Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Hormon Pertumbuhan pada Manusia

Amanda Damayanti Pabisa (102013265)


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

Email : Pabisaamanda@gmail.com

Abstrak
Setiap manusia memiliki kebutuhan gizi yang berbeda-beda, sesuai dengan tinggi badan, berat badan
serta usia. Masa kanak-kanak dan remaja merupakan masa penting untuk pembangun tulang, namun
kadangkala mereka memilih-milih makanan sehinggi gizi yang dibutuhkan tidak mencukupi untuk
pertumbuhan. Pertumbuhan juga dipengaruhi oleh hormon yang disekresikan adenohipofisis yaitu
growth hormone. Peranan growth hormone selain untuk pertumbuhan memiliki peranan terhadap
metabolisme karbohidrat, lemak dan penyimpanan protein. Tetapi apabila kelenjar hipofisis tersebut
mengalami gangguan seperti adanya tumor maka sekresi hormon tersebut akan terjadi gangguan.
Kata kunci : gizi, pertumbuhan, growth hormon

Abstract
Every human being has different nutritional needs vary according to height, weight and age.
Childhood and adolescence is a critical period for bone builder, but sometimes they chose foods that
insufficient nutrients needed for growth. Growth is also influenced by the anterior pituitary hormone
that is secreted growth hormone. The role of growth hormone in addition fatherly growth has a role on
the metabolism of carbohydrates, fats and proteins penuimpanan. But when the pituitary gland
disorder such as a tumor, the secretion of these hormones will be interference.

1 | Fa k u l t a s Ke d o k t e r a n U K R I D A

Pendahuluan
Dari kita lahir sebagai bayi dan sekarang sampai sebesar ini, kita melalui suatu fase
yang disebut sebagai pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan disini merupakan proses
bertambahnya jumlah dan ukuran sel tubuh makhluk hidup. Dalam pertumbuhan banyak hal
yang mempengaruhi misalnya, intake makanan, aktifitas seharihari dan tidak lupa hormon.
Hormon dihasilkan dikelenjar hipofisis. Dimana sekresi hormon di pengaruhi Hipotalamus
dan hipofisis. Kelenjar hipofisis terbagi atas tiga, yaitu : hipofisis anterior atau adenohipofisis
dan hipofisis posterior atau neurohipofisis.
Sesuai dengan skenario, seorang remaja laki-laki 16 tahun mengeluh tinggi badannya
semakin bertambah dengan cepat dibanding teman-teman sebayanya, dan saat ini tinggi
badannya mencapai 190 cm. Skenario ini berkaitan dengan sekresi Growth Hormone (GH) di
hipofisis anterior atau adenohipofisis yang pengaruhi oleh Hipotalamus. Peranan GH selain
untuk pertumbuhan memiliki peranan terhadap metabolisme karbohidrat, lemak dan
penyimpanan protein.. Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh
GH dan hormon pertumbuhan lainnya pada pertumbuhan manusia.
Growth Hormone
Hormon pertumbuhan (Growth Hormone [GH]) atau hormon somatotropik (STH)
adalah sejenis hormon protein. Hormon ini mengendalikan pertumbuhan seluruh sel tubuh
yang mampu memperbesar ukuran dan jumlah, disertai efek utama pada pertumbuhan tulang
dan otot rangka.1 Hormon pertumbuhan dihasilkan di hiposfisis anterior dan merupakan
hormon utama yang mengatur pertumbuhan pada manusia. Hormon pertumbuhan manusia
adalah anggota dari sekelompok hormon yang, selain GH, terdiri dari proklatin (PRL) dan
somatomamotropin korionik manusia (hCS; laktogen plasenta manusia). Walaupun masingmasing memiliki potensi mendorong pertumbuhan dan aktivitas laktogenik, hanya GH yang
memiliki pengaruh bermakna pada pertumbuhan.2
Hormon pertumbuhan adalah suatu polipeptida dengan 191 asam amino (berat
molekul sekitar 22.000) yang memiliki dua jembatan disulfida. Baik GH maupun hCS dikode
sebagai suatu prahormon di kromosom 17.2 Growth hormone adalah hormon yang
bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar.
Growth hormone selain memiliki peranan terhadap pertumbuhan, growth hormone juga
memiliki peranan lain yaitu meningkatkan protein tubuh, menggunakan lemak dan
menghemat penggunaan karbohidrat.
2 | Fa k u l t a s Ke d o k t e r a n U K R I D A

I.

Adenohipofisis

Gambar 1.
Kelenjar
Hipofisis
Kelenjar pituitaria (hipofisis) manusia adalah organ berbentuk bulat atau
lonjong. Karena letaknya di bawah hipotalamus dari diensefalon, maka lebih dikenal
dengan sebagai hipofisis. Hipofisis dibagi dalam adenohipofisis dan neurohipofisis.3
Hipofisis panjangnya sekitar 1 cm, lebar 1-1,5 cm, dan tebal 0,5 cm. Beratnya sekitar
0,5 g pada pria dan sedikit lebih pada wanita.
Adenohipofisis terbagi menjadi pars distal (lobus anterior), pars tuberalis, dan
pars intermedia dan neurohipofisis menjadi pars nervosa, infundibulum.4 Pars tuberalis
mengelilingi infundibulum menghubungkan hipofisis dengan hipotalamus. Pars distal
mengandung dua sel utama, sel kromofob dan sel kromofil. Kromofil dibagi menjadi
asidofil (sel alfa) dan basofil (sel beta). Sel asidofil dibagi menjadi somatotrof dan
mammotrof, sedangkan basofil (sel beta) dibagi menjadi gonadotrof, tirotrof dan
kortikotrof.5 Adenohipofisis tidak memiliki hubungan saraf langsung dengan
hipotalamus. Hormon adenohipofisis juga dilepas berdasarkan sinyal dari hipotalamus
tetapi melalui hubungan vaskular.1 Adenohipofisis mensintesis hormon-hormon yang
kemudian

dikeluarkan

ke

dalam

Fungsi dari Adenohipofisis ialah menghasilkan hormon-hormon penting untuk regulasi


tubuh. Hormon-hormon tersebut ialah;
1. Adrenocorticotropic Hormone
3 | Fa k u l t a s Ke d o k t e r a n U K R I D A

darah.

Biasa disebut juga sebagai ACTH, berfungsi sebagai stimulan stres dan berperan
merangsang steroidogenesis di dalam kortek adrenal.7
2. Follicle Stimulating Hormone
Disingkat FSH, merupakan hormon yang berperan pada saat reproduksi dengan cara
berperan merangsang perkembangan follikel khususnya pada fase proliferasi yang
ditandai dengan pertumbuhan follikel primer menjadi follikel Graaf, sintesis estrogen,
dan pembentukan reseptor LH pada folikel ovarium. Pada laki-laki, FSH berperan
merangsang testis untuk meningkatkan spermatogenesis.7
3. Leutenizing Hormone
Disebut juga LH, berperan dalam merangsang ovulasi, perkembangan (diferensiasi)
sel granulosa menjadi sel luteal (koprus luteum), dan produksi progesteron. Pada lakilaki, LH berperan merangsang testis untuk mensintesis testosteron.7
4. Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
berperan merangsang pertumbuhan dan fungsi kelenjar tiroid (terletak di daerah leher)
untuk mensekresikan hormon tiroksin. Sintesis dan sekresi TSH diatur oleh TRH
(dahulu dikenal sebagai TSH-RF, thyroid stimulating hormone releasing factor) dari
hipotalamus. Kadar tiroksin darah akan memberikan umpan-balik negatif (negatif
feedback) ke pituitaria dan hipotalamus.7
5. Prolaktin
Nama lainnya adalah Leuteotrophic Hormone (LTH), hormon ini menimbulkan sekresi
air susu, setelah kelenjar mamma berkembang oleh hormon-hormon pada kehamilan,
juga mempertahankan sekresi korpus luteum yang sudah ada.7
6. Somatotropin
Nama lain dari hormon ini adalah Growth Hormone (GH), hormon ini pada
fungsinya, penting untuk mengatur pertumbuhan badan secara normal. Pada
hipofisektomi (pengangkatan kelenjar hipofisis), dapat menyebabkan pertumbuhan
badan terhenti atau terlambat.7
Struktur Mikroskopis Kelenjar Hipofisis
Adenohipofisis (hipofisis anterior)
Pars distalis
Terdiri atas korda atau kelompok tidak teratur sel-sel kelenjar, stroma kelenjar tidak banyak.
Sedikit jaringan ikat yang menyertai a.hipofisialis superior dan vena porta masuk ke dalam
lobus anterior dan korda sel-sel parenkim dikelilingi serat-serat reticuler halus. Endotel
pelapis sinusoid itu berfenestra dan porinya jelas memudahkan difusi faktor pelepas yang ikut
dengan darah masuk ke dalam kelenjar dan dilaluinya produk protein sekresi dari sel ke darah.
Endotel sinusoid merupakan makrofag ekstravaskular. Sel-sel kelenjar dengan pewarnaan H.E
dapat dibedakan menjadi:

4 | Fa k u l t a s Ke d o k t e r a n U K R I D A

a. Kromofil (50%), sel-sel ini mengandung granula yang dapat mengambil warna
hematoksilin atau eosin. Dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1. Sel asidofil (35%), suka zat warna yang bersifat asam seperti eosin sehingga dengan H.E
granulanya akan berwarna merah. Disebut juga sel (alfa). Terdiri dari sel somatotrof
yang mensekresikan GH, dan sel mammotrotof yang mensekresikan prolaktin.
2. Sel basofil (15%), suka zat warna yang bersifat basa seperti hematoksilin sehingga
dengan H.E granulanya akan berwarna biru. Disebut juga sel (beta). Terdiri dari sel
tirotrof yang mensekresikan TSH, sel gonadotrof mensekresikan FSH dan LH, kortikotrof
menghasilkan ACTH.
b.

Kromofob (65%), dengan H.E sel ini tidak tampak mengandung granula dan dianggap
sebagai sel cadangan yang sanggup berdiferensiasi menjadi asidofil atau basofil. 10

Gambar 2. sel dan 10


Pars intermedia
Pada fetus manusia, pars intermedia cukup tebal, mencapai hingga 3% dari adenohipofisis,
namun pada dewasa tidak dapat ditetapkan lagi sebagai lapis utuh. Celah hipofisis umumnya
tidak utuh lagi semasa pascanatal dan hanya terdiri atas sebuah zona kista (kantung Rathke).
Sel-sel pars intermedia pada spesies ini adalah sel-sel epithelial polygonal besar, yang
mengandung banyak mitokondria dan memiliki RE yang berkembang baik dan sebuah
kompleks golgi yang mencolok. Sel-sel ini menghasilkan MSH dan membuat sebuah
5 | Fa k u l t a s Ke d o k t e r a n U K R I D A

prohormon berglikosil besar yaitu proopiomelanocortin (POMC) yang dipecah menjadi dua
bentuk hormon perangsang melanosit MSH- (13 asam amino) dan MSH- (22 asam amino)

Pars Tuberalis
Merupakan lapis tipis yang mengelilingi tangkai hipofisis, tebalnya hanya 25-60m. Pars
tuberalis merupakan subdivisi hipofisis yang paling vaskuler, karena mengandung suplai
arterial ke lobus anterior dan venul dari sistem porta hipotalamo-hipofisialis. Satu ciri
morfologiknya adalah susunan korda sel-sel epitelialnya yang memanjang. Sel-sel utamanya
berukuran 12-18m dan berbentuk kuboid. Mereka adalah satu-satunya sel dalam hipofisis
yang mengandung cukup banyak glikogen.10

II.

Fungsi GH
Hormon pertumbuhan meningkatkan sintesis protein di semua sel tubuh,
terutama sel otot. GH menstimulasi pertumbuhan kartilago dan aktivitas osteoblas, sel
penghasil tulang di tubuh. GH sangat penting untuk pertumbuhan tulang longitudinal
dan untuk remodeling tulang yang terus-menerus berlangsung seumur hidup. Efek GH
terhadap tulang dan kartilago tejadi melalui peptida perantara, yang disebut
somatimedin atau faktor pertumbuhan mirip insulin (insulinlike growth factor, IGF)
yang dilepaskan dari hati sebagai respon terhadap hormon pertumbuhan. GH secara
langsung menstimulasi pertumbuhan hampir semua organ lain pada tubuh termasuk
otot jantung, kulit dan kelenjar endokrin.6
GH mendorong pertumbuhan tulang dan panjang tulang. Keadaan ini
dihasilkan dari berbagai efek hormon pertumbuhan pada tulang yang meliputi:
1. Peningkatan timbunan protein oleh sel kondrositik dan sel osteogenik yang
menyebabkan pertumbuhan tulang
2. Meningkatkan kecepatan reproduksi dari sel kondrositik dan osteogenik
3. Efek khusus dalam mengubah kondrosit menjadi sel osteogenik, jadi
menyebabkan timbunan khusus tulang yang baru.4
Hormon ini merangsang aktivitas osteoblas dan proliferasi tulang rawan epifisis
sehingga terbentuk ruang untuk pembentukan tulang lebih banyak. Osteoblas di dalam

6 | Fa k u l t a s Ke d o k t e r a n U K R I D A

periosteum tulang dan dalam beberapa cavitas tulang membentuk tulang baru pada
permukaan tulang yang lama. Secara bersamaan osteoklas di dalam tulang meresorpsi
tulang yang lama. Bila kecepatan pembentukan lebih besar dari resorpsi, maka
ketebalan tulang akan meningkat. GH dengan kuat merangsang aktivitas osteoblas.
GH dapat mendorong pemanjangan tulang panjang selama lempeng epifisis
tetap berupa tulang rawan atau terbuka dan pada akhir masa remaja di bawah pengaruh
hormon seks lempeng ini mengalami penulangan sempurna, atau menutup, sehingga
tulang tidak lagi dapat memanjang meskipun terdapat GH.7 Karena itu, setelah
lempeng tertutup , tidak lagi bertambah tinggi.
III.

Mekanisme GH
Hormon pertumbuhan dilepaskan dari hipofisis anterior sebagai respon
terhadap keseimbangan antara dua hormone hipotalamus: Growth Hormone Releasing
Hormone (GHRH) dan Growth Hormone Inhibiting Hormone yang juga disebut
somatostatin. GH bekerja dengan cara umpan balik negatif pada hipotalamus untuk
menurunkan pelepasan GHRH lebih lanjut.6
Peningkatan GHRH terjadi sebagai respon terhadap peningkatan kadar asam
amino yang bersirkulasi, hipoglikemia, puasa atau kelaparan, stress fisik dan
emosional, dan penurunan GH. Olahraga menstimulasi pelepasan GHRH, secara

7 | Fa k u l t a s Ke d o k t e r a n U K R I D A

Gambar 3. Umpan balik GH6


langsung atau melalui efek hipoglikemia dan stress fisik. Hormon reproduktif (estrogen dan
testosterone) tampak meningkatkan sekresi GH, baik dengan bekerja secara langsung pada
hipofisis ataupun melalui stimulasi GHRH.6
Hipotalamus melepaskan hormon inhibisi untuk GH, yang disebut somatostatin. Somatostatin
dilepaskan sebagai respon terhadap glukosa darah yang tinggi, asam lemak bebas, obesitas,
dan kortisol. Pengaruh emosi-termasuk stres-menstimulasi somatostatin, kemungkinan besar
melalui peningkatan kortisol sehingga menurunkan pertumbuhan. 6 Hormon ini juga menekan
pembentukan dan pengeluaran thyroid-stimulating hormone (TSH), gastrin, sekretin,
polipeptida vasoaktif usus (VIP), serta insulin dan glukagon. Somatostatin dihasilkan oleh
sejumlah sel dalam tubuh.2

a) Terhadap Karbohidrat

8 | Fa k u l t a s Ke d o k t e r a n U K R I D A

Hormone pertumbuhan mempunyai empat pengaruh utama terhadap metabolisme


glukosa di dalam sel, yaitu: 7,8

Penurunan pemakaian glukosa untuk energi


Berkurangnya pemakaian disebabkan oleh meningkatnya pengangkutan dan
penggunaan asam lemak untuk mendapatkan energi yang disebabkan pengaruh
hormon pertumbuhan. Jadi asam lemak banyak membentuk asetil KoA yang
sebaliknya memicu timbulnya efek umpan balik yang menghambat pemecahan
glikolisis dari glukosa dan glikogen
\Peningkatan endapan glikogen di dalam sel
Bila terdapat kelebihan hormon pertumbuhan, glukosa dan glikogen tidak dapat di
gunakan sebagai energi dengan mudah, maka glukosa akan masuk kedalam sel dengan

cepat dipolimerisasi menjadi glikogen dan diendapkan.


Berkurangnya ambilan glukosa oleh sel
Menurunnya pengangkutan glukosa melewati membran sel, hal ini terjadi karena sel
itu sudah jenuh menyerap glukosa yang berlebihan yang sudah sulit digunakan. Tanpa
penggunaan dan ambilan oleh sel secara normal maka kosentrasi glukosa darah sering
meningkat sampai 50% atau lebih diatas normal. Keadaan ini disebut diabetes

hipofisis.
Peningkatan sekresi insulin
Peningkatan kosentrasi glukosa darah disebabkan oleh rangsangan hormone
pertumbuhan terhadap selsel beta dari pulau Langerhans untuk mensekresikan insulin
tambahan.

b) Terhadap Protein
Hormon pertumbuhan secara langsung meningkatkan pengangkutan paling
sedikit beberapa dan mungkin sebagian besar asam amino melewati membran sel ke
bagian dalam sel. Keadaan ini meningkatkan konsentrasi asam amino dalam sel dan
paling tidak berperan sebagian terhadap naiknya sintesis protein. Pengaturan
pengangkutan asam amino ini mirip efek insulin terhadap pengaturan pengangkutan
glukosa melewati membran. Bahkan saat asam amino tidak meningkat di dalam sel,
hormon pertumbuhan masih meragsang peningkatan translasi RNA, menyebabkan
jumlah protein yang disintesis oleh ribosom didalam sitoplasma bertambah.5
Hormon pertumbuhan juga merangsang transkripsi DNA di dalam inti,
sehingga meningkatkan jumlah pembentukan RNA. Keadaan ini selanjutnya
meningkatkan sintesis protein dan juga meningkatkan pertumbuhan energi, asam
amino, vitamin, dan bahan-bahan lain cukup tersedia. Selain meningkatkan sintesis
protein, juga ada penurunan pemecahan protein sel. Kemungkinan alasan untuk
9 | Fa k u l t a s Ke d o k t e r a n U K R I D A

keadan ini bahwa hormon pertumbuhan juga mengangkut banyak sekali asam lemak
dari jaringan lemak, dan keadaan ini selanjutnya digunakan untuk menyediakan energi
bagi sel-sel tubuh, jadi bekerja sebagai penghematan protein.5
c) Terhadap Lemak
Hormon pertumbuhan mempunyai efek yang spesifik dalam menyebabkan
pelepasan asam lemak dari jaringan adiposa, sehingga meningkatkan konsentrasi asam
lemak dalam cairan tubuh. Hormon pertumbuhan meningkatkan perubahan asam
lemak menjadi asetil KoA dan kemudian digunakan untuk energy.5
Akan tetapi pengangkutan lemak akibat pengaruh hormon pertumbuhan
membutuhkan waktu beberapa jam, sedangkan peningkatan sintesis protein selular
akibat pengaruh hormon pertumbuhan dapat dimulai dalam waktu beberapa menit
saja. Dibawah pengaruh hormon pertumbuhan yang berlebihan, pengangkutan lemak
dari jaringan adiposa seringkali menjadi sangat besar sehingga sejumlah besar asam
asetoasetat dibentuk oleh hati dan dilepaskan ke dalam cairan tubuh, dengan demikian
menyebabkan ketosis. Pergerakan lemak yang berlebihan ini dari jaringan adiposa
juga seringkali menyebabkan perlemakan hati (fatty liver).5

Hormon Pertumbuhan Lain


Insulin dan hormon tiroid juga memiliki efek meningkatkan pertumbuhan dan penting
agar pertumbuhan dapat berjalan dengan optimal. Selama masa remaja, androgen dan
estrogen mempercepat pertumbuhan dan merangsang lonjakan pertumbuhan (growth
spurt).2 Insulin dihasilkan oleh sel beta dari pulau langerhans yang terdapat pada organ
pankreas. Sedangkan tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang terletak di atas permukaan
anterior kartilago tiroid trakea, tepat di bawah laring.1
Faktor Non-hormonal
Selain dipengaruhi oleh hormon, pertumbuhan manusia juga dipengaruhi oleh asupan
gizi melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi. Makanan yang mengandung
karbohidrat, lemak dan protein membantu dalam pertumbuhan. Dimana hormon pertumbuhan
memerlukan lemak, protein, dan karbohidrat dalam mempengaruhi sekresi hormon
pertumbuhan.5 Lalu vitamin dan mineral juga ikut peran dalam proses pertumbuhan. Vitamin
yang berperan dalam pertumbuhan tulang yaitu, vitamin D yang berfungsi absorpsi kalsium di
usus halus. Lalu mineral yang berperan yaitu Kalsium (Ca), karena pertumbuhan tulang dan
gigi 99% dipengaruhi kalsium (Ca), jika terjadi defisiensi kasium (Ca) maka vitamin D juga
10 | F a k u l t a s K e d o k t e r a n U K R I D A

ikut defisiensi jika Magnesium (Mg) ikut defisiensi akan mempengaruhi penurunan kadar
kalsium di darah. 9
Kesimpulan
Pada masa pertumbuhan selain karena adanya growth hormon dan hormone
pertumbuhan lain seperti insulin dan tiroid, asupan makanan juga berpengaruh karena adanya
gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang. Terjadinya pertumbuhan tinggi badan yang
semakin bertambah cepat dibanding teman-teman perempuan sebayanya, dan membuat
remaja ini mempunyai tinggi 190 cm. Kemungkinan terjadi karena adanya kelebihan atau
kekurangan growth hormone yang dapat menyebabkan kelainan pada anak tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.h.205-6.

2.

Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan
klinis. Jakarta: EGC; 2003.h.712.

3.

Tambayong J. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC; 2004.h.150.

11 | F a k u l t a s K e d o k t e r a n U K R I D A

4.

Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-11.
Jakarta: EGC; 2010.h.397403.

5.

Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-9. Jakarta: EGC;
2007.h.117180.

6.

Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009.h.283-6.

7.

Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.h.725-46.

8.

Gannong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: EGC; 2008.h.

9.

Sediaoetama AD. Ilmu gizi. Jakarta: Dian Rakyat; 2006.h.199- 203.

10.

Gunawijaya, F.A, Kartawiguna, E. Penuntun praktikum histologi: kumpulan foto


mikroskopik. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2007.h.140.

12 | F a k u l t a s K e d o k t e r a n U K R I D A

Anda mungkin juga menyukai