Anda di halaman 1dari 15

PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PERAWAT SERTA UPAYA PENCEGAHAN :

PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehatan Kerja
(KPK3)

Dosen Pengampu: NS.Tina mawardika.,S.kep.,Mat

Disusun oleh :

1. Agharidtha Farah S. (010118A005)


2. Alfin Nurul H. (010118A008)
3. Blandina Patti P. (010118A026)
4. Chrisna Wijaya P. (010118A028)
5. Diva Yhuna A. (010118A043)
6. Eka Yulia S. (010118A046)
7. Lailatul Khoeriyah (010118A075)
8. Nadhea Dinda K. (010118A089)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-
Nya kami berada dalam keadaan sehat walafiat dan mendapat kesempatan untuk menyusun makalah
yang bertema Penyakit akibat padaperawat: penyakit menulardan tidak menular.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu yang telah memberikan
bimbingan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan, ucapan terima kasih juga kami
sampaikan kepada teman – teman yang selalu memberikan motivasi dan dorongan dalam
pembuatan makalah ini.

Akhirnya, kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki berbagai kekurangan,
untuk itu segala kritik dan saran kiranya dapat disampaikan kepada penulis guna penyempurnaan
masalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan serta
wawasan bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi seluruh mahasiswa keperawatan.

Ungaran, 18 April 2019


Daftar isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja
bahan, proses maupun lingkungan kerja. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan
Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia
belum terekam dengan baik. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya
kesadaran perawat dan kualitas serta keterampilan perawat yang kurang memadai. Banyak
perawat yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman
walaupun sudah tersedia prevalensi kejadian penyakit menular dan tidak menular yang
menjadi alasan masalah ini menjadi penting untuk di bahas.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam bekerja
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan
berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat
meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan.
Tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui macam-macam penyakit akibat
kerja pada perawat serta pencegahannya agar perawat menyadari pentingnya keselamatan
dan kesehatan kerja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit akibat kerja pada perawat?
2. Apa klasifikasi penyakit akibat kerja?
3. Apa pengertian penyakit menular dan tidak menular?
4. Apa macam – macam penyakit menular dan tidak menular?
5. Apa upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit akibat kerja pada perawat.
2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit akibat kerja.
3. Untuk mengetahui pengertian penyakit menular dan tidak menular.
4. Untuk mengetahui macam – macam penyakit menular dan tidak menular.
5. Untuk mengetahui upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat.
Untuk mengetahui apa saja penyakit akibat kerja pada perawat : yaitu penyakit menular dan tidak
menular dari pengertian hingga macam-macam penyakitnya. Serta mengetahui upaya yang harus
dilakukan untuk mencegah penyakit akibat kerja pada perawat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian penyakit akibat kerja pada perawat

Penyakit akibat kerja adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan yang dilakukan
setiap hari atau suatu penyakit yang memiliki asosiasi hubungan cukup kuat dengan linkungan
kerja. Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan,
prosesmaupun lingkungan kerja.

Menurut Liza Salawati, Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja. Faktor risiko PAK antara lain: Golongan fisik, kimiawi, biologis
atau psikososial di tempat kerja. Faktor tersebut di dalam lingkungan kerja merupakan penyebab
yang pokok dan menentukan terjadinya penyakit akibat kerja. Faktor lain seperti kerentanan
individual juga berperan dalam perkembangan penyakit di antara pekerja yang terpajan. (Liza
Salawati,2015).

B. Klasifikasi penyakit akibat kerja.

Dalam melakukan tugasnya di perusahaan seseorang atau sekelompok pekerja berisiko


mendapatkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja. WHO membedakan empat kategori Penyakit
Akibat Kerja, yaitu:

1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis.

Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan parut (silikosis,
antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan faktor utama
penyebab cacat atau kematian

2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma


Bronkhogenik.

Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam
keras

3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab
lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.
Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas, vlas,
henep dan sisal (bissinosis).

4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya,
misalnya asma.

Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal
berada dalam proses pekerjaan.

- Faktor-Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja (PAK) tergantung pada bahan yang
digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja. Pada umumnya faktor
penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:

1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi, vibrasi,
penerangan lampu yang kurang baik.

2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang terdapat
dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.

3. Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur.

4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara kerja.

5. Golongan psikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.

C. Pengertian Penyakit Menular Dan Tidak Menular

1. Penyakit menular
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan ke orang lain, penularannya dapat
melalui udara, bersentuhan, lewat alat-alat perlengkapan rumah tangga hingga ditularkan
melalui hubungan seksual.

2. Penyakit tidak menular


Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak dapat ditularkan kepada oranglain, penyakit
tidak menular biasanya terjadi karena faktor keturunan dan gaya hidup yang tidak sehat.
Meskipun bersentuhan dengan si penderita anda tidak akan tertular penyakit tersebut.
D. Macam – Macam Penyakit Menular Dan Tidak Menular Akibat Kerja Pada Perawat

Tenaga perawat kemungkinan melakukan kontak yang berhubungan dengan cairan darah berkuman,
cairan tubuh, busa, cairan mulut, cairan urine, kotoran manusia, muntahab dan lain-lain sehingga
mendapat penularan. Media penularan yang sering terjadi adalah :

1) Penyakit menular

Media penularan Penyakit menular


2) Penularan melalui cairan darah HIV/AIDS
Penularan melalui udara atau busa Flu menular, TBC, SARS
Penularan melalui kontak tubuh Penyakit kulit biasa, radang infeksi
kulit, hepatitis B, hepatitis C
Penularan melalui mulut (berkontak dengan Radang infeksi perut, hepatitis A
cairan urine dan kotoran manusia)
Penyakit tidak menular
a. Sakit otot dan tulang
Tindakan memindahkan pasien, membalikan dan menepik-nepuk punggung pasien,
latihan penyembuhan, dikarenakan sering mengeluarkan tenaga berlebihan, gerakan
yang tidak benar atau berulang-ulang, mudah menyebabkan cedera di bagian otot dan
tulang, apabila tenaga perawat berusia agak tua, maka akan menambah resiko dan
tingkat keseriusan cedera di otot dan tulang.
b. Gangguan tidur
Tenaga perawat perlu waktu sepanjang malam atau waktu yang tidak tentu untuk
menjaga pasien, sehingga mudah megalami kondisi tidur pendek, tidur kurang lelap,
kesulitan tidur.

E. Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat

Penyakit karena kerja bisa menyerang semua tenaga kerja di dalam rumah sakit, baik tenaga
medis ataupun non medis karena pajanan biologi, kimia serta fisik di lingkungan kerja rumah sakit
tersebut. Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya beberapa orang sakit ataupun sehat, atau
anggota penduduk baik petugas ataupun pengunjung, pasien yang mendapatkan perawatan di dalam
rumah sakit dengan beberapa jenis penyakit menyebar. Petugas di lingkungan rumah sakit begitu
berdampak dengan kontak langsung pada agent penyakit menyebar lewat darah, sputum, jarum
suntuk dan sebagainya.
Perilaku hidup sehat dan kebiasaan makan yang baik serta melakukan olah raga secara teratur,
adalah salah satu cara bagi tubuh agar sehat dan terhindar dari penyakit, berikut ini adalah
pencegahan penularan penyakit menular dan tidak menular, cedera otot dan tulang, gangguan tidur.

a) Pencegahan penularan penyakit menular


1) Rajin mencuci tangan
Dilakukan sebelum makan, setelah berkontak dengan pasien atau melakukan pekerjaan
yang berhubungan dengan cairan kotoran, cairan tubuh pasien, sebelum memakai sarung
tangan, dan setelah melepas sarung tangan. Cara mencuci tangan adalah dengan
menggunakan air mengalir dan sabun atau cairan pembersih kuman, cuci kedua tangan
setidaknya dalam waktu 15-20 detik.
2) Memakai sarung tangan
Pada waktu ada kemungkinan berkontak dengan cairan darah, cairan tubuh, barang
cairan dan kotoran, harus mengenakan sarung tangan anti air yang terbuat dari bahan karet,
ethylene resin, atau asafetida dan sejenisnya. Pada waktu melepas sarung tangan, harus
melalui pergelangan yang ditarik keluar, kemudian sarung tangan dibalikkan keseluruhan,
kemudian dibuang, dan segera mencuci tangan. Perhatian : pemakaian sarung tangan tidak
dapat menggantikan pentingnya mencuci tangan.
3) Mengenakan masker mulut, masker mata atau masker muka
Pada saat menghadapi kemungkinan adanya cairan tubuh yang beterbangan, seperti :
pasien yang batuk atau bersin, harus mengenakan masker mulut atau masker muka dan
lain-lain sebagai alat pelindung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai masker mulut :
a) Masker mulut berbentuk datar walaupun memiliki hasil perlindungan, tetapi karena
kurang melengkung dan tidak menempel rapat di wajah, hasilnya tidak sebanding
dengan masker mulut berbentuk gelas.
b) Masker mulut sebaiknya digunakan sekali pakai saja, apabila perlu dipakai
berulangkali, harus diperhatikan penyimpanan di tempat yang bersih dan berudara
lancar. Tetapi untuk kondisi berikut ini pemakaian tidak boleh dilanjutkan : ada
kecurigaan pencemaran, berlubang, berubah bentuk, kotor, berbau, hambatan untuk
bernafas bertambah dan lain-lain.
c) Pada saat melepas masker mulut harus menghindari tercemarnya masker mulut,juga
menghindari terkena pencemaran dari masker mulut. Sebelum dan sesudah melepas
masker mulut, harus mencuci tangan secara bersih.
d) Pada saat membuang masker mulut yang tercemar, harus menghindari tersebarnya
kuman, dengan cara melipat masker ke arah dalam, diletakkan ke dalam kantong
plastik yang ditutup rapat.
4) Memakai seragam kerja
Selama waktu kerja harus mengenakan seragam kerja serta rajin diganti dan dicuci. Selesai
kerja, meninggalkan kamar pasien untuk istirahat, atau ke ruang makan untuk makan.
Seragam kerja dan pakaian lainnya harus dicuci secara terpisah.

b) Pencegahan penularan penyakit tidak menular


1. Pencegahan pada cedera otot dan tulan, pada saat memindahkan barang, tubuh sebisa
mungkin dekat dengan barang tersebut dan hindari gerakan membungkuk atau posisi
membungkuk ke arah depan, sebaiknya berlutut atau kedua kaki direndahkan
sehingga pusat beban berkurang untuk menghindari cedera di bagian pinggang. Pada
saat memindahkan barang jangan hanya memutarkan pinggang, harus dengan satu
kaki sebagai tumpuan, kaki yang lain bergerak dan memutarkan seluruh badan untuk
menghindari cedera di lutut dan pinggang.
Pada saat merawat pasien, apabila ada gerakan condong ke depan sebelum
membungkuk, harus dengan satu tangan sebagai tumpuan badan untuk menghindari
pinggang mendapat beban terlalu besar. Apabila perlu memindahkan pasien, harus
dengan kedua kaki merendah sehingga pusat beban terkurang untuk menghindari
terjadinya cedera di bagian pinggang. Jagalah posisi duduk yang benar, bagian
punggung sebaiknya menempel di punggung kursi, untuk menghindari tulang
pinggang melengkung, dapat diganjal dengan barang tumpuan kecil atau bantal kecil,
untuk mengurangi beban di tulang pinggang.
2. Saran untuk istirahat tidur
Pergunakan waktu istirahat siang, atau istirahat singkat untuk mensuplai waktu tidur.
Sebelum tidur lakukan gerakan peregangan, untuk membantu cepat tidur. Tetapi
sebelum tidur tidak boleh melakukan olah raga berat. Kegiatan sebelum tidur
hendaknya diusahakan penuh kehangatan jangan membuat emosi terlalu tinggi.
PERAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT
MENULAR DAN TIDAK MENULAR
 Peran perawat dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Ex 1:
Penyakit HIV / AIDS
Lakukan cuci tangan dengan cara prosedural setiap melakukan tindakan sesuai five moments
Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan kebutuhan
Lakukan penanganan gawat darurat pasien HIV/AIDS yang emergency
Rujuk pasien ke Rumah Sakit Rujukan Nasional setelah pasien stabil dengan dilakukan
edukasi kepada pasien dan keluarga terlebih dahulu
Lakukan pembersihan ruangan sesuai prosedur segera setelah pasien pulang
Lakukan perendaman instrumen bekas pasien HIV/AIDS yang terkontaminasi oleh darah
dan cairan tubuh dengan chlorine 0.5% selama 10 menit sebelum dicuci biasa
Ex 2;
Pasien dengan hepatitis b dan c
1. Lakukan kewaspadaan universal apabila pasien belum terdiagnosa Hepatitis B atau
C;
2. Apabila sudah terdiagnosa Hepatitis B dan C, maka :
 Lakukan hand hygiene
 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) antara lain :
a. Sarung tangan digunakan :
 Bila akan menyentuh darah/cairan tubuh lain
 Bila menangani benda-benda atau alat-alat yang tercemar oleh darah atau cairan
tubuh pasien
 Bila melakukan tindakan invasif.
b. Masker atau pelindung wajah dipakai untuk mencegah pajanan pada mukosa, mulut,
hidung dan mata.
c. Celemek dipakai pada tindakan yang dapat menimbulkan percikan atau tumpahan darah
atau cairan.

 Peran perawat dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit yang tidak menular
Ex:
Ganguan tidur
Gangguan tidur merupakan masalah umum pada pasien yang berusia tua. Gangguan ini
dapat menyebabkan kesusahan dan ketidaknyamanan, fungsi siang hari terganggu, dan
komplikasi serius.
Democritus percaya bahwa penyakit fisik adalah penyebab kantuk di siang hari dan gizi
buruk adalah penyebab utama insomnia. Akan tetapi pada sebagian besar dari catatan
sejarah masalah tidur ini masih dianggap sebagai akibat dari penyakit medis atau kejiwaan
ketimbang gangguan primer. Tidur dipandang sebagai proses pasif, mirip dengan kematian,
dan gagasan bahwa fisiologi tidur teratur dapat menyebabkan sindrom spesifik masih belum
diketahui.

Peran perawat dalam untuk menangani penyakit menular dan tidak menular meliputi: peran sebagai
pelaksana pelayanan keperawatan, peran pendidik, peran pengamat kesehatan, koordinator
pelayanan kesehatan, peran pembaharu, peran pengorganisir pelayanan kesehatan, peran role model,
dan peran fasilitator.

Peran pelaksana yaitu perawat memberikan pelayanan kesehatan kepad individu, keluarga,
kelompok / masyarakat berupa asuhan keperawatan yang komprehensif meliputi pemberian asuhan
pencegahan pada tingkat 1, ke 2 maupun yang ketiga, baik direct/indirect

Peran koordinator pelayanan kesehatan, perawat mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan
kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan
tim kesehatan lain sehingga pelayanan yang diberikan merupakan kegiatan yang menyeluruh. Peran
Koordinator, perawat melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang diterima
oleh keluarga, dan bekerja sama dengan keluarga dalam perencanaan pelayanan keperawatan serta
sebagai penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan lain,dalam menjalankan supervisi
terhadap asuhan keperawatan yang dilaksanakan anggota tim.

Peran pembaharu, perawat berperan sebagai inovator terhadap inidividu, keluarga dan masyarakat
dalam merubah perilaku dan pola hidup yang berkaitan dengan peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan. Peran pengorganisir pelayanan kes, perawat memberikan motivasi untuk
mengikutsertakan individu, keluarga dan kelompok dalam setiap upaya pelayanan kesehatan yang
dilaksnakan di masyarakat, posyandu, dan dana sehat. Peran fasilitator, perawat merupakan tempat
bertanya bagi masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan, perawat dapat memberikan solusi
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.
Hal lain yang perlu diperhatikan

3. Merawat pasien dibatasi untuk satu pasien saja, batasan ruang gerak hanya di satu kamar pasien
saja, tidak dibenarkan bergerak di berbagai bagian rumah sakit.
4. Boleh mendapat suntikan vaksinasi untuk memperkecil kemungkinan penularan, seperti
vaksinasi untuk hepatitis B, TBC, flu dan lain-lain
5. Memahami perawatan pasien, atau kondisi penyakit menular pasien satu ruangan, untuk
mengambil langkah perlindungan diri sendiri yang memadai.
6. Memelihara kebiasaan berolah raga teratur, mempergunakan waktu luang perawatan untuk
mengerakkan seluruh otot dan tulang tubuh.
7. Secara aktif mengikuti program pendidikan dan pelatihan yang bersangkutan.
8. Setiap tahun melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai seorang tenaga kesehatan, kita harus lebih berhati-hati dalam melakukan
tindakan terhadap pasien, jika tidak dilakukan dengan baik maka akan menimbulkan infeksi
nosocomial. Macam-macam penyakit menular adalah hepatitis, AIDS, flu, dan infeksi kulit.
Untuk penyakit tidak menular antara lain cidera otot dan tulang, dan gangguan tidur. Salah
satu cara untuk mengurangi resiko penularan penyakit dengan menggunakan alat pelindung
diri (APD).
Daftar Pustaka

Salawati, L. (2015). " Penyakit Akibat Kerja dan Pencegahan." JURNAL KEDOKTERAN SYIAH
KUALA 15: 91-95.

https://www.doktersehat.com/macam-macam-penyakit-tidak-menular. (di akses pada senin 22 april


2019)

https://www.ilosh.gov.tw>media>nurse_indonesian. (diakses pada selasa 02 april 2019)

Anda mungkin juga menyukai