Anda di halaman 1dari 5

1.

PENGERTIAN ASSESSMENT (PENGKAJIAN)


Pengkajian merupakan tahap yang sistematis dalam pengumpulan data tentang individu,
keluarga, dan kelompok , Pengkajian harus dilakukan secara komperhensif terkait dengan aspek
biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.

TUJUAN PENGKAJIAN
Tujuan pengkajian adalah Dengan melakukan pengkajian perawat dapat
mengidentifikasi status kesehatan saat ini. Serta pengkajian adalah langkah pertama yang penting
untuk membuat rencana perawatan individu secara tepat.
Pengkajian bertujuan untuk menetapkan suatu database tentang respon klien terhadap
perhatian pada kesehatan atau penyakit dan kemampuan untuk mengatur kebutuhan perawatan
kesehatan (Kozier, 2004).

METODE PENGUMPULAN DATA


Ada empat metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengumpulan data (Kozier &
Erb, 2004) yaitu wawancara, observasi sistematis, konsultasi, dan pengkajian fisik.

1. Wawancara.
Wawancara merupakan pola komunikasi yang dilakukan untuk tujuan spesifik dan difokuskan
pada area dengan isi yang spesifik. Ada dua tipe wawancara, yaitu wawancara langsung dan
tidak langsung. Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan langsung kepada klien
sedangkan wawancara tidak langsung adalah wawancara yang dilakukan kepada keluarga klien,
perawat, atau sumber lainnya untuk mendapatkan data (Haryanto, 2008).

2. Observasi sistematis.
Observasi adalah kegiatan mengamati perilaku dan kegiatan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan klien. Observasi memerlukan keterampilan disiplin dan praktik klinik
sebagai bagian dari tugas perawat.

3. Konsultasi
Perawat berkonsultasi dengan berbagai tenaga kesehatan, termasuk perawat. Klien tidak selalu
merupakan peserta aktif dalam proses konsultasi.

4. Pengkajian fisik
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah
kesehatan klien.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/65999/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

2. DEFINING CHARACTERISTICS
Penegakkan diagnosis keperawatan haruslah berfokus pada masalah yang dialami oleh
klien dimana batasan karakteristik merupakan komponen penentu keakuratan. Perawat sebagai
tenaga kesehatan profesional berperan dalam memberikan asuhan keperawatan yang disesuaikan
dengan diagnosis keperawatan. Perawat perlu mengidentifikasi batasan karakteristik diagnosis
keperawatan agar asuhan keperawatan yang diberikan sesuai dengan masalah penderita.
TUJUAN
Mengetahui gambaran batasan karakteristik diagnosis keperawatan NANDA-I:

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif pada 15 responden. Pemilihan responden menggunakan
teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan mewawancarai responden menggunakan
panduan pengkajian. Analisis penelitian menggunakan analisis deskriptif.

3. GENERATE LIST OF POTENTIAL DIAGNOSES


Diperbarui dan direvisi penuh oleh T. Heather Herdman, PhD, RN, FNI, dan Shigemi
Kamitsuru, PhD, RN, FNI, NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2018−2020, Edisi ke-11 ini adalah panduan definitif untuk diagnosis keperawatan, yang ditelaah
oleh NANDA Internasional (NANDA-I). Pada edisi baru yang berkembang terus ini,  penulis
telah menguraikan semua pendahuluan bab untuk tingkat mahasiswa, dengan memberi informasi
penting yang diperlukan untuk perawat dalam memahami pengkajian, kaitannya dengan
diagnosis dan rasional klinis, serta tujuan dan penggunaan struktur taksonomik untuk perawat
profesional.

Perubahan baru:

 18 diagnosis keperawatan baru dan 72 diagnosis direvisi


 Perbaruan pada 11 label diagnosis keperawatan, menjamin konsistensi dengan literatur
terkini dan menunjukkan respons manusia
 Modifikasi pada mayoritas definisi diagnosis keperawatan, termasuk khususnya
Diagnosis Risiko
 Standardisasi istilah indikator diagnostik (batasan karakteristik, faktor yang berhubungan,
faktor risiko, kondisi terkait, dan populasi berisiko) untuk lebih membantu kejelasan bagi
pembaca dan praktisi
 Pemberian kode pada semua istilah indikator diagnostik yang membutuhkan penggunaan
terminologi versi elektronik
 Sumber berbasis-situs mencakup daftar bab dan referensi untuk diagnosis baru

4. COLLECT ADDITIONAL DATA TO NARROW LIST OF POTENTIAL


DIAGNOSES
Dengan penambahan dan revisi besar NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020, Edisi ke-11 ini adalah sumber yang harus dimiliki untuk semua
mahasiswa keperawatan, perawat profesional, perawat pendidik, perawat informatika, dan
perawat administrator.

Bagian 1 NANDA Internasional Terminologi – Organisasi dan Informasi Umum

 Pendahuluan
 Apa yang Baru pada Edisi 2018-2020 Tentang Diagnosis dan Klasifikasi?
 Perubahan dan Revisi
 Pemerintah dan Organisasi
Bagian 2 Teori di Balik Diagnosis Keperawatan NANDA Internasional

 Dasar Diagnosis Keperawatan


 Pemahaman Klinis: Dari Pengkajian sampai Diagnosis
 Pengenalan pada Diagnosis Keperawatan Taksonomi NANDA Internasional
 Spesifikasi dan Definisi di Dalam Taksonomi Diagnosis Keperawatan NANDA
Internasional
 Pertanyaan yang Sering Diajukan
 Glosarium Istilah

Bagian 3 Diagnosis Keperawatan NANDA Internasional

 Domain 1. Promosi kesehatan


 Domain 2. Nutrisi
 Domain 3. Eliminasi dan pertukaran
 Domain 4. Aktivitas/istirahat
 Domain 5. Persepsi/kognisi
 Domain 6. Persepsi diri
 Domain 7. Hubungan peran
 Domain 8. Seksualitas
 Domain 9. Koping/toleransi stres
 Domain 10. Prinsip hidup
 Domain 11. Keamanan/perlindungan
 Domain 12. Kenyamanan
 Domain 13. Pertumbuhan/perkembangan

https://egcmedbooks.com/v2/buku/detail/2304/diagnosis-keperawatan-nanda-2018-2020-
edisi-11

5. DETERMINE DIAGNOSIS/ DIAGNOSES TO BE TREATED


Perawat berperan penting dalam memberikan obat-obatan sebagai hasil kolaborasi
dengan dokter kepada pasien. Mereka bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang
aman. Untuk itu, perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan
mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan
di luar batas yang direkomendasikan.

Penyakit-penyakit hati, seperti sirosis , hepatitis, mempengaruhi metabolism obat. Waktu


paruh, dilambangkan dengan t1/2dari suatu obat adalah waktu yang dibutuhkan oleh separuh
konsentrasi obat untuk dieliminasi.Metabolisme dan eliminasi mempengaruhi waktu paruh obat,
contohnya pada kelainan fungsi hati atau ginjal, waktu paruhobat menjadi lebih panjang dan
lebih sedikit obat dimetabolisasi dan dieliminasi. Jika suatu obat diberikan terus menerus, maka
dapat terjadi penumpukan obat. Suatu obat akan melalui beberapa kali waktu paruh sebelum
lebih dari 90% obat itu dieliminasi. Jika seorang klien mendapat 650 mg aspirin (miligram) dan
waktu paruhnya adalah 3 jam, maka dibutuhkan 3jam untuk waktu paruh pertama untuk
mengeliminasi 325 mg, dan waktu paruh kedua (atau 6 jam) untuk mengeliminasi 162 mg
berikutnya, dan seterusnya, sampai pada waktu paruh keenam (atau 18 jam) di mana tinggal 10
mg aspirin terdapat dalam tubuh.Waktu paruh selama 4-8 jam dianggap singkat, dan 24 jam atau
lebih dianggap panjang.Jika suatu obat memiliki waktu paruh yang panjang (seperti digoksin, 36
jam), maka diperlukan beberapa hari agar tubuh dapat mengeliminasi obat tersebut seluruhnya.

Tabel 1.1
Presentasi Pengikatan dengan Protein dan Waktu Paruh obat-obat tertentu

Obat Pengikatan dengan Protein Waktu Paruh (t ½)


(%) (jam)

Aspirin 49 0,25 - 2
Klorpromazin 95 30
Diazepam 98 30-80
Digitoksin 90 8
Digoksin 25 36
Furosemid 95 1,5
Lidokain 50 2
Fenitoin 88 10-40
Propanolol 92 92-4
Teofilin 60 9

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Farmakologi-dalam-
Keperawatan-Komprehensif.pdf

6. IMPLEMENT PLAN OF CARE BASED ON INDENTIFIED DIAGNOSES


perencanan keperawatan yang akan di lakukan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan
diagnisa keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.
Langkah-langkah merumuskan perencanaaan keperawatan
 Menentukan prioritas masalah
 Menuliskan criteria evaluasi (hasil)/ (outcomes)
 Dokumentasi rencana tindakan

Peremusan tujuan dan criteria hasil


Criteria evaluasi atau hasil mempunyai ciri-ciri sebagai berikut;
1. Setiap kriteria hasil berhubungan dengan tujuan yang telah di tetapkan
2. Hasil yang ditetapkan dalam kriteria hasil, memungkinkan umtuk dicapai
3. Setiap criteria hasil adalah pernyataan satu hal yang spesifik
4. kriteria harus sekonkrit muking untuk memudahkan pengukuran
5. Kriteria cukup besar atau dapat diukur. Hasilnya dapat dilihat dan didengar
6. kriteria menggunakan kata-kata psitif bukan menggunakan kata negative
https://www.academia.edu/22283709/PERENCANAAN_KEPERAWATAN_Disusun_oleh
_Mahasiswa_Kelompok_6A
7. EVALUATE SUCCESS OF PLAN OF CARE
Evaluasi asuhan keperawatan merupakan fase akhir dari proses keperawatan. Hal-hal yang
dievaluasikan adalah keakuratan, kelengkapan, kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah
klien, dan pencapaian tujuan serta ketepatan intervensi keperawatan (Nursalam,2007)
Ada dua macam evaluasi yaitu evaluasi formatif, evaluasi yang merupakan hasil observasi dan

analisa perawat terhadap respon klien segera pada saat dan setelah intervensi keperawatan

dilaksanakan dimana evaluasi ini dapat dilakukan secara spontan dan memberi kesan apa yan

terjadi pada saat itu. Evaluasi somatif, yaitu evaluasi yang merupakan rekapitulasi dan

kesimpulan dari observasi dan analisis status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu

yang ditetapkan pada tujuan keperawatan (Nursalam,2007).

Anda mungkin juga menyukai