PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan dari dibuatnya makalah sebagai
berikut:
1. Mampu mengetahui dan memahami sejarah pengemasan kaleng
2. Mampu mengetahui dan memahami salah satu pengemasan menggunakan bahan
logam/kaleng
3. Mampu mengetahui dan memahami beberapa jenis kaleng yang dipakai pada
pengemasan
4. Mampu mengetahui dan memahami produk yang menggunakan pengemasan dari
kalen
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dibuatnya makalah ini dimaksudkan untuk sebagai informasi bagi
pembaca ataupun masyarakat terhadapa produk yang menggunakan pengemasan kaleng/logam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Wadah logam dalam bentuk kotak atau cangkir emas digunakan pada zaman kuno
sebagai lambang prestise. Teknik pengalengan makanan sebagai upaya pengawetan bahan
pangan pertama sekali dikembangkan pada tahun 1809 yaitu pada zaman pemerintahan
Napoleon Bonaparte yaitu dari hasil penemuan Nicholas Appert. Aspek legislasi pengalengan
makanan ditetapkan tahun 1810 yang dikenal dengan ”l’art de conserver”. Tahun 1810 Peter
Duran dari Ingris menciptakan kaleng.
Tahun 1817 William Underwood (imigran asal Inggris) mendirikan industry
pengalengan makanan yang pertama di Amerika Serikat. Kapten Edward Perry yang melakukan
ekspedisi ke kutub utara pada tahun 1819, 1824 dan 1826 telah menggunakan makanan kaleng
sebagai logistik mereka. Alumunium foil (alufo) diproduksi secara komersial pertama kali pada
tahun 1910. Kaleng aluminium untuk kemasan bir digunakan pertama sekali tahun 1965.
Awalnya pembuatan kaleng dilakukan secara manual yaitu hanya dihasilkan 5-6 kaleng
per jam. Akhir tahun 1900 ditemukan cara pembuatan kaleng termasuk cara pengisian dan
penutupannya yang lebih maju dan bersih. Kaleng alumunium awalnya diperkenalkan sebagai
wadah pelumas. Tahun 1866 ditemukan alat pembuka kaleng yang berupa kunci pemutar untuk
menggantikan paku atau pahat. Tahun 1875 ditemukan alat pembuka kaleng dengan prinsip
ungkit. Tahun 1889 ditemukan kaleng kalengaerosol, tetapi saat ini kaleng aerosol banyak
ditentang karena dapat merusak lapisan ozon.
3. Plat Timah
Jenis kemasan logam yang biasa dibuat dari plat timah adalah jenis kemasan kaleng.
Plat timah ini berupa lembaran atau gulungan baja berkarbon rendah dengan ketebalan 0.15-0.5
mm dan kandungan timah putih berkisar antara 1.0-1.25% dari berat kaleng (Tjahjadi, 2011).
Kemasan plat timah digunakan untuk produk yang mengalami sterilisasi. Selain itu mempunyai
daya tahan terhadap karat yang rendah, tetapi daya tahannya terhadap reaksi-reaksi dengan
bahan pangan yang dikemasnya lebih lambat dibanding baja. Warna dari timah yaitu silver-
putih dan berkemampuan tinggi untuk korosi, kemasan timah terbuat dari tin-plate, lembar baja
dan lainnya yang telah digunakan sejak lama sebagai bahan pengemas (Abdel, 2015).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perkembangan teknologi memacu pelaku industri untuk terus melakukan
perkembangan untuk mempertahankan produk yang dihasilkan agar dapat besaing. Jenis-jenis
kemasan logam terdiri dari kemasan aluminium, kemasan aluminium foil, plat timah, kemasan
kaleng bebas timah (baja), kemasan aerosol, kemasan drum. Logam memiliki beberapa sifat
yaitu penghantar (konduktor) panas dan listrik yang baik, dapat ditempa atau dibengkokan
dalam keadaan padat, mempunyai kilap logam, tidak tembus pandang, densitas tinggi,
berbentuk padat (kecuali merkuri).
4.2 Saran
Untuk terhindar dari adanya bahaya dalam pengemas kaleng, sebaiknya setiap produksi
pangan yang menggunakan kemasan kaleng wajib memberlakukan SOP dengan baik. Bahaya
yang terdapat didalam kemasan logam sangat berpengaruh juga terhadap kualitas pangan yang
berada dalam kemasa logam tersebut. Kondisi dan kualitas pengemas kaleng juga harus di
perhatikan guna menjaga mutu dari pangan, agar konsumen yang membeli produk pangan
dengan kemasan kaleng terhindar dari bahaya kesehatan yang diakibatkan oleh kemasan kaleng
yang tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdel, N. Gayoum A. dan Rahman. 2015. Tin-plate Corrosion in Canned Foods. Journal of
Global Bioscience. 4(7): 2966-2971.
Anonim. 2011. Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pangan dan Produknya.
Boadi, N.O., Tumasi, Badu dan Osei. 2011. Heavy Metal Contamination in Canned Fish
Marketed in China. Journal of Sciencetific and Industrial Research. 2 (6): 877-882.
Buculei, A. Gheorghe, Ameriei, Dabija dan Gabriela. 2012. Study Regarding The Tin and
Iron Migration From Metallic Cans Into Foodstuff During Storage. Journal of
Agroalimentary Processes and Technologies. 18(4): 299-303.
Marsh, K. dan Betty B. 2007. Food Packaging-Roles, Material, and Environmental Issues.
Journal of Food Science. 72 (3): 39-55.
Suryani, dkk. 2011. Bisnis Kue Kering: Pilihan Usaha yang Menawarkan Laba Melimpah.
Andi. Yogyakarta..
Sutrisno, 2013.Kajian Tinning (Sn Plating) dalam Dunia Industri. Jurnal Foundry. 3(I):22.