Anda di halaman 1dari 27

EVALUASI PROGRAM PUSKESMAS MENGENAI

PEMBERANTASAN DHF
AMANDA PABISA

FK UKRIDA
SKENARIO

Pada akhir tahun berdasarkan evaluasi program pemberantasan penyakit DHF


didapatkan prevalensi DHF sekitar 18% dengan tingkat CFR 4% , rata-rata penderita
datang terlambat sehingga terlambat dirujuk ke rumah sakit. Berdasarkan
pemantauan jentik didapatkan angka bebas jentik 60%. Kepala Puskesmas akan
melakukan revitalisasi program pemberantasan DHF dan ingin di dapatkan insiden
yang serendah-rendahnya dan CFR 0%. Didaerah tersebut banyak dilakukan
pembangunan gedung gedung kantor dan banyak sampah disungai sekitar
pemukiman warga. Masyarakat daerah tersebut masih menggunakan sarana
penyimpan air minum dalam gentong. Pihak puskesmas mendapatkan data 60%
rumah terdapat jentik nyamuk. Program penyuluhan akan dilakukan oleh petugas
puskesmas dalam rangka pemberantasan sarang nyamuk.
MIND MAP
DEFINISI DHF
• Dengue hemorraghic fever adalah infeksi akut yang
disebabkan oleh arbovirus dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti
• Mempunyai 4 gejala klinis :
• Demam tinggi
• Fenomena perdarahan
• Hematomegaly
• Kegagalan sirkulasi
Pola Transmisi Penyakit DHF

Aedes Aegypti Aedes Albopictus


Kelompok B Arthropod Borne Virus
Genus Flavivirus , famili Flaviviridae (RNA Virus)
4 jenis serotipe : DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4
Tempat Berkembangnya
Nyamuk
Lingkungan

• Di awal Musim hujan (September - Februari) meningkatkan populasi


nyamuk karena terdapat genangan air bersih di dalam sisa-sisa kaleng
bekas, ban bekas, maupun benda-benda lain yang mampu menampung
sisa air hujan.

• Di daerah urban berpenduduk padat, puncak penderita penyakit DBD


adalah bulan Juni atau Juli bertepatan dengan awal musim kemarau.
EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE
PUSKESMAS
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.

• TUJUAN:
• FUNGSI:
• Mendukung tercapainya
pembangunan kesehatan nasional • Pusat penggerak pembangunan
yakni meningkatkan kesadaran, berwawasan kesehatan
kemauan, dan kemampuan hidup • Pusat pemberdayaan masyarakat
sehat bagi setiap orang yang
• Pusat pelayanan kesehatan strata
bertempat tinggal di wilayah kerja
pertama
puskesmas
• Upaya Promosi Kesehatan 1.Upaya Kesehatan Sekolah
• Upaya kesehatan lingkungan 2. Upaya Kesehatan Olahraga
• Upaya kesehatan ibu dan 3. Upaya Keperawatan Kesehatan
Masyarakat
anak termasuk keluarga
4. Upaya Kesehatan Kerja
berencana 5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
• Upaya perbaikan gizi 6. Upaya Kesehatan Jiwa
masyarakat 7. Upaya Kesehatan Mata
• Upaya pencegahan dan 8. Upaya Kesehatan Lanjut Usia
pemberantasan penyakit 9. Upaya Pembinaan Pengobatan
menular Tradisional
• Upaya pengobatan
MANEJEMEN PROGRAM PUSKESMAS

• Planning
Proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan
alternatif kegiatan untuk mencapainya.
• Organizing
Membentuk dan menetapkan program pelatihan untuk petugas perawatan kesehatan dan
pembantunya
• Actuating (directing, commanding, motivating, staffing, coordinating)
Proses bimbingan kepada staf agar mereka dapat melaksanakan tugas-tugas pokoknya sesuai
dengan keterampilan yang dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia
• Controlling/ Monitoring
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan
PROMOTIF
Penyuluhan dan penggerakan masyarakat untuk PSN (pemberantasan sarang
nyamuk), penyuluhan informasi tentang demam berdarah dan pencegahannya
dilakukan melalui jalur informasi yang ada :
• Penyuluhan kelompok : organisasi sosial masyarakat, kelompok agama, guru,
murid di sekolah, pengelola tempat umum/instansi.
• Penyuluhan perorangan : kepada ibu-ibu pengunjung posyandu, kepada
penderita/keluarganya di puskesmas
• Kunjungan rumah oleh kader/petugas puskesmas.
• Penyuluhan melalu media massa : TV, radio, poster
PROMOTIF (2)

• Advokasi kesehatan
pendekatan kepada para pemimpin atau pengambil
keputusan→memberikan dukungan, kemudahan, dan semacamnya pada
upaya pembangunan kesehatan
• Bina suasana
Suasana kondusif → masyarakat terdorong untuk melakukan perilaku
hidup bersih dan sehat
• Gerakan masyarakat
Memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat
• Media yang digunakan dalam promosi kesehatan
LCD dan OHP, poster
PREVENTIF

• Cara penyemprotan (pengasapan/ pengabutan = fogging) dengan insektisida


Untuk membatasi penularan virus dengue penyemprotan dilakukan dua siklus dengan interval
1 minggu
• Larvasida
Menggunakan bubuk abate (temephos). Dosis yang digunakan 10 gram (± 1 sendok makan rata)
untuk setiap 100 liter air. Larvasida dengan temephos ini mempunyai efek residu 3 bulan.
• Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M plus
KURATIF

• Tirah baring
• Antipiretik (parasetamol)- untuk menurunkan demam
• cairan kristaloid : larutan ringer laktat ( RL), larutan ringer
asetat (RA)
• Pemberian air putih dan cairan elektrolit
• Monitor laboratorium
periksa Hb, HT, trombosit
PROTEKTIF

• Upaya memutuskan rantai penularan, tindakan protektif dipengaruhi oleh


perilaku dan kebiasaan masyarakat (pengetahuan, sikap, tindakan).
• Memakai obat nyamuk bakar/elektrik/spray/repellen.
• Memakai kelambu saat tidur siang serta melipat baju yang bergantungan.
KRITERIA WABAH DAN KLB (KEJADIAN LUAR BIASA)

• Wabah
suatu peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang telah meluas secara cepat
baik jumlah kasus maupun luas daerah terjangkit

• Kejadian Luar Biasa


Timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu
kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.
KRITERIA KLB DBD

• Timbulnya penyakit demam berdarah dengue yang sebelumnya tidak ada


di suatu daerah
• Adanya peningkatan kejadian kesakitan DBD dua kali atau lebih
dibandingkan jumlah kesakitan yang biasa terjadi pada kurun waktu yang
sama tahun sebelumnya
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN

Salah satu bentuk langsung peran serta masyarakat adalah kegiatan


Pemantauan Jentik Berkala (PJB) yang dilakukan oleh masyarakat melalui
Juru Pemantau jentik (Jumantik).

• Tujuan Umum Jumantik:


• menurunkan kepadatan (populasi) nyamuk penular demam berdarah dengue
(Aedes Aegypti) dan jentiknya
• meningkatkan peran serta masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk
Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)
• Tugas pokok seorang Jumantik:
• melakukan pemantauan jentik
• penyuluhan kesehatan
• menggerakkan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak dan
periodik
• melaporkan hasil kegiatan tersebut kepada Supervisor dan Petugas
Puskesmas
PERAN DOKTER DALAM MASYARAKAT
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA –
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI SEKOLAH
POSTER – POSTER

Waspada DBD
Larvasiding

3M Ikanisasi Obat Nyamuk Semprot


Obat Nyamuk Gosok

plus
Pencahayaan
Ventilasi

Kasa
KESIMPULAN

Pada Program Puskesmas dalam Pemberantasan Penyakit DBD, penting bagi para
petugas puskesmas untuk melakukan pendekatan sistem dan membandingkan
antara cakupan dengan target yang telah ditetapkan. Pemberantasan DBD
dibandingkan dengan target variable yang dinilai: jumlah penderita DBD,
pemeriksaan jentik berkala, kegiatan penyuluhan DBD, pemberantasan vektor
yaitu: kegiatan fogging, abatisasi dan gerakan 3M/ gerakan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN). Untuk itu masyarakat harus mempunyai pengetahuan dan sikap
yang baik tentang penyakit DBD dan PSN DBD.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai