Anda di halaman 1dari 13

CASE METHOD

“ANALISIS PENGGUNAAN UNSUR KATION Sn dan Zn ”

DISUSUN OLEH
ESTER DEBORA TOGATOROP (4223131024)
ESTER ELLA UNIKE SEPTIANE (4223131032)
NELA JELITA PASARIBU (4223131052)
KELAS : PSPK 22 B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur dihaturkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas Rahmat Nya telah memampukan
kelompok penulis menyelesaikan “MAKALAH CASE METHOD” ini dalam rangka memenuhi
Penugasan Mata Kuliah Kimia Kualitatif dan Kuantitatif ini tepat waktu. Kami juga berterima
kasih kepadaIbu Dosen Anna Juniar dan rekan-rekan yang sudah memberikan
bimbingannya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Tugas makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasansemua
pembaca tentang “Analisis penggunaan unsur kation Sn dan Zn” dalam konteks yang lebih luas,
terkhusus kepada teman-teman Mahasiswa PSPK 22 B yang sedang mendalami mata kuliah
ini, serta dalam rangka memenuhi tugas kami.
Dalam penulisan tugas makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
baik dari segi penulisan ataupun materi. Oleh karena itu kami meminta maaf jika ada kesalahan
dalam penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar kedepannya makalah kami bisa lebih baik lagi.Akhir kata kami ucapkan terima
kasih semoga wawasan didalam makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan
bagi pembaca.
MEDAN,18 MARET 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------ ii
DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------------- iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG --------------------------------------------------------------- 1
B. RUMUSAN MASALAH ----------------------------------------------------------- 1
C. TUJUAN PENULISAN ------------------------------------------------------------- 1
BAB II PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK Sn -------------------------------------------------------------- 2
B. PENERAPAN KASUS-------------------------------------------- 6
C. KARAKTERISTIK Zn --------------------------------------------------------------- 6
D. PENERAPAN KASUS------------------------------------------------------------- 8
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ----------------------------------------------------------------------- 9
B. SARAN -------------------------------------------------------------------------------- 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kation, ion bermuatan positif, merupakan komponen fundamental yang permeasi dalam
berbagai aspek kehidupan dan sains. Keberadaannya dapat ditemukan dalam:Mineral: Kation
seperti Ca²⁺, Mg²⁺, dan K⁺ merupakan konstituen utama mineral penyusun bumi, memainkan
peran esensial dalam kesehatan manusia dan keseimbangan ekosistem. Senyawa Kimia: Kation
seperti Na⁺, Cl⁻, dan SO₄²⁻ merupakan elemen vital dalam senyawa kimia yang digunakan
dalam berbagai industri, seperti garam, pupuk, dan deterjen,berkontribusi pada kemajuan
teknologi dan ekonomi. Biomolekul: Kation seperti Na⁺, K⁺, dan Mg²⁺ terlibat dalam berbagai
proses biokimia vital dalam tubuh manusia, seperti pengaturan keseimbangan air, kontraksi
otot, dan transmisi saraf, menunjang fungsi fisiologis dan kesehatan individu.Dalam
memperdalam Pemahaman Kimia dan Sifat Materi:Mempelajari berbagai unsur kation
membuka wawasan tentang:Struktur dan Sifat Senyawa: Sifat intrinsik kation, seperti muatan
dan jari-jari ioniknya, menentukan struktur dan sifat senyawa yang dibentuknya,
memungkinkan prediksi dan manipulasi sifat material untuk berbagai aplikasi.Reaksi Kimia:
Kation memainkan peran sentral dalam berbagai reaksi kimia, seperti reaksi asam-basa dan
presipitasi, mendorong pemahaman tentang mekanisme reaksi dan pengembangan teknologi
baru. Interkoneksi Antar Disiplin: Pemahaman tentang kation menjadi fondasi penting dalam
berbagai disiplin ilmu, seperti kimia, biologi, geologi, dan ilmu material, memfasilitasi
kolaborasi interdisipliner dan solusi inovatif. Selain itu, Mempelajari kation membantu:
Analisis Data: Kation dapat diidentifikasi dan dianalisis secara akurat menggunakan berbagai
teknik spektroskopi dan kimia, memungkinkan interpretasi data yang kompleks
danpengambilan keputusan yang tepat. Pemecahan Masalah: Pemahaman tentang kation
memfasilitasi pemecahan masalah yang kompleks dalam berbagai bidang, seperti industri,
kesehatan, dan lingkungan, mendorong solusi inovatif dan berkelanjutan. Pengembangan
Pemikiran Ilmiah: Mempelajari kation menumbuhkan pemikiran ilmiah dan kritis untuk
memahami dunia di sekitar kita, mendorong rasa ingin tahu dan eksplorasi ilmiah

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana karakteristik dari kation Sn dan Zn secara ilmiah?
2. Apa kasus dalam melibatka unsur kation Sn dan Zn?
3. Bagaimana melibatkan unsur kation Sn dan Zn dalam penyelesaian kasus yang
dilakukan?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui kasus yang melibatkan kation Sn dan Zn serta perbedaan dari kedua unsur
kation tersebut
2. Mengetahui hubungan permasalahan atau hasil temuam yang baru yang melibarkan
unsur kation Sn dan Zn

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK Sn

Logam adalah sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan
logam, dan kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Metal adalah
salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan, bersama
dengan metaloid dan nonlogam. Secara umum logam dapat digolongkan menjadi dua golongan
yaitu logam fero (besi) dan logam nonfero (bukan besi). Logam nonfero adalah semua jenis
logam yang tidak mengandung unsur besi. Logam nonfero mempunyai sifat tahan terhadap
korosi (karat) Logam nonfero mempunyai dua jenis yaitu murni dan campurans, Logam
nonfero murni diantaranya : tembaga, alumunium, emas, dan perak. Sedangkan logam nonfero
campuran, diantaranya; kuningan dan perunggu. Menurut Soejono dan Syabanto logam dibagi
menjadi dua bagian, yaitu: - Logam Fero, seperti besi cor, baja cor, baja mangan (Mn), bata
karbon, baja silisium, baja nikel dan lain-lainnya. - Logam Nonfero, seperti alumunium,
kuningan, tembaga, emas, perak, perunggu, dan lain-lainnya. Ditinjau dari jenisnya, Logam
nonfero dapat dibedakan menjadi tiga macam. Yaitu logam ringan, logam berat dan logam
mulia. Logam berat yang dimaksud adalah logam nonfero murni atau logam yang belum
mengalami percampuran misalnya tembaga, timah, timbel, dan seng. Logam berat yang sering
digunakan untuk kerajinan logam antara lain tembaga. Perunggu merupakan campuran-
campuran tembaga-timah, Dengan kandungan timah samai 10 persen elemen-elemen yang lain
ditambahkan untuk membuat perunggu. Misal perunggu fosfor ( 5 sampai 6 persen timah
ditambah fosfor) yang digunakan untuk membuat pegas. Perunggu fosfor dengan kandungan
timah yang tinggi (6 sampai 12 persen) banyak digunakan untuk bantalan dan pengecoran
sedangkan perunggu dengan kandungan timah 20 persen digunakan untuk membuat genta.
Timah adalah logam yang lunak berwarna putih kebiruan-perak yang mudah dibentuk tidak
mudah bereaksi, dengan titik leleh rendah sehingga banyak digunakan oleh manusia. Mineral
utama penghasil timah adalah cassiterite (SnO2).Keberadaan pulau-pulau timah erat kaitannya
dengan sabuk bagian tengah Semenajung Malaysia yang mempunyai umur kisaran
207 – 230 ma ,dimana rangkaian sabuk-sabuk sebaran granit membentuk kelompok – kelompok
granit yang berbeda terdistribusikan secara luas sebagai pluton dan batolit. Granit pembawa
timah mempunyai komposisi kisaran kandungan SiO2 umumnya di atas 70%, Timah putih (Sn)
diperoleh terutama dari mineral kasiterit yang terbentuk sebagai oksida, tidak mudah teroksidasi,
sehingga tahan karat Timah putih dapat diubah menjadi senyawa katalis dengan nilai ekonomis
yang tinggi. Timah dapat diaplikasikan sebagai pewarna keramik dan gelas, komponen
elektronika, kampas rem, elektroda, konduktor transparan, bahan penyerap dan pemantul sinar
infra merah, penyaring radionuklida serta detektor gas dan katalis reaksi kimia .Katalis
timah dapat berupa timah oksida (SnO2), paduan timah dengan logam lain (misalnya Pt/Sn,
Pd/Sn dan Ni/Sn) serta logam teremban timah oksida (misalnya Pt/SnO2, PdSnO2 dan
Ni/SnO2).
Senyawa-senyawa timah dapat digunakan untukmeng-katalisis berbagai reaksi, seperti:
pembentukan biodisel. oksidasi gas karbon monoksida , dan juga dehidrogenasi n-heksana
Timah putih merupakan unsurlangka (kelimpahannya sekitar 2 ppm), dibanding-kan dengan
2
zink (94 ppm), tembaga 63 ppm) dan timah hitam (12 ppm). Mineral penghasil timah putih
adalah kasiterit (SnO2), dan sebagian kecil dari sulfida seperti stanit, silindrit, frankeit,
kanfieldit dan tealit .Menurut Pamungkas (2006), magma bersifat asam dan mengandung gas
SnF4. Terjadinya mineral timah diawali dengan adanya intrusi granit (bekuan magma). Melalui
proses pneumatolitik hidrotermal air menerobos dan mengisi celah retakan batuan dan terjadi
reaksi: SnF4 + H2O o SnO2 + HF2. Bijih timah merupakan asosiasi mineral Cu, W, Mo, U,
Nb, Ag, Pb, Zn, dan Sn.
Terdapat tiga tipe kelompok asosiasi mineral timah putih, yaitu stanniferous pegmatites,
kuarsa-kasiterit dan sulfida-kasiterit. Mineral utama yang terkandung di dalam bijih timah
berupa kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zirkon, ilmenit, galena, bismut, arsenik, stibnit,
kalkopirit, xenotim, dan monasit. Proses oksidasi dan pengaruh sirkulasi air yang terjadi pada
mineral timah putih menyebabkan terurainya penyusun bijih timah. Proses tersebut juga
menyebabkan terlepas dan terdispersinya timah putih, baik dalam bentuk mineral kasiterit
maupun berupa unsur Sn. Sedangkan proses pelapukan, erosi, transportasi dan sedimentasi
menghasilkan endapan aluvial, baik aluvial sungai maupun aluvial lepas pantai.Logam yang
lembut dan lentur dengan alotrop layar putih, Di bawah 13°C secara perlahan berubah menjadi
bentuk bubuk.Timah mempunyai banyak kegunaan. Dibutuhkan pemolesan yang tinggi dan
digunakan untuk melapisi logam lain untuk mencegah korosi, seperti pada kaleng, yang terbuat
dari baja berlapis timah. Paduan timah penting, seperti solder lunak, timah, perunggu, dan
perunggu fosfor. Paduan niobium-timah digunakan untuk magnet superkonduktor.Kebanyakan
kaca jendela dibuat dengan cara mengapungkan kaca cair di atas timah cair untuk menghasilkan
permukaan yang rata.
Garam timah yang disemprotkan ke kaca digunakan untuk menghasilkan lapisan konduktif
listrik.Garam timah yang paling penting digunakan adalah timah(II) klorida, yang digunakan
sebagai zat pereduksi dan sebagai mordan untuk mewarnai belacu dan sutra. Timah(IV) oksida
digunakan untuk keramik dan sensor gas. Zinc stannate (Zn2SnO4) adalah bahan tahan api
yang digunakan dalam plastik.Beberapa senyawa timah telah digunakan sebagai cat anti-
fouling pada kapal dan perahu, untukmencegah teritip. Namun, meski dalam kadar rendah,
senyawa ini mematikan bagi kehidupan laut, terutama tiram. Penggunaannya kini telah
dilarang di sebagian besar negara.Timah belum diketahui mempunyai peran biologis pada
manusia, meskipun mungkin penting bagi beberapa spesies. Logam ini tidak beracun, namun
senyawa organo-timah dapat beracun dan harus ditangani dengan hati-hati. Tanaman mudah
menyerap timah.Timah terutama ditemukan dalam bijih kasiterit (timah(IV) oksida). Hal ini
terutama ditemukan di 'sabuk timah' yang membentang melalui Cina, Thailand dan
Indonesia. Itu juga ditambang di Peru, Bolivia dan Brasil. Ini diperoleh secara komersial
dengan mereduksi bijih dengan batubara dalam tungku.
Fisik:
Warna: Sangat putih mengkilap, menyerupai perak
Keadaan: Padatan pada suhu ruang
Kelenturan (malleability): Mudah dibentuk dan diubah
Daktilitas (ductility): Dapat ditarik menjadi kawat tipis
Titik lebur: Relatif rendah (sekitar 232 °C)
Konduktivitas listrik: Cukup baik
Konduktivitas termal: Baik

3
Tahan karat: Tahan terhadap udara dan air pada suhu ruang, tetapi tidak tahan
terhadap asam dan alkali kuat
Kimia:
Logam Miskin: Termasuk golongan logam pasca-transisi
Bilangan Oksidasi: +2 dan +4 (dengan +4 sedikit lebih stabil)
Ikatan Kimia: Biasanya membentuk ikatan kovalen dengan unsur lain
Tidak bersifat magnetik
Terdapat beberapa isotop stabil: Timah memiliki jumlah terbanyak isotop stabil
dalam tabel periodik (10 isotop)
Berguna dalam pembuatan berbagai macam paduan: Campuran timah dengan logam
lain seperti perak, tembaga, dan antimon digunakan untuk berbagai keperluan
Beberapa kegunaan timah:
Pelapis makanan: Kaleng makanan sering dilapisi timah untuk mencegah korosi
Solder: Timah merupakan komponen utama dalam bahan solder yang digunakan
untuk menyambung komponen elektronik
Perunggu: Paduan timah dengan tembaga menghasilkan perunggu yang digunakan
untuk pembuatan patung, peralatan rumah tangga, dan komponen mesin
Pasta gigi: Beberapa pasta gigi mengandung sedikit timah untuk membantu
mencegah pembentukan plak dan gigi berlubang (walaupun penggunaannya dalam
pasta gigi kontroversial karena potensinya menjadi racun)

B. PENERAPAN KASUS
Kasus : PEMANFAATAN KATALIS ZEOLIT ALAM TERIMPREGNASI LOGAM Sn
DALAM REAKSI ISOMERISASI GLUKOSA DENGAN VARIASI SUHU REAKSI
Tujuan : perlu dimanfaatkan salah satunya sebagai katalis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik katalis zeolit teraktivasi dan zeolit modifikasi serta untuk mengetahui
aktivitas katalitiknya pada reaksi isomerisasi glukosa.

Analisis data :
Zeolit alam Malang dapat ditingkatkan aktivitas katalitiknya dengan memperbaiki sifat-sifat dari
zeolit, seperti luas permukaan dan keasaman total. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan
aktivasi zeolit dan pengembanan logam. Aktivasi zeolit bertujuan untuk menghilangkan
pengotor-pengotor seperti Na, K, Ca, Mg dan Fe yang terkandung dalam zeolit alam Malang.
Berdasarkan penelitian Botianovi (2012), zeolit alam Malang mengandung unsur-unsur
K(3,74%), Ca (4,26 %), dan Fe (25,3 %) serta unsur-unsur lainnya. Berkurangnyaberbagai
pengotor ini mengakibatkan peningkatan luas permukaan zeolit alam. Suharto, dkk. (2007)
melaporkan bahwa zeolit alam yang telah diaktivasi dengan amonium nitrat memiliki luas
permukaan lebih besar (105,82 m2/g) dibandingkan zeolit alam yang tidak diaktivasi (97,26
m2/g). Selain untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang terdapat pada zeolit alam, proses
aktivasi zeolit juga bertujuan untuk memodifikasi sifat-sifat dari zeolit yaitu keasaman sehingga
dapat digunakan sebagai katalis. engembanan logam juga dilakukan untuk meningkatkan
aktivitas katalis zeolit alam, reaksi yang dikatalisis oleh material padatan banyak melibatkan
pori-pori katalisis sebagai tempat terjadinya reaksi. Semakin besar luas permukaan spesifik
katalis diharapkan pusat aktif katalis akan semakin banyak sehingga aktivitas katalis akan
semakin meningkat pula. Pengembanan logam pada zeolit juga dapat mencegah terjadinya
penggumpalan (sintering) oleh logam selama proses katalitik.Pengembanan logam ke bahan
pendukung menghasilkan katalis dengan fungsi ganda yang disebut sebagai katalis bifungsional.
Logam Sn juga dapat memperbesar luas permukaan zeolit. Logam Sn telah dikenal sebagai
logam yang aktif untuk mengkatalisis reaksi isomerisasi glukosa dan fruktosa.Reaksi isomerisasi
glukosa menjadi fruktosa dengan katalis zeolit dapat dipengaruhi oleh suhu dan waktu reaksi.

4
Zeolit merupakan mineral berpori seperti halnya dengan mineral silika lainnya. Jika terdapat
beberapa molekul memasuki sistem mikropori zeolit, molekul dapat terserap berdasarkan
kepolaran atau interaksi molekul dengan zeolit dan berdasarkan ukuran pori. Mekanisme
interaksi molekul yang terjadi bisa secara penyerapan fisika (gaya van der waals), penyerapan
kimia (gaya elektrostatik), ikatan hidrogen dan pembentukan kompleks koordinasi. Zeolit
merupakan katalisator yang baik karena memiliki pori-pori yang besar dengan permukaan yang
maksimum. Zeolit memiliki ciri paling khusus yang secara praktis akan menentukan sifat khusus
di dalam suatu mineral, yaitu adanya ruang kosong yang akan membentuk saluran di dalam
strukturnya.

Metode penelitian
Alat : Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : seperangkat alat gelas, ayakan 150-
250 mesh, spatula, neraca analitik (Mettler AE 160 Jerman), hotplate,magnetic stirrer, botol
hidrotermal, oven (Fischer Scientific), tanur listrik (Fischer Scientific), cawan porselin,
desikator, refluks condensor, termometer, statif, klem,sentrifugase (Thermo), X-Ray
Diffractometer (XRD) 30 mA – 40 kV (Shimadzu), spektrofotometer UV-VIS (Varian Cary 50),
Scanning Electron MicroscopyEnergy Dispertive Analysis X-Ray) (SEM-EDAX) (FEI Inspect
S50-Ametex), polarimeter model D7, dan High Performance Liquid Chromatography
(HPLC)(Knauer).
Bahan : Bahan-bahan yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah : zeolit alamMalang,
akuades, kertas saring whatman 40, amonium nitrat (Merck), methylen blue, alumunium foil,
amoniak p.a, D-glukosa monohidrat (Merck), L-fruktosa(Merck) serta SnCl2.2H2O (Sigma
Aldrich)
Rancangan : H-ZA dan Sn-HZA diaplikasikan pada reaksi isomerisasi glukosa menggunakan
metode batch. Untuk menentukan aktivitas katalitik dalam reaksi isomerisasi ini dilakukan
analisis pada variasi suhu reaksi yaitu 110, 120, dan 130°C. Pada setiap variasi suhu tersebut
diukur aktivitasnya untuk jam ke-0, 1, 2, 3dan 4 menggunakan polarimeter. Hasil pengukuran
dengan polarimeter yang menghasilkan konversi terbesar selanjutnya dianalisis dengan HPLC
sehingga akan diketahui hasil reaksi yaitu fruktosa secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk
mengetahui adanya pengaruh berbagai faktor dalam reaksi isomerisasi glukosa maka dilakukan
analisis statistik. Rancangan percobaannya merupakan rancangan acak faktorial dengan faktor
penentu 1 adalah jenis zeolit dan faktor penentu 2 adalah suhu. Sehingga akan diketahui kondisi
terbaik untuk isomerisasi glukosa menggunakan H-ZA maupun Sn-HZA.

Prosedur : Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:


1. Preparasi sampel zeolit alam
2. Aktivasi zeolit hasil preparasi3.
3. Modifikasi H-ZA dengan metode impregnasi
4. Karakterisasi a. Analisis kristalinitas dengan XRDb. Analisis morfologi dengan SEM-EDAXc.
Analisis keasaman dengan metode adsorpsi amoniakd. Analisis luas permukaan metode adsorpsi
methylen blue
5. Penentuan aktivitas katalitik H-ZA dan Sn-HZA pada reaksi isomerisasi glukosa.
a.Isomerisasi Glukosab. Analisis Hasil Isomerisasi dengan Polarimeterc. Analisis hasil
Isomerisasi dengan HPLC
6. Analisis data
Katalis H-ZA dan Sn-HZA diaplikasikan pada reaksi isomerisasi glukosa menggunakan metode
batch, dimana semua reaktan dimasukkan sekaligus dan direaksikan dalam suatu reaktor.
Glukosa akan berubah membentuk isomernyadalam reaksi isomerisasi. Zeolit berfungsi sebagai
katalis sehingga dapat menurunkan energi aktivasi yang menyebabkan laju reaksi isomerisasi
akan berjalan lebih cepat (Chang, 2005). Aktivitas katalitik zeolit dapat diketahui dengan
menghitung konsentrasi glukosa sisa reaksi. Artinya glukosa awal telah berkurang karena
5
diasumsikan glukosa telah berubah membentuk isomernya. Variasi suhu dalam waktu tertentu
dan jenis katalis yang berbeda digunakan dalam reaksi ini sehingga akan diperoleh suhu dan jenis
katalis yang dapat memberikan konversi terbaik.Sn-HZA merupakan katalis heterogen, dimana
fasa katalis berbeda dengan fasa reaktan. Reaksi pada katalis heterogen berawal dari
teradsorpsinya reaktan pada permukaan aktif katalis. Selanjutnya akan terjadi reaksi pada
permukaan katalis. Reaksi yang terjadi pada permukaan Sn-HZA adalah reaksi isomerisasi
glukosa menjadi berbagai isomernya. Reaksi isomerisasi glukosa menjadi fruktosa yang
melibatkan katalis dengan pusat logam Sn.Mekanisme reaksi isomerisasi glukosa menjadi
fruktosa yang dikatalisis Sn-HZA diduga melalui jalur perpindahan atom H dari C-2 ke C-1
(Gambar 4.14)Hal ini didasarkan pada penelitian Leshkov, dkk., (2010) yang menunjukkan
bahwa reaksi isomerisasi glukosa menjadi fruktosa terjadi dengan jalan pergeseran atom
hidrogen intramolekuler oleh kehadiran Sn-Beta. Pusat logam dalam Sn-Beta berfungsi sebagai
asam Lewis dalam media larutan air.reaksi transfer hidrogen secara intramolekuler ditemukan
pada reaksi isomerisasi aldosa menjadi ketosa dan ketosa menjadi aldosa dengan katalis asam.
Sehingga pembentukan manosa dengan katalis SnHZA diduga berjalan dengan jalur transfer
hidrogen.
Solusi : Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit alam mampu mengkatalisis reaksi
isomerisasi glukosa menjadi fruktosa. Suatu katalis akan sangat berguna dalam suatu reaksi
karena dapat mepercepat terbentuknya produk dalam waktu yang lebih singkat. Sehingga dalam
penelitian ini dapat diperoleh bahwa segala ciptaan Allah terutama zeolit alam memiliki manfaat
untuk kebutuhan hidup manusia.

C. KARAKTERISTIK Zn
Seng (Zn) adalah komponen alam yang terdapat di kerak bumi. Zn adalah logam yang
memiliki karakteristik cukup reaktif, berwarna putih-kebiruan, pudar bila terkena uap udara,
dan terbakar bila terkena udara dengan api hijau terang. Logam Zn sebenarnya tidak toksik,
tetapi dalam keadaan sebagai ion, Zn bebas memiliki toksisitas tinggi.Kelebihan Zn hingga dua
sampai tiga kali AKG menurunkan absorpsi tembaga. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG
mempengaruhi metabolisme kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya dapat
mempercepat timbulnya kejadian aterosklerosis. Dosis konsumsi seng (Zn) sebanyak 2 gr atau
lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan gangguan
reproduksi. Suplemen seng (Zn) bisa menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam
dan disimpan dalam kaleng yang dilapisi seng (Zn).
Seng (Zn) merupakan unsur umum di alam yang termasuk ke dalam golongan unsur hara
mikro, yaitu unsur hara yang diperlukan dalam jumlah yang sedikit. Seng merupakan logam
putih kebiruan berkilau yang cukup reaktif apabila bereaksi dengan oksigen dan merupakan
jenis logam yang tidak mudah teruraikan di udara. Seng berguna bagi pembuatan aloi serta
galvanisasi besi dan baja (Daintith, 1990).Selain itu, menurut Calebrese dan Kenyon (1991),
seng juga dimanfaatkan bagi industri dalam tahapan oksidasi peralatan elektronik, kosmetik,
pembuatan zat warna dan cat, industri karet dan industri obat salep. Peningkatan kegiatan
industri yang memanfaatkan seng (Zn) dalam kegiatan produksi secara signifikan menyebabkan
peningkatan emisi yang dihasilkan. Emisi logam berat seng (Zn) hasil produksi industri tersebut
dilepaskan ke udara ambien, berakumulasi dengan partikel lain yang ada di udara. Menurut
Hettich (2001), seng (Zn) di udara pada umumnya berikatan dengan partikel aerosol yang
ditentukan berdasarkan dari jenis sumber emisinya. Seng (Zn) yang dilepaskan dari sumber
emisi industri berada pada rentang yang cukup kecil untuk kategori partikel terhirup (respirable
particles).Kendaraan bermotor juga turut menjadi faktor penyumbang

6
emisi logam berat seng (Zn) selain dari hasil produksi industri. Menurut Layola (2009),
penggunaan bahan bakar solar dan rem pada kendaraan menjadi menyumbang emisi logam
berat Zn, Cu, Fe dan crustal elements di udara. Polusi udara dari kendaraan bermotor
mengandung Total Suspended Particulate (TSP) yang dilepas ke udara ambien. Penggunaan
bahan bakar yang mengeluarkan Total Suspended Particulate (TSP) telah diteliti mengandung
lebih banyak logam berat, salah satunya seng (Zn) dibandingkan dengan debu jatuh (settled
dust). Sifat seng (Zn) yang mudah berikatan dengan oksida dapat menjadi sumber bergerak
yang potensial terhadap penyebaran logam berat (Sipos, 2012).
Sumber pencemaran logam berat seng (Zn) yang paling utama sesungguhnya berasal dari
aktivitas manusia yang terakumulasi dalam air. Menurut Romimohtarto (1991), logam berat
yang telah masuk kedalam perairan akan terencerkan dan tersebarkan oleh adukan atau
turbulensi dan arus laut. Air yang mengandung berbagai jenis logam berat termasuk seng (Zn)
tersebut kemudian mengalami proses hidrologi. Sebagian dari air tersebut terserap tanaman
dalam bentuk ion Zn+2, bercampur dan mengendap dalam tanah (Mengel dan Kirby, 1987).
Distribusi dan transportasi seng (Zn) yang berada di air, tanah dan endapan dipengaruhi oleh
spesifikasi seng dan karakteristik lingkungan yang tercemar. Solubilitas seng umumnya
ditentukan oleh pH. Pada pH asam, seng di air dapat berbentuk ion, sedangkan pada pH basa,
seng dapat mengendap. Sedangkan tanah dengan pH asam dan sedikir bahan organik memiliki
kapasitas penyerapan seng dibandingkan dengan tanah yang memiliki pH basah. Sementara itu,
distribusi dan transporrtasi seng (Zn) di udara berbeda-beda, sesuai dengan ukuran dan sifat
seng (Zn) yang dilepaskan di udara. Seng (Zn) dengan densitas rendah dan diameter kecil
mudah terdistribusi dengan jarak yang jauh (Hettich, 2001).
Endapan Zn dapat terbentuk dengan senyawa-senyawa hidroksida, karbonat, fosfat,sulfida,
molibdat, dan asam-asam organik yang terdiri dari humat, fulvat, dan ligand organik. Asam-
asam organik berasal dari dekomposisi senyawa-senyawa organik yang terdapatdalam bahan
organik (Bohn et al., 1979). Adsorpsi Zn2+ yang kuat dalam tanah dapat terjadidengan adanya
bagan organik dan mineral liat, dan hal ini berhubungan dengan kapasitaskation tanah dan
keasaman tanahKelarutan atau kestabilan setiap bahan dalam tanah dapat diramalkan
denganmenggunakan reaksi keseimbangan kimia dengan nilai K sebagai parameternya,
dandisebut juga hasil kali kelarutan (solubility product, Ko) (Lahuddin dan Mukhlis,
2007).Reaksi kimia unsur Zn sangat bervariasi, seperti juga dengan unsur-unsur lain,
tergantungdari bentuk ikatannya.kelarutan Zn tanah atau mineral-mineral Zn dalam tanah
meningkat denganmeningkatnya aktivitas ion H+ dalam larutan tanah atau sebaliknya. Dengan
kata lainkestabilan atau kelarutan senyawa Zn sangat dipengaruhi oleh keasaman tanah,
makintinggi keasaman tanah makin tinggi kelarutan Zn, sebaliknya makin rendah keasaman
tanahmakin rendah kelarutan Zn. Sebaliknya reaksi hidrolisis dan kompleks dengan ion-ion
lainbereaksi lamban untuk membentuk senyawa kompleks. Nilai konstanta Ko yang
besarmenunjukkan hasil reaksi lebih besar dibanding bahan pereaksi, sehingga reaksi lebih
kuatke arah kanan, sebaliknya apabila nilai Ko sangat kecil reaksi ke kanan agak
lamban.Penambahan unsur logam pada tanah dapat terjadi dengan berbagai cara yaitumelalui
polusi, penggunaan sarana produksi seperti pupuk, pestisida dan fungisida,sehingga terjadi
kontaminasi logam-logam pada tanah dan tumbuh-tumbuhan. Penambahanlogam Zn ke tanah
melalui polusi umumnya terjadi di daerah – daerah industri peleburanbahan tambang seng.

7
D. PENERAPAN KASUS
Kasus : Sintesis dan Karakterisasi Komposit Alginat/Zeolit/Fe-Zn Sebagai Salah Satu Material
Pupuk Penyimpan Fe dan Zn
Tujuan : Penelitian ditujukan untuk mengetahui karakter komposit alginat/zeolit yang
terembankan kation Fe dan Zn didalamnya, karakterisasi dilakukan baik secara visual fisik dan
molekular menggunakan analisis spetrofotometer inframerah.
Analisis data : Unsur hara sangat penting diperlukan bagi tanaman dalam pertumbuhan,
pembentukan jaringan dan kegiatan hidup lainnya, biasanya unsur hara tersebut diperoleh dari
tanah. Unsur penting yang dibutuhkan tanaman diantaranya unsur Fe (besi) dan Zn (seng). Zn
berperan sebagai fungsional, struktural dan regulator kofaktor enzim, kekurangan Zn dapat
mengakibatkan gangguan aktifitas enzimatik. Pupuk konvensional saat ini banyak tersebar
dalam berbagai bentuk seperti granular dan cairan. Namun pupuk konvensional dapat
membahayakan bagi lingkungan terutama bila digunakan berlebihan, dapat membakar tanaman
dan mencemari perairan. (Savci, 2012) Salah satu teknik pupuk modern adalah menggunakan
material pengemban (unsur hara) yang ramah lingkungan yakni Na-alginat dan zeolit. Alginat
adalah suatu polisakarida yang diekstrak dari bahan alga coklat dan terdiri atas dua unit struktur,
yaitu guluronat (G) dan mannuronat (M). Guluronat dan mannuronat membentuk berbagai
konformasi dalam struktur polimer alginat, di antaranya G-M, M-M, dan G-G.zeolit adalah
mineral alam yang tersusun dari aluminosilikat terhidrasi yang memiliki pori dan berstruktur
tiga dimensi . Dengan ketersediaan yang melimpah di alam dan memiliki sifat mengikat kation,
maka Na-alginat dan zeolit dapat digunakan sebagai bahan material pupuk penyimpan unsur Fe
dan Zn
Metode penelitian:
Alat : peralatan gelas lab, kaca arloji, pompa peristaltik, pH indikator universal, , neraca
analitik, oven, penggojok, spektrofotometer inframerah (PerkinElmer).
Bahan :zeolit alam dari Klaten, Na-alginat, serta bahan-bahan kimia produksi Merck dengan
kemurnian analisis meliputi, Besi (III) Klorida (FeCl3·6H2O), Seng (II) Klorida (ZnCl2·2H2O)
dan akuades.
Prosedur :
1. Sintesis komposit alginat/zeolit/Fe-Zn (1:1)
2. Uji visual fisik : pengamatan analisis terhadap warna dan bentuk fisik komposit
alginat/zeolit/Fe-Zn)
3. Uji kualitatif spektrofotometer FT-IR mengetahui gugus-gugus fungsi dari alginat dan zeolit
memiliki situs aktif yang berpotensi untuk mengikat Fe(III) dan Zn(II).
Solusi : Komposit ini dibentuk dari alginat dan zeolit memiliki granul yang tidak sempurna
bulat, melainkan seperti kepingan. Warna komposit yang berbeda-beda dipengaruhi oleh
senyawa kompleks yang terbentuk antara gugus-gugus aktif didalamnya. Komposit 1a berwarna
putih diperkirakan terbentuk partikel ZnO. Perbedaan warna yang tampak pada komposit
didominasi oleh interaksi kompleks kation Fe dan Zn dengan kombinasi alginat/zeolit didalam
komposit. menggunakan spektrofotometer inframerah dimana gugus fungsi yang muncul
didominasi dari gugus fungsi yang terdapat pada senyawa alginat dan zeolit. Sintesis dan
karakterisasi komposit alginat/zeolit/Fe-Zn telah berhasil dilakukan untuk mempelajari visual
secara fisik yang membentuk perbedaan warna dari setiap komposit dan analisis gugus fungsi
menggunakan spektrofotometer inframerah untuk mendapatkan pemahaman mengenai
interaksi gugus-gugus fungsi yang terdapat didalam material penyusun dengan kation yang
diembankan. Studi ini diharapkan memberikan gambaran mengenai kemampuan alginat dan
zeolit sebagai pengemban kation (unsur hara) yang bermanfaat bagi tanaman sebagaipupu

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Unsur kimia Sn (timah) dan Zn (seng) adalah bahwa keduanya memiliki sifat yang unik dan
aplikasi yang luas dalam berbagai industri. Timah dikenal karena kemampuannya dalam
pembentukan logam paduan dan kegunaan dalam solder, sementara seng digunakan dalam
galvanisasi dan proses biologis. Meskipun keduanya memiliki toksisitas rendah dalam bentuk
murni, senyawa-senyawa tertentu dari keduanya dapat menjadi beracun dan mencemari
lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk memahami
karakteristik dan bahaya dari kedua unsur ini agar penggunaannya dapat dilakukan dengan
aman dan bertanggung jawab.
B. SARAN
Dengan berkembangnya teknologi membuat generasi muda sulit untuk membangun
kemampuan literasi baik dalam kehidupan sehari hari atau dalam aktivitas secara ilmiah,
sehingga untuk mengatasi hal tersebut dengan adanya penugasan penugasan mahasiswa dengan
cepat menggunakan ai teknologi yang hanya memberikan saja tanpa membuat mahasiswa
menelaah dan menyaring informasi yang diperoleh dari ai tersebut. Untuk itu diperlukan
presentase atau penjelasan langsung oleh setiap tim dalam setiap penugasan yang diberikan
yang bertujuan untuk tetap terserapnya informasi dalam penugasan yang berguna untuk
menambah pengetahuan dan membuka pola piker yang baru dari setiap sub topik yang
diberikan dalam setiap mata kualiahnya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Dwi, P. D. P. 2014. PEMANFAATAN KATALIS ZEOLIT ALAM TERIMPREGNASI
LOGAM Sn DALAM REAKSI ISOMERISASI GLUKOSA DENGAN
VARIASI SUHU REAKSI.
Kurniawan, A. M., Indah, R.W dan Dela, A. 2019. Sintesis dan Karakterisasi Komposit
Alginat/Zeolit/Fe-Zn Sebagai Salah Satu Material Pupuk Penyimpan Fe dan Zn.
Indonesian Journal Of Chemical Research, 3(1): 31-37
Setiawan, I. (2014). Kajian Seni Kerajinan Logam Kaligrafi di Pabrik Tembaga “Muda
Tama” . Desa Tumang Cepogo Boyolali.
Mardiah, M. (2013). Karakteristik Endapan Timah Sekunder Daerah Kelayang Dan
Sekitarnya Kebupaten Bangka Barat. Promine, 1(1).
Prodjosantoso, A. K., Endang Widjajanti, L. F. X., & Utomo, M. P. (2010). Sintesis Dan
Karaterisasi Sno2 Sebagai Upaya Pengembangan Produk Hilir Timah Putih
Untuk Meningkatkan Devisa Nasional. Yogyakarta: UNY Yogyakarta.
Yustini, A. 2016. Faktor Kandungan Timah. Jurnal Ilmu kesehatan masyarakat,
7(3):150-155
Raiden, D. 2015. Pengaruh Zn dalam lingkungan sekitar. Jurnal teknik Kimia, 8(3):122-127
https://www.universaleco.id/blog/detail/bahaya-logam-berat-dalam-limbah-elektronik/262

10

Anda mungkin juga menyukai