Oleh :
Kelompok A1
1. Haula Ajra Kamila (G1A018001)
Asisten
Nina Vanessa W.
NIM. G1A016053
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
PEMERIKSAAN HEMATOKRIT
PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH ERITROSIT
PEMERIKSAAN NILA INDEKS ERITROSIT
Oleh :
Kelompok A1
7. Haula Ajra Kamila (G1A018001)
Disusun untuk memenuhi praktikum Patologi Klinik blok Basic Science of Blood,
Support, and Movement System pada Fakultas Kedokteran Jurusan Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
Asisten
Nina Vanessa W.
NIM. G1A016053
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah sebagai komponen utama penyusun tubuh akan bekerja
sesuai dengan fungsinya sehingga manfaat-manfaatnya dapat dirasakan
oleh tubuh. Di tubuh manusia, darah terdiri dari cairan kompleks plasma
tempat elemen-elemen selular (eritrosit, leukosiyt, dan trombosit) berada.
Eritrosit (sel darah merah, atau SDM) secara esensial merupakan membran
plasma-kantong tertutup hemoglobin yang mengangkut O2 di dalam
darah. Leukosit (sel darah putih, atau SDP), unit pertahanan mobil sistem
imun, diangkut melalui darah ke tempat terjadinya luka atau invasi oleh
mikroorganisme penyebab penyakit. Platelet (trombosit) penting bagi
hoemostasis untuk menghentikan perdarahan akibat pembuluh yang cedera
(Sherwood, 2016).
Trombosit adalah fragmen-fragmen sel yang berasal dari
megakariosit berukuran besar di sumsum tulang yang berperan dalam
hemostasis, penghentian perdarahan dari pembuluh yang cedera.
(Sherwood, 2016).
B. Tujuan
1. Mahasiswa ingin melakukan pemeriksaan ruple leed sebagai aplikasi
dan mekanisme hemostasis.
2. Mahasiswa ingin melakukan pemeriksaan clotting time sebagai
aplikasi dan mekanisme hemostasis.
3. Mahasiswa ingin melakukan pemeriksaan bleeding time sebagai
aplikasi dan mekanisme hemostasis.
4. Mahasiwa ingin melakukan pemeriksaan golongan darah berdasarkan
sistem ABO dan Rhesus
C. Manfaat
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan ruple leed sebagai aplikasi
dan mekanisme hemostasis.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan clotting time sebagai
aplikasi dan mekanisme hemostasis.
3. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan bleeding time sebagai
aplikasi dan mekanisme hemostasis.
4. Dapat melakukan pemeriksaan golongan darah berdasarkan sistem
ABO dan Rhesus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tutup ujung
tabung
a. Darah.
B. Cara Kerja:
iv. Bleeding Time
A. Alat dan Bahan:
1. Alat:
a. Lancet
b. Kapas alkohol
c. Stop watch
d. Kertas saring
2. Bahan:
a. Alkohol
B. Cara Kerja:
v. Golongan Darah
A. Alat dan Bahan:
1. Alat:
a. Gelas obyek.
2. Bahan:
a. Darah.
b. Reagen anti A.
c. Reagen anti B.
d. Reagen anti Rhesus.
B. Cara Kerja:
.
BAB IV
I. JUMLAH TROMBOSIT
a. Hasil
KOLOM
I II III IV V
244 262 321 241 183
Total : 1251
Jumlah trombosit : 1251/400 x 400 x 10 x 20 = 2.502.000/µl darah
b. Pembahasan
Jumlah trombosit normal yaitu 150.000 hingga 400.000. namun,
dari hasil praktikum, sel trombosit pada probandus sangat tinggi.
Sehingga ada beberape kemungkinan dari ke abnomalan jumlah
trombosit tersebut. Bisa karena kelainan atau disease atau karena
kesalahan pada saat menghitung kolom yang menentukan jumlah
platelet eritrosit.
2. Probandus : Lisa
Interpretasi ; Golongan darah A
b. Pembahasan
Pada probanduspertama, golongan darah O, yang terjadi
adalah tidak ada aglutinasi/penggumpalan pada darah yang ditetesi
serum anti-A, anti-B, dan anti-AB, sehingga menandakan bahwa
golongan darah orang tersebut adalah O. kemudian pada darah
yang dicampur serum-anti , darahnya menggumpal menandakan
bahwa resusnya +.
Sedangkan pada probandus kedua, golongan darah A, yang
terjadi adalah tidak ada aglutinasi/penggumpalan pada darah yang
ditetesi serum anti-B. Namun terdapat penggumpalan pada darah
yang ditetesi serum anti-A dan anti-AB. Sehingga menandakan
bahwa golongan darah orang tersebut adalah A. kemudian pada
darah yang dicampur serum-anti , darahnya menggumpal
menandakan bahwa resusnya +.
BAB V
APLIKASI KLINIS
A. Leukemia
Berdasarkan maturitas sel dan asal sel, leukemia dibagi menjadi empat
kategori besar, yaitu Leukemia Limfoblastik Akut (LLA), Leukemia Mieloid
Akut (LMA), Leukemia Limfositik Kronik (LLK), dan Leukemia Granulositik
Kronik (LGK). Berkurangnya jumlah trombosit pada leukemia merupakan akibat
dari infiltrasi ke sumsum tulang atau kemoterapi, tetapi bisa juga karena kogulasi
intravaskuler disseminata, proses imunologis, dan hipersplenisme sekunder
terhadap pembesaran limpa. Proses infitrasi di sumsum tulang mengakibatkan
sumsum tulang dipenuhi oleh sel-sel leukemik sehingga terjadi penurunan jumlah
megakarisosit yang mengakibatkan menurunnya produksi trombosit.
Trombositopenia akibat purpura trombositopenia imunologik ditemukan pada 2%
pasien leukemia limfositik kronik.Hal ini dihubungkan dengan terbentuknya
autoantibodi terhadap trombosit yang berakibat destruksi trombosit. Produksi
autoantibodi bersamaan dengan infiltrasi sel leukemik di sumsum tulang dan
hipersplenismus menyebab semakin berkurangnya jumlah trombosit. (Rendra,M.,
Yaswir,R., Hanif, A. 2013)
B. Hemofilia
C. Transfusi Darah
PENUTUP
I. Kesimpulan
Noris, P., Marconi, C., De Rocco, D., Melazzini, F., Pippucci, T., Loffredo, G., et
all. 2018. A new form of inherited thrombocytopenia due to monoallelic
loss of function mutation in the thrombopoietin gene. British journal of
haematology, vol. 181 (5), page. 698-701.
Sherwood, Lauralee. 2016. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (8 ed). (Pendit,
B.U, Herman O. O., Albertus Agung, Dian Ramadhani, Eds.) Jakarta: EGC.
Setiati, S., Aru W. S., Bambang S., Idris A., Marcellus S. K. 2015. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
Yoshua, V., Anglia, E. 2013. Rehabilitasi Medik Pada Hemofilia. JurnaL Biomedik.
Vol.5 (2). Hal: 67-73.