Anda di halaman 1dari 20

ANTI-TUBERCULOSIS DRUG

INDUCED HEPATOTOXICITY AND


ASSCOSIATED FACTORS AMONG
TUBERCULOSIS PATIENTS AT
SELECTED HOSPITALS, ETHIOPIA
Pembimbing:
dr. Suzanna Ndraha, SpPD-KGEH, FINASIM
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
Disusun oleh: RSUD KOJA
Amanda Damayanti Pabisa (112021018) Periode 12 September – 19 November 2022
Fakultas Kedokteran Uniersitas Kristen Krida Wacana
 Judul Jurnal : Anti-Tuberculosis Drug Induced Hepatotoxicity and Asscosiated Factors among

Tuberculosis Patients at Selected Hospitals, Ethiopia

 Penulis : Yalew Molla, Mukulen Wubetu, Bekalu Dessie

 Publikasi : Hepatic Medicine : Evidence and Research ,Dove Press

 Penelaah : Amanda Damayanti Pabisa

 Tanggal Telaah : 14 September 2022


I. DESKRIPSI ARTIKEL
1. Tujuan Utama Penelitian:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kejadian hepatotoksisitas yang diinduksi obat
anti-TB dan faktor-faktor yang terkait di antara pasien tuberkulosis.

2. Hasil Penelitian:
 Faktor Sosial-Demografi dan Perilaku
Mayoritas pasien TB yang memakai obat lini pertama anti TB, 153 (70,8% termasuk dalam
rentang usia 18-49 tahun. Lebih dari dua pertiga peserta penelitian (69%) menikah dan
13% masih lajang dalam status perkawinan. Peserta penelitian perempuan (118, 54,6%)
lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Di antara pasien TB yang berpartisipasi dalam
penelitian, sekitar dua pertiga dari populasi penelitian menggunakan alkohol (59,3%) dan
kopi (69,4%) .
 Gambaran Klinis Peserta Mengembangkan Hepatotoksisitas

Di antara pasien TB yang memulai obat anti-TB lini pertama, 17 (7,9%) mengalami hepatotoksisitas. Pasien dengan TB
ekstraparu (n=14), komorbiditas dengan HIV/AIDS (n=11), dan IMT rendah (n=13) telah mengembangkan
hepatotoksisitas yang diinduksi obat anti-TB.

 Karakteristik Kasus Hepatotoksisitas yang Diinduksi Obat Antituberkulosis

Sebagian besar kasus yang mengembangkan hepatotoksisitas adalah perempuan. Dua belas dari 17 kasus telah
mengembangkan hepatotoksisitas pada bulan-bulan pertama fase intensif pengobatan, sedangkan yang lain telah
mengembangkan hepatotoksisitas pada bulan kedua fase inisiasi rejimen penuh. Semua kasus menunjukkan setidaknya
satu dari gejala utama hepatotoksisitas. Tingkat hepatotoksisitas diukur dengan menggunakan tingkat plasma AST
dan/atau ALT dengan tanda dan gejala yang diamati atau dikeluhkan oleh masing-masing peserta yang mengalami
hepatotoksisitas. Berdasarkan sistem penilaian hepatotoksisitas WHO, lebih dari setengah kasus telah mengembangkan
tingkat tiga hepatotoksisitas .
 Gejala dan Penatalaksanaan Hepatotoksisitas Disediakan

Pasien TB yang mengalami hepatotoksisitas mengeluh mual dan/atau muntah. Selain itu, hampir setengah (8 (47,10%)) dari kasus
hepatotoksisitas yang berkembang mengeluhkan malaise.Berdasarkan tingkat keparahan hepatotoksisitas yang berkembang, 17 kasus
ditangani dengan cara yang sama dimana rejimen dihentikan selama 2 minggu untuk tujuan rehabilitasi. Kemudian, regimen awal setiap
kasus dimulai kembali tanpa mengubah jenis atau dosis obat anti-TB setelah memeriksa tingkat AST/ALT setiap kasus dengan tindak lanjut
yang ketat.

 Analisis Univariat dan Multivariat Faktor Risiko Terkait dengan Perkembangan Hepatotoksisitas.

TB ekstraparu, memiliki kondisi komorbiditas, konsumsi alkohol, dan menjadi geriatri (≥65 tahun) ditemukan terkait dengan peningkatan
risiko pengembangan obat anti-TB yang menyebabkan hepatotoksisitas pada analisis regresi logistik bivariat. Namun, pada analisis regresi
logistik multivariabel, TB ekstra, usia tua, dan memiliki kondisi komorbiditas ditemukan sebagai prediktor yang signifikan (P<0,05) dalam
pengembangan obat anti-TB yang diinduksi hepatotoksisitas. Kemungkinan terjadinya hepatotoksisitas terhadap obat anti-TB adalah 0,85
kali (AOR=0,077; 95% CI=0,008-0,74) lebih rendah pada pasien berusia 18-49 tahun dibandingkan dengan mereka yang berusia 65 tahun
ke atas. Pasien dengan TB paru memiliki risiko 0,26 (AOR=0,74; 95% CI=0,015-0,36) kali lebih rendah untuk mengembangkan
hepatotoksisitas terhadap obat anti-TB dibandingkan dengan TB ekstraparu. Pasien yang memiliki kondisi medis komorbiditas 12,9 kali
(AOR=12.9; 95% CI=2.45-67.60) lebih mungkin mengalami hepatotoksisitas dibandingkan dengan yang tidak memiliki komorbiditas.
KESIMPULAN PENELITIAN
 Insiden hepatotoksisitas relatif tinggi di antara pasien TB yang memakai obat
anti-TB lini pertama. Dengan demikian, fungsi hati pasien dengan usia tua,
penyakit penyerta, dan TB luar paru harus dipantau secara teratur untuk
mengurangi keparahan hepatotoksisitas yang diinduksi obat.
II. TELAAH ARTIKEL
A.Fokus Utama Penelitian
 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kejadian hepatotoksisitas yang diinduksi obat anti-TB dan faktor-faktor yang terkait di
antara pasien tuberkulosis.

Elemen yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Suatu Penelitian


 1. Gaya Penulisan

a. Sistematika penulisan:
 Abstract / Abstrak
 Background / Latar Belakang
 Methods / Metode Penelitian
 Results / Hasil Penelitian
 Discussion / Diskusi
 Conclusion / Kesimpulan
 References / DaftarPustaka

b. Tata bahasa:
 Tata bahasa artikel penelitian ini memiliki sifat objektif, teknis, dan praktis.
2. Penulis
a. Kualifikasi penulis:
 - Yalew Molla, Pharmacy Department, Health Science College, Debre Markos University, Debre
Markos, Ethiopia
 -Mukulen Wubetu, Pharmacy Department, Health Science College, Debre Markos University, Debre
Markos, Ethiopia
 -Bekalu Dessie, Pharmacy Department, Health Science College, Debre Markos University, Debre
Markos, Ethiopia

3. Judul
a. Kelebihan: Judul jelas, mudah dimengerti, relevan, tanda baca dan ejaan sudah sesuai
b. Kekurangan: Tidak ada

4. Abstrak
a. Kelebihan: Ringkas, jelas, mengandung seluruh aspek penelitian
b. Kekurangan: Tidak ada
 Elemen yang mempengaruhi tingkat kekuatan suatu penelitian

1. Tujuan/ Masalah Penelitian:

 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai besarnya hepatotoksisitas yang disebabkan oleh obat anti-TB dan faktor-faktor yang

terkait di antara pasien TB yang baru didiagnosis di fasilitas kesehatan tertentu di Ethiopia.

2. Konsistensi logis (sistimatika penulisan):

Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri kronis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, paling sering oleh
Mycobacterium tuberculosis, dan biasanya ditandai secara patologis dengan pembentukan granuloma. Landasan pengelolaan TB
adalah 6 bulan penggunaan obat anti TB dimana isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol diminum selama 2 bulan pada fase
intensif diikuti dengan penggunaan isoniazid dan rifampisin pada bulan keempat dalam pengelolaan fase berkelanjutan. protokol
penyakit. Salah satu efek samping yang mempengaruhi hasil pengobatan TB adalah hepatotoksisitas yang diinduksi obat anti-TB.

3.Pertanyaan penelitian/ hipotesis:

 Apakah ada hubungan penggunaan obat anti TB lini pertama menyebabkan hepatotoksik berdasarkan sosial demografi, usia,

komorbiditas, kebiasaan dan gambaran klinis.


4. Sasaran:

 Mengetahui nilai hepatotoksitas pada penggunaan obat antituberkulosis pada faktor-faktor yang terkait pada pasien

tuberculosis

5.Defenisi Operasional:

 Merokok: Riwayat kebiasaan merokok oleh pasien sebelum dan sesudah memulai pengobatan anti-TB.

 Penggunaan narkoba sosial: Praktek penggunaan khat, ganja, kopi, dan teh.

 Penggunaan alkohol: Setiap praktik konsumsi alkohol oleh pasien TB

 Penggunaan obat bersamaan: Penggunaan obat lain untuk pengobatan penyakit penyerta pada saat penggunaan obat anti-

TB.
6.Metode
a. Desain penelitian: Cross sectional
b. Populasi dan Sampel

 Populasi: Besar sampel ditentukan berdasarkan hasil prevalensi sebelumnya yang diteliti

di Addis Ababa, Ethiopia10 pada taraf signifikan 0,05.

 Sampel: diambil 216 paten secara proporsional dari masing-masing RS. Kemudian,

kandidat yang memenuhi syarat dipilih dengan teknik convenience sampling.

 Penentuan besar sampel: Tidak dijelaskan

 Sesuai/tidak, jelaskan (pemilihan, teknik, penentuan besar sample): Tidak dijelaskan


c. Variabel penelitian:
 Variabel dependen : Penggunaan antituberkulosis
 Variabel independent :Sosial demografi, faktor perilaku, komorbiditas
tuberkulosis,faktor resiko perkembangan hepatototoksik.
d. Instrumen yang digunakan: Sampel darah dan rekam medis

7. Data analisis /hasil


 Analisis statistik yang digunakan:
 Analisis data: SPSS, versi 20
 Hasil kumpulan data meliputi data analisis univariat dan multivariat yang disajikan dalam
tabel.
 Nilai signifikan secara statistik ditetapkan pada p≤0.05
 Hasil Penelitian :

 Dalam penelitian ini memiliki TB ekstra paru, usia tua dan memiliki penyakit penyerta ditemukan menjadi

prediktor yang signifikan dalam pengembangan obat anti-TB yang menginduksi hepatotoksisitas pada analisis
regresi logistik multivariabel.

 Pasien dengan TB paru memiliki risiko 0,26 kali lebih rendah untuk mengembangkan hepatotoksisitas
terhadap obat anti-TB dibandingkan dengan TB extrapulmoner.

 Peningkatan insiden hepatotoksisitas yang diinduksi obat anti-TB pada pasien dengan TB ekstra paru dapat

dikaitkan fakta bahwa TB luar paru menunjukkan bentuk penyakit yang parah dan hati mungkin salah satu
organ yang terkena.

 Pasien yang memiliki penyakit penyerta memiliki kemungkinan 12,9 kali lebih besar untuk mengalami

hepatotoksisitas dibandingkan dengan pasien TB yang tidak memiliki penyakit penyerta. Temuan ini didukung
oleh studi yang berbeda. 24-26 Ini mungkin dikaitkan dengan penggunaan obat bersamaan untuk kondisi
komorbiditas
8. Pembahasan temuan hasil penelitian

a. Kelebihan : Memberikan deskripsi rinci tentang hasil penelitian disertai


dengan tabel.
b. Kekurangan : Tidak dijelaskan bagaimana menentukan besar sampel pada
penelitian ini.

9. Literatur review/ Referensi :


 Penelitian menggunakan 27 referensi dengan rentang tahun antara 1998 hingga 2019.
9. Literatur review/ Referensi :
 Penelitian menggunakan 27 referensi dengan
rentang tahun antara 1998 hingga 2019.
10. Kesimpulan dan Saran:

 Kesimpulan :

Cukup padat, jelas, singkat menjawab tujuan penelitian, yakni keterkaitan tentang pemberian
antituberkulosis menyebabkan hepatotoksik.

Saran:

 a. Kelebihan: Bagian diskusi mencakup dan menjelaskan seluruh penelitian.

 b. Kekurangan: Menjelaskan bagaimana menentukan besar sampel pada penelitian-penelitian

selanjutnya.
D. Penilaian VIA (Validity, Importancy,Applicability)
 I. Study validity
 Research question
 Is the research question well-defined that can be answered using this study design?

Pertanyaaan penelitian sudah terjawab dengan design studi ini

 Does the author use appropriate methods to answer their questions?

Penulis menggunakan metode yang sesuai untuk penelitian ini

 Is the data collected in accordance with the purpose of research?

Data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan awal penelitian


 Randomization
 Was the randomization list concealed from patients, clinicians and researchers?

Ya, populasi dalam penelitian dilakukan secara random.

 Interventions and co-interventions


 --Were the performed interventions described in sufficient detail to be followed by others?

Tidak dijelaskan
 --Other than intervention, were the two groups cared for in similar way oftreatment?

Tidak dijelaskan.
 II. Importance

 Is this study important?

Studi ini penting karena membuktikan bahwa adanya faktor yang menyebabkan hepatotoksitas yang terjadi akibat pemberian

antituberkulosis.

 III. Applicability

 Using results in your own setting

 Are your patient so different from those studied that the results may not apply to them?

Pasien tidak berbeda jauh dengan yang ada pada penelitian Karena indonesia merupakan negara urutan ketiga dengan kasus tuberkulosis

terbanyak di dunia

 Is your environment so different from the one in the study that the methods could not be use there?

Tidak jauh berbeda, dan metode ini dapat digunakan.


 III. Kesimpulan
 Sesuai atau tidak

Sesuai, dimana tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan penggunaan
obat anti TB menyebabkan hepatotoksik berdasarkan sosial demografi, usia, komorbiditas,
kebiasaan dan gambaran klinis.

 Dapat digunakan atau tidak

Hasil penelitian dapat digunakan.

Anda mungkin juga menyukai