Anda di halaman 1dari 29

BIOKIMIA

TUGAS I

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Salma Shakira 1855041003
Valerie Ixion 1815041043
Verna Dwi Lestari Pesema 1815041061

Mata Kuliah : Rekayasa Biokimia


Dosen : Panca Nugrahini F, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhira tnanti.
Penuli smengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat
fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata
kuliah Rekayasa Biokimia dengan judul “Biokimia”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menulis makalah
ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Bandarlampung, 23 Agustus 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai molekul dalam reaksi dan proses kimia
yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup (metabolisme). Biomolekul yang berperan dalam metabolsime
itu antara lain adalah protein, karbohidrat, lipid, dan asam nukleat. Ilmu Biokimia terbagi dalam beberapa fokus,
antara lain Metabolisme, Biomolekuler, dan Bioanalisis. Biokimia merupakan ilmu yang dipelajari di prodi
Pendidikan Dokter dan prodi Kimia. Namun Biokimia kini sudah lebih difokuskan menjadi satu prodi.
Saat ini fokus utama biokimia adalah mempelajari proses biologi yang terjadi dalam sel. Biokimia erat
kaitannya dengan biologi molekuler. Biologi molekuler yaitu studi mekanisme molekuler dengan adanya
informasi genetik yang terkode dalam DNA.
Biokimia diusulkan pertama kali oleh Corl Neuberg pada tahun 1903. Biokimia adalah sains yang
menjelaskan struktur dan fungsional makhluk hidup dalam lingkup kimia. Biokimia mengarahkan bidang
penelitiannya pada struktur, fungsi, dan interaksi biologi pada makromolekul seperti karbohidrat, lipida (lemak),
protein, asam nukleat yang berperan dalam kehidupan.
Saat ini penemuan-penemuan biokimia digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari genetika hingga
biologi molekular dan dari pertanian hingga kedokteran. Penerapan biokimia yang pertama kali barangkali
adalah dalam pembuatan roti menggunakan khamir, sekitar 4000 tahun yang lalu. Ada 4 kelas molekul utama
biokimia, yaitu: lipid, karbohidrat, protein dan asam nukleat.

1.2 Capaian Pembelajaran


Capaian pembelajaran pada bab Biokimia adalah diharapkan mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan
menjelaskan tentang pengertian biokimia, tujuan dan manfaat belajar biokimia, ruang lingkup biokimia, dan
rekayasa biokimia.

1.3 TUJUAN TOPIK PEMBAHASAN


 Mengetahui dan memahami pengertian biokimia
 Memahami dan mengetahui tujuan dan manfaat belajar biokimia
 Mengetahui dan memahami ruang lingkup biokimia
 Mengetahui dan memahami rekayasa biokimia
BAB II
ISI

2.1 PENGERTIAN BIOKIMIA

Pertanyaan besar yang menjadi dasar perkembangan pengetahuan di bidang biokimia adalah apa yang
menjadi penyusun tubuh makhluk hidup dan bagaimana makhluk hidup mempertahankan hidupnya. Pertanyaan
pertama berkisar pada aspek komposisi dan struktur materi yang membangun jasad organisme, sehingga dengan
mengetahui komposisi dan struktur materi dapat diketahui sifat-sifat dan perubahan yang dapat terjadi terhadap
materi tersebut.

Struktur materi sangat erat kaitannya dengan sifat materi tersebut, dan hal itu merupakan bekal untuk
menjelaskan pertanyaan kedua yang jawabannya menyangkut proses-proses yang berlangsung di dalam jasad
organisme sehingga organisme tersebut dapat melangsungkan hidupnya, terutama bagaimana mereka memperoleh
energi, tumbuh, dan berkembang biak serta mempertahankan eksistensi spesiesnya. Pada hakikatnya, dengan belajar
biokimia kita tidak sekedar mengetahui susunan dan bagian-bagian dari organisme, tetapi lebih jauh lagi mengenai
hubungan antara organisme dengan lingkungannya dan interaksi antara proses-proses kimia yang terjadi di dalam
tubuh organisme itu sendiri.

Sehingga pada akhirnya diperoleh penjelasan mengenai:

1. ciri zat hidup;

2. biokimia dalam zat hidup;

3. biomolekul dalam zat hidup;

4. fungsi biomolekul dalam zat hidup;

5. hierarki organisasi molekul dalam sel;

6. transformasi energi.

Biokimia berusaha mencari jawaban bagaimana kehidupan organisme dibangun dari ribuan mungkin jutaan
molekul tak hidup yang bermacammacam jenisnya. Ketika molekul-molekul tersebut diisolasi dan dipelajari secara
sendiri-sendiri, molekul-molekul tersebut mengikuti semua ketentuan alamiah atau hukum-hukum fisika dan
hukum-hukum kimia mengenai materi, tidak berbeda dari material tak hidup lainnya, begitu juga prosesproses yang
terjadi di dalam tubuh organisme, tidak terlepas dari hukumhukum tersebut.

Studi biokimia memperlihatkan bagaimana kumpulan molekul tak bernyawa yang membangun tubuh
organisme itu berinteraksi dalam mendukung kehidupan. Belum lagi, organisme memiliki sifat-sifat yang luar biasa
lainnya yang membedakan mereka dari sekedar kumpulan materi.

Apa saja sifat luar biasa itu? Mari kita lanjutkan. Biokimia mencoba menjelaskan bentuk dan fungsi-fungsi
biologis dalam konteks kimia. Sebagaimana telah disampaikan, bahwa salah satu pendekatan yang cukup membantu
dalam menjelaskan fenomena biologis adalah dengan mengisolasi dan memurnikan komponen atau senyawa-
senyawa seperti protein, lipid, atau karbohidrat; dan kemudian menentukan karakteristik struktur dan sifat
kimiawinya.

Baru pada akhir abad 18, kimiawan sampai pada kesimpulan bahwa komposisi zat hidup sangat berbeda
dari dunia tak hidup. Antoine Lavoisier (1743-1794) mempelajari kesederhanaan ”dunia mineral” dan
membandingkannya dengan kerumitan ”dunia tumbuhan dan hewan”; yang kemudian dia ketahui bahwa organisme
disusun dari senyawasenyawa yang kaya akan unsur-unsur karbon, oksigen, nitrogen, dan fosfor. Di sisi lain, sel-sel
hidup dan semua organisme hidup harus melakukan sesuatu untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Sintesis
senyawa kimia di dalam sel, seperti umumnya sintesis senyawa dalam industri, memerlukan input energi.

Energi juga diperlukan pada gerakan bakteri, kedipan kunangkunang, atau kedipan mata. Semua itu baru
energi yang tampak oleh mata langsung, belum lagi energi untuk kegiatan yang tak terlihat seperti berpikir,
mempertahankan suhu tubuh, atau untuk reaksi-reaksi kimia yang memerlukan energi yang terjadi di dalam sel.
Penyimpanan dan penyampaian informasi juga memerlukan energi, tanpa energi informasi yang terstruktur akan
menjadi kacau dan tidak bermakna.

Sepanjang sejarah evolusi, sel telah mengembangkan suatu mekanisme yang sangat efisien untuk
menangkap energi dari cahaya matahari atau sumber lain dan menggunakannya untuk proses yang memerlukan
energi. Salah satu tujuan biokimia adalah untuk memahami secara kuantitatif dan kimiawi, bagaimana energi
diekstrak, disimpan, dan dikonsumsi oleh sel hidup. Kita akan mendapatkan pengubahan energi di dalam sel, seperti
halnya pengubahan energi pada umumnya, dalam konteks hukum-hukum termodinamika. Barangkali sifat yang
paling luar biasa yang dimiliki organisme hidup adalah kemampuannya untuk memperbanyak diri dengan
mempertahankan eksistensi sifat spesiesnya dari generasi ke generasi, dalam waktu tak terbatas.
Kelangsungan konsistensi dalam pewarisan sifat ini mengimplikasikan adanya keadaan yang konsisten,
stabil, sepanjang masa di dalam struktur molekul yang menyimpan informasi genetik. Sangat sedikit catatan sejarah
mengenai peradaban manusia, baik yang terukir pada batu maupun pada prasasti logam, yang bertahan hingga
ratusan tahun. Tetapi banyak bukti menunjukkan bahwa informasi genetik pada organisme tetap berada tanpa
perubahan berarti hingga waktu yang sangat panjang.

Beberapa bakteri memiliki ukuran, bentuk dan struktur internal hampir sama dan mengandung jenis
molekul prekursor (zat awal) dan enzim-enzim seperti bakteri yang diduga hidup pada masa jutaan tahun silam. Di
antara penemuan monumental di bidang biologi: pada abad dua puluh adalah sifat kimia dan struktur tiga dimensi
material genetik yang disebut deoxyribonucleic acid atau DNA.

Urutan unit monomer DNA, yaitu nukleotida, secara linier membuat kode perintah untuk membuat semua
komponen sel lainnya, dan berperilaku sebagai cetakan untuk membuat DNA yang sama untuk didistribusikan pada
saat sel membelah diri. Kelangsungan eksistensi spesies secara biologis memerlukan informasi genetik yang harus
berada dalam keadaan stabil, diekspresikan secara akurat dalam bentuk produk gen, dan direproduksi dengan
kesalahan seminimum mungkin.

Penyimpanan yang efektif, ekspresi dan reproduksi pesan genetik menentukan sifat dari masingmasing
spesies yang berbeda satu dengan lainnya, dan hal itu merupakan jaminan keberadaan generasi-generasi selanjutnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan secara singkat bahwa ruang lingkup biokimia meliputi kajian mengenai:
struktur dan fungsi biomolekul di dalam sel, metabolisme dan bioenergetika, dan aliran informasi genetik dari
generasi ke generasi

Sumber : http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2015/03/Pengantar-Biokimia-1.pdf

Definisi Biokimia

– Webster’s dictionary: Bios = Yunani, artinya “hidup” “Kimia mahluk hidup; Kimia yang terjadi dan menjadi ciri
kehidupan.”

– WebNet dictionary: “Biokimia adalah kimia dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi dalam tubuh mahluk
hidup; sebagai upaya untuk memahami proses kehidupan dari sisi kimia.

Pemahaman bentuk dan fungsi biologis dari sudut pandang kimia

Bertujuan untuk memahami interaksi molekul-molekul tak hidup yang menghasilkan fenomena kompleks dan
efisien yang menjadi ciri-ciri kehidupan serta menjelaskan keseragaman kimia dari kehidupan yang beragam.

BIOKIMIA : ilmu yang berhubungan dengan berbagai molekul di dalam sel atau organisme hidup sekaligus dengan
reaksi kimianya.

Biokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari senyawa-senyawa organik yang memiliki fungsi
biologis (biomolekul). Biomolekul secara umum terdiri atas karbohidrat, protein dan lemak. Biokimia adalah ilmu
yang mempelajari tentang peranan berbagai molekul dalam reaksi kimia dan proses yang berlangsung dalam
makhluk hidup. Jangkauan ilmu Biokimia sangat luas sesuai dengan kehidupan itu sendiri. Tidak hanya mempelajari
proses yang berlangsung dalam tubuh manusia, ilmu Biokimia juga mempelajari berbagai proses pada organisme
mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks.

Adapun pengertian lainnya Biokimia adalah kimia makhluk hidup. Biokimiawan


mempelajari molekul dan reaksi kimia terkatalisisoleh enzim yang berlangsung dalam semua organisme. Lihat
artikelbiologi molekular untuk diagram dan deskripsi hubungan antara biokimia, biologi molekular, dan genetika.

Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsikomponen selular,


seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara
khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein

Biokimia adalah kimia makhluk hidup. Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi kimia terkatalisis
oleh enzim yang berlangsung dalam semua organisme. Lihat artikel biologi molekular untuk diagram dan
deskripsi hubungan antara biokimia, biologi molekular, dan genetika. Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari
struktur dan fungsi komponen seluler, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat
ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi diperantarai enzim dan sifat-sifat protein. Saat ini,
biokimia metabolisme sel telah banyak dipelajari. Bidang lain dalam biokimia di antaranya kode
genetik (DNA, RNA), sintesis protein, angkutan membran sel, dan transduksi sinyal.

2.2 SEJARAH BIOKIMIA

1. Identifikasi unsur kimia penyusun mahluk hidup.


Unsur kimia utama penyusun mahluk hidup adalah bahan minor penyusun kerak bumi (kandungan utama
47% O, 28% Si, 7.9% Al, 4.5% Fe, dan 3.5% Ca)
Enam unsur utama penyusun sel hidup adalah: C, H, N, O, P, dan S.

Sumber :
http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2015/03/Pengantar-Biokimia-1.pdf

Sebagian besar unsur penyusun bahan hidup memiliki berat atom yang rendah; H, O, N dan C adalah unsur
dengan berat atom relatif paling kecil yang masing-masing mampu membentuk ikatan tunggal, rangkap, rangkap 3
dan rangkap 4.

Sumber : http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2015/03/Pengantar-Biokimia-1.pdf

Kemudian, identifikasi tipe molekul yang ditemukan dalam mahluk hidup

Sumber : http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2015/03/Pengantar-Biokimia-1.pdf
Selanjutnya memahami mekanisme biomolekul membuat mahluk hidup menjadi hidup

Sumber : http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2015/03/Pengantar-Biokimia-1.pdf

Tiga hal yang dibutuhkan sel

(1) ENERGI, hal yang perlu diketahui adalah cara:

 Memperolehnya

 Mengubahnya

 Memanfaatkannya

(2) MOLEKUL SEDERHANA , hal yang perlu diketahui adalah cara:

 Mengubahnya

 Mempolimerisasikannya

 Mendegradasinya

(3) MEKANISME KIMIA, untuk:

 Memperoleh energi

 Menjalankan reaksi kimia secara berurutan

 Mensintesis & mendegradasi makromolekul

 Mempertahankan suatu keadaan steady state yang dinamis

 Merakit kembali struktur yang kompleks

 Menggandakan diri secara akurat dan efisien

 Mempertahankan keteraturan proses biokimia

2.3 Perkembangan Biokimia

Karl Neuberg (ahli kimia Jerman, 1903) mengenalkan istilah biokimia Abad XVIII, Karl Wilhelm Scheele
(ahli kimia Swedia) meneliti susunan kimia jaringan tumbuhan & hewan, isolasi asam oksalat, asam laktat, asam
sitrat , beberapa ester & kasein dari bahan alam

Friedrich Wohler (1828) menunjukkan bahwa urea (senyawa dalam urine) dapat dibuat dalam laboratorium
dg memanaskan alkali sianat & garam amonium bukti bahwa senyawa dalam organisme hidup dapat juga
dibuat dalam laboratorium dari zat yg berasal benda mati

Eduard & Hans Buchner menyatakan ekstrak sel ragi yg telah dirusak/mati tetap dapat menyebabkan
fermentasi gula/peragian menjadi alkohol mendorong penelitian in vitro (analisis reaksi biokimia dg alat
laboratorium) dan bukan dalam sel hidup (in vivo) 1926, J.B. Summer membuktikan urease (enzim yg diperoleh dari
biji kara pedang / jack beans dapat dikristalkan seperti senyawa organik lainnya enzim punya struktur
yg kompleks

Dukungan Perkembangan Biokimia

 Ahli biologi sel, Robert Hooke (abad XVII) menemukan mikroskop

 Mikroskop elektron (abad XX), mengetahui secara rinci organella sel

 Gregor Mendel (pertengahan abad XIX), gagasan ttg gen sbg pembawa sifat yg diturunkan oleh individu dimana
gen tdp pada kromosom

 1869, Friedrich Miescher mengisolasi asam nukleat

 1953, Jame Watson & Francis Crick menjelaskan struktur DNA yg berbentuk heliks ganda

 Abad XX, penemuan vitamin, struktur & sifat protein, enzim sbg biokatalis, metode analisis, metabolisme KH,
lemak, protein, struktur primer/sekunder/tersier/kuarterner, strukrur DNA & RNA

Perkembangan Biokimia

Sejalan dengan perkembangan biokimia, para ahli biologi sel memberikansumbangannya dalam
bidang struktur sel. Diawali oleh Robert Hooke pada Abad XVII telah melakukan observasi terhadap sel-
sel, maka perbaikan atas teknik observasi dengan menggunakan mikroskop telah dapat meningkatkan pemahaman
atas struktur yang kompleks. Pengembangan mikroskop elektron pada pertengahan Abad telah
mengakibatkan pemahaman yang lebih rinci atas struktur sel terutama organel-organel yang terdapat dalamsel
seperti mitokondria, kloroplas dan lain-lain serta fungsi organel-organel tersebut
dalam proses biokimia yang berlangsung dalam sel. Hal ini sangat menunjang perkembangan biokimia, baik pemaha
man atas struktur senyawa-senyawa biokimia, maupun identifikasireaksi metabolisme dalam sel. Meskipun
demikian masih banyak proses kimia kehidupanyang belum dapat dijelaskan.

Perkembangan biokimia juga tidak terlepas dari perkembanganyang terjadi pada bidang pengetahuan
genetika. Gagasan tentang adanya gen, yakni unit pembawa sifat-sifat yang diturunkan oleh individu, timbul
dari Gregor Mendel pada pertengahan Abad XIX , kemudian menjelang Abad XX diketahui bahwa gen tersebut
terdapat pada kromosom. Namun hingga pertengahan Abad XX, belum ada seorang pun yang dapat mengisolasi gen
serta mengetahui struktur kimianya. Telah diketahui bahwa kromosomitu terdiri dari protein dan asam nukleat.
Struktur kimia dari protein dan asam nukleat belumdiketahui meskipun pada tahun 1869 asam nukleat telah
diisolasi Friedrich Miescher.

Pada awal Abad XX kebanyakan ahli biokimia berpen¬dapat bahwa hanya protein dengan struktrur yang
kompleks yang membawa informasi genetika, sedangkan asam nukleat dipandang ¬sebagai senyawa yang sederhana
dalam sel. Baru pada pertengahan Abad XX ini terbukti bahwa asam deoksiribonukleat (DNA) adalah
senyawa pembawa informasi genetika. James Watson dan Francis Crick (1953) menjelaskan tentang struktur DNA
yang berbentuk heliks ganda. Dengan struktur ¬DNA demikian dapat dijelaskan bagaimana informasi genetika dapat
dilangsungkan, sehingga makin bertambahlah pengetahuan tentang proses-proses yang terjadi dalam sel hidup. Hal
ini jelas merupakan sumbangan bagi kemajuan dalam bidang bio¬kimia.

Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam Abad XX ini biokimia mengalami perkembangan yang pesat.
Penelitian dalam masalah gizi telah menimbulkan penemuan tentang vitamin yang dapat mencegah seseorang
terkena penyakit tertentu. Dengan ma-junya pengetahuan tentang struktur dan sifat protein, telah diketahui bahwa
enzim yang merupakan biokatalis bagi reaksi yang terjadi dalam tubuh adalah suatu protein. Di samping itu
kemajuanatau perkembangan metode analisis kromatografi, penemuan hasil antara dalam metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein, penemuan struktur primer, sekunder, tersier dan kuarterner protein serta
struktur DNA dan RNA mempunyai arti yang sangat penting dalam perkembangan biokimia. Selain itu perkembang
an biokimia juga dapat terlihat dari banyaknya publikasi baik berupa buku, majalah atau disertasi yang memuathasil-
hasil penelitian dalam berbagai bidang biokimia serta penerapannya.

2.4 TUJUAN BELAJAR BIOKIMIA

Ilmu Biokimia bertujuan mempelajari sifat zat kimia yang terdapat di dalam jasad
hidup dan senyawa yang diproduksinya, mempelajari fungsi dan transformasi zat kimia serta
menelaah transformasi tersebut sehubungan dengan aktivitas kehidupan (Girindra,
1993).Dari dua definisi Biokimia di atas, dapat disimpulkan bahwa ada, dua aspek, yaitu
struktur senyawa dan reaksi antara senyawa di dalam organisme hidup. Dengan
mempelajari struktur senyawa dan reaksi yang terjadi, sifat-sifat umum organisme hidup
dapat dijelaskan secara rinci. Demikian pula faktor-faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi aktivitas kehidupan dapat diketahui, sehingga dapat dihindari terjadinya
dampak lingkungan negatif. Jasad hidup (benda hidup) adalah sekumpulan zat tak hidup
yang dapat berbaur dan bereaksi serta berinteraksi satu sama lain dengan cara dan
susunan yang sangat rumit, namun teratur dengan baik (Girindra, 1993).
Contohnya, protein dan asam nukleat merupakan komponen utama penyusun sel.
Dengan mengetahui susunan kimia, struktur, sifat senyawa serta proses metabolisme yang
terjadi di dalam sel, dapat dijelaskan beberapa sifat umum sel, misalnya yang berhubungan
dengan faktor genetik pertumbuhan sel, penyediaan dan penggunaan energi bagi proses
metabolisme di dalam sel, dan aktivitas enzim sebagai biokatalis dalam proses
metabolisme. Jasad hidup (benda hidup) tersusun darl molekul-molekul yang tidak
bernyawa. Bila komponen jasad hidup (benda hidup) diisolasi dan diteliti, molekul-molekul
ini tidak bertentangan dengan hukum fisika dan kimia, yang berlaku juga bagi benda-benda
mati. Walaupun demikian, organisme hidup mempunyai ciri-ciri hidup yang tidak
diperlihatkan oleh benda-benda mati.
Makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan maupun manusia terdiri atas unit-unit kecil
yang disebut sel. Selama makhluk itu masih hidup banyak sekali proses perubahan yang
terjadi di dalam sel. Aktivitas yang terjadi dalam sel inilah yang menunjang fungsi organ-
organ dalam makhluk itu dan dengan demikian juga merupakan penunjang terlaksananya
fungsi makhluk hidup itu sendiri.
Interseksi sudut pandang ilmu kimia dengan biologi merupakan disiplin ilmu yang
meninjau organisme hidup serta proses yang terjadi di dalamnya secara kimia. Disiplin ilmu
tersebut yaitu Biokimia. Jadi ruang lingkup biokimia antara lain meliputi studi tentang
susunan kimia sel, sifat-sifat senyawa serta reaksi kimia yang terjadi dalam sel, senyawa-
senyawa yang menunjang aktivitas organisme hidup serta energi yang diperlukan atau
dihasilkan. Reaksi kimia yang terjadi dalam sel disebut metabolisme merupakan bagian
penting dan pusat perhatian dalam biokimia.
Mengacu pada uraian pengertian Biokimia di atas, keseluruhan tujuan biokimia
adalah mendeskripsikan proses hidup di tingkatan molekul. Bahkan sel yang terkecil-pun
berisi beribu-ribu bahan-kimia anorganik maupun organik, banyak di antara mereka molekul
besar disebut makromolekul. Semua proses biologi yang mencakup visi, diesti (pencernaan),
pemikiran, gerakan, imunitas, dan kondisi-kondisi penyakit diakibatkan oleh perilaku
molekul. Oleh karena itu, dalam rangka mendeskripsikan proses-proses ini, pertama-tama
harus mempunyai suatu pengetahuan struktur yang kimia molekul yang berperan. Kedua,
harus mempunyai suatu pemahaman fungsi biologi molekular. Dengan demikian tujuan
Biokimia adalah mendiskripsikan struktur, organisasi dan fungsi zat hidup pada tingkat
molekul.

2.5 MANFAAT BIOKIMIA

Dengan mempelajari biokimia kita dapat mengetahui tentang reaksi – reaksi kimia penting yang terjadi di
dalam sel. Hal ini kita dapat memahami proses-proses yang terjadi dalam tubuh dengan demikian diharapkan kita
akan mampu menghindari hal-hal dari luar yang akan mempengaruhi proses dalam sel-sel tubuh, misalnya kita akan
dapat mengatur makanan yang akan kita makan sehingga kita memperoleh manfaat dari makanan secara optimal.
Contoh lain kita akan mampu menghindari dampak dari suatu lingkungan yang tercemar oleh limbah yang
membahayakan kesehatan.

Ilmu biokimia mengalami kemajuan berkat penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli biokimia.
Manfaat yang diperoleh tampak pada penerapan hasil-hasil penelitian tersebut. Pada dasarnya penerapan biokimia
banyak terdapat dalam bidang pertanian dan kedokteran diantaranya untuk memecahkan masalah gizi, penyakit-
penyakit akibat dari kurang gizi terutama pada anak-anak.

Penggunaan pestisida di bidang pertanian telah kita kenal lama. Pada umumnya pestisida bekerja dengan
jalan menghambat enzim yang bekerja pada hama atau organisme tertentu. Dalam hal ini biokimia berperan dalam
meneliti mekanisme kerja pestisida tersebut sehingga dapat meningkatkan selektivitasnya dan dengan demikian
dapat dicegah dampak negatif terhadap lingkungan hidup yang dapat ditimbulkannya. Jadi biokimia juga merupakan
komponen penting dalam pengetahuan tentang lingkungan hidup.

Peningkatan kualitas produk dalam bidang pertanian dan peternakan telah dapat diwujudkan dengn
menerapkan hasil hasil penelitian dalam bidang genetik. Rekayasa genetika pada waktu ini telah dilaksanakan dan
memberikan hasil yang menggembirakan. Manfaat mempelajari biokimia tersebut tentu dapat kita berikan kepada
orang lain, masyarakat, atau kepada para mahasiswa apabila kita bekerja sebagai dosn, khususnya bagi mahasiswa
pertanian.

Selain manfaat positif dari biokimia, terdapat pula segi negatifnya. Dewasa ini, pertanian kita sudah sangat
tergantung pada pupuk kimia dan pestisida. Hal tersebut dapat menyebbkan kerusakan tanah dan pencernaan
lingkungan. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida dalam jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan residu
bahan kimia di dalam tanah yang berakibat menurunnya produktivitas lahan karena terganggunya keseimbangan
proses biokimia di dalam tanah.

Dan cara menaggulanginya adalah dengan bioboost yaitu pupuk hayati yang mengandung mikroorganisme
tanah yang unggul bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah sebagai hasil proses biokimia tanah. Kombinasi
penggunaan bioboost dengan pupuk kimia, pupuk kndang atau kompos sangat baik untuk meningkatkan
produktivitas lahan sehingga hasil pertanian akan meningkat baik mutu maupun hasil panennya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manfaat biokimia dalam pertanian itu sangat penting dan banyak salah
satunya sebagai bahan baku pembuatan pestisida untuk tanaman.

Sumber : https://www.slideshare.net/dirydody/manfaat-biokimia-dlm-pertanian

 Pertanian (pestisida dg jalan menghambat enzim yang bekerja pada hama)


 Kedokteran (pemecahan penyakit & masalah gizi)
 Farmakologi & toksikologi (antibiotik penisilin dapat membunuh bakteri dg menghambat pembentukan
polisakarida dinding sel bakteri)

2.6 Mengapa Belajar Biokimia

 Proses utama makhluk hidup telah dipahami (mekanisme replikasi, transkripsi, translasi, beberapa molekul
protein, penentuan struktur DNA, elusidasi kode genetik dan pengetahuan utama jalur metabolisme)
 Ada poladan prinsip umum molekul yang menyebabkan ekspresi kehidupan melalui aliran informasi
genetik dari DNA, RNA, hingga protein, sama pada organisme yang berbeda.
 Biokimia memberi kontribusi yang besar dalam bidang pengobatan, pertanian, lingkungan.

Manfaat biokimia dalam kehidupan sangatlah banyak, kemajuan biokimia sama saja
artinya dengan kemajuan dari bioteknologi. Sebagai suatu ilmu disiplin, biokimia
mengalami kemajuan berkat penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli biokimia.
Manfaat yang diperoleh tampak pada penerapan hasil-hasil penelitian tersebut. Pada
dasarnya penerapan biokimia banyak terdapat dalam bidang pertanian dan kedokteran.
Sebagai conton biokimia mempunyai peranan dalam memecahkan masalah gizi,
penyakit-penyakit akibat dari kurang gizi temtama pada anak-anak. Biokimia juga dapat
menjelaskan hal-hal dalam bidang farmakologi dan toksikologi karena dua bidang ini
berhubungan dengan pengaruh bahan kimia dari luar terhadap metabolisme. Obat-
obatan biasanya mempengaruhi jalur metabolik tertentu, misalnya antibiotik penisilin
dapat membunuh bakteri dengan menghambat pembentukan polisakarida pada dinding
sel bakteri. Dengan demikian bakteri akan mati karena tak dapat membentuk dinding sel.
Penggunaan pestisida di bidang pertanian telah kita kenal lama. Pada umumnya pestisida
bekerja dengan jalan menghambat enzim yang bekerja pada hama atau organisme
tertentu.
Dalam hal ini biokimia berperan dalam meneliti mekanisme kerja pestisida tersebut
sehingga dapat meningkatkan selektivitasnya dan dengan demikian dapat dicegah
dampak negatif terhadap lingkungan hidup yang dapat ditimbulkannya. Jadi biokimia juga
merupakan komponeri penting dalam pengetahuan tentang lingkungan hidup.
Peningkatan kualitas produk dalam bidang pertanian dan peternakan telah dapat
diwujudkan dengan menerapkan hasil-hasil penelitian dalam bidang genetika. Rekayasa
genetika pada waktu ini telah dilaksanakan dan memberikan hasil yang
menggembirakan.
Secara singkat manfaat biokimia, yaitu :
 Memecahkan masalah gizi dan penyakit karena kekurangan gizi.
 Menjelaskan hal-hal dalam bidang toksikologi.
 Menjelaskan hal-hal dalam bidang farmakologi.
 Peningkatan kualitas dan kuantitas produk pertanian.
 Pengetahuan tentang dampak limbah/polutan.
 Pengetahuan bahaya senyawa kimia beracun.
 Pelestarian alam dan lingkungan.
Sumber: file:///C:/Users/user/Downloads/Biokimia_-_Sejarah_Perkembangan_Biokimia.pdf

2.7 PENERAPAN BIOKIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Biokimia merupakan salah satu dasar ilmu dari ilmu kimia. Biokimia ini berasal dari kata Yunani bios ”
kehidupan” dan chemis “kimia” yang sering diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dasar kimia kehidupan. Dalam
perkembangannya, ilmu ini telah mengalami pekembangan yang begitu pesat dalam beberapa tahun ini, dengan
berbagai penelitian yang telah dilakukan sudah banyak hasil yang bisa dirasakan manusia dalam kehidupan kita
sehari-hari, beberapa bidang yang merasakan dampak dari biokimia ini diantaranya :

a. Penerapan biokimia dalam bidang kesehatan

Dengan dimanfaatkannya biokimia dalam bidang kesehatan kita dapat dapat memahami kesehatan dan
memilihara kesehatan kita agar terhindar dari berbagai penyakit yang ada. Jika kita sudah terkena penyakit kita juga
bisa memahami dan melakukan penanganan suatu penyakit secara efektif. Selain itu Biokimia juga dapat
menjelaskan hal-hal dalam bidang farmakologi dan toksikologi karena dua bidang ini berhubungan dengan pengaruh
bahan kimia dari luar terhadap metabolisme. Lalu dalam kasus Obat-obatan biasanya mempengaruhi jalur metabolik
tertentu, misalnya antibiotik penisilin dapat membunuh bakteri dengan menghambat pembentukan polisakarida pada
dinding sel bakteri. Dengan demikian bakteri akan mati karena tak dapat membentuk dinding sel. Selain itu manfaat
dari biokimia dalam bidang kesehatan antara lain :

1. Hasil penelitian biokimia turut menentukan diagnosis, prognosis dan pengobatan penyakit.

2. Pendekatan biokimia sering menjadi unsur fundamental untuk menjelaskan sebab penyakit dan merancang
terapi yang tepat.

3. Penggunaan berbagai pemeriksaan biokimia laboratorium secara bijaksana merupakan komponen integral
dalam penegakan diagnosis dan pemantauan hasil terapi.

b. Penerapan Biokimia dalam bidang pertanian

Beberapa contoh penerapan Biokimia dalam bidang pertanian diantaranya adalah dalam proses penggunaan
pestisida. Pada umumnya pestisida bekerja dengan jalan menghambat enzim yang bekerja pada hama atau
organisme tertentu. Dalam kasus ini biokimia berperan dalam meneliti mekanisme kerja pestisida tersebut sehingga
dapat meningkatkan selektivitasnya dan dengan demikian dapat dicegah dampak negatif terhadap lingkungan hidup
yang dapat ditimbulkannya. Selain itu peningkatan kualitas produk dalam bidang pertanian dan peternakan tak bisa
lepas pula dari peran biokimia karena dengan biokimia kita dapat mewujudkan dan menerapkan hasil-hasil
penelitian dalam bidang genetika. Rekayasa genetika pada waktu ini telah banyak dilakukan dan hasil yang
diberikan cukuplah memusakan.

Selain contoh diatas manfaat biokimia dalam bidang pertanian adalah :

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk pertanian.

2. Pengetahuan tentang reaksi-reaksi yang terjadi dalam tanaman.

3. Mengenal tumbuhan berdasarkan tipr fotosintesis

4. Keterkaitan Biokimia dengan Ilmu Lain

5. Pengetahuan tentang mekanisme resistensi organisme pengganggu tanaman.

Ilmu biokimia mempunyai posisi yang kuat dalam bidang pertanian yaitu:

1. Dapat meningkatkan kualitas tumbuhan.

2. Memahami dan melakukan penanganan suatu penyakit secara efektif. (Wati, 2011).

c. Penerapan biokimia dalam masalah gizi

Dengan mempelajari biokimia kita mengetahui tentang reaksi-reaksi kimia penting yang terjadi dalam sel.
Hal ini berarti kita dapat memahami proses-proses yang terjadi dalam tubuh. Dengan demikian diharapkan kita akan
mampu menghindari hal-hal dari luar yang akan mempengaruhi proses dalam sel-sel tubuh, misalnya kita akan dapat
mengatur makanan yang akan kita konsumsi sehingga kita memperoleh manfaat dari makanan secara optimal.
Contoh lain kita akan mampu menghindari dampak dari suatu lingkungan yang tercemar oleh limbah yang
membahayakan kesehatan.

1. Hubungan Biokimia dengan Status Gizi

Pemeriksaan biokimia dalam penilaian status gizi memberikan hasil yang lebih tepat dan objektif daripada
menilai konsumsi pangan dan pemeriksaan lain. Pemeriksaan yang sering digunakan adalah teknik pengukuran
kandungan berbagai gizi dan substansi kimia lain dalam darah dan urine. Adanya parasit dapat diketahui melalui
pemeriksaan feses, urine, dan darah (Ningtyias, 2010).

2. Pengertian Penentuan Status Gizi Secara Biokimia

Penentuan status gizi secara biokimia/laboratorium terdiri dari pemeriksaan status biokimia dalam tubuh
dan tes fungsional/fisiologis. Pada pemeriksaan status biokimia dalam tubuh diukur kandungan nutrien dalam cairan
dan jaringan tubuh. Tes yang dipilih merefleksikan nutrien total dalam tubuh atau ukuran jaringan dalam tubuh
(Ningtyias, 2010).

Tes fungsional/fisiologis bertujuan untuk mengukur fungsi spesifik organ tubuh yang terganggu karena
kekurangan nutrien. Tes ini lebih signifikasi jika dibandingkan dengan pemeriksaan status biokimia dalam tubuh.
Tes fungsional/fisiologis dibagi menjadi tes fungsi biokimia dan tes psikologis (Ningtyias, 2010).
d. Pemecahan masalah kekurangan gizi

Biokimia mempunyai peranan dalam memecahkan masalah gizi, penyakit-penyakit akibat dari kurang gizi
terutama pada anak-anak. Adapun salah satu penyebab dari kekurangan gizi adalah asupan makanan, infeksi
penyakit. Seperti halnya yang telah di jelaskan di atas dengan mengetahui reaksi-reaksi apa saja yang terjadi dalam
tubuh kita, kita dapat mengatasi kekurangan gizi dan kita akan dapat mengatur makanan yang akan kita konsumsi
sehingga kita memperoleh manfaat dari makanan secara optimal. Serta kita mampu menghindari dampak dari suatu
lingkungan yang tercemar oleh limbah yang membahayakan kesehatan.

e. Penerapan biokimia dalam farmakologi obat

Biokimia juga dapat menjelaskan hal-hal dalam bidang farmakologi dan toksikologi karena dua bidang ini
berhubungan dengan pengaruh bahan kimia dari luar terhadap metabolisme. Obat-obatan biasanya mempengaruhi
jalur metabolik tertentu, misalnya antibiotik penisilin dapat membunuh bakteri dengan menghambat pembentukan
polisakarida pada dinding sel bakteri. Dengan demikian bakteri akan mati karena tak dapat membentuk dinding sel.

2.8 CONTOH PENERAPAN BIOKIMIA

Penerapan biokimia sudah menjadi hal familiar kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan
biokimia banyak dipergunakan dalam berbagai bidang baik itu pertanian, pertambangan, hingga kedokteran. Berikut
contoh-contoh produk penerapan biokimia, yaitu :

a. Nata De Coco

Nata De Coco dibuat dari limbah air kelapa yang bisa menjadi salah satu bentuk minuman segar
menyerupai agar-agar atau yang jelly yang sudah dikenal lama di Indonesia. Kunci utama pembuatan Nata De Coco
dan bentuk Nata yang lainnya adalah berkat adanya bakteri acetobacterxylinum.
Nata De Coco atau jenis nata yang lain adalah salah satu bentuk asupan yang berserat tinggi dan menyehatkan bagi
pencernaan.

b. Tempe

Tempe adalah salah satu hasil pangan dari Indonesia, dimana dalam proses pembuatannya dengan
carafermentasi dari kacang kedelai atau kacang-kacang yang lainnya yang dapat difermentasikan Rhizopus
oligosporus. Tempe merupakan makanan alami yang baik untuk kesehatan. Tempe mengandung antioksidan yang
dapat menghambat oksidasi kolestrol LDL darah manusia. Dengan demikian bisa menghambat infiltrasi lemak atau
LDL teroksidasi ke dalam jaringan pembuluh darah. Tempe dapat mencegah terjadinya penyempitan pembuluh
darah yang memicu timbunya penyakit jatung koroner.

c. Keju

Mikroorganisme yang digunakan untuk membuat keju adalah kelompok bakteri asam laktat yang berfungsi
memfermentasi laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Bakteri asam laktat yang biasa digunakan adalah
Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus lactis, dan Streptococcus. Proses pembuatan keju diawali dengan
memanaskan susu sampai suhunya mencapai 90oC, kemudian didinginkan sampai suhunya menjadi 30oC.
Selanjutnya keju diinokulasi dengan bakteri asam laktat. Aktivitas bakteri asam laktat mengakibatkan turunnya
pH dan susu yang terpisah menjadi dadih padat dan cairan whey. Proses pemisahan susu menjadi dadih padat dan
cairan whey disebut pendadihan. Kemudian enzim renin dari lambung sapi muda (sekarang diganti dengan enzim
buatan yaitu kimosin) ditambahkan untuk menggumpalkan dadih.

Dadih yang terbentuk dipanaskan 320C sampai 420C sambil ditambah garam. Dadih kemudian ditekan
untuk membuang air dan disimpan supaya matang. Penyimpanan bertujuan juga supaya mikroorganisme dan
enzim bekerja yang menghasilkan cita rasa keju. Makin lama disimpan, makin tinggi derajat keasamannya dan
makin tajam cita rasanya.

d. Susu beruang

Susu beruang merupakan contoh produk penerapan biokimia. Susu beruang menagndung kalori lengkap,
mengandung banyak protein, vitamin dan lemak sehingga baik untuk pertumbuhan dan menjaga kesehatan. Susu
berunag sebenarnya bukan diperah dari susu beruang, melainkan susu sapi yang disterilkan. Susu beruang dapat
menyembuhkan alergi kulit. Selain itu, susu beruang juga dapat menyembuhkan plek pada paru dan dapat juga
mengatasi pusing karena anemia.

e. Yoghurt
Pembuatan yoghurt diawali dengan pasteurisasi susu, kemudian sebagian besar lemak dibuang.
Mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
camemberti. Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang sama, kemudian disimpan pada
suhu 95oC selama 5 jam. Penyimpanan ini menyebabkan terjadinya aktivitas bakteri sehingga mengakibatkan
turunnya pH menjadi 4,0. Kemudian susu didinginkan dan yoghurt siap untuk dikonsumsi. Apabila diinginkan
yoghurt dengan rasa buah-buahan maka dapat ditambahkan cita rasa buah.

f. Kecap

Kecap merupakan makanan fermentasi dengan bahan baku kedelai. Mikroorganisme yang berperan dalam
pembuatan kecap adalah Aspergillus wentii.

HUBUNGAN BIOKIMIA DENGAN ILMU LAIN

Hubungan Biokimia dengan Ilmu Lain yaitu:


 Kimia Organik yang mempelajari sifat-sifat biomolekul.
 Biofisika, yang memanfaatkan teknik-teknik fisika untuk mempelajari struktur biomolekul.
 Nutrisi, yang memanfaatkan pengetahuan tentang metabolisme untuk menjelaskan kebutuhan makanan
bagi mahluk hidup mempertahankan kehidupan normalnya.
 Kesehatan, yang mencari pemahaman tentang keadaan sakit dari sudut pandang molekular.
 Mikrobiologi, yang menunjukkan bahwa organisme sel tunggal dan virus cocok untuk digunakan sebagai
sarana mempelajari jalur-jalur metabolisme dan mekanisme pengendaliannya.
 Fisiologi, yang mempelajari proses kehidupan pada tingkat jaringan dan organisme.
 Biologi sel, yang mempelajari pembagian kerja biokimia dalam sel.
 Genetika, yang mempelajari mekanisme penyusunan identitas biokimia sel.
 Biosintesa, Terutama mempelajari pembentukan molekul alam dari molekul lain yang rumit strukturnya
dengan melalui endoorganic yang merupakan ciri khas pada proses-proses anabolic dalam metabolisme.
 Dalam bidang pertanian & kedokteran, Pada dasarya penerapan biokimia banyak terdapat dalam bidang
pertanian. Penggunaan pestisida di bidang pertanian telah kita kenal lama. Pada umumnya pestisida bekerja
dengan jalan menghambat enzim yang bekerja pada hama atau organisme tertentu.

Dalam hal ini biokimia berperan dalam meneliti mekanisme kerja pestisida tersebut sehingga dapat
meningkatkan selektivitasnya dan dengan demikian dapat dicegah dampak negatif terhadap lingkungan hidup yang
dapat ditimbulkannya. Jadi biokimia juga merupakan komponeri penting dalam pengetahuan tentang lingkungan
hidup.

Peningkatan kualitas produk dalam bidang pertanian dan peternakan telah dapat diwujudkan dengan
menerapkan hasil-hasil penelitian dalam bidang genetika,ilmu biokimia mempunyai posisi yang kuat dalam bidang
kesehataan dan pertanian yaitu :
a. Dapat meningkatkan kualitas tumbuhan
b. Dapat memahami kesehatan dan memilihara kesehatan
c. Memahami dan melakukan penanganan suatu penyakit secara efektif.
 Imunologi
Penjelasan proses reaksi antigen antibodi (imunoglobulin), reaksi alergi.
 Farmakologi
Metabolisme obat perlu ilmu biokimia dan fisiologi
 Toksikologi
Ilmu yang mempelajari racun tubuh, sehingga ilmu biokimia sangat berperan.
 Patologi
Ilmu tentang penyakit (inflamasi, cedera sel, kanker), dan lain-lain
 Biologi molekuler
Adalah studi tentang dasar-dasar molekul pada proses replikasi, transkripsi, dan terjemahan dari
materi genetik.

DASAR-DASAR BIOKIMIA

A. VITAMIN DAN KOENZIM Vitamin merupakan makanan tambahan (nutrien organik) yang dibutuhkan dalam
jumlah kecil yang sifatnya tidak dapat disintesis oleh tubuh. Klasifikasi vitamin terdiri atas vitamin Larut lemak
(vitamin A,D,E dan K) serta vitamin Larut air (vitamin B Kompleks dan C)

A.Vitamin Larut Lemak

Vitamin larut lemak bersifat hidrofobik apolar, strukturnya merupakan derivat Isopren serta terikat protein dalam
bentuk lipoprotein.

Peranan vitamin larut lemak antara lain :

1. Vitamin A yang berperan sebagai fungsi penglihatan


2. Vitamin D yang berperan dalam Metabolisme kKalsium & fosfat serta sebagai prohormon

3. Vitamin E yang memiliki sifat antioksidan

4. Vitamin K yang berperan dalam proses pembekuan darah

1. Vitamin A

Vitamin A mempunyai struktur poliisoprenoid dengan cincin sikloheksenil

Sumber : http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38256/2/BAB%201%20Dasar-Dasar
%20Biokimia.pdf

Vitamin A berasal dari provitamin A berupa β-Karotin dan karotinoid, selanjutnya menjadi aktif dalam bentuk
derivat ester retinol yaitu retinol dan asam retinoat yang dapat disintesis di hati. Sumber Provitamin A diperoleh dari
Semua sayuran dan buah-buahan berwarna terutama berwarna hijau serta seng untuk mempertahankan kadar vitamin
A. Peranan vitamin A terutama adalah meningkatkan integritas jaringan epitel, retinal dan retinol berperan dalam
mekanisme penglihatan, retinoid/karotinoid bersifat antioksidan, retinoat berperan dalam pertumbuhan dan
diferensiasi (sintesis glikoptotein). Dapat berikatan dengan protein dalam bentuk CRBP sebagai pembentuk protein
nukleus bersifat mirip hormon steroid dalam ekspresi gen.

Sumber : http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38256/2/BAB%201%20Dasar-Dasar
%20Biokimia.pdf

Sumber : http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38256/2/BAB%201%20Dasar-Dasar
%20Biokimia.pdf

2.9 RUANG LINGKUP

Biokimia berasal dari kata bio artinya organisme hidup, sedangkan kimia adalah satu cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dari bahan-bahan kimia. Ilmu Kimia juga menitikberatkan terhadap
komposisi bahan dan sifat-sifat yang berhubungan dengan komposisi. Juga mengkonsentrasikan perbedaan interaksi
senyawa satu dengan senyawa lainnya dalam reaksi kimia untuk membentuk zat-zat baru (Brady dan Humiston,
1986).

Dengan demikian dapat digabungkan dua pengertian diatas bahwa Biokimia meliputi studi tentang susunan
kimia sel, sifat senyawa serta reaksi yang terjadi di dalam sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas
organisme hidup serta energi yang diperlukan atau dihasilkan (Poedjiadi, 1994).

Ilmu Biokimia bertujuan mempelajari sifat zat kimia yang terdapat di dalam jasad hidup dan senyawa yang
diproduksinya, mempelajari fungsi dan transformasi zat kimia serta menelaah transformasi tersebut sehubungan
dengan aktivitas kehidupan (Girindra, 1993).

Dari dua definisi Biokimia di atas, dapat disimpulkan bahwa ada, dua aspek, yaitu struktur senyawa dan
reaksi antara senyawa di dalam organisme hidup. Dengan mempelajari struktur senyawa dan reaksi yang terjadi,
sifat-sifat umum organisme hidup dapat dijelaskan secara rinci. Demikian pula faktor-faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi aktivitas kehidupan dapat diketahui, sehingga dapat dihindari terjadinya dampak lingkungan negatif.
Jasad hidup (benda hidup) adalah sekumpulan zat tak hidup yang dapat berbaur dan bereaksi serta berinteraksi satu
sama lain dengan cara dan susunan yang sangat rumit, namun teratur dengan baik (Girindra, 1993). Contohnya,
protein dan asam nukleat merupakan komponen utama penyusun sel. Dengan mengetahui susunan kimia, struktur,
sifat senyawa serta proses metabolisme yang terjadi di dalam sel, dapat dijelaskan beberapa sifat umum sel,
misalnya yang berhubungan dengan faktor genetik pertumbuhan sel, penyediaan dan penggunaan energi bagi proses
metabolisme di dalam sel, dan aktivitas enzim sebagai biokatalis dalam proses metabolisme. Jasad hidup (benda
hidup) tersusun darl molekul-molekul yang tidak bernyawa. Bila komponen jasad hidup (benda hidup) diisolasi dan
diteliti, molekul-molekul ini tidak bertentangan dengan hukum fisika dan kimia, yang berlaku juga bagi benda-
benda mati. Walaupun demikian, organisme hidup mempunyai ciri-ciri hidup yang tidak diperlihatkan oleh benda-
benda mati.Makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan maupun manusia terdiri atas unit-unit kecil yang disebut sel.
Selama makhluk itu masih hidup banyak sekali proses perubahan yang terjadi di dalam sel. Aktivitas yang terjadi
dalam sel inilah yang menunjang fungsi organ-organ dalam makhluk itu dan dengan demikian juga merupakan
penunjang terlaksananya fungsi makhluk hidup itu sendiri.Interseksi sudut pandang ilmu kimia dengan biologi
merupakan disiplin ilmu yang meninjau organisme hidup serta proses yang terjadi di dalamnya secara kimia.
Disiplin ilmu tersebut yaitu Biokimia. Jadi ruang lingkup biokimia antara lain meliputi studi tentang susunan kimia
sel, sifat-sifat senyawa serta reaksi kimia yang terjadi dalam sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas
organisme hidup serta energi yang diperlukan atau dihasilkan. Reaksi kimia yang terjadi dalam sel disebut
metabolisme merupakan bagian penting dan pusat perhatian dalam biokimia.Biokimia dapat dibagi menjadi 3 kajian,
yaitu:

1) struktur kimiawi dari materi organik dan hubungan antara struktur dan fungsi materi organik tersebut.
 Karbohidrat

Karbohidrat adalah salah satu dari tiga substansi penghasil energi utama yang kita konsumsi, sedangkan
dua lainnya adalah lemak dan protein. Tanpa karbohidrat, kita akan kelaparan dan mati. Pada makhluk hidup, hampir
90 persen terdiri dari karbohidrat, dan diperkirakan 70 hingga 80 persen dari semua kalori yang dikonsumsi manusia
di seluruh dunia adalah karbohidrat ini (Hyman, 2006). Menurut Suhardjo dan Kusharto (1992), fungsi utamanya
adalah menyediakan keperluan energi tubuh, selain itu karbohidrat juga mempunyai fungsi lain yaitu karbohidrat
diperlukan bagi kelangsungan proses metabolisme lemak.
Nama karbohidrat dikemukakan pertama kali oleh para ahli kimia Perancis. Nama tersebut diberikan untuk
golongan senyawa-senyawa organik yang tersusun atas unsur karbon, hidrogen, dan oksigen; dalam senyawa-
senyawa ini, dua unsur yang terakhir mempunyai perbandingan 2:1, seperti perbandingan hidrogen dan oksigen pada
air. Mereka menganggap senyawa-senyawa ini merupakan hidrat dari karbon yang mempunyai rumus perbandingan
Cn(H2O)m; n=m atau kelipatan urutan bilangan bulat seterusnya, misalnya glukosa adalah C 6H12O6 atau laktosa
adalah C12H22O11. Akhirnya, pada tahun 1880-an disadari bahwa anggapan “hidrat dari karbon” merupakan anggapan
yang keliru, dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau turunan dari
keduanya. Sakarida atau zat gula adalah nama yang sering dipakai sebagai pengganti nama karbohidrat. (Sumardjo,
2009).

 Pengelompokkan Karbohidrat
a. Monosakarida
Menurut Campbell, dkk. (2002), monosakarida (dari bahasa Yunani monos, berarti “tunggal”, dan
sacchar, berarti “gula”) umumnya memiliki rumus molekul yang merupakan beberapa kelipatan CH 2O.
Gula dapat berupa aldosa (gula aldehida) atau ketosa (gula keton), tergantung pada lokasi gugus karbonil.
Gula juga dikelompokkan sesuai dengan panjang kerangka karbonnya. Glukosa (C 6H12O22), monosakarida
yang paling umum, memiliki peran penting utama dalam kimia kehidupan. Sifat umum dari monosakarida
adalah larut air, tidak berwarna, dan berbentuk padat kristal. Berikut adalah gambar contoh golongan
monosakarida:

Gambar 1. Struktur Gula Aldosa dan Ketosa


Sumber: academia.edu/laporan_kimia_karbohidrat

b. Disakarida
Menurut Marks, dkk. (2000), suatu disakarida mengandung dua monosakarida yang disatukan
oleh sebuah ikatan O-glikosidat. Disakarida yang paling sering dijumpai adalah maltosa, laktosa, dan
sukrosa. Disakarida mempunyai sifat larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol dan praktis tak larut
dalam eter dan pelarut organik non-polar. Maltosa terdiri dari 2 unit glukosa yang disatukan ikatan α (1-4).
Pada laktosa, terdapat penyatuan sebuah galaktosa dan sebuah glukosa oleh ikatan β (1-4). Berikut adalah
gambar struktur kimia maltosa dan laktosa:
Gambar 2. Struktur Kimia Laktosa dan Maltosa
Sumber: academia.edu/laporan_kimia_karbohidrat

c. Oligosakarida
Oligosakarida adalah polimer sederhana yang terdiri dari dua sampai enam monosakarida
(Stansfield, dkk. 2006). Oligosakarida termasuk karbohidrat sederhana, yang banyak dikonsumsi dalam
bentuk minuman ringan, biskuit, gula-gula/bonbon, dan produk susu (Silalahi, 2010). Oligosakarida
tersusun atas sedikit (“oligos”) satuan atau unit monosakarida. Unit-unit penyusun oligosakarida dapat
sama, tetapi dapat juga berbeda dan umumnya tersusun atas 2-6 satuan monosakarida. Oligosakarida
berupa zat padat berbentuk kristal yang dapat larut dalam air. Oligosakarida yang terdapat di alam adalah
disakarida, trisakarida, dan tetrasakarida. (Sumardjo, 2009).

d. Polisakarida
Polisakarida adalah polimer yang tersusun atas sejumlah besar monosakarida yang bertautan
melalui ikatan glikosidik. Fungsi utamanya adalah sebagai komponen struktural atau sebagai bentuk
penyimpanan energi (Kuchel dan Ralston, 2006). Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar
dan lebih kompleks daripada monosakarida dan disakarida. Biasanya tidak larut dalam air, dalam larutan
biasa berbentuk koloid, serta tidak mempunyai rasa manis. Umumnya polisakarida berupa senyawa
berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis, dan tidak mempunyai sifat
mereduksi. Beberapa polisakarida yang penting adalah amilum, glikogen, dan selulosa (Marzuki, dkk.
2010).

e. Glikosida
Menurut Sumardjo (2009), glikosida adalah senyawa antara karbohidrat dan zat nonkarbohidrat.
Dalam senyawa ini, karbohidratnya disebut glikon, sedangkan nonkarbohidratnya disebut aglikon. Dari
segi pandang biologi, glikosida berperan dalam tumbuhan dalam fungsi pengaturan-pengaturan,
perlindungan, dan kesehatan, sedangkan untuk manusia ada yang digunakan dalam pengobatan. Glikosida
dapat mengalami hidrolisis oleh pengaruh asam mineral atau enzim menjadi glikon dan aglikon
penyusunnya. Beberapa glikosida telah banyak dikenal, seperti arbutin, salisin, amigdalin, indikan, dan
floridzin. Berikut adalah contoh gambar struktur kimia arbutin dan salisin:

Gambar 3. Struktur Arbutin dan Salisin


Sumber: academia.edu/laporan_kimia_karbohidrat

 Protein
Protein adalah polimer panjang yang tersusun atas asam-asam amino, yang seringkali disebut sebagai
“residu” (terutama selama degradasi protein untuk memastikan sekuens-sekuens asam aminonya) yang
terikat secara kovalen oleh ikatan-ikatan peptida. Secara alamiah, terdapat dua puluh jenis asam amino
berbeda pada protein. Semua asam amino yang terionisasi secara biologis dengan sempurna, kecuali prolin,
memiliki struktur umum seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Karbon-α adalah atom sentral tempat
sebuah gugus amino (NH3+) dan sebuah gugus karboksil (COO–) melekat. Seiring meningkatnya pH
melebihi kenetralan (pH 7), lingkungan yang semakin basa cenderung menetralisasi gugus-gugus karboksil
yang asam dari protein, dan seiring menurunnya pH di bawah kenetralan, lingkungan yang semakin asam
cenderung menetralisasi gugus-gugus amino yang basa (Elrod dan Stansfield, 2007).
Gambar 1. Struktur Umum Asam Amino
Sumber: (Elrod dan Stansfield, 2007)

 Struktur Protein
Menurut Chang (2008), struktur protein biasanya dibagi menjadi empat tingkat organisasi, yaitu:
- Struktur primer
Struktur primer adalah sebutan untuk urutan asam amino khas dari rantai polipeptida.
- Struktur sekunder
Struktur sekunder meliputi bagian-bagian dari rantai polipeptida yang distabilkan oleh suatu pola teratur
dari ikatan-ikatan hidrogen antara gugus CO dan gugus NH dari tulang punggung, misalnya, α-heliks.
- Struktur Tersier
Struktur tersier berbeda dari struktur sekunder karena asam amino yang mengambil bagian dalam interaksi
ini mungkin jaraknya berjauhan dalam rantai polipeptida.
- Struktur Kuartener
Molekul protein dapat terdiri atas lebih dari satu rantai polipeptida. Jadi, selain berbagai interaksi di dalam
rantai yang menghasilkan struktur sekunder dan tersier, kita juga harus mempertimbangkan interaksi di antara
rantai. Susunan keseluruhan rantai polipeptida dinamakan struktur kuartener.

 Penggolongan Protein
Menurut Marzuki, dkk. (2010), berdasarkan strukturnya, protein dapat dibedakan menjadi dua golongan besar,
yaitu:
- Protein sederhana
Protein sederhana adalah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino. Protein sederhana
dibedakan menjadi dua, yaitu protein serat dan protein globular. Protein serat mempunyai bentuk molekul
panjang dan mempunyai sifat tidak larut dalam air serta sukar diuraikan enzim. Contoh protein serat adalah
keratin sutera alam, dan kolagen. Protein globular berbentuk bulat dan pada umumnya dapat larut dalam air,
larutan asam atau basa, serta etanol. Beberapa jenis protein globular di antaranya adalah albumin, globumin,
histon, dan protamina.

 Protein gabungan
Protein gabungan adalah protein yang berikatan dengan senyawa bukan protein. Bagian yang bukan protein
ini disebut gugus prostetik. Jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, lipoprotein, dan nucleoprotein.
Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan karbohidrat yang terdapat dalam bagian putih telur, serum
darah, dan urine wanita hamil. Lipoprotein adalah gabungan antara protein yang larut dalam air dengan lipid.
Nukleoprotein terdiri atas protein yang bergabung dengan asam nukleat.

 Sifat-sifat Protein
Menurut Marzuki, dkk. (2010), protein mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
 Ionisasi
Seperti asam amino, protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan
negatif. Protein mempunyai titik isoelektrik. Titik isoelektrik mempunyai arti penting karena berhubungan erat
dengan sifat fisik dan sifat kimia. Pada pH di atas titik isoelektrik protein bermuatan negatif, sedangkan di
bawah titik isoelektrik protein bermuatan positif.

 Denaturasi
Denaturasi merupakan perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu.
Proses denaturasi ini dapat berlangsung secara reversible maupun tidak. Pada umumnya penggumpalan protein
didahului oleh proses denaturasi yang berlangsung baik pada titik isoelektrik protein tersebut. Denaturasai dapat
terjadi karena pengaruh pH, gerakan mekanik, adanya alkohol, aseton, eter, dan detergen.

 Viskositas
Viskositas adalah tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul-molekul di dalam zat cair yang
mengalir. Larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan yang relatif lebih besar daripada
viskositas air sebagai pelarutnya. Viskositas larutan protein tergantung pada jenis protein, bentuk molekul,
kemolaran, dan suhu larutan.

 Jenis-jenis Protein
Menurut Campbell, dkk. (2002), berikut adalah gambaran umum dari fungsi dan jenis protein:
 Protein struktural (fungsi pendukung)
Contohnya serangga dan laba-laba menggunakan serat sutera, masing-masing untuk membentuk kokon dan
sarangnya. Kolgaen dan elastin menyediakan suatu struktur serat dalam jaringan ikat hewan, seperti tendon dan
ligament. Keratin adalah protein rambut, tanduk, bulu, dan tempelan lain pada kulit.

 Protein simpanan/cadangan (fungsi cadangan asam amino)


Ovalbumin adalah protein pada putih telur, yang digunakan sebagai sumber asam amino bagi embrio yang
sedang berkembang. Kasein, protein susu, merupakan sumber utama asam amino untuk bayi mamalia.
Tumbuhan memiliki protein cadangan dalam bijinya.

 Protein transpor (fungsi mengangkut substansi lain)


Hemoglobin, protein yang mengandung besi dalam darah vertebrata, mengangkut oksigen dari paru-paru ke
bagian tubuh lain. Protein transpor lainnya mengangkut molekul melalui membran sel.

 Protein hormonal (fungsi koordinasi aktivitas organisme)


Insulin, suatu hormon yang disekresi oleh pankreas, membantu mengatur konsentrasi gula dalam darah
vertebrata.

 Protein reseptor (fungsi respons sel terhadap rangsangan kimiawi)


Reseptor yang ada di dalam membran sel-sel syaraf akan mendeteksi sinyal kimiawi yang dilepaskan oleh
sel-sel syaraf lainnya.

 Protein kontraktil (fungsi pergerakan)


Aktin dan miosin bertanggung jawab atas pergerakan otot. Protein kontraktil bertanggung jawab atas
pergerakan atau getaran silia dan flagela, yang menggerakkan banyak sel.

 Protein pertahanan (fungsi perlindungan terhadap penyakit). Antibodi menyerang bakteri dan virus.

 Protein enzimatik (fungsi percepatan reaksi-reaksi kimiawi secara selektif). Enzim pencernaan
menghidrolisis polimer dalam makanan.

 Asam Amino
Asam amino karboksilat, untuk selanjutnya kita sebut “asam amino” saja (tanpa akhiran karboksilat), adalah
asam alkanoat yang sebuah atom H atau lebih dari gugus alkilnya diganti dengan gugus amino (–NH 2). Di alam
terdapat sekitar 300 jenis asam amino. Namun, ternyata hanya dua puluh asam amino yang secara alami merupakan
bahan pembangun protein. Beberapa asam amino yang bukan merupakan satuan pembentuk protein, baik yang
terdapat dalam keadaan bebas atau yang terikat pada sel jaringan, mempunyai peranan penting dalam proses
metabolisme (Sumardjo, 2009).

 Struktur Asam Amino


Menurut Syabana (2011), pada asam amino, ada gugus yang dapat melepaskan ion H + dan ada gugus yang dapat
menerima ion H+. Akibatnya, terbentuk molekul yang memiliki dua jenis muatan, yaitu muatan positif dan muatan
negatif. Molekul seperti ini, dikenal sebagai ion zwitter atau kadang-kadang disebut juga sebagai ion dipolar.

Gambar 2. Struktur Asam Amino: (1) Tidak terionisasi, (2) Ion zwitter
Sumber: (Syabana, 2011)

Semua asam amino yang berasal dari hidrolisis protein mempunyai konfigurasi L, yang berarti gugus-gugus di
sekeliling atom karbon alfa mempunyai konfigurasi yang sama seperti konfigurasi L-gliseraldehida. Seperti yang
terdapat pada gambar 3, apabila gugus karboksil ditulis di atas, untuk konfigurasi L, gugus amino harus ditulis di
kiri, sedangkan untuk konfigurasi D, gugus amino harus ditulis di kanan. Bentuk konfigurasi D atau L jarang
dicantumkan di awal nama asam amino. Apabila tidak ada tanda apa-apa, asam amino yang dimaksud adalah
konfigurasi L (Sumardjo, 2009).
Gambar 3. Struktur Asam Amino Bentuk D dan L
Sumber: (Sumardjo, 2009)

 Sifat Asam Amino


Menurut Sumardjo (2009), Pada umumnya, asam-asam amino dapat larut dalam pelarut-pelarut polar, tetapi
tidak dapat larut dalam pelarut-pelarut nonpolar. Walaupun kelarutannya tidak sama, sebagian besar asam amino
dapat larut dalam larutan alkali sehingga membentuk garam. Di antara sekian banyak asam amino yang menyusun
protein, beberapa mempunyai rasa manis, rasa pahit, dan ada yang tidak mempunyai rasa. Glisin, prolin, alanin,
hidroksiprolin, valin, dan serin mempunyai rasa manis. Isoleusin dan arginin mempunyai rasa pahit, sedangkan
leusin tidak mempunyai rasa.
Asam amino mempunyai titik lebur yang tinggi. Pada umumnya, titik lebur asam amino di atas 200 OC. Titik
lebur yang tinggi ini menggambarkan besarnya energi yang diperlukan untuk merusak kekuatan ionik yang
mempertahankan kisi-kisi kristal. Sebagian besar asam amino mengalami sedikit peruraian apabila dipanaskan
mendekati titik lebur atau titik lelehnya. Kecuali glisin, semua asam amino mempunyai sebuah atau lebih atom
karbon simetris. Oleh karena itu, semua larutan asam amino, kecuali glisin, dapat menunjukkan kegiatan optis
(Sumardjo, 2009).

 Jenis Asam Amino


Kualitas suatu protein dapat dinilai dari perbandingan asam-asam amino yang menyusun protein tersebut.
Terdapat dua jenis asam amino yang menyusun protein yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial.
Asam amino esensial merupakan asam amino yang tidak dapat disintesa oleh tubuh sehingga harus dimasukkan dari
luar tubuh manusia, sedangkan asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh
manusia dengan bahan baku asam amino lainnya (Sitompul, 2004).

 Lemak
Lipid adalah salah satu kategori molekul biologis yang besar yang tidak mencakup polimer. Senyawa yang
disebut lipid dikelompokkan bersama karena memiliki satu ciri penting: lipid tidak memiliki atau sedikit sekali
afinitasnya terhadap air. Perilaku hidrofobik lipid didasarkan pada struktur molekulnya. Meskipun lipid bisa
memiliki ikatan polar yang berikatan dengan oksigen, lipid sebagian besar terdiri atas hidrokarbon (Campbell, dkk.,
2002).

Lipid sederhana hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Lipid ini dibedakan atas dua
golongan, yaitu golongan lemak (fat) dan golongan malam (wax). Golongan lipid sederhana seperti lemak, selain
berfungsi sebagai sumber energi yang efisien, juga berperan sebagai pelarut vitamin yang tidak larut dalam air, serta
sebagai sumber asam lemak esensial. Selain itu, beberapa lipid yang terdapat dalam tubuh kita mempunyai fungsi
khusus. Bloor mengklasifikasikan lipid menjadi lipid sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan
derivat atau turunan lipid (Sumardjo, 2009).

Lemak disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil: gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah sejenis
alkohol yang memiliki tiga karbon, yang masing-masing mengandung sebuah gugus hidroksil. Asam lemak
memiliki kerangka karbon yang panjang, umumnya 16 sampai 18 atom karbon panjangnya. Salah satu ujung asam
lemak itu adalah “kepala” yang terdiri atas suatu gugus karboksil, gugus fungsional yang menyebabkan molekul ini
disebut asam lemak. Yang berikatan dengan gugus karboksil itu adalah hidrokarbon panjang yang disebut “ekor”;
ikatan C–H nonpolar yang terdapat pada ekor asam lemak itu menyebabkan lemak bersifat hidrofobik (Campbell,
dkk., 2002).

Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi bagi tubuh. Bobot energi yang
dihasilkan per gram lemak adalah 2 ¼ kali lebih besar daripada karbohidrat dan protein 1 gram lemak menghasilkan
9 kalori sedangkan 1 gram karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kalori. Lemak yang dibicarakan di sini
adalah lemak netral yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak gliserol mempunyai tiga gugusan hidroksil
di mana masing-masing akan mengikatsatu molekul asam lemak disebut trigliserida. Gambar 2.1 berikut ini
menunjukkan struktur kimia dari trigliserida:

Gambar 2.1 Trigliserida


Sumber: (Suhardjo dan Kusharto, 2010)

 Asam Lemak
Asam lemak berasal dari makanan atau disintesis terutama di hati dari glukosa. Rangkaian enzim yang
bekerja pada asam lemak dan lokasi jalur untuk metabolisme asam lemak berbeda-beda bergantung pada jumlah
karbon dalam rantai asam lemak. Asam lemak dibagi menjadi empat kelompok: rantai pendek dengan 2 atau 3
karbon (asetat dan propionat), rantai sedang dengan 4-12 karbon, rantai panjang dengan 12-20 karbon, dan rantai
sangat panjang dengan lebih dari 20 karbon. Asam lemak rantai panjang dengan 14-20 karbon merupakan asam
lemak yang utama di dalam tubuh (Marks, dkk., 2000).

Asam lemak jenuh (saturated fatty acids) tidak mempunyai ikatan rangkap dalam struktur kimianya. Ada
beberapa asam lemak jenuh, baik yang terdapat pada tanaman, hewan ataupun manusia. Pada umumnya asam lemak
jenuh merupakan unit penyusun lemak hewan atau manusia. Ada beberapa asam lemak jenuh yang larut dan tidak
larut dalam air, kelarutannya dalam air semakin berkurang dengan bertambahnya jumlah atom karbon penyusunnya.
Contoh dari asam lemak jenuh adalah C 3H7COOH (asam butirat), C5H11COOH (asam kaproat), C7H15COOH (asam
kaprilat), dan lain-lain (Sumardjo, 2009).

Menurut Sumardjo (2009), rantai karbon asam-asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids), mempunyai
satu atau lebih ikatan rangkap dua. Pada umumnya, asam lemak tak jenuh yang terdapat di alam dan mempunyai dua
atau lebih ikatan rangkap, ikatan rangkap tersebut bersifat nonkonjugasi. Dibandingkan dengan asam-asam lemak
jenuh, asam lemak tak jenuh ternyata mempunyai titik lebur lebih rendah. Jumlah asam lemak tak jenuh yang
menyusun lipid alami lebih banyak dibandingkan dengan asam lemak jenuh. Contoh dari asam lemak tak jenuh
adalah asam oleat dan struktur kimianya adalah sebagai berikut:
H3C – (CH2)7 – CH = CH – (CH2)7 – COOH

 Sifat Lemak
Lemak murni tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Lemak tumbuh-tumbuhan yang berwarna dapat
disebabkan oleh adanya pigmen asalnya, misalnya karotena, xantofil, tokoferol, atau klorofil. Karena proses kimia,
misalnya proses oksidasi atau proses hidrolisis, rasa dan bau lemak menjadi tidak enak atau tengik. Lemak-lemak
netral (neutral fats), yang asam lemak penyusunnya memiliki rantai karbon yang panjang, tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak yang baik antara lain benzene, kloroform, dan dietil eter. Titik lebur
(melting point) lemak rendah, tetapi lebih tinggi dari suhu saat menjadi padat kembali (setting point) (Sumardjo,
2009).

 Pembentukan Lemak
Menurut Fried dan Hademenos (2006), proses pembentukan lemak terjadi dalam dua tahap. Tahapan pertama
yang penting, disebut lipogenesis, melibatkan pembentukan sebuah asam lemak berantai panjang. Peristiwa ini
terjadi di luar mitokondria dan melibatkan keikutsertaan sebuah kompleks multienzim. NADPH, sebuah koenzim
tereduksi yang aktif dalam berbagai proses sintesis, memainkan peranan penting dalam pembentukan asam lemak
yang sangat tereduksi.
Pada tahapan kedua, asam-asam lemak digabung-gabungkan ke molekul gliserol teraktivasi untuk
membentuk trigliserida dalam proses yang dikenal sebagai esterifikasi. Dalam kedua proses tersebut, produk-produk
metabolisme karbohidrat memainkan peranan penting untuk mendorong terjadinya sintesis. Hal itu telah
mengarahkan sejumlah ahli biokimia pada kesimpulan bahwa lemak dibentuk jika ada karbohidrat (Fried dan
Hademenos, 2006).

 Sabun
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencurci dan membersihkan. Sabun biasanya
berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Sabun menurunkan tegangan
permukaan air, sehingga memungkinkan air untuk membasahi bahan yang dicuci dengan lebih efektif (Naomi, dkk.,
2013). Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sabun adalah asam stearat, minyak, natrium hidroksida
(NaOH), gliserin, gula pasir, etanol, surfaktan, natrium klorida (NaCl), asam sitrat, pewarna, dan pewangi. Istilah
penyabunan (saponification) (artinya pembuatan sabun) mula-mula digunakan untuk menjelaskan reaksi antara ester
dan natrium hidroksida menghasilkan molekul sabun (natrium stearat):

C17H35COOC2H5 + NaOH C17H35COO–Na+ + C2H5OH

Etil stearat natrium stearat

Penyabunan kini telah menjadi istilah umum untuk hidrolisis basa dari semua jenis ester. Molekul sabun
dicirikan oleh rantai hidrokarbon nonpolar yang panjang dan kepala polar (gugus –COO -). Rantai hidrokarbon
mudah larut dalam zat berminyak, sedangkan gugus ion karboksilat (–COO -) tetap di luar permukaan nonpolar
minyak. Gambar 2.2 menunjukkan cara kerja sabun:

Gambar 2.2 Kerja pembersihan oleh sabun. Molekul sabun digambarkan dengan kepala polar dan ekor hidrokarbon
zigzag. Setetes minyak dapat dihilangkan dengan sabun karena ekor nonpolar larut dalam minyak, dan keseluruhan
sistem menjadi larut dalam air karena bagian luar sekarang bersifat ionik
Sumber: (Chang, 2008)

 Sifat Sabun sebagai Agen Pengemulsi


Penggunaan surfaktan terbagi menjadi tiga golongan, yaitu sebagai bahan pembasah (wetting agent), bahan
pengemulsi (emulsifying agent), dan bahan pelarut (solubiliting agent). Daya kerja pengemulsi disebabkan oleh
bentuk molekul yang dapat terikat pada minyak dan air. Pemakaian surfaktan berfungsi sebagai peningkat kestabilan
emulsi dengan cara menurunkan tegangan antar-muka antara fase pendispersi dan fase terdispersi. Surfaktan baik
digunakan sebagai untuk emulsi minyak dalam air maupun untuk air dalam minyak. Tegangan permukaan larutan
akan turun bila dalam larutan ditambahkan surfaktan (Rosen, 2004).

 Pengaruh Air Sadah


Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan unsur Ca 2+ dan Mg2+
dalam air yang keberadaannya biasa disebut kesadahan air. Kesadahan adalah istilah yang digunakan pada air yang
mengandung kation penyebab kesadahan. Kalsium dalam air mempunyai kemungkinan bersenyawa dengan
bikarbonat, sulfat, klorida dan nitrat, sementara itu magnesium terdapat dalam air kemungkinan bersenyawa dengan
bikarbonat, sulfat dan klorida. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk penggunaan rumah tangga
maupun untuk penggunaan industri. Bagi air rumah tangga, tingkat kesadahan yang tinggi mengakibatkan konsumsi
sabun lebih banyak karena sabun jadi kurang efektif akibat salah satu bagian dari molekul sabun diikat oleh unsur
Ca atau Mg (Said, 2008).

 Uji Sifat Lemak


Pada uji ketidakjenuhan lipid, uji ini digunakan untuk membedakan lemak jenuh dan lemak tak jenuh.
Parameter pengujian yang digunakan adalah adanya reaksi positif (berupa timbulnya warna merah saat ditetesi ion
Hubs). Jika asam lemaknya tidak jenuh, maka akan timbul warna merah yang semakin lama semakin pudar. Jika
asam lemaknya jenuh, maka timbul warna merah tetapi tidak pudar (Kartika, 2014).

Prinsip dari uji pembentukan emulsi adalah menurunkan tegangan antara muka air dan minyak,
pembentukan film antar muka yang menjadi halangan mekanik untuk mencegah koalesensi, pembentukan lapisan
rangkap elektrik yang menjadi halangan elektrik pada waktu partikel berdekatan sehingga tidak akan bergabung, dan
melapisi lapisan minyak dengan partikel mineral.

 AsamNukleat

Penemuan zat yang terbukti sebagai asam deoksiribonukleat(DNA) terjadi tahun 1869 oleh Friedrich Miescher,
seorang Fisikawan muda dai Swiss yang bekerja dalam laboratarium kimia fisiologi Jerman, Felix Hoppe-Seyler.
Miescher meneliti sel darah putih dengan asam hidrolat untuk memperoleh inti untuk studi. Saat inti kemudian
ditetesi dengan asam, endapan yang terbentuk mengandung karbon,hydrogen, oksigen, nitrogen, dan persentase
tinggi fosfor. Miescher menyebut presipitat itu “nuklein” karena berasal dari inti. Kemudian, saat ditemukan sangat
asam, namanya diubah menjadi asam nukleat. Meski dia tidak tahu, Miescher telah menemukan DNA. Setelah itu,
Hoope-Seyler mengisolasi zat serupa dari sel ragi, zat ini kemudian dikenal sebagai asam ribonukleat (RNA). DNA
dan RNA adalah polimer nukleotida, atau polinukleotida (Ngili, 2013: 289).

Pada 1944, Oswald Avery, Colin Macleod, dan Maclyn McCarty mendemonstrasikan bahwa DNA adalah molekul
yang membawa informasi genetic. Pada saat itu sangat sedikit yang diketahui tentang struktur molekul penting ini.
Selama beberapa tahun berikutnya nukleotida berhasil ditentukan, dan pada 1953 James D. Watson dan Francis H.
C. Crick mengusulkan model struktuk DNA beruntai ganda (Ngili, 2013: 289-290).

Asam nukleat adalah makromolekul yang terdapat sebagai polimer yang disebut polinukleotida. Seperti yang
diindikasikan oleh namanya, setiap polinukleotida terdiri atas monomer-monomer yang disebut nukleotida
(nucleotide). Setiap nukleotida tersusun dari tiga bagian: basa nitrogen (nitrogenous base), gula berkarbon lima
(pentosa), dan gugus fosfat. Nukleotida yang tanpa gugus fosfat disebut nukleosida (Campbell, dkk. 2008: 93).
Untuk memperoleh asam nukleat dapat dilakukan ekstrasi terhadap nucleoprotein terlebih dahulu menggunakan
larutan garam 1 M. Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan enzim pemecah
protein, misalnya tripsin. Denaturasi protein dalam campuran dengan asam nukleat ini dapat pula menyebabkan
terjadinya denaturasi asam nukleat itu sendiri. Oleh karena itu asam nukleat mengandung pentosa, maka bila
dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk fulfural. Fulfural ini akan memberikan warna merah dengan aniline
asetat atau warna kuning dengan p-bromfenilhidrazina.

 Nukleotida dan Nukleosida


Nukleotida adalah satu nukleosida yang berikatan dengan gugus fosfat. Di dalam molekul DNA atau RNA,
nukleotida berikatan dengan nukleotida yang lain melalui ikatan fosfodiester. Nukleotida yang mengandung
deoksiribosa disebutdeoksiribonukleotida, sedangkan yang mengandung ribosa disebut
sebagai ribonukleotida (Ngili, 2013: 293).

Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat. Molekul nukleosida terdiri atas pentosa
(deoksiribosa atau ribosa) yang mengikat suatu basa (deriva purin atau pirimidin). Jadi apabila suatu nukleoprotein
dihidrolisis sempurna akan dihasilkan protein, asam fosfat, pentosa dan basa purin atau pirimidin (Poedjiadi, 1994:
130).

Dalam alam nukleosida terutama terdapat dalam bentuk ester fosfat yang disebut nukleotida. Nukleotida terdapat
sebagai molekul bebas atau berikatan dengan sesama nukleotida membentuk asam nukleat. Dalam molekul
nukleotida gugus fosfat terikat oleh pentosa pada atom C-5(Poedjiadi, 1994: 131).

Beberapa nukleotida lain ialah sebagai berikut:

Adenin nukleotida Atau Adenosinmonofosfat


(Asam Adenilat) (AMP)

Guanin nukleotida
Guanosinmonofosfat
(Asam guanilat) Atau (GMP)

Hipoksantin
nukleotida

(Asam inosinat) Atau Inosinmonofosfat (IMP)

Urasil nukleotida
Uridinmonofosfat
(Asam uridilat) Atau (UMP)

Sitidin nukleotida
Sitidinmonofosfat
(Asam sitidilat) Atau (SMP)

Timin nukleotida
Timidinmonofosfat
(Asam timidilat) Atau (TMP)

Sumber : academia.edu/asamnukleat.doc

Dalam pembahasan selanjutnya nama nukleotida ditulis dalam bentuk singkatan saja seperti yang tertera didalam
kurung. Apabila pentosanya deoksiribosa, maka ditambah deoksi dimuka nama nukleotida tersebut. Misalnya
deoksiadosin monosfat atau dsingkat dAMP (Poedjiadi, 1994: 131).

Nukleosida purin memiliki ikatan β-glikosida dari N-9 pada basa ke C-1 pada gula. Dalam nukleosida pirimidin,
ikatan ini yakni dari N-1 pada basa ke C-1 pada gula (Ngili, 2013: 293).

Pada umumnya nukleosida diberi nama sesuai dengan nama basa purin atau basa pirimidin yang membentuknya
beberapa nukleosida (Poedjiadi, 1994: 130).

NukleosidaDi dalam struktur asam nukleat, pirimidin atau purin berkaitan dengan gula (2-deoksi-D-ribosa atau D-
ribosa) membentuk suatunukleosida. Nukleosida yang mengandung deoksiribosa disebutdeoksiribonukleosida, dan
yang mengandung ribosa disebutribonukleosidayang membentuk dari basa purin atau basa pirimidin dengan ribosa :

Adenin nukleosida Atau Adenosin

Guanin nukleosida Atau Guanosin

Urasil nukleosida Atau Uridin

Timin nukleosida Atau Timidin

Sitosin nukleosida Atau Sitidin

Apabila pentosa yang diikat adalah deoksiribosa, maka nama nukleosida diberi tambahan deoksi didepannya.
Disamping lima jenis basa purin atau basa pirimidin yang biasa terdapat pada asam nukleat, ada pula beberapa basa
purin dan basa pirimidin lain yang membentuk nukleosida. Hipoksantin dengan ribosa akan membentuk hipoksantin
nukleosida atau inosin. DNA pada bakteri ternyata mengandung hidroksimetilsitoin. Demikian pula tRNA (transfer
RNA) mengandung derivate metil basa pirimidin misalnya 6-N-dimetiladenin atau 2-N-dimetil guanine (Poedjiadi,
1994: 130).

Perbedaan Nukleotida dan Nukleosida


Nukleotida adalah blok bangunan DNA atau RNA, dan terdiri dari Basa nukleotida, gula lima karbon, dan gugus
fosfat.Nukleosida adalah hasil akhir dari nukleotida pecah, yang mengandung ikatan Basa nukleotida untuk gula.

2) Metabolisme, merupakan keseluruhan reaksi kimia yang terjadi pada materi organik tersebut
 Metabolism antarakarbohidrat
Setelah proses penyerapan melalui dinding halus, sebagian besar monosakarida diabawa oleh aliran darah
ke hati. Didalam hati, monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen, oksidasi menjadi
CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa dengan aliran darah ke bagian tubuh yang memerlukannya.
Sebagian lain monosakarida dibawa langsung ke sel jaringan organ tertentu dan mengalami proses
metabolisme lebih lanjut. Karena pengaruh berbagai faktor dan hormon insuln yang dihasilkan oleh
kelenjar pankreas, hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar gukosa dalam darah
meningkatsebagai akibat naiknya proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat, sintesi glikogen, dari
glukosa ke hati akan naik. Sebaliknya bila kadar glukosa menurun, umpamanya akibat latihan olah raga,
glikogen diuraikan menjadi glukosa untuk selanjutnya mengalami proses katabolisme menghasilkan energi
(dalam bentuk energi kimia, ATP) yang dibutuhkan oleh kegiatan olahraga tersebut (Wirahadikusumah,
1985).

 Proses metabolisme lipid


Proses metabolisme lipid sebagai komponen bahan makanan yang masuk kedalam bagian tubuh hewan,
dimulai dengan proses pencernaannya di dalam usus halus. Enzim lipase yang terdapat di dalam lambung
tidak dapat melakukan tugasnya karena suasana keasaman lambung yang terlalu tinggi, pH 1,2 – 2,5.
Enzim lipase yang dikeluarkan oleh kantung empedu, pankreas, dan sel usus halus, mengkatalisis proses
hidrolisis ikatan ester pada trigliserida menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol. Dua golongan lipid
lainnya, fosfolipid dan kolesterol ester, mengalami proses hidrolisis dengan dikatalis oleh berbagai macam
enzim lipase, seperti fosfolipase –A, -B, -C, -D dan kolesterol esterase.

 Proses metabolism protein


Manusia melakukan pergantian protein tubuh sebanyak 1-2 % dari total protein tubuh, khususnya protein
otot. Dari total asam amino yang dihasilkan melalui proses tersebut sebanyak 75-80% digunakan kembali
untuk sintesis protein baru, sedangkan 20-25% sisanya akan membentuk Urea. Jika jumlah protein terus
meningkat maka protein sel dipecah jadi asam amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk
lemak. Proses metabolisme protein meliputi degradasi protein (makanan dan protein intraseluler) menjadi
asam amino.
Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino, kemudian baru
perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati
dengan proses: deaminasi atau transaminasi. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan
maka asam amino diubah menjadi asam keto. Proses perubahan tersebut terjadi dalam siklus asam sitrat.
Atau diubah mejadi urea. Berikut proses perubahan asam amino menjadi asam keto dalam siklus sitrat.
Asam amino yang dibuat dalam hati atau dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa
oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan. Proses anabolisme dan katabolisme terjadi dalam hati dan
jaringan. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu:

Absorbsi melalui dinding usus

Hasil katabolisme protein dalam sel

Hasil anabolisme asam amino dalam sel


3) GenetikaMolekuler
 Asam Deoksiribonukleat ( DNA)
Gen tersusun atas asam nukleat yang disebut asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, DNA). Molekul
tersebut berperan sebagai pembawa informasi genetik pada semua organisme selain beberapa jenis virus( Genetika,
2007: 53).

Asam ini adalah polimer yang terdiri dari molekul-molekul deoksiribonukleotida yang terikat satu sama lain,
sehingga bentuk rantai polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh ikatan antara
atom C nomor 3 dengan atom C no 5 pada molekul deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat (Dasar-dasar
Biokimia, 2006 : 135).

Semua rantai asam nukleat berpasangan secara antiparalel seperti itu, tak perduli apakah pasangannya terjadi
antarrantai DNA, antara rantai DNA dengan rantai RNA, ataupun antarrantai RNA. Terdapat 4 macam basa organik
yang membentuk perpasangan tersebut : adenin, sitosin, guanin, dan timin (dilambangkan secara berturut-turut
dengan A,C,G, dan T) ( Dasar-dasar Biokimia, 2006: 135).

Keempatnya diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu purin dan pirimidin. Purin hanya berpasangan dengan
pirimidin, dan demikian pula sebaliknya, sehingga menghasilkan heliks ganda yang simetris. Sebuah ikatan
hidrogen terbentuk di antara atom hidrogen donor bermuatan positif yang terikat secara kovalen (misalnya, sebuah
gugus imino, NH) dengan sebuah atom penerima (akseptor) bermuatan negatif yang juga terikat secara kovalen
(misalnya, gugus keto, CO) melalui penggunaan bersama sebuah atom hidrogen. Adenin berpasangan dengan timin
melalui dua ikatan hidrogen; guanin dan sitosin berpasangan melalui tiga ikatan hidrogen. Sebuah kompleks basa-
gula di sebut sebagai sebuah nukleosida; sebuah nukleosida ditambah fosfat disebut nukleotida ( Dasar-dasar
Biokimia, 2006: 135).

 Struktur Primer DNA


Pada asam deoksiribonukleat (DNA), penyusun utamanya adalah unit 2-deoksiri-D-ribosa dan fosfat yang tersusun
secara berselang-seling. Hidroksil 3’ dari satu unit ribosa ditautkan dengan hidroksil 5’ dari unit ribosa berikutnya
oleh ikatan fosfodiester. Basa heterosiklik dihubungkan dengan karbon anomerik dari setiap unit deoksiribosa oleh
ikatan β-N-glikosidik (Kimia Organik, 2003: 562).

Pada DNA, tidak ada gugus hidroksil tersisa pada unit deoksiribosa manapun. Namun demikian, setiap fosfat masih
memiliki satu proton asam yang biasanya terionisasi pada tingkat keasaman 7, menghasilkan oksigen bermuatan
negatif. Jika proton ini ada, zat ini akan bersifat asam; dengan demikian di namai asam nukleat. Penjelasan lengkap
mengenai molekul DNA tertentu, yang mengandung ribuan bahkan jutaan unit nukleotida, harus mencantumkan
urutan tepat dari basa heterosiklik (A, C, G, dan T) di sepanjang rantai (Kimia Organik, 2003: 563).

 Struktur sekunder DNA; Heliks rangkap


Sejak tahun 1938 sudah diketahui bahwa molekul DNA memiliki bentuk yang diskret, sebab kajian sinar-x pada
benang DNA menunjukkan pola penumpukan yang beraturan dengan keberlakaan tertentu. Pengamatan penting oleh
E. Chargaff (columbia university) pada tahaun 1950 memberi petunjuk penting mengenai struktur. Chargaff
menganalisis kadar basa DNA dari berbagai organisme yang berbeda dan menemukan bahwa banyaknya A dan T
selalu ekuivalen dan banyaknya G dan C juga selalu ekuivalen. Contohnya, DNA manusia mengandung sekitar 30%
A maupun T dan 20% G maupun C. Sumber DNA lain memberikan persentase berbeda, tetapi nisbah A terhadap T
dan nisbah G terhadap C selalu satu (Kimia Organik, 2003: 566).

Makna kesetaraan ini baru nyata tahun 1953, sewaktu watson dan crick,* yang bekerja bersama-sama di cambrigde,
Inggris, mengajukan model heliks rangkap untuk DNA. Mereka menerima secara serempak data sinar-x yang
mendukung pengajuannya tersebut dari Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins di London (Kimia Organik, 2003:
566).

Ciri penting dari modelnya ialah sebagai berikut :

- DNA terdiri atas dua rantai polinukleotida heliks yang menggulung di sekeliling suatu sumbu.
- Heliks bersifat putar-kanan, dan kedua untaian berlawanan menunjuk ujung 3’ dan ujung 5’-nya.
- Basa purina dan pirimidina terletak didalam heliks, pada bidang yang tegak lurus terhadap sumbu heliks;
deoksiribosa dan gugus fosfat membentuk bagian luar heliks.
- Kedua rantai dipegangi oleh pasangan basa purina-pirimidi yang dihubungkan dengan ikatan
hidrogen. Adenina selalu berpasangan dengan timina, dan guanina selalu berpasangan dengan sitosina.
- Diameter heliks adalah 20 Å. Pasangan basa yang bersebelahan berjarak 3,4 Å dan arahnya terhadap
putaran heliks ialah 36º. Dengan semikian ada 10 pasangan basa untuk setiap putaran heliks (360º), dan
strukturnya mengulang 34 Å.
- Tidak ada pembatasan mengenai urutan basa disepanjang rantai polinukleotida. Urutan yang tidak tepat
membawa informasi genetik.

Sekarang kita mengetahui bahwa, meskipun model Watson-Crick untuk heliks rangkap pada dasarnya benar, hal ini
terlalu disederhanakan. Konformasi heliks DNA dapat digolongkan menjadi tiga famili umum, yang disebut bentuk
A-, B-, dan Z-. B-DNA, yaitu bentuk yang dominan, ialah heliks putar-kanan biasa dari watson dan crick, dengan
pasangan basa yang dapat dikatakan tegak lurus terhadap struktur heliks. Pada bentuk A, pasangan basa dapat sedikit
miring sebesar 20º terhadap sumbu heliks, dan cincin gula melekuk, tidak seperti dalam bentuk B. Pada bentuk z
kita lihat putaran 180º dari beberapa basa terhadap ikatan glikosidik C- N, menghasilkan suatu heliks putar-
kiri (Kimia Organik, 2003: 567).
Konformasi keseluruhan yang di ambil oleh molekul DNA bergantung antara lain dengan urutan basa yang
sesungguhnya. Contohnya, DNA sintetik yang dibuat dengan unit purina-pirimida berselang-seling memiliki
konformasi yang berbeda dengan DNA yang dibuat dari blok basa purina diikuti oleh blok basa pirimidina.
Demikian juga, pasangan basa A-T dan G-C dengan ikatan H yang berbeda dari yang diajukan semula oleh watson
dan crick telah ditemukan (Kimia Organik, 2003: 567).

Keragaman dalam perincian struktur DNA menghasilkan molekul DNA dengan bengkokan, gelang jepit-rambut
(hairpin loop), superkoil, gelang untaian-tunggal, dan bahkan menyalib (gelang berikatan H dalam untaian yang
keluar dari heliks rangkap). Perubahan strukur ini menambah kelenturan bagaimana molekul DNA mampu
mengenali dan berinteraksi dengan komponen sel lainnya untuk melaksanakan fungsinya (Kimia Organik, 2003:
567).

 Struktur RNA
Asam ribonukleat (ribonucleic acid) disingkat menjadi RNA adalah satu dari tiga makromolekul utama (bersama
dengan DNA dan protein) yang berperan penting dalam segala bentuk kehidupan (Key, 1976: 463).
Asam ribonukleat berperan sebagai pembawa bahan genetik dan memainkan peran utama dalam ekspresi genetik.
Dalam dogma pokok (central dogma) genetika molekular, RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa
DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein(Key, 1976: 463).
RNA terdiri atas rantai poliribonukleotida yang basa-basanya biasanya adalah adenine, guanine, urasil dan sitosin.
RNA ditemukan dalam nucleus maupun sitoplasma sel. Variasi bentuk RNA lebih banyak dari DNA. RNA memiliki
berat molekul antara 25.000 samapai beberapa juta. Sebagian besar RNA berisi rantai polinukleutida tunggal, tetapi
rantai ini bisa terlipat sedemikian rupa membentuk daerah heliks ganda yang mengandung pasangan basa A : U dan
G. Terdapat tiga tipe utama RNA, yaknitransfer RNA ( tRNA), ribosomal RNA (rRNA), dan messenger RNA
(mRNA). RNA berperan dalam ekspresi informasi genetic. tRNA (Mr25.000) berfungsi sebagai suatu adapter dalam
sintesis rantai polipeptida. tRNA meliputi 10-20 persen total RNA dalam sel. Setidaknya terdapat satu tipe tRNA
untuk setiap tipe asam amino. tRNA memiliki proporsi nukleosida yang relative tinggi. Nukleosida ini memiliki
struktur unik, misalnya adenine, citosin, guanine, serta urasil yang termitilasi atau terasetilasi (Ngili, 2013: 307-
308).
Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap
nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus pentosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun
dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus pentosa dari nukleotida yang lain.

Asam Ribonukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas molekul-molekul ribonukleutida. Asam ribonukleat ini
terbentuk oleh adanya ikatan antara atom C nomor 3 dan atom C nomor 5 pada molekul ribose dengan perantaraan
gugus fosfat (Poedjiati, 2006: 138).

Meskipun banyak persamaannya dengan DNA, RNA mempunyai perbedaan dengan DNA yaitu:

- DNA terletak di inti sel dan RNA terletak di inti sel, sitoplasma, ribosom
- Bagian pentose RNA adalah ribose, sedangkan bagian pentose DNA adalah deoksiribosa.
- Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk molekul RNA bukan heliks ganda, tetapi berupa rantai
tunggal yang terlipat sehingga mempunyai rantai ganda
- RNA mengandung basa purin, adenine, guanine, dan sitosin seperti DNA, tetapi tidak mengandung timin.
Sebagai gantinya, RNA mengandung urasil. Dengan demikian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian
basa pirimidin DNA.
- Jumlah guanine dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin, demikian pula jumlah adenine tidak
harus sama dengan urasil.

rRNA terdapat dalam ribosom, yang mengandung protein yang massanya kurang lebih sama. rRNA meliputi sekitar
80 persen total RNA dalam sel dan terdiri atas beberapa tipe. Tipe-tipe RNA bisa dibedakan satu sama lain melalui
laju sedimentasinya dalam suatu ultrasenfluriga. Sebagai contoh, ribosom bakteri mengandung tiga tipe RNA: 5s,
16s, dan 23S (Ngili, 2013: 308).

mRNA adalah jenis RNA yang sangat heterogen. Setiap molekul membawa salinan urutan DNA, yang ditranslasikan
dalam sitoplasma menjadi satu rantai polipeptida atau lebih(Ngili, 2013: 308).

Molekul RNA berpartisipasi dalam beberapa proses terkait dengan Eksprisi gen. Dalam sel tertentu, molekul RNA
ditemukan dalam banyak kopi dan dalam beberapa bentuk. Ada empat kelompok utama RNA dalam semua sel
hidup:

- RNA ribosom (rRNA), molekul ini adalah merupakan bagian integral dari ribosom (Ribonukleoprotein
intersel yang merupakan tempat sintesis protein). RNA ribosom adalah kelompok paling banyak dari asam
ribonukleat, ada untuk sekitar 80% total RNA sel.
- RNA transfer (tRNA), molekul ini membawa asam amino teraktivasi keribosom untuk masuk kedalam
rantai peptide tumbuh selama sintesis protein. Molekul tRNA hanya sepanjang 73 sampai 95 residu
nukleotida. Mereka ada sekitar 15% dari total RNA sel.
- RNA messenger (mRNA), molekul ini yang mengode urutan asam amino dalam protein. Mereka adalah
“pembawa pesan” yang membawa informasi dari DNA ke kompleks translasi yakni protein disentesis.
Umumnya mRNA hanya 3% dari total RNA sel. Molekul ini adalah yang paling tidak stabil dari asam
ribonukleat sel.
- Moleku RNA kecil ada dalam semua sel. Sebagian molekul RNA kecil punya aktivitas katalitik dalam
hubungan dengan protein. Banyak dari molekul RNA ini berhubungan dengan proses yang memodifikasi
RNA setelah ia disentesis.
RNA adalah molekul berantai tunggal tapi sering mempunyai struktur sekunder kompleks. Dalam kondisi fisiologis,
polinukleotida kebanyakan untai tunggal melipat pada dirinya sendiri untuk membentuk daerah stabil pasangan
basa, yakni RNA untai ganda. Satu tipe struktur sekunder adalah steem-loop yang terbentuk saat daerah pendek dari
urutan komplemen membentuk pasangan basa. Struktur daerah untai ganda sepertisteem loop membentuk struktur
bentuk A dari DNA untai ganda (Ngili, 2013: 309).

Peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik
karena ini berlaku untuk semua organisme hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan
basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk ‘triplet’, tiga urutan basa
N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk berhenti),
monomer yang menyusun protein. Penelitian mutakhir atas fungsi RNA menunjukkan bukti yang mendukung atas
teori ‘dunia RNA’, yang menyatakan bahwa pada awal proses evolusi, RNA merupakan bahan genetik universal
sebelum organisme hidup memakai DNA(Key, 1976: 497).

3.1 REKAYASA BIOKIMIA

Rekayasa biokimia , juga dikenal sebagai teknik bioproses , adalah bidang studi dengan akar yang berasal
dari teknik kimia dan teknik biologi . Ini terutama berkaitan dengan desain, konstruksi, dan kemajuan proses
unit yang melibatkan organisme biologis atau molekul organik dan memiliki berbagai aplikasi di bidang yang
diminati seperti biofuel , makanan, farmasi , bioteknologi , dan proses pengolahan air. Peran seorang insinyur
biokimia adalah untuk mengambil temuan yang dikembangkan oleh ahli biologi dan kimia di laboratorium dan
menerjemahkannya ke proses manufaktur skala besar.

A. Sejarah
Istilah rekayasa biokimia untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur
Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan
bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto, 1998). mendefinisikan rekayasa biokimia sebagai perpaduan
dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel,
bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa. Pemanfaatan
mikroba untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman sebelum masehi. Hingga sekarang manusia
telah mengalami dua periode perkembangan bioteknologi, yaitu sebagai Berikut :
1) Periode bioteknologi tradisional ( sebelum abad ke-15 M )
Dalam periode ini telah ada teknologi pembuatan minuman bir dan anggur menggunakan ragi
(6000 SM), mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM), dan pemanfaatan ganggang sebagai sumber
makanan yang dilakukan oleh bangsa aztek (1500 SM ). Periode bioteknologi ilmiah ( abad ke-15
sampai ke-20 M)
Periode ini ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini :
 Tahun 1670 : usaha penambangan biji tembaga dengan bantuan mikrob di Rio Tinto, Spanyol.
 Tahun 1686 : Penemuan mikrosop oleh Antony van Leeuwenhoek yang juga menjadi manusia
pertama yang dapat melihat mikrob.
 Tahun 1870 : Louis pasteur menemukan adanya mikrob dalam makanan dan minuman.
 Tahun 1890 : alkohol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor.
 Tahun 1897 : penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi alkohol oleh
Eduard Buchner.
 Tahun 1912 : pengelolahan limbah dengan menggunakan mikrob.
 Tahun 1915 : produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan bakteri.
 Tahun 1928 : penemuan zat antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming
 Tahun 1994 : Produksi besar-besaran penisilin
 Tahun.1953 : penemuan struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh Crick dan Watson .
2) Periode bioteknologi modern ( abad ke-20 M sampai sekarang)
Periode ini diawali dengan penemuan teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era rekayasa
genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restiksi oleh Dussoix dan Boyer. Dengan
adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada posisi tertentu, mengisolasi
gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik
ADN rekombinan). Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan program
bahan bakar alkohol dari brazil, teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal (1976),
diberikannya izin untuk memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank
Hovis Mc. Dougall (1980). Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan
diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit
diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982. insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli
Lilly dan Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan rekayasa
genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup.
Bioteknologi memiliki gradien perkembangan teknologi, yang dimulai dari penerapan
bioteknologi tradisional yang telah lama dan secara luas dimanfaatkan, hingga teknik-teknik
bioteknologi baru dan secara terus menerus berevolusi.
Pemanfaatan biodecomposer dapat mempercepat proses pengomposan menjadi 2-3 minggu. Selain
itu, sebagian mikroba bahan aktif biodecomposer yang masih tertinggal di dalam kompos juga
berperan sebagai musuh alami penyakit jamur akar atau busuk pangkal batang.
Aplikasi biofertilizer ke dalam tanah, dapat meningkatkan aktivitas mikroba di dalam tanah, sehingga
ketersediaan hara berlangsung optimum dan dosis pupuk konvensional dapat dikurangi tanmpa
menimbulkan penurunan produksi tanaman dan tanah. Mikroba juga telah dimanfaatkan untuk
mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Aplikasi mikroba untuk biokontrol hama dan penyakit
tanaman meliputi mikroba liar yang telah diseleksi maupun mikroba yang telah mengalami rekayasa
genetika. Upaya untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang terkena polusi herbisida tersebut telah
dilakukan. Salah satu teknologi alternatif untuk tujuan tersebut adalah
melalui bioremediasi. Bioremediasi didefinisikan sebagai proses penguraian limbah organik/anorganik
polutan secara biologi dalam kondisi terkendali.

3.2 Pengaplikasian dalam bioteknologi


Bioteknologi dan teknik biokimia terkait erat satu sama lain karena teknik biokimia dapat
dianggap sebagai sub-cabang bioteknologi. Salah satu fokus utama bioteknologi adalah di bidang medis, di
mana insinyur biokimia bekerja untuk merancang obat-obatan, organ buatan, perangkat biomedis, sensor
kimia, dan sistem pengiriman obat. [3] Insinyur biokimia menggunakan pengetahuan mereka tentang
proses kimia dalam sistem biologis untuk menciptakan produk nyata yang meningkatkan kesehatan
manusia. Bidang studi spesifik termasuk metabolisme, enzim, dan rekayasa jaringan. Studi tentang kultur
sel banyak digunakan dalam rekayasa biokimia dan bioteknologi karena banyak aplikasi dalam
mengembangkan bahan bakar alami, meningkatkan efisiensi dalam memproduksi obat-obatan dan proses
farmasi, dan juga menciptakan obat untuk penyakit.Aplikasi medis lainnya dari rekayasa biokimia dalam
bioteknologi adalah pengujian genetika dan farmakogenomik .

Teknologi rekayasa biokimia adalah pengembangan disain dan konstruksi unit proses yang
berkaitan dengan fungsi selular dan biokimia suatu molekul maupun organisme. Awalnya teknologi
rekayasa biokimia bergerak dalam optimasi pertumbuhan mikroorganisme di dalam bioreaktor (fermentor)
pada kondisi aerob, dari skala laboratorium hingga skala ribuan liter, yang bertujuan untuk memproduksi
metabolit, biomassa, biokimia atau protein. Teknologi rekayasa biokimia yang paling kuno dan paling
dikenal adalah fermentasi melalui mikroba. Pada mulanya produk fermentasi asal mikroba diperoleh dari
serangkaian reaksi yang dikatalisis enzim untuk menguraikan glukosa. Dalam proses penguraian glukosa
untuk mendapatkan energi, mikroba melakukan reaksi sintesis senyawa sampingan yang dapat digunakan
untuk keperluan manusia, seperti karbon dioksida untuk mengembangkan roti, etanol untuk produksi
minuman anggur dan bir, asam laktat untuk produksi yoghurt dan susu fermentasi lainnya, serta asam asetat
untuk berbagai jenis-jenis cuka dan acar. Kultur mikroba dan sel tetap memegang peranan penting dalam
teknologi rekayasa biokimia, termasuk sel tanaman, mamalia maupun sel hasil rekayasa genetika. Dengan
perkembangan teknologi, rekayasa biokimia kini berperan luas pada berbagai industri bioteknologi,
meliputi pertanian, pangan, enzim, limbah, dan energi. Produk jagung, misalnya dengan teknologi ini kita
dapat mengubahnya menjadi berbagai macam produk baru yang berdaya guna, seperti bioetanol, pemanis
minuman, polimer murah untuk industri, pakan ternak, produk plastik, kain dan lainnya. Bahkan kini
teknologi ini terlibat langsung dalam pengembangan produk-produk kesehatan, termasuk antibiotik, asam
amino, hormon, vitamin, pelarut-pelarut organik, pestisida, bahan-bahan pembantu proses pengolahan
pangan, pigmen, enzim, inhibitor enzim, dan berbagai bahan biofarmasi.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkanpenjabaran yang telah di jelaskan di babsebelumnya, makadapat di simpulkansebagaiberikut :

1. Biokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari senyawa-senyawa organik yang memiliki fungsi
biologis (biomolekul). ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai molekul dalam reaksi kimia dan
proses yang berlangsung dalam makhluk hidup.
2. Jangkauan ilmu Biokimia sangat luas sesuai dengan kehidupan itu sendiri. Tidak hanya mempelajari proses
yang berlangsung dalam tubuh manusia, ilmu Biokimia juga mempelajari berbagai proses pada organisme
mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks.
3. Biomolekul secara umum terdiri atas karbohidrat, protein dan lemak.
4. Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsikomponenselular,
seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus
secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.
5. Biokimiamemilikidua aspek, yaitu struktur senyawa dan reaksi antara senyawa di dalam organisme hidup.
6. Dengan mempelajari struktur senyawa dan reaksi yang terjadi, sifat-sifat umum organisme hidup dapat
dijelaskan secara rinci. Demikian pula faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi aktivitas
kehidupan dapat diketahui, sehingga dapat dihindari terjadinya dampak lingkungan negatif.
7. Jasad hidup (benda hidup) adalah sekumpulan zat tak hidup yang dapat berbaur dan bereaksi serta
berinteraksi satu sama lain dengan cara dan susunan yang sangat rumit, namun teratur dengan baik.
8. ruang lingkup biokimia antara lain meliputi studi tentang susunan kimia sel, sifat-sifat senyawa serta reaksi
kimia yang terjadi dalam sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas organisme hidup serta energi yang
diperlukan atau dihasilkan.
9. Reaksi kimia yang terjadi dalam sel disebut metabolisme merupakan bagian penting dan pusat perhatian
dalam biokimia.
10. Biokimia dapat dibagi menjadi 3 kajian, yaitu : strukturkimiawi, metabolisme, dangenetikamolekuler.
11. Pada dasarnya penerapan biokimia banyak terdapat dalam bidang pertanian dan kedokteran diantaranya
untuk memecahkan masalah gizi, penyakit-penyakit akibat dari kurang gizi terutama pada anak-anak.
12. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida dalam jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan residu bahan
kimia di dalam tanah yang berakibat menurunnya produktivitas lahan karena terganggunya keseimbangan
proses biokimia di dalam tanah.
13. Rekayasabiokimiajuga dikenal sebagai teknik bioproses , adalah bidang studi dengan akar yang berasal
dari teknik kimia dan teknik biologi .
14. Hal utamarekayasabiokimiaberkaitan dengan desain, konstruksi, dan kemajuan proses unit yang melibatkan
organisme biologis atau molekul organik dan memiliki berbagai aplikasi di bidang yang diminati
seperti biofuel , makanan, farmasi , bioteknologi , dan proses pengolahan air.
15. Peran seorang insinyur biokimia adalah untuk mengambil temuan yang dikembangkan oleh ahli biologi dan
kimia di laboratorium dan menerjemahkannya ke proses manufaktur skala besar.
16. Pengaplikasiannyadapatdilakukandalambidangbioteknologi, yang manaBioteknologi dan teknik biokimia
terkait erat satu sama lain karena teknik biokimia dapat dianggap sebagai sub-cabang bioteknologi.
17. Salah satu fokus utama bioteknologi adalah di bidang medis, di mana insinyur biokimia bekerja untuk
merancang obat-obatan, organ buatan, perangkat biomedis, sensor kimia, dan sistem pengiriman obat.
18. Bidang studi spesifik termasuk metabolisme, enzim, dan rekayasa jaringan.
19. Studi tentang kultur sel banyak digunakan dalam rekayasa biokimia dan bioteknologi karena banyak aplikasi
dalam mengembangkan bahan bakar alami, meningkatkan efisiensi dalam memproduksi obat-obatan dan
proses farmasi, dan juga menciptakan obat untuk penyakit.
20. Aplikasi medis lainnya dari rekayasa biokimia dalam bioteknologi adalah pengujian genetika
dan farmakogenomik.
21. Teknologi rekayasa biokimia adalah pengembangan disain dan konstruksi unit proses yang berkaitan dengan
fungsi selular dan biokimia suatu molekul maupun organisme.
22. Teknologi rekayasa biokimiapadaawalnya bergerak dalam optimasi pertumbuhan mikroorganisme di dalam
bioreaktor (fermentor) pada kondisi aerob, dari skala laboratorium hingga skala ribuan liter. Bertujuan untuk
memproduksi metabolit, biomassa, biokimia atau protein.
23. Teknologi rekayasa biokimia yang paling kuno dan paling dikenal adalah fermentasi melalui mikroba
DAFTAR PUSTAKA

Bintang, M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga, Jakarta.


Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid
1. Erlangga, Jakarta.
Chang, R. 2008. Kimia DasarJilid 2 Edisi Ketiga. Erlangga, Jakarta.
Elrod, S.L, dan Stansfield, W.D. 2007. Schaum’s Outlines: Genetika Edisi
Keempat. Erlangga, Jakarta.
Fearon, W.R. 1920. A Study of Some Biochemical Tests No.2: The Adamkiewicz
Protein Reaction. The Mechanism of The Hopkins-Cole Test for
Tryptophan. A New Colour Test for Glyoxylic Acid. Biochemical Journal,
14(5): 548–564.
Fried, G.H. dan Hademenos, G.J. 2006. Schaum’s Outlines: Biologi Edisi Kedua.
Erlangga, Jakarta.
Hart, H., Craine, L.E., dan Hart, D.J. 2003. Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat.
Erlangga, Jakarta.
Key, L. Joe. (1976) . Plant Biochemistry.
Kuchel, P. dan Ralston, B. 2006. Schaum’s Easy Outlines: Biokimia. Erlangga,
Jakarta.
Marks, D.B., Marks, A.D., dan Smith, C.M. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar.
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Marzuki, I., Amirullah, dan Fitriana. 2010. Kimia dalam Keperawatan. Pustaka
As Salam, Sulawesi Selatan.
Naomi, P., Gaol, A.M., dan Toha, M.Y. 2013. Pembuatan Sabun Lunak dari
Minyak Goreng Bekas Ditinjau dari Kinetika Reaksi Kimia. Jurnal Teknik
Kimia, 2(19): 42-48.
Poedjiadi, Anna.,F.M.Supriyanti. (2005). Dasar-dasar Biokimia.Bandung:UI-Press
Rosen, M.J. 2004. Surfactants and Interfacial Phenomena. John Wiley, New
Jersey.
Silalahi, J. 2010. Makanan Fungsional. Kanisius, Yogyakarta.
Sitompul, S. 2004. Analisis Asam Amino Tepung Ikan dan Bungkil Kedelai.
Jurnal Teknik Pertanian, 9(1): 33-37.
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Stansfield, W.D., Colome, J.S., dan Cano, J.R. 2006. Schaum’s Easy Outlines:
Biologi Molekuler dan Sel. Erlangga, Jakarta.
Suhardjo dan Kusharto, C.M. 2010. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Kanisius,
Yogyakarta.
Winarno, F. G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai