Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KIMIA ANORGANIK IV

KEGUNAAN GOLONGAN SENG (Zn)

Disusun oleh:

Sofia Madani 16030234005

Savira Ayu Ningtias 17030234015

Jihan Shofwatul I.D.A 17030234037

Magdalena Butar Butar 17030234060

KA 2017

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmatNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Anorganik IV. Dalam makalah ini, penulis akan sedikit menjelaskan tentang
“Kegunaan Golongan Seng (Zn)”.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan disusun
dalam berbagai keterbatasan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa
memperbaikinya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan
baik dan lancar. Kami berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis,
dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.

Surabaya, 17 April 2020

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................ i
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II: PEMBAHASAN ............................................................................. 3
2.1 Kegunaan Unsur Seng (Zn) ............................................................. 3
2.2 Kegunaan Unsur Cadmium (Cd)...................................................... 7
2.3 Kegunaan Unsur Merkuri (Hg) ........................................................ 9
BAB III: PENUTUP ..................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 14
3.2 Saran .............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah
berkembang dengan begitu pesatnya. Tidak terkecuali pada teknologi
industri, yang telah berkembang sesuai perkembangan zaman. Meskipun
teknologi telah berkembang pesat, pengetahuan setiap orang tentang
teknologi berbeda satu sama lainnya. Dalam dunia industri pengetahuan
yang penting dimiliki oleh orang yang berminat terhadap industri adalah
komponen materi yang bermanfaat dalam proses produksi.
Beberapa komponen penting yang biasa dimanfaatkan dalam produksi
industri adalah logam seng, cadmium dan merkuri. Berabad-abad sebelum
seng dikenal sebagai unsur tersendiri yang unik, bijih seng telah digunakan
dalam pembuatan kuningan. Kadmium terdapat sebagai komponen minor di
sebagian besar bijih seng dan merupakan hasil sampingan dari produksi
seng. Kadmium telah digunakan sejak lama sebagai lapisan tahan korosi
pada baja, sementara senyawa kadmium digunakan sebagai pigmen merah,
jingga dan kuning dan untuk mewarnai kaca. Sedangkan merkuri digunakan
dalam termometer, barometer, manometer, sphygmomanometer, katup
apung, sakelar merkuri, relai merkuri, lampu fluoresen, dan perangkat lain.
Seng, cadmium dan merkuri memiliki peran penting dalam proses
industri. Oleh karena itu sangat penting bagi setiap industriawan untuk
mengetahui manfaat ketiga material tersebut. Selain itu, unsur tersebut
khususnya Merkuri juga bermanfaat dalam bidang yang lain misalnya
bidang kedokteran, pertanian, pertambangan dan kosmetik. Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dibuat makalah ini untuk mengetahui dan
menambah informasi mengenai kegunaaan unsur seng, cadmium dan
merkuri dalam berbagai bidang.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana kegunaan dari unsur seng (Zn)?
1.2.2 Bagaimana kegunaan dari unsur cadmium (Cd)?

1
1.2.3 Bagaimana kegunaan dari unsur merkuri (Hg)?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui kegunaan dari unsur seng (Zn).
1.3.2 Mengetahui kegunaan dari unsur cadmium (Cd).
1.3.3 Mengetahui kegunaan dari unsur merkuri (Hg).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kegunaan Unsur Seng (Zn)


Unsur seng (Zn) dan senyawanya memiliki kegunaan baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam bidang industri. Beberapa kegunaan
tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Zn sebagai pelapis pada baja agar tidak berkarat
Seng (Zn) merupakan salah satu logam yang sering digunakan
untuk melapisi besi atau baja dari serangan korosi, khususnya di
lingkungan atmosfer. Hal ini disebabkan di lingkungan atmosfer,
permukaan logam seng akan terbentuk lapisan film yang dapat
melindungi struktur dari serangan korosi. Selain itu, seng merupakan
logam yang relatif lebih murah dibandingkan dengan logam lain yang
dapat dipakai untuk melindungi baja dari serangan korosi (Yerikho dkk,
2013).
Metode pelapisan seng yang sering digunakan adalah metode
elekctroplating, dimana electroplating merupakan teknologi yang relatif
mudah dikerjakan dengan menggunakan peralatan yang sederhana dan
membutuhkan pekerja yang relatif sediki. Prinsip dasar dari pelapisan
logam secara electroplating ini adalah reduksi ion-ion logam sehingga
terjadi pengendapan logam pada katoda secara elektrolisis.Hasil
elektrolisis tersebut akan mengendap pada katoda, sedangkan endapan
yang terjadi bersifat adhesif terhadap logam dasar (Yerikho dkk, 2013).
Salah satu contoh electroplating seng (Zn) yaitu menggunakan
elektrolit Zinc Cate. Ion logam seng (Zn2+) dalam elektrolit yang
bermuatan positif menuju benda kerja (katoda) yang bermuatan negatif
sehingga ion logam Zn2+ akan tereduksi menjadi logam Zn dan
mengendap di katoda membentuk lapisan logam (deposit) (Wibawa dkk,
2013). Reaksi yang terjadi yaitu:
- Pembentukan lapisan seng
Zn2+ (aq) + 2e → Zn (s)

3
- Pembentukan gas hidrogen
2H+ (aq) + 2e → H2 (g)
- Reduksi oksigen terlarut
½O2 (g) + H2 (g) → H2O (l)
Ion seng dalam elektrolit yang telah tereduksi dan menempel di
katoda, posisiya akan diganti oleh anoda seng yang teroksidasi dan larut
dalam elektrolit menurut reaksi:
- Oksidasi anoda seng ke dalam elektrolit
Zn (s) → Zn2+ (l) + 2e
- Pembentukan gas hidrogen
H2 (l) → 4H+ (aq) + O2 (g) + 4e
- Oksidasi gas hidrogen
H2 (g) → 2H+ (aq) + 2e
Apabila proses electroplating berjalan seimbang maka konsentrasi
elektrolit akan tetap, anoda makin lama berkurang dan terjadi
pengendapan (deposit) logam yang melapisi katoda sebagai benda kerja
(Wibawa dkk, 2013).
b. Zn sebagai unsur paduan pada tembaga
Seng memiliki banyak efek pada paduan yaitu meningkatkan
kekuatan pada temperature kamar, ketahanan korosi, presipatasi
hardening pada beberapa. Seng merupakan salah satu paduan paling
sering digunakan pada magnesium, selama pencairan dan pengecoran.
Seng membantu meningkatkan fluiditas akan tetapi dapat mendorong
terjadinya mikro porositas selama pengecoran. Seng bertindak sebagai
grain refiner dimana hal ini meningkatkan kekuatan pada paduan
(Baihaqi, 2017).
Kuningan (Cu-Zn) merupakan paduan logam yang berbasis
tembaga dimana seng menjadi logam paduan utamanya. Selain seng,
terdapat juga beberapa logam lain yang terkandung di dalamnya sebagai
pengotor namun dalam jumlah yang sangat kecil. Elemen paduan
lainyang ditambahkan ke dalam kuningan biasanya bertujuan untuk
meningkatkan beberapa sifat sesuai dengan kebutuhan. Kuningan

4
memiliki beberapa kelebihan yaitu sifat mampu cor yang baik, biaya
produksi lebih murah, kekuatan tinggi dan ketahan korosinya baik
(Baihaqi, 2017).
c. ZnO sebagai antibakteri pada tekstil
Seng oksida dapat membunuh bakteri dengan memanfaatkan sifat
fotokatalitiknya. Ketika lapisan semi-konduktor partikel seng oksida
disinari oleh sinar dengan energi yang lebih besar dari celah pitanya,
maka elektron-elektron dari seng oksida akan berpindah dari pita valensi
ke pita konduksi, dan pasangan-pasangan elektron (e) dan lubang
elektron (h+) akan terbentuk pada permukaan dari fotokatalis. Elektron-
elektron negatif dan oksigen akan menyatu untuk membentuk ion-ion
radikal O2, sebaliknya muatan-muatan positif dan air akan mem-
bangkitkan radikal-radikal hidroksil OH- (Novarini dan Tatang, 2011).
Atom-atom oksigen tersebut adalah oksidator yang sangat kuat
yang dapat memutuskan ikatan dari senyawa-senyawa karbon melalui
reaksi oksidasi-reduksi. Pada reaksi tersebut senyawa-senyawa organik
semisal mikroorganisme, kotoran dan polutan akan menyatu dengan
radikal O2 dan OH sehingga berubah menjadi karbondioksida dan air.
Pada hal ini, partikel seng oksida bertindak sebagai katalis sehingga
penggunaannya tidak akan habis. Dengan sifat fotokatalitik tersebut,
aplikasi seng oksida pada tekstil diharapkan mampu melindungi,
mengurangi atau mencegah penggunanya dari ancaman infeksi bakteri
dengan jalan menghambat kemampuan sintesis bahkan membunuh
bakteri. Tekstil antibakteri utamanya diperlukan institusi medis untuk
pelapis tempat tidur, seprai, sarung bantal, tirai rumah sakit, jas
paramedis, topi, apron, pakaian pelapis, pembalut, masker, pakaian
pelindung, penyaring udara dan lain sebagainya (Novarini dan Tatang,
2011).
d. ZnO nanopartikel sebagai tinta pengaman
Keberadaan intertisial maupun kekosongan dalam nanokristal ZnO
menyebabkan terbentuknya tingkat energi (deep level) pada posisi sekitar
1 eV di atas puncak pita valensi. Penyinaran ZnO dengan sinar ultraviolet

5
atau berkas elektron yang energinya lebih besar dari lebar celah pita
energi menyebabkan elektron meloncat ke pita konduksi membentuk
elektron bebas pada pita konduksi dan hole bebas pada pita valensi
(Widiyana, 2011).
Elektron dan hole bebas tidak stabil sehingga seketika membentuk
eksiton. Ini ditandai dengan munculnya tingkat energi eksiton yang
letaknya sedikit di bawah tepi pita konduksi. Sebagian eksiton dapat
musnah atau teranihilasi yaitu elektron dari tingkat energi eksiton
meloncat balik ke pita valensi disertai dengan pemancaran energi
luminesens pada daerah ultraviolet. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa puncak spektrum ini berada pada panjang gelombang 380 nm.
Sebagian eksiton pecah, dan elektron meloncat ke tingkat energi deep
level, dan disertai dengan pemancaran spektrum luminesens tampak
(hijau biru) (Widiyana, 2011).
Semakin besar lebar celah pita energi (semakin kecil ukuran
partikel), maka semakin besar pula energi luminesens yang dipancarkan,
atau spektrum luminesens bergerak ke daerah biru jika ukuran partikel
diperkecil. Tinta pengaman ini digunakan untuk mencegah terjadinya
pemalsuan dokumen, uang kertas, passport, dan lain-lain (Widiyana,
2011).
e. ZnCl2 sebagai aktifator karbon aktif
Karbon aktif didefinisikan sebagai bahan yang mengandung karbon
dengan luas permukaan internal yang besar dan struktur berpori
kompleks yang dihasilkan dari pengolahan bahan baku pada reaksi suhu
tinggi. Dalam pembuatan karbon aktif dengan aktifasi kimia, aktifator
seperti ZnCl2 dan H3PO4 lebih baik digunakan untuk material
lignoselulosa seperti ampas tebu, dibandingkan dengan aktifator yang
bersifat basa yaitu KOH. Hal ini karena material lignoselulosa memiliki
kandungan oksigen yang tinggi dan aktifator yang bersifat asam tersebut
bereaksi dengan gugus fungsi yang mengandung oksigen, sedangkan
untuk aktifator KOH bereaksi baik dengan karbon sehingga bahan baku

6
yang memiliki kandungan karbon yang tinggi lebih baik menggunakan
aktifator KOH (Turmuzi, 2015).
KOH baik dalam membentuk mikropori yang lebar dan distribusi
yang luas dari mikropori tersebut, namun mesopori yang dihasilkan
sangat sedikit. Sedangkan ZnCl2 menghasilkan mikropori yang lebar dan
mesopori yang kecil. H3PO4 membentuk mikropori namun seiring
dengan terbentuknya mesopori yang lebar dan bahkan makropori
(Turmuzi, 2015).
2.2 Kegunaan Unsur Cadmium (Cd)
Unsur cadmium (Cd) dan senyawanya memiliki kegunaan dalam
bidang industri. Beberapa kegunaan tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Pelindung besi korosi
Produksi skala industri kadmium dimulai pada tahun 1930an dan
1940an, aplikasi utama kadmium adalah sebagai pelapis besi dan baja
untuk mencegah korosi. Di Amerika Serikat, penggunaan kadmium
untuk pelapisan mencapai 62% pada tahun 1944, dan 59% pada tahun
1956 (Morrow, 2010). Biasanya pelapisan atau plating besi dengan Cd
dilakukan dengan proses elektrolisis (Maharani, Dina K, dkk, 2017).
Pelapisan secara listrik atau elektroplating (elektrolisis) merupakan
proses pelapisan suatu logam secara elektrolisa melalui penggunaan arus
listrik searah (direct current atau DC) dan larutan kimia elektrolit yang
berfungsi sebagai media penyuplai ion-ion logam membentuk endapan
(lapisan) logam pada elektroda katoda (Teguh, 2016). Berikut ini adalah
contoh gambar elektroplating:

Gambar 1. Komponen Elektroplating


(Teguh, 2016).

7
Pada Gambar 1 diperlihatkan contoh proses elektroplating, di mana
elektroplating dilakukan dengan cara mengalirkan arus listrik melalui
larutan antara logam atau material lain yang konduktif. Dua buah plat
logam merupakan anoda dan katoda dihubungkan pada katup postif dan
negatif terminal sumber arus searah (DC). Logam yang terhubung
dengan katup negative sumber arus searah disebut katoda. Terjadinya
perpindahan endapan dari bahan pelapis dengan bahan yang akan dilapi
disebabkan adanya ion-ion bermuatan listrik yang berpindah secara terus
menerus dari suatu elektroda melalui larutan elektrolit. Berdasarkan
penjelasan diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prisnsip kerja
elekroplating adalah merupakan suatu rangkaian dari arus listrik, anoda,
larutan elektrolit dan katoda yang membentuk suatu kesatuan yang satu
sama lain saling berkaitan. Larutan elektrolit berfungsi sebagai media
penyuplai ion-ion logam dan harus mengandung unsur-unsur ion logam
yang akan diendapkan, bersifat konduktif, sebagai buffer, pengantar pH
dan membantu pelarutan anoda. Larutan elektrolit yang digunakan
biasanya bersifat asam atau basa dan mempunyai covering power,
throwing power dan leveling yang baik. Jenis larutan elektrolit dari setiap
proses pelapisan berbeda-beda tergantung pada jenis logam pelapis yang
diinginkan (Teguh, 2016).
b. Pengontrol dalam reaktor nuklir
Bersifat menyerap neutron dengan baik sehingga digunakan pada
reaktor nuklir (Maharani, Dina K, dkk, 2017). Logam Cd dan senyawa
cadmium nitrat [Cd(NO3)2], sangat berguna dalam pengembangan
reaktor nuklir. Di mana logam Cd dan senyawa cadmium nitrat ini
berfungsi sebagai bahan pengontrol kecepatan pemecahan inti atom
dalam proses reaksi berantai (Sukandarrumidi, dkk, 2018).
c. Baterai
Baterai “Nicad” yang dapat diisi ulang pada berbagai perangkat
elektronik. Baterai alkaline Ni/Cd untuk diesel lokomotif (Maharani,
Dina K, dkk, 2017). Senyawa Cd-sulfat (CdSO4) digunakan dalam
industri baterai yang berfungsi untuk membuat sel Weston karena

8
mempunyai potensial stabil yang cukup besar yaitu 1,0186 volt
(Sukandarrumidi, dkk, 2018).
d. Pigmen warna pada cat
Dalam pigmen cat, kadmium membentuk beragam garam, dengan
CdS adalah yang paling umum. Senyawa CdS ini digunakan
sebagai pigmen kuning pada cat. Kadmium selenida dapat digunakan
sebagai pigmen merah, biasa disebut kadmium merah. Bagi pelukis yang
bekerja dengan pigmen, kadmium kuning, jingga, dan merah adalah
warna yang paling cemerlang dan tahan lama. Sebenarnya, selama proses
produksi, warna-warna ini dilunakkan secara signifikan sebelum
dicampur dengan minyak dan pengikat, atau dicampur ke dalam cat
air, gouache, cat akrilik, dan formulasi cat dan pigmen lainnya. Karena
pigmen ini berpotensi racun, maka dianjurkan untuk menggunakan krim
penghalang di tangan untuk mencegah penyerapan melalui kulit saat
bekerja menggunakannya (Buxbaum et al, 2005).
e. Alloy Cadmium (Cd)
Alloy Cd dapat digunakan dalam industri persenjataan berat,
terutama alloy Cd tersebut digunakan sebagai pemandu peluru kendali.
Alloy Cd yang dibentuk dengan logam tembaga (Cu), timah hitam/timbal
(Pb), timah putih/stanum (Sn), dan perak (Ag) banyak digunakan sebagai
bahan solder. Penggunaan cadmium sebagian besar dalam bentuk alloy
dicampur dengan logam tembaga (Cu), perak (Ag), atau nikel (Ni). Alloy
cadmium juga dimanfaatkan untuk pembuatan bagian mesin yang
bergerak, antara lain larger (Sukandarrumidi, dkk, 2018).
2.3 Kegunaan Unsur Merkuri (Hg)
Sejak zaman dahulu kala, raksa dalam bentuk HgS telah dimanfaatkan
oleh manusia untuk berbagai kepentingan hidupnya. Sebagai contoh,
masyarakat Cina telah memanfaatkan sinabar (HgS) sejak permulaan tahun
1100 SM. Di Peru penambangan sinabar telah dimulai pada tahun 500 SM,
sedangkan di Almaden, Spanyol telah dimulai pada permulaan abad ke 4.
Pada waktu itu senyawa raksa hanya digunakan untuk keperluan-keperluan

9
sederhana, misalnya untuk pembuatan obat dan cat merah (Goldwater,
1972).
Dalam bidang fisika, logam raksa murni banyak digunakan untuk
mengisi instrumen instrumen fisika seperti barometer, termometer,
manometer dan lain-lain. Logam raksa murni ini biasanya dibuat dari bahan
mineral yang paling banyak mengandung raksa yaitu sinabar (HgS). Raksa
murni dengan muda dapat diekstraksi dari HgS melalui pemanggangan,
sesuai degan reaksi:
HgS + O2 -------> Hg° + SO2
Dari proses pemanggangan ini, raksa dihasilkan dalam bentuk uap.
Uap ini kemudian dikondensasikan dalam pendingin sehingga didapatkan
Hg dalam bentuk cair. Metode ini dapat menghasilkan raksa lebih dari 95%
(Durrant, 1960). Kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan manusia dapat
membuat ribuan senyawa raksa, jauh lebih banyak dari yang dihasilkan.
oleh proses alam. Sintesa senyawa organik dan anorganik raksa pertama
sekali dibuat oleh von Hoffman pada tahun 1843 dan oleh Frakland pada
tahun 1850 (Goldwater, 1977). Kedua ahli inilah yang dianggap sebagai
perintis dan dasar dari pembuatan ribuan senyawa raksa yang baru. Sejak
saat itu pemakaian dan penggunaan senyawa-senyawa raksa dalam
kehidupan manusia semakin meluas. Berikut juga terdapat pemanfaatan
merkuri dan senyawanya dalam berbagai bidang:
a. Bidang kedokteran
Bidang kedoktean telah menggunakan merkuri sejak abad ke-15
dimana bidang kedokteran, kolomel (Hg2Cl2) dipakai sebagai obat
pencahar, sedangkan sublimat (HgCl2) encer banyak dipakai sebagai
desinfektan. Merkuri juga digunakan untuk pengobatan penyakit kelamin
(sifilis), HgCl digunakan sebagai pembersih luka serta beberapa alat ukur
di bidang kesehatan seperti termometer, alat ukur tekanan darah dan
penggunaannya amalgam dalam kedokteran gigi (Alfian, 2006).
Amalgam gigi adalah bahan pengisi gigi yang paling umum digunakan.
Ini adalah campuran merkuri dan paduan logam. Komposisi normal
adalah 45-55% merkuri; sekitar 30% perak dan logam lainnya seperti

10
tembaga, timah dan seng. Menurut Perlindungan Lingkungan AS Batas
keamanan keagenan (EPA) untuk uap merkuri paparan adalah 10 μg /
hari. Menurut penelitian FDA menunjukkan bahwa penggunaan amalgam
untuk penambalan gigi boleh dilakukan dengan batasan mungkin
serendah 1-3 μg / hari atau setinggi 27 µg / hari (WHO, 1991).
Etil merkuri dalam bentuk thimerosal telah digunakan sebagai
antiseptik topikal untuk anak-anak, termasuk difteri tetanus acellular
pertussis (DTP), Hepatitis B dan beberapa Haemophilus influenza tipe b
(Geier, 2007).
b. Bidang pertanian
Dalam bidang pertanian, senyawa raksa banyak dimanfaatkan
untuk pembuatan biosida, terutama untuk fungisida dan bakterisida.
Senyawa raksa yang digunakan dalam bidang pertanian dapat dibagi dua
yaitu anorganik dan organik raksa. Senyawa anorganik raksa yang paling
umum dipakai adalah Hg2Cl2 dan HgCl2. Uji HgCl2 sebagai bakterisida
pertama sekali dilakukan oleh Kellerman dan Swingle pada tahun 1878.
HgCl2 mulai dipakai sebagai bakterisida sejak permulaan abad ke 19. Di
India pemakaian HgCl2 dan Hg2Cl2 telah dipakai secara luas sejak tahun
1914 untuk melindungi umbi akar kentang dari gangguan Rhizoetania.
Oleh karena senyawa anorganik raksa sangat beracun bagi tumbuh-
tumbuhan, hewan dan manusia serta waktu penguraiannya sangat lama,
maka para ahli berusaha membuat senyawa organik raksa yang kurang
beracun dan waktu penguraiannya tidak lama. Percobaan pertama
penggunaan organik raksa sebagai desinfektan dilakukan oleh
Wessenberg di Jerman pada tahun 1913. Pada tahun 1915 P.T. Bayer di
Jerman mulai memasarkan produksi senyawa organik raksa yang pertama
yaitu "Uspulam". Uspulam adalah senyawa kolorofenil raksa,
[Cl(OH)C6H3HgSO3Na], yang mengandung raksa sebanyak 18,8%.
Kemudian dihasilkan lagi senyawa baru yaitu "Germisan",
[C(OH)(CH3)(C6H2)HgCN] yang mengandung raksa sebanyak 16%
(Ramulu, 1979). Setelah itu bermunculanlah puluhan senyawa organik
raksa dalam bidang pertanian. Jenis–jenis senyawa organik raksa yang

11
paling sering dipakai sebagai fungisida dalam bidang pertanian disajikan
dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1 Jenis-jenis organik raksa yang digunaknan dalam pertanian

(Ramulu, 1979).
c. Bidang pertambangan
Merkuri (Hg) digunakan secara luas untuk mengekstrak emas dari
bijihnya, baik sebelum maupun sesudah proses Sianidasi digunakan.
Ketika merkuri dicampur dengan bijih tersebut, merkuri akan membentuk
amalgam dengan emas atau perak. Untuk mendapatkan emas dan perak,
amalgam tersebut harus dibakar untuk menguapkan merkurinya. Para
penambang emas tradisional mengguakan merkuri untuk menangkap dan
memisahkan butir-butir emas dan butir-butir batuan. Endapan Hg ini
disaring menggunakan kain untuk mendapatkan sisa emas. Endapan yang
disaring kemudian diremas-remas dengan tangan. Air sisa-sisa
penambangan yang mengandung merkuri dibiarkan mengalir begitu saja
ke sungai atau ke perairan lainnya (Ginting, 1999).
d. Bidang industri
Dalam bidang industri, pabrik alat-alat listrik yang menggunakan
merkuri untuk produksi lampu penerangan jalan raya. Lampu merkuri
dikenal biaya pemasangan dan operasi yang murah dan arus listriknya
dapat dialiri dengan voltase tinggi. Merkuri juga digunakan pada

12
pembuatan baterai, karena baterai dengan bahan yang mengandung
merkui dapat tahan lama dan tahan terhadap kelembaban yang tinggi.
Selain itu, merkuri juga digunakan dalam industri pembuatan klor
alkali yang menghasilkan klorin (Cl2), dimana perusahaan air minum
memanfaatkan klorin untuk penjernihan air dan pembasmi kuman. Dalam
pembuatan kaustik soda diproduksi dengan jalan elektrolisis dari larutan
garam NaCl, menggunakan merkuri dalam bentuk amalgam dicampur
dengan logam natrium dan digunakan sebagai katoda yang banyak
digunakan dalam pembuatan baterai basah maupun kering. Penggunaan
merkuri disini pada dasarnya berbentuk larutan konduksi dan
kemampuannya mengikat logam natrium sebagai amalgam dan
membebaskan klor.
Merkuri juga digunakan dalam campuran cat yang digunakan untuk
mengecat pada daerah yang mempunyai kelembaban tinggi sehingga
dapat mencegah tumbuhnya jamur. Dalam hal ini, merkuri digunakan
dalam bentuk organik fenil merkuri asetat (PMA). Penggunaan merkuri
pada industri lain sebagai bahan katalis terutama pada industri vinil-
klorida yang mensintesis plastik (Parvaneh, 1979).
e. Bidang kosmetik
Merkuri merupakan kandungan yang kadang ditambahkan dalam
kosmetik yang berfungsi mempercepat menghasilkan kulit wajah putih
dan bersih dalam waktu singkat (Alfian, 2006). Senyawa merkuri telah
digunakan dengan berbagai keberhasilan dalam mencerahkan pigmen
kulit. Ion-ion merkuri diduga menghambat sintesis melanin. Melanin
yang berperan besar dalam penentuan warna kulit dimana semakin
banyak pigmen ini semakin gelap pula warna kulit, dibentuk oleh sel
melanosit (Giunta, 2010).

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Kegunaan dari unsur seng (Zn) diantaranya yaitu sebagai pelapis pada
baja agar tidak berkarat dan sebagai unsur paduan pada tembaga. Selaiun
itu, dalam bentuk oksidanya, ZnO digunakan sebagai antibakteri pada
tekstil dan sebagai tinta pengaman. Sedangkan dalam bentuk kloridanya,
ZnCl2 digunakan sebagai aktifator karbon aktif.
b. Kegunaan dari unsur cadmium (Cd) diantaranya yaitu sebagai sebagai
pelindung besi dari korosi, pengontrol dalam reaktor nuklir, baterai,
pigmen warna pada cat dan Alloy cadmium.
c. Kegunaan dari unsur merkuri (Hg) diantaranya yaitu sebagai bahan untuk
mengisi instrumen instrumen fisika seperti barometer, termometer,
manometer dan lain-lain. Dalam bidang kedokteran, kolomel (Hg2Cl2 )
dipakai sebagai obat pencahar, sedangkan sublimat (HgCl2) encer banyak
dipakai sebagai desinfektan. Selain itu, dalam bidang kosmetik berfungsi
mempercepat menghasilkan kulit wajah putih dan bersih dalam waktu
singkat. Sedangkan dalam bidang industri, merkuri (Hg) untuk produksi
lampu penerangan jalan raya, pembuatan baterai, serta pembuatan klor
alkali yang menghasilkan klorin (Cl2) untuk penjernian air dan pembasmi
kuman.
3.2 Saran
Diperlukan lebih banyak lagi sumber yang relevan tentang kegunaan
golongan seng (Zn) serta proses yang terlibat di dalamnya untuk makalah
ini. Kami tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran pembaca agar dalam penulisan makalah di
kemudian hari menjadi lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Zul. 2006. Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaanya Bagi
Kesehatan Manusia dan Lingkungan. Medan: Universitas Sumatera
Utara.
Amponsah, D. 2010. Levels of Mercury and Hydroquinone in Some Skin
Lightening Creams and Their Potential Risk to The Health of Consumers in
Ghana. Tesis. Ghana: Universitas Kwame Nkrumah.
Baihaqi, Muhammad Yusuf. 2017. Pengaruh Penambahan Unsur Seng (Zn)
terhadap Sifat Kekerasan Paduan Cu-Zn untuk Aplikasi Elektroda Las.
Skripsi. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Buxbaum, Gunter, Pfaff, Gerhard. 2005. Cadmium Pigments. Industrial Inorganic
Pigments. Wiley-VCH. hlm. 121–123.
Durrant P.J. 1960. General and Inorganic Chemistry. Longmans Green and Co.
Inc. London: 370-378.
Geier DA, Sykes LK, Geier MR. 2007. A Review of Thimerosal (Merthiolate)
and its Ethylmercury Breakdown Product: Specific Historical
Considerations Regarding Safety and Effectiveness. J Toxicol Environ
Health B Crit Rev. 10: 575-96.
Ginting, A. R. 1999. Perkimiaan pada Ekstaksi Emas dan Detoksifikasi Limbah.
Prosiding Penempatan Tailing di Dasar Laut. Sulewesi Utara: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Unstrat.
Golwater J. L. 1972. Mercury, In: Metallic Contaminants and Human Health.
New York: Acad Press.
Goldwater, J. L. 1977. Mercury, In: The Chemical Environment and Man.
London: Blackic Glasgow. (6)2: 38-63.
Morrow, H. 2010. Cadmium and Cadmium Alloys. Kirk-Othmer Encyclopedia of
Chemical Technology. John Wiley & Sons. hlm. 1-36.
Novarini, Eva dan Tatang Wahyudi. 2011. Sintesis Nanopartikel Seng Oksida
(Zno) Menggunakan Surfaktan sebagai Stabilisator dan Aplikasinya pada
Pembuatan Tekstil Anti Bakteri. Jurnal Arena Tekstil. Vol. 26(2): 81-87.

15
Parvaneh, V. 1979. An Investigation on The Mercury Contamination of Persian
Gulf Fish. Bull. Environment Contamination Toxicology.
Ramulu, U. S. 1979. Chemistry of Insecticides and Fungicides. New Delhi:
Oxford and IBH, Publishing Co.
Sukandarrumidi, dkk. 2018. Geotoksikologi: Usaha Menjaga Keracunan Akibat
Bencana Geologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Teguh, Prakosa W. 2016. Penggunaan Multimedia Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Kuliah Korosi dan Pelapisan
Logam. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Turmuzi, Muhammad, Ardiano Oktavianus Sahat Tua dan Fatimah. 2015.
Pengaruh Temperatur dalam Pembuatan Karbon Aktif dari Kulit Salak
(Salacca sumatrana) dengan Aktifator Seng Klorida (ZnCl2). Jurnal Teknik
Kimia. Vol. 4(2): 59-64.
Wibawa, Lasinta Ari Nendra dan Wahyu Purwo Raharjo. 2013. Pengaruh Variasi
Tegangan dan Waktu Pelapisan pada Proses Elektroplating Baja Karbon
Rendah dengan Pelapis Seng terhadap Ketebalan dan Laju Deposit. Skripsi.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Widiyana, Kasih. 2011. Penumbuhan Nanopartikel Seng Oksida (ZnO) yang
Disintesis dengan Metode Sonokimia dan Pemanfaatannya sebagai Tinta
Pengaman. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
World Health Organization. 1991. Environmental Health Criteria 118: Inorganic
Mercury, Geneva. Published under the joint sponsorship of the United
Nations Environment Programme.
Yerikho, Wahyu Purwo Raharjo dan Bambang Kusharjanta. 2013. Optimalisasi
Variasi Tegangan dan Waktu terhadap Ketebalan dan Adhesivitas Lapisan
pada Plat Baja Karbon Rendah dengan Proses Electroplating Menggunakan
Pelapis Seng. Jurnal Mekanika. Vol. 11(2): 62-68.

16

Anda mungkin juga menyukai