KELOMPOK II
1. AYU AGUSTIANA ( 21142019011.P )
2. VEVI NURHASANAH ( 21142019012. P )
3. YULIA HANDAYANI ( 21142019013. P )
4. AFRILITA ARIES ( 21142019016.P)
5. FADLY ARIANSYAH ( 21142019034.P )
6. RIO RAHMAT ALFATH ( 21142019037.P )
7. IFTITAH HAYATI ( 21142019002.P )
8. RISA MIRANDA ( 21142019030. P )
9. BAGUS HARIANSYAH AKBAR( 21142019039 )
10. MUHAMMAD HERIANTO ( 21142019015.P )
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan ridho-NYA sehinggapenulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan “Upaya
Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat”.
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari masihbanyak kekurangan. Namun berkat
bimbingan, bantuan dan dukungan yang telah di berikan dari semua pihak, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan masalah laporan ini. Untuk kesempurnaan laporan ini, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar laporan kasus ini dapat bermanfaat sebagai
tambahan informasi dan perkembangan pengetahuan bagi semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
DAFTAR PUSTAKA 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah sebuah industri jasa tempat penyediaan layanan kesehatan untuk
masyarakat. Rumah sakit merupakan salah satu tempat kerja yang berpotensi
menimbulkan bahaya. Rumah sakit merupakan tempat kerja yang berisiko tinggi untuk
terjadinya kecelakaan kerja. Dalam upaya manjaga keselamatan pasien banyak cara yang
telah dilakukan rumah sakit untuk memberikan fasilitas dan usaha yang dilakukan demi
tercapainya proses pelayanan kesehatan. Pengetahuan kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) yang baik dapat menurunkan angka kecelakaan kerja hingga tercapainya zero
accident. Seorang perawat harus sadar akan perannya sehingga dapat secara aktif ikut
berpastisipasi untuk mewujudkan keselamatan pasien. Perawat merupakan tenaga
kesehatan yang sering kontak dengan pasien sehingga diharapkan mampu menerapkan
K3 dengan baik.
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
terhadap pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil. Pada prinsipnya keselamatan pasien bukan berarti harus tidak ada resiko sama
sekali agar semua tindakan medis dapat dilakukan. Salah satu masalah umum yang
terjadi dalam pemberian pelayanan di bidang kesehatan adalah masalah yang berkaitan
dengan keselamatan pasien. Upaya penerapan K3 di rumah sakit menyangkut tenaga
kerja, cara/metode kerja, alat kerja, proses kerja, dan lingkungan kerja yang meliputi
peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan.26,27 Tenaga kesehatan yang
sering berkontak langsung dengan pasien adalah perawat. Tingkat pengetahuan K3
perawat sangat penting dalam menjaga keselamatan pasien dan diri perawat itu sendiri
sesuai dengan penelitian terdahulu bahwa didapatkannya hubungan bermakna antara
tingkat pengetahuan perawat dengan tindakan keselamatan terhadap pasien.
Kecelakaan adalah kejadian tidak terduga yang disebabkan oleh tindakan tidak aman
dan kondisi tidak aman. Sebagian besar (85%) kecelakaan disebabkan oleh faktor
manusia dengan tindakan yang tidak aman. Kecelakaan kerja menjadi salah satu masalah
urgen di lingkungan rumah sakit. Hal ini diakibatkan karena rumah sakit merupakan
suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan pada semua bidang dan
jenis penyakit. Oleh sebab itu rumah sakit dituntut untuk dapat menyediakan dan
1
menerapkan suatu upaya agar semua sumber daya manusia yang ada di rumah sakit dapat
terlindungi, baik dari penyakit maupun kecelakaan akibat kerja . Kecelakaan kerja pada
perawat dianggap sebagai suatu masalah serius karena mengancam kesehatan dan
kesejahteraan pasien dan petugas kesehatan secara global (Maria, 2015). Kecelakaan
tersebut yang pada akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas kerja perawat.
Kecelakaan kerja di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di
Indonesia belum terekam dengan baik. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena
kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang
memadai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit akibat kerja ?
2. Bagaimanakah Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat : Penyakit Menular dan Tidak
Menular ?
3. Bagimanakah Upaya Pencegahan Akibat Kerja Pada Perawat ?
4. Bagaimanakah Upaya Pengendalian Penyakit akibat Kerja ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian penyakit akibat kerja
2. Menjelaskan penyakit akibat kerja pada perawat : penyakit menular dan tidak
menular
3. Menjelaskan upaya pencegahan akibat kerja pada perawat
4. Menjelaskan upaya pengendalian penyakit akibat kerja
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat : Penyakit Menular dan Tidak Menular
1. Penyakit Menular Akibat Keja Pada Perawat
Penyakit menuar terbagi :
a. Penyakit yang disebabkan kontak udara disekitar pasien seperti : TBC,
Influenza, Flu Burung, SARS, Covid 19
b. Penyakit yang disebabkan kontak fisik dengan pasien seperti : Kudis Kurap,
Herpes
c. Penyakit yang disebabkan kontak dengan cairan pasien seperti : AIDS, Hepatitis
B
3
Beberapa cara perawat untuk mengantisipasi tertlarnya penyakit menular
1. TBC
a. Mengurangi kontak langsung dengan penderita TBC
b. Memakai masker
c. Menjaga standar hidup yang baik dengan makanan bergizi, lingkungn
yang sehat dan berolahraga
d. Pemberian vaksin BCG (Untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat)
2. Influenza
a. Mengurangi kontak langsung dengan penderita influenza
b. Memakai masker
c. Vaksinasi Influenza
3. Flu Burung
a. Mengurangi kontak langsung dengan penderita flu burung
b. Mengkonsumsi obat anti virus
c. Memakai masker
d. Mengkonsumsi makanan sehat
4. Covid 19
a. Mengurangi kontak langsung dengan penderita Covid 19
b. Memakai masker
c. Vaksinasi Covid 19
d. Menjaga standar hidup yang baik dengan makanan bergizi, lingkungn
yang sehat dan berolahraga
5. AIDS dan Hepatitis B
a. Hindari tertusuknya jarum suntik bekas pasien
b. Hindari tercemarnya darah pasien dengn anggota tubuh yang sedang
luka
c. Hindri tercemarnya barang habis pakai milik penderita
4
c. Penyakit alergi seperti : asma dan kaligata
d. Penyakit yang disebabkan karena keracunan seperti : keracunan makanan dan
minuman
e. Penyakit yang disebabkan karena kecelakaan seperti : keseleo, patah tulang,
luka tersayat, gagar otak dan lain-lain
5
Pencegahan
a. Pengendalian cahaya di ruang kerja khususnya ruang laboratorium
b. Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang ukup memadai
c. Menurunkan getaran dan bantalan anti fibrasi
d. Pelindung mata untuk sinar laser
e. Pengaturan jawal kerja yang sesuai
2) Faktor kimia
a. Obat-obatan kimia seperti antibiotika
b. Penggunaan Solvent untuk komponen antiseptik , desinfektan yang bersifat
karsinogen
c. Gas misalnya keracunan oleh CO, dan H2S.
d. Larutan yang menyebabkan dermatitis dan iritasi
Pencegahan
a. Materi safety data sheet ( MSDS ) dari seluruh bahan kimia yang ada untuk
diketahui oleh seluruh petugas
b. Menggunakan alat pelindung diri ( pelindung mata, sarung tangan,
celemek) dengan benar
c. Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar
3) Faktor Biologi
a. Virus yang menyebar melalui kontak oleh darah perti : HIV dan Hepatitis B
b. Kuman yang resisten seperti : kuman-kuman pyogenic ,colli,bacilli dan
lain-lain
Pencegahan
a. Seluruh pekerja harus mendapatkan peltihan dasar tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi
b. Sebelum bekerja dilkukan pemeriksaan kesehatan memastikan keadaan
sehat
c. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar
d. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
e. Kebersihan diri dari petugas
6
4) Faktor Psikososial
a. Pelayanan kesehatan yang bersifat emergensy dan menyangkut hidup mati
seseorang
b. Beban kerja yang tinggi dan monoton
c. Tidak harmonisnya hubungan antara pimpinan dan bawahan maupun
sesama teman kerja
Pencegahan
a. Diadakannya rolling / penyegaran
b. Diadakannya kegiatan bersama untuk mempererat hubungan antar teman
kerja dan juga dengan pimpinan
5) Faktor Ergonomi
a. Posisi kerja yang salah
b. pekerjaan yang berulang
c. pekerjaan yang dilakukan secara manual
Pencegahan
a. Penggunaan posisi yang benar pada saat memobilisasi pasien, memasang
infus dan lain-lain
b. Alat dan lingkungan kerja yang ergonomi
7
penutup telinga (ear muff dan ear plug) baju tahan panas, sarung tangan, dan
sebagainya.
3. Diagnosis (deteksi) dini dan pengobatan segera serta pembatasan titik-titik lemah
untuk mencegah terjadinya komplikasi.
4. Membatasi kemungkinan cacat (disability limitation). Misalnya: memeriksa dan
mengobati tenaga kerja secara komprehensif, mengobati tenaga kerja secara
sempurna dan pendidikan kesehatan.
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation). Misalnya: rehabilitasi dan mempekerjakan
kemali para pekerja yang menderita cacat. Sedapat mungkin perusahaan mencoba
menempatkan karyawan-karyawan cacat di jabatan yang sesuai.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah PAK adalah sebagai
berikut:
1. Pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala dan khusus untuk yang di area khusus
2. Perbaikan gizi kerja
3. Membuat SOP dan Instruksi kerja
4. Promosi kesehatan (edukasi, sosialiasai,poster, leflet, pemasangan rambu-rambu K3 )
juga memberikan pelatihan K3 kepada seluruh pegawai.
5. Pemberian pelatihan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi, pasien safety
kepada seluruh pegawai
6. Vaksinasi penyakit menular ( hepatitis dnan covid 19 )
7. Penggunaan APD dengan benar
8
Langkah awal yang peting ialah usaha pengendalian di lingkungan kerja rumah sakit
diantaranya kesehatan kerja buat karyawan, sanitasi lingkungan rumah sakit,
pengamanan pasien, pengunjung ataupun petugas rumah sakit dan sebagainya.
Upaya-upaya yang bisa dikerjakan untuk mengurangi serta mnghindarkan
kecelakaan kerja serta penyakit karena kerja ialah seperti berikut:
1. Lakukan substitusi pengenalan lingkungan kerja lewat cara lihat serta mengenal
potensial bahaya lingkungan kerja. Mengganti perlengkapan kerja yang tidak wajar
gunakan.
2. Pelajari lingkungan kerja dalam perihal ini menilai karakter serta besarnya potensi-
potensi bahaya yang mungkin muncul hingga dengan mudah bisa mengutamakan
dalam menangani permasalahan yang lebih potensial.
3. Pengendalian lingkungan kerja dengan bertindak mengurangi bahkan juga
menghilangkan pajanan pada masalah kesehatan pekerja dilingkungan kerja lewat
cara teknologi pengendalian.
4. Pengendalian administratif dengan memperingatkan pekerja agar bisa memakai alat
pelindung diri yang benar dan baik, membuat rambu-rambu bahaya dilingkungan
kerja yang punya potensi bahaya.
5. Kontrol kesehatan pekerja dengan berkala untuk mencari aspek pemicu serta upaya
penyembuhan.
6. Pendidikan serta penyuluhan kesehatan serta keselamatan kerja buat pekerja di
lingkungan rumah sakit.
7. Pengendalian fisik lingkungan kerja, mengidentifikasi suhu, kelembapan,
pencahayaan, getaran, kebisingan, pengendalian sistem ventilasi dan sebagainya.
8. Lakukan pengawasan serta monitoring dengan berkala pada lingkungan kerja rumah
sakit.
9. Substitusi berbahan kimia, alat kerja serta mekanisme kerja
Beberapa contoh pengendalian risiko keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit:
9
e. Penanganan limbah dan spill management
2. Biosafety Program Management, support dari pimpinan puncak yaitu Program
support, biosafety spesialist, institutional biosafety committee, biosafety manual, OH
program, Information & Education
3. Compliance Assessment, meliputi audit, annual review, incident dan accident
statistics.
Safety Inspection dan Audit meliputi :
1. Kebutuhan (jenisnya) ditentukan berdasarkan karakteristik pekerjaan (potensi
bahaya dan risiko)
2. Dilakukan berdasarkan dan berperan sebagai upaya pemenuhan standar tertentu
3. Dilaksanakan dengan bantuan cheklist (daftar periksa) yang dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan jenis kedua program tersebut
4. Investigasi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
a. Upaya penyelidikan dan pelaporan KAK dan PAK di tempat kerja
b. Disertai analisis penyebab, kerugian KAK, PAK dan tindakan pencegahan serta
pengendalian KAK, PAK
c. Menggunakan pendekatan metode analisis KAK dan PAK.
5. Fire Prevention Program
a. Risiko keselamatan yang paling besar & banyak ditemui pada hampir seluruh
jenis kegiatan kerja, adalah bahaya dan risiko kebakaran
b. Dikembangkan berdasarkan karakteristik potensi bahaya & risiko kebakaran
yang ada di setiap jenis kegiatan kerja
6. Emergency Response Preparedness
a. Antisipasi keadaan darurat, dengan mencegah meluasnya dampak dan kerugian
b. Keadaan darurat: kebakaran, ledakan, tumpahan, gempa, social cheos,bomb
treat dll
c. Harus didukung oleh: kesiapan sumber daya manusia, sarana dan peralatan,
prosedur dan sosialisasi
7. Program K3RS lainnya
Pemindahan Risiko (Risk transfer)
Mendelegasikan atau memindahkan suatu beban kerugian ke suatu
kelompok/bagian lain melalui jalur hukum, perjanjian/kontrak, asuransi, dan lain-
lain. Pemindahan risiko mengacu pada pemindahan risiko fisik & bagiannya ke
tempat lain.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,
kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif
terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan
tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah
untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi
melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja
yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan
penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
B. Saran
Demikianlah laporan tentang Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Pada
Perawat. Semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat dikemudian hari dan dapat
dipergunakan sebagai bahan referensi pembelajaran mahasiswa. Untuk mendukung
mencapai tujuan manajemen kesehatan keselamatan kerja perlu adanya kerjasama antar
pegawai yang terdapat diinstansi bekerja.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anizar A. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2009.
Suma'mur. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV. Haji Masagung;
2009.
Widyawati, Elisa. 2020. Penerapan Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Penyakit Akibat
Kerja Pada Perawat Di Rumah Sakit. Sumber : https://doi.org/10.31219/osf.io/b569s
Diakses tanggal 02 November 2021.
12