Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang melimpahkan rahmat taufik dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Siklus
Biogeokimia” serta sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW yang telah mengarahkan kita ke jalan yang lurus.
Makalah ini disusun dan di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas kuliah
untuk mahasiswa Jurusan Kimia di Universitas Negeri Makassar. Selama
penyusunan dan pembuatan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak yang penuh dengan keiklasan. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua
pihak yang telah membantu. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Akhirnya kami berharap agar makalah ini dapat diterima, dan bermanfaat
bagi kami sendiri serta bagi para pembaca pada umunnya. Aamiin.

Makassar, Februari 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...3
A. Latar Belakang……………………………………………………………3
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...4
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………….5
D. Manfaat Penulisan………………………………………………………...5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………6
A. Pengertian Kimia Lingkungan……………………………………………6
B. Pengertian Siklus Biogeokimia………………………………………….. 7
C. Fungsi Biogeokimia………………………………………………………8
D. Jenis-jenis Biogeokimia…………………………………………………..8
BAB III PENUTUP……………………………………………………………. 20
A. Kesimpulan……………………………………………………………. 20
B. Saran…………………………………………………………………… 20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 21

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu kimia merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam
memperlajari Lingkungan Hidup, karena dalam Lingkungan Hidup selalu ada
bahan-bahan kimia. Oleh karena itu untuk mempelajari Lingkungan Hidup
dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya, perlu adanya dari ilmu
kimia yang khusus memperlajari bahan-bahan kimia yang ada dalam
Lingkungan Hidup. Ilmu tersebut dinamakan Ilmu Kimia Lingkungan, yang
mempelajari sifat-sifat, fungsi, terbentuknya serta proses kimia yang terjadi
dalam lingkungan hidup.
Kegiatan manusia di bumi semakin beragam telah menimbulkan
dampak terhadap perubahan lingkungan. Salah satu perubahan lingkungan
yang menimbulkan dampak buruk adalah perubahan iklim global yang akibat
efek emisi gas CO2 (karbon dioksida), CO (karbon monoksida), SO 2 dan SO3
(oksida belerang), NO dan NO2 (oksida nitrogen), CH4 (metana), O3 (ozon),
dan CFC (carbon fluoro carbon).
Gas CO2 merupakan salah satu gas penyebab Efek Rumah Kaca
penyebab utama pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim yang
telah terjadi di berbagai belahan dunia. Efek rumah kaca disebabkan karena
naiknya konsentrasi gas CO2 dan gas lainnya di atmosfer. Konsentrasi gas
CO2 meningkat disebabkan oleh pembakaran bahan bakar minyak, batu bara
dan bahan bakar organik yang melampaui kemampuan tumbuh-tumbuhan dan
laut untuk mengabsorbsinya.
Udara, air, tanah, kehidupan dan teknologi saling berkaitan secara
erat. Atmosfer merupakan lapisan tipis gas-gas yang meliputi permukaan
bumi, memegang peranan penting sebagai tempat penampungan (reservoir)
dari berbagai macam gas. Atmosfer juga menyeimbangkan panas bumi,
mengabsorbsi energi dan merusak radiasi ultraviolet yang datang dari

3
matahari. Selain itu memindahkan energi panas dari wilayah ekuator, serta
berfungsi sebagai jalan atau media pergerakan air pada fase uap dalam siklus
hidrologi.
Hidrosfer mengandung air bumi. Lebih dari 97% dari air bumi berupa
lautan dan sisanya berupa air tawar dalam bentuk es. Air laut mengalami
sirkulasi dalam lingkungan, proses-proses sirkulasi tersebut terjadi dalam
atmosfer, dalam sumber air dan dalam air permukaan seperti saluran air,
sungai-sungai, danau-danau, waduk-waduk dan penampungan-penampungan
air.
Geosfer terdiri dari padatan bumi meliputi tanah yang sangay
mendukung kehidupan tumbuhan. Bagian dari geosfer yang langsung terlibat
dengan proses-proses lingkungan melalui kontak dengan atmosfer, hidrosfer
dan semua kehidupan adalah litosfer. Semua kehidupan yang ada di bumi
membentuk geosfer. Komponen-komponen abiotik yaitu udara, air, atanah
dan komponen biotik saling berkaitan membentuk suatu sistem yang disebut
ekosistem. Ekosistem terdiri dari interaksi yang menguntungkan anatara
organisme-organisme dengan lingkungannya diman terjadi pertukaran dari
sejumlah besar material dalam bentuk siklus yang dikenal dengan siklus
materi.
Siklus materi menyangkut materi yang terdiri dari bahan-bahan kimia,
termasuk didalamnya media kehidupan. Bahan-bahan kimia yang termasuk
penyusun kehidupan yang paling banyak yaitu karbon, nitrogen, oksigen,
hidrogen, belerang dan fosfor. Perjalanan atau aliran bahan-bahan kimia
dalam ekosistem global di bumi ini ternyata berbentuk lingkaran yang dikenal
dengan siklus biogeokimia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kimia lingkungan?
2. Apa yang dimaksud siklus biogeokimia?
3. Apa fungsi siklus biogeokimia?
4. Apa saja jenis-jenis dari siklus biogeokimia?

4
5
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian kimia lingkungan
2. Untuk mengetahui siklus biogeokimia dalam kehidupan
3. Untuk mengetahui fungsi siklus biogeokimia
4. Untuk mengetahui jenis-jenis siklus biogeokimia

D. MANFAAT PENULISAN
Berdasarkan masalah dan tujuan diatas, maka manfaat yang
diharapkan dari makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui pengertian kimia lingkungan
2. Dapat mengetahui siklus biogeokimia
3. Dapat mengetahui fungsi siklus biogeokimia
4. Dapat mengetahui jenis- jenis dan mekanisme dari siklus biogeokimia

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KIMIA LINGKUNGAN


Kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur,
dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau
transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan
sehari-hari.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora
dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Kimia lingkungan adalah studi ilmiah terhadap fenomena kimia dan
biokimia yang terjadi di alam. Bidang ilmu ini dapat didefinisikan sebagai
studi terhadap sumber, reaksi, transpor, efek, dan nasib zat kimia di
lingkungan udara, tanah, dan air; serta efek aktivitas manusia terhadapnya.
Kimia lingkungan adalah ilmu antardisiplin yang memasukkan ilmu kimia
atmosfer, akuatik, dan tanah, dan juga sangat bergantung dengan kimia
analitik, ilmu lingkungan, dan bidang-bidang ilmu lainnya.
Kimia lingkungan pertama kali mempelajari bagaimana cara kerja
lingkungan yang tak terkontaminasi, zat kimia apa dan berapa konsentrasi
yang ada secara alami, dan apa efeknya. Tanpa hal ini, mustahil untuk
mempelajari secara akurat efek manusia terhadap lingkungan dengan
pelepasan zat kimia.
Kimia lingkungan merupakan gabungan dari beberapa bidang ilmu
seperti : Kimia, Biologi, Fisika, Geografi, dan ditunjang juga dengan ilmu
kimia analisa, kimia fisika, kimia organik anorganik, biokimia dan lain-lain.

7
Aktivitas manusia Lingkungan
Limbah (bahan tercemar
kimia berbahaya) (terganggu
keseimbangan)

Ilmu pengetahuan
dan Teknologi
(Kimia Lingkungan)

B. PENGERTIAN SIKLUS BIOGEOKIMIA


Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi
yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan
materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus
organik anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari
komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus
unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan
reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia.
Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus-menerus
antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup.  Dalam suatu
ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-
unsur penyusun bahan organik tersebut didaur ulang. Unsur-unsur tersebut
masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air.  Daur ulang
materi tersebut melibatkan makhluk hidup danbatuan (geofisik) sehingga
disebut daur biogeokimia.
Semua yang ada di bumi baik makluk hidupmaupun benda mati
tersusun oleh materi. Materi ini tersusun oleh antara lain:  karbon (C),
Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), Belerang atau Sulfur (S) dan
Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut dimanfaatkan oleh produsen untuk

8
membentuk bahan organik dengan bantuan energi matahari atau energi yang
berasal dari reaksi kimia.
Bahan organik yang dihasilkan adalah sumber bagi organisme. Proses
makan atau dimakan pada rantai makanan mengakibatkan aliran materi dari
mata rantai yang lain. Walaupun makluk dalam satu rantai makanan mati,
aliran materi masih tetap berlangsung terus. Karena mahluk hidup yang mati
tadi diuraikan oleh dekomposer yang ahkirnya akan masuk lagi ke rantai
makanan berikutnya. Begitu selanjutnya terus-menerus sehingga membentuk
suatu aliran energi dan daur materi.

C. FUNGSI BIOGEOKIMIA
Fungsi daur biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang
mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua
yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga
kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.

D. JENIS-JENIS BIOGEOKIMIA
Lingkungan secara umum terdiri dari komponen hidup (biotik) dan
komponen tak hidup (abiotik) yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan
yang teratur. Untuk mencapainya, dibutuhkan arus materi dan energi yang
dikendalikan oleh arus informasi di antara komponen-komponen tersebut.
Keteraturan tersebut menunjukkan suatu kondisi keseimbangan yang
tidak statis melainkan dinamis dan selalu berubah (berbentuk siklus). Siklus
yang terjadi biasanya merupakan aliran ion ataupun molekul dari nutrien yang
dipindahkan dari lingkungan ke organisme (komponen hidup) dan
dikembalikan lagi ke komponen tak hidup (abiotik). Siklus ini disebut sebagai
siklus biogeokimia. Cakupan dari siklus biogeokimia adalah siklus hidrologi,
siklus atmosfer, dan siklus sedimen. Siklus biogeokimia yang terpenting
adalah siklus karbon dan oksigen, siklus nitrogen dan siklus fosfor, yang
berperan terhadap lingkungan tanaman.

9
1. Siklus Karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon
dipertukarkan diantara biosfer, geosfer, hidrosfer dan atmosfer bumi.
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan
oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer
teresterial termasuk freshwater system dan material non-hayati organik
seperti karbon tanah (soil carbon), lautan (termasuk karbon anorganik
terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati) dan sedimen (termasuk bahan
bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir
terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi dan biologi yang
bermacam-macam. Lautan mengandung kolam aktif karbon terbesar,
namun demikian laut bagian dalam dari kolam ini mengalami pertukaran
yang lambat dengan atmosfer. Neraca karbon global adalah kesetimbangan
pertukaran karbon (antar yang masuk dan yang keluar) antar reservoir
karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik siklus karbon (misalnya
atmosfer-biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah kolam atau reservoir
dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau reservoir
berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida.
a. Karbon di Atmosfer

Gambar 2.1 siklus karbon di atmosfer

Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer bumi


adalah gas karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini

10
merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di
atmosfer, namun memiliki peran yang penting dalam menyokong
kehidupan. Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah
metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas
artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang
konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini
dan berperan dalam pemanasan global. Karbon diambil dari atmosfer
dengan berbagai cara:
1) Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa untuk
mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat dan melepaskan
oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih banyak menyerap
karbon pada hutan dengan tumbuhan yang baru saja tumbuh atau
hutan yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat.
2) Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih dingin
dan CO2 akan lebih mudah larut. Selanjutnya CO2 yang larut
tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa
massa air di permukaan yang lebih berat ke kedalaman laut atau
interior laut.
3) Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan
produktivitas yang tinggi, organisme membentuk jaringan yang
mengandung karbon, beberapa organisme juga membentuk
cangkang karbonat dan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras.
Proses ini akan menyebabkan aliran karbon ke bawah.
4) Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya,
proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang
siap untuk kembali ke atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak
memiliki efek netto terhadap CO2 atmosferik karena ion
bikarbonat yang terbentuk terbawa ke laut dimana selanjutnya
dipakai untuk membuat karbonat laut dengan reaksi yang
sebaliknya (reverse reaction). Karbon dapat kembali ke atmosfer
dengan berbagai cara pula, yaitu:

11
a) Melalui pernafasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang.
Hal ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga di
dalamnya penguraian glukosa (atau molekul organik lainnya)
menjadi karbon dioksida dan air.
b) Melalui pembusukan binatang dan tumbuhan. Fungi atau jamur
dan bakteri mengurai senyawa karbon pada binatang dan
tumbuhan yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon
dioksida atau menjadi metana jika tersedia oksigen.
c) Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi
karbon yang terkandung menghasilkan karbon dioksida (juga
yang lainnya seperti asap). Pembakaran bahan bakar fosil
seperti batu bara, produk dari industri
perminyakan (petroleum) dan gas alam akan melepaskan
karbon yang sudah tersimpan selama jutaan tahun di dalam
geosfer. Hal inilah yang merupakan penyebab utama naiknya
jumlah karbon dioksida di atmosfer.
d) Produksi semen. Salah satu komponennya, yaitu kapur atau
gamping atau kalsium oksida, dihasilkan dengan cara
memanaskan batu kapur atau batu gamping yang akan
menghasilkan juga karbon dioksida dalam jumlah yang
banyak.
e) Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat, karbon
dioksida terlarut dilepas kembali ke atmosfer.
f) Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan
gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon
dioksida dan belerang. Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke
atmosfer secara kasar hampir sama dengan jumlah karbon
dioksida yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan silikat.
Kedua proses kimia yang saling berkebalikan ini akan
memberikan hasil penjumlahan yang sama dengan nol dan

12
tidak berpengaruh terhadap jumlah karbon dioksida di
atmosfer dalam skala waktu yang kurang dari 100.000 tahun.
b. Karbon di Biosfer
Sekitar 1900 gigaton karbon ada di dalam biosfer. Karbon
adalah bagian yang penting dalam kehidupan di Bumi. Karbon
memiliki peran yang penting dalam struktur, biokimia dan nutrisi pada
semua sel makhluk hidup. Dan kehidupan memiliki peranan yang
penting dalam siklus karbon: Autotroph adalah organisme yang
menghasilkan senyawa organiknya sendiri dengan menggunakan
karbon dioksida yang berasal dari udara dan air di sekitar tempat
mereka hidup. Untuk menghasilkan senyawa organik tersebut mereka
membutuhkan sumber energi dari luar. Hampir sebagian
besar autotroph menggunakan radiasi matahari untuk memenuhi
kebutuhan energi tersebut dan proses produksi ini disebut sebagai
fotosintesis. Sebagian kecil autotroph memanfaatkan sumber energi
kimia dan disebut kemosintesis. Autotroph yang terpenting dalam
siklus karbon adalah pohon-pohonan di hutan dan daratan dan
fitoplankton di laut. Fotosintesis memiliki reaksi:
6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2
Karbon dipindahkan di dalam biosfer sebagai makanan
heterotrop pada organisme lain atau bagiannya (seperti buah-buahan).
Termasuk di dalamnya pemanfaatan material organik yang mati
(detritus) oleh jamur dan bakteri untuk fermentasi atau penguraian.
Sebagian besar karbon meninggalkan biosfer melalui pernafasan atau
respirasi. Ketika tersedia oksigen, respirasi aerobik terjadi, yang
melepaskan karbon dioksida ke udara atau air di sekitarnya dengan
reaksi 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2. Pada keadaan tanpa oksigen,
respirasi anaerobik lah yang terjadi, yang melepaskan metan ke
lingkungan sekitarnya yang akhirnya berpindah ke atmosfer atau
hidrosfer.

13
Pembakaran biomassa (seperti kebakaran hutan, kayu yang
digunakan untuk tungku penghangat atau kayu bakar, dll.) dapat juga
memindahkan karbon ke atmosfer dalam jumlah yang banyak.
c. Karbon di Laut
Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana
sebagian besar dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu
senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen.
Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut
dan juga dapat berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink)
karbon. Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer.
Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari
atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat
terbentuk:
CO2 + H2O ⇌ H2CO3
Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah
kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol
nilai pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi
ini mengontrol perubahan yang besar pada pH.
H2CO3 ⇌ H+ + HCO3-

2. Siklus Nitrogen
Gas Nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% udara. Siklus
nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfer ke dalam tanah. Selain air
hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam
tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara
biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan
polong-polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu
ganggang biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.
Nitrogen bebas juga mampu bereaksi dengan hidrogen dan oksigen dengan
bantuan kilat/petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah
berupa ammonia (NH3), ion Nitrit (NO2-) dan ion nitrat (NO3-).

14
Nitrat yang dihasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh
produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika
tumbuhan atau hewan mati, bakteri pengurai merombaknya menjadi gas
amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH 4+). Proses
ini disebut amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas dan Nitrococcus mengubah
amoniak dan senyawa amonium menjadi nitrat yang akan diserap oleh akar
tumbuhan. Pada saat oksigen berkurang, nitrat (NO3-) akan diubah menjadi
nitrogen (N2) oleh bakteri, sehingga terjadi pelepasan gas oksigen (O2).
Proses ini dinamakan denitrifikasi yang pada umunya dilakukan oleh
bakteri Pseudomonas, Paracoccus denitrificans, Escherichia coli.
Denitrifikasi merupakan suatu proses yang penting di alam, yaitu
mekanisme dimana hasil fiksasi nitrogen dikembalikan ke atmosfer.
Dengan cara inilah siklus nitrogen akan berulang di ekosistem.
1 1 1 1 1 7
NO3- + (CH2O) + H+ → N2 + CO2 + H2O
5 4 5 10 4 20
Proses ini juga penting dalam pengolahan air lanjutan untuk
menghilangkan hara nitrogen.

Gambar 2.2 siklus Nitrogen di alam

15
Gambar 2.3 siklus nitrogen

3. Siklus Oksigen
Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan dibumi ini.
Siklus ini berkaitan erat dengan siklus unsur lainnya, terutama dengan
siklus karbon. Unsur oksigen menjadi yang terikat secara kimia melalui
berbagai proses yang menghasilkan energi, terutama pada perubahan dan
proses metabolik dalam organisme. Oksigen dilepaskan dari reaksi
fotosintesis. Unsur ini secara cepat bersenyawa membentuk oksida-oksida,
seperti dengan karbon dalam respirasi aerobik atau dengan karbon dan
hidrogen dalam perubahan bahan bakar fosil seperti dengan metana.
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Suatu aspek yang sangat penting dari siklus di stratosfer, yaitu
proses pembentukan ozon. Ozon membentuk lapisan tipis di stratosfer
yang berfungsi sebagai filter dari radiasi ultraviolet, dengan demikian
dapat menjaga kehidupan di bumi dari kerusakan/kehancuran yang
disebabkan oleh radiasi ini.
Siklus oksigen disempurnakan atau diakhiri ketika unsur oksigen
masuk kembali ke atmosfer dalam bentuk gas. Hanya satu cara yang

16
signifikan dimana hal tersebut terjadi yaitu melalui fotosintesis yang
dilakukan tumbuhan. Siklus hidrogen tidak dibuat tersendiri karena dialam
ini hidrogen paling bnayak terlihat dalam bentuk senyawa air, H2O.

Gambar 2.4 siklus oksigen

Gambar 2.5 Siklus Hidrologi

4. Siklus Belerang
Sumber sulfur dalam ekosistem antara lain yaitu sulfur yang berada
di atmosfer secara alami bersal dari letusan gunung berapi yang berupa
hidrogen sulfida. Sulfur sebagian besar tersimpan dalam batuan bumi.
Sulfur dapat terlepas dari batuan bumi karena erosi oleh angin dan air.

17
Sulfur juga terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh
bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur
dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini sering kali mematikan
mahluk hidup di perairan dan pada umunya dihasilkan dari penguraian
bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur daam bentuk sulfat
(SO4).

Gambar 2.6 Siklus belerang.

Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu


semua mahluk hidup mati da akan diuraikan komponen organiknya oleh
bakteri. Beberapa jenis bakteri yang terlibat dalam daur sulfur antara lain
desulfomaculum dan desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi
sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan
bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium yang melepaskan sulfur
dan oksigen. Sulfur dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri Kmolitotrof
seperti Thiobacillus.
Siklus belerang relatif kompleks dimana melibatkan berbagai
macam gas, mineral-mineral yang sukar larut dan beberapa spesi lainnya
dalam larutan. Siklus ini berkaitan dengan siklus oksigen dimana
belerang bergabung dengan oksigen membentuk gas belerang oksigen
(SO2) sebagai bahan pencemar air. Diantara spesi-spesi yang secara
signifikan terlihat dalam siklus belarang adalah gas hidrogen sulfida

18
(H2S), mineral-mineral seperti Pbs, asam sulfat (H2SO4), belerang oksida
(SO2) sebagai komponen utama dari hujan asam dan belerang yang
terikat dalam protein. Yang merupakan bagian dari siklus belerang yang
sangat penting adalah adanya gas SO2 sebagai bahan pencemar dan
H2SO4 dalam atmosfer. Gas SO2 dikeluarkan dari pembakaran bahan
bakar fosil yang mengandung belerang. Efek uatama dari belerang
dioksida dalam atmosfer adalah kecendruangan untuk teroksidasi
menghasilkan asam sulfat. Asam ini dapat menyebabkan terjadinya hujan
asam.

5. Siklus Fosfor
Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum
merupakan hara yang terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas
dari fosfor yang stabil. Oleh karena itu siklus fosfor adalah “endogenic”.
Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah besar dalam mineral-
mineral yang sedikit larut, seperti hidroksiapilit dan garam kalsium. Di
alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik
(pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan
tanah). Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan sumber-sumber
lainnya, seperti pupuk fosfat, diserap oleh tanaman dan tergabung dalam
asam nukleat yang menyusun material genetik dalam organisme. Fosfat
organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer
(pengurai) menjadi fosfat anorganik.
Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan
terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak
terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan
membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat
anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi.
Anthrosphere adalah reservoir fosfor yang penting dalam
lingkungan. Sejumlah besar dari mineral-mineral fosfat digunakan
sebagai bahan pupuk, industri kimia, dan “food additivies”. Fosfor

19
merupakn salah satu komponen dari senyawa-senyawa sangat toksik,
terutama insektisida organofosfat.

Gambar 2.7 Siklus Fosfor di alam

20
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi
yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan
materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus
organik anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari
komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus
unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan
reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia.
Fungsi daur biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang
mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua
yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga
kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga. Cakupan dari siklus biogeokimia
adalah siklus hidrologi, siklus atmosfer, dan siklus sedimen. Siklus
biogeokimia yang terpenting adalah siklus karbon dan oksigen, siklus
nitrogen dan siklus fosfor yang berperan terhadap lingkungan tanaman.

B. SARAN
Penulis menyarankan agar pembaca mampu mengaplikasikan ilmu
yang terdapat dalam makalah ini dalam kehidupan sehari-hari agar bukan
hanya sekedar menjadi pengetahuan namun juga dapat berguna
dimasyarakat. 

21
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih., 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta: Penerbit ANDI.

Buchari, dkk. 2001. Kimia Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan


Tinggi.
Jumin, H.B. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologis. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Kristanto, Philip. 2004. Ekologi Industri. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

22

Anda mungkin juga menyukai