangan mengeksprsikan
perasaannya.
2. Dorong klien untuk
bertanya mengenai
masalah yang
dihadapinya

S1 KEPERAWATAN 3A Page 8
3. Berikan kesempatan
pada klien untuk
merawat dirinya sendiri.
4. Kolaborasi : pemberian
hormon pertumbuhan
sintetis (eksogen).
2 Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan 1. Identifikasi masalah
biopsikososial seksualitas. spesifik yang
berhubungan dengan
pengalaman klien
terhadap fungsi
seksualnya.
2. Dorong klien untuk
mendiskusikan masalah
tersebut dengan
pasangannnya.
3. Bangkitkan motivasi
klien untuk mengikuti
program pengobatan
secara teratur.
4. Kolaborasi pemberian
obat.
3 Harga diri rendah situasional berhubungan dengan 1. Bantu klien dalam
gangguan citra tubuh. membina saling
hubungan percaya
antara klien dengan
perawat.
2. Bantu klien dalam hal
berinteraksi sosial.
3. Bantu klien untuk
meningkatkan harga
dirinya kembali dengan
mendukung segala

S1 KEPERAWATAN 3A Page 9
tindakan, harapan, dan
keinginan pasien.
4 Ansietas (Kecemasan) berhubungan dengan perubahan 1. Berikan kenyamanan
status kesehatan. dan ketentraman hati
pada klien.
2. Bantu klien dalam
melakukan aktifitas
yang dapat menurunkan
ketegangan emosi.
3. Ajarkan tehnik
penghentian ansietas.

S1 KEPERAWATAN 3A Page 10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dwarfisme adalah suatu kondisi di mana pertumbuhan individu sangat lambat


atau tertunda, sehingga dalam waktu kurang dari tinggi badan orang dewasa. Dwarfisme
ini biasa disebabkan karena kekurangan GH (Growth Hormone). Tanda dari seseorang
yang mengalami dwarisme antara lain adalah pertumbuhannya lambat,fungsi seksualnya
juga menurun. Pemeriksaan penunjang bisa dilakukan dengan CT-Scan.
Pemantauan medis secara kontinu, memerhatikan kesehatan umum dan nutrisi
dan dukungan psikologi, apabila keterlambatan pertumbuhan disertai dengan harga diri
rendah, banyak ahli menyarankan pemberian terapi hormon, hormon pertumbuhan
mampu meningkatkan tinggi badan dan di gunakan untuk terapi defisiensi hormon
tumbuhan.

S1 KEPERAWATAN 3A Page 11
DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck,Gloria M, dkk. Nursing interventions classification (NIC). Jakarta : EGC.

Guyton. 1990.Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit.Jakarta : EGC

Herdman, T.Heather.2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta : EGC.

Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem

Endokrin.Jakarta : EGC

Soetjiningsih.2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.Jakarta:CV.Sagung

Seto

S1 KEPERAWATAN 3A Page 12

Anda mungkin juga menyukai