Anda di halaman 1dari 6

2.

3 Adenoma
a. Definisi
Terminologi tumor usus halus merupakan tumbuhnya jaringan baru
pada usus halus yang tidak terkontrol atau abnormal dan progresif
b a i k j i n a k ( b e n i g n ) maupun ganas (maligna). (Desen, 2008)
Tumor usus halus merupakan tantangan unik untuk klinisi kare
n a s u l i t n y a menentukan diagnosis pasti dari tumor itu sendiri. Penelitian mengenai
perjalanan alamiah penyakit ini masih sangat terbatas karena sedikitnya
jumlah kasus dan banyaknya varian tipe tumor yang dapat ditemukan,(Nassar,2010)
Selain itu kebanyakan lesi ganas diketahui saat tumor sudah mengalami
metastasis. Usus halus mencakup kurang lebih 75% dari total panjang saluran
system pencernaan dan lebih dari 90%
permukaan mukosa dan sekalipun lokasinya terdapat diantara dua region yang berpoten
si tinggi terjadinya kanker, tumor usus halus jarang berkembang menjadi keganasan.
Kurang dari 2% dari semua keganasan sistem pencernaan berasal dari usus halus.
Insiden keganasan berdasarkan usia mencakup 1 per 100.000 dengan prevalensi
sebanyak 0,6%. (Nassar,2010)
a. Epidemiologi
Insiden neoplasma usus halus benigna dan maligna merupakan tumor yang
jarang terjadi yaitu berkisar 0,4-1 per 100.000
p e n d u d u k d a l a m s e t a h u n . A k a n tetapi insiden ini mengalami peningkatan
selama 2 dekade terakhir ini
dimana peningkatan terbanyak terjadi pada pria. Insiden ini bervariasi sesuai dengan
metode diagnosis, pembedahan atau autopsi. Analisis data
secara komprehensif dari pasien kanker yang masuk dalam registrasi
Surveillance Epidemiology and End Results dimana karsinoma
dan adenokarsinoma menjadi subtype histologis yang paling umum,
diikuti oleh limfoma dan sarkoma. Sekitar 90%kasus terjadi pada pasien di atas
umur 40 tahun. (Townsend, 2007)
b. Etiologi
Beberapa sindrom herediter berhubungan dengan peningkatan insiden
beberapa tipe tumor usus halus. Sindrom tersebut meliputi sindrom Peutz
Jeghers (polip hamartomatus) yang terjadi secara primer pada ileum dan
jejenum,adenomatous polyposis familial, sindrom Gadners, (adenoma dan
adenokarsinoma) dan penyakit van recklingshausen (paraganglioma). Tumor desmoid,
yang biasanyam u l t i p l e d a p a t m e n j a d i m e n i f e s t a s i p r i m e r s i n d r o m g a d n
e r r p a d a u s u s h a l u s . gangguan inflamasi pada usus halus yang
dapat menjadi predisposisi keganasan diantara penyakit Chron’s
(adenomacarsinoma), penyakiy celiac, dan penyakit imunoproliferatif.
Dengan factor yang diduga dari kanker usus adalah ( Jemal A,2009):
i. Factor gangguan inflamasi
Chron disease merupakan kondisi kronis dari saluran
gastrointestinal dengan karakteristik transmural, inflamasi
granulomatosa dnegan pola discontinue yang membentuk
kecenderungan menjadi fistula. Pada penelitian ini menyebutkan
chron,s sebagai factor resiko dengan resiko relative 33,2. Penyakit
inflamasi yang lain adalah penyakit celiac merupakan gangguan
inflamasi dengan karakteristik usus halus tidak mampu mengolah faksi
gluten seperti sereal dan gandum.
ii. Faktor Gangguan pada kekebalan tubuh
Pasien dengan Acquired $mmunodeficiency Sindrom yang
diketahui berada pada peningkatan risiko untuk keganasan usus halus. Meningka
tnya insiden lim-fma usus halus selama dua dekade terakhir telah terjadi
terutama pada pasien dengan gangguan kekebalan seperti AIDS
atau immunosupressionkronis setelah transplantasi organ. Blathazar
melaporkan menemukan limfoma usus halus di 52% pasien AIDS
dalam penelitian mereka terhadap pasien dengan limfoma usus.
iii. BMI/
Obesitas. Penelitian mengenai hubungan antara obesitas dengan kanker
usus halus telah beberapa kali dilakukan namun hasilnya beragam. Sebuah
cohort studi di Norwegia mendapatkan peningkatan resiko moderate
pada pasien yang kegemukan dan obesitas. Namun penelitian lain oleh Chow
dkk tidak medapatkan hubungan antara BMI dengan peningkatan resiko
kanker usus halus.
c. Pathogenesis

Usus halus menempati lebih dari 90%dari luas permukaan mukosa s


a l u r a n pencernaan, tetapi hanya 1,1-2,4% dari seluruh keganasan gastrointestinal. Penjelasan
mengenai -rekuensi rendahnya neoplasma usus halus meliputi:

i. Cairan yang terkandung pada usus kecil mengurangi iritasi


pada mukosa usushalus dibandingkan dengan kandungan solid pada usus besar
ii. Zat-zat relative cepat melewati usus halus sehingga paparan zat-zat karsinogenik
terhadap mukosa usus halus lebih sedikit
iii. Rendahnya jumlah bakteri pada usus halus menyebabkan rendahnya konversi cairan
empedu menjadi zat kasinogenik oleh bakteri anaerob (jemal, 2009)
Jemal A., Siegel R., Ward E. Cancer statistics 2009 . CA Cancer J. Clin 2009;59:225-49
a. gambaran klinis
Gejala neoplasma usus halus tidak spesifik dan bisa ada untuk masa
waktu yang lama sebelum menjadi perhatian dokter. Gejala yang
berhubungan dengan neoplasma usus halus masih samar,
s e p e r t i r a s a t i d a k n y a m a n p a d a epigastrium,muntah,nyeri perut
biasanya kolik dan intermiten, diare, d a n perdarahan gastrointestinal.
Obstruksi tersering dengan tumor yang berasal dari epitel dan bisa karena
satu dari beberapa mekanisme berbeda. Pertama penyempitan lumen oleh
pertumbuhan massa sirkumferensial atau polipoid ke arah dalam. Kedua massa
epitel bertindak sebagai titik pembawa bagi intusepsi. Intusepsi intermiten ini
berbeda dari yangditemukan pada anak. Pada orang dewasa intusepsi
disertai dengan lesi. (Mistry, 2014)

Gambaran histopatologis

Secara histopatologis, hampir semua kanker usus adalah adenoma (terdiri atas
epitel kelenjar) dan dapat mensekresi mukus yang jumlahnya berbeda-beda. Tumor
dapat menyebar melalui infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke
dalam kandung kemih, melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe pericolon dan
mesocolon, dan melalui aliran darah, biasanya ke hati karena colon mengalirkan darah
ke sistem portal. (towsend,2007)

Gambar mikriskopis dan makroskopis


PROGNOSIS
Rata-rata kelangsungan hidup pasien yang menderita neoplasma maligna usus
halus adalah tidak baik. Pada pasien dengan adenokarsinoma memiliki hanya sekitar 5
tahun uuntuk bertahan hidup dari 20% kasus. Sedangkan
leimyosarkoma 30-4-%. r a d i a s i dan kemoterapi
hanya memberikan efek yang sedikit terhadap pengobatan adenocarsinoma,
tetapi ada
kemungkinan peningkatan kelangsungan hidup penggunaan radioterapi pada pasien d
engan sarcoma. Radioterapi dan kemoterapi yang dikombinasikan
dengan eksisi pembedahan lebih bagus terhadap pasien dengan lipoma. (nassar, 2010)
Daftar Pustaka

Mistry S.A., Madala H., Chacko C., Jain N., Gernand J., Arora M.L., et al. Colon cancer:
Characteristics and survival rates in young versus old patients. J. Clin. Oncol. 32:5s, 2014 (suppl; abstr
3585).

Townsend. 2007. Sabiston textbook of surgery-the biological basis of modern surgical


practice. 18th Ed. Saunders Elsevier Inc.

Nassar, I.M., Himawan, S., & Marwoto, W. (2010). Buku Ajar Patologi II Khusus. Jakarta:
CV Sagung Seto

Jemal A., Siegel R., Ward E. Cancer statistics 2009 . CA Cancer J. Clin 2009;59:225-49

Townsend. 2007. Sabiston textbook of surgery-the biological basis of modern surgical


practice. 18th Ed. Saunders Elsevier Inc.

Townsend. 2007. Sabiston textbook of surgery-the biological basis of modern surgical


practice. 18th Ed. Saunders Elsevier Inc.

Desen, W. (2008). Buku Ajar Onkologi Klinis. FKUI. Jakarta

Nassar, I.M., Himawan, S., & Marwoto, W. (2010). Buku Ajar Patologi II Khusus.
Jakarta: CV Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai