Anda di halaman 1dari 5

Praktikum Hari/Tanggal : Jumat, 5 Maret 2021

Pengemasan Pangan PJ Dosen : Dr. Dwi Yuni Hastati,


STP.,DEA
Asisten Dosen : Utari Prihatina, AMd
Kelas/Kelompok : SJMP B-P2

KEMASAN LOGAM
Kelompok B P2 / 3
Rachmadhani Fandriansyah J0305202183
Rifqi Ariq Ristyanto J0305201166
Rio Guruh Suseno Harianja J0305201082
Umni Hanifah J0305201106

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Kaleng logam merupakan, seperti kaleng logam merupakan salah satu jenis
kemasan tertua, terutama digunakan dalam pengemas produk olahan yang diawetkan.
Bahan logam yang umumnya dipergunakan untuk pengemas makanan adalah tin
plate dan aluminium. Plat timah atau tin plate adalah bahan untuk kemasan kaleng
yang terdiri dari lembaran baja yang dilapis timah (Sucipta et al 2016). Aluminium
merupakan logam yang memiliki beberapa keunggulan yaitu lebih ringan daripada
baja, mudah dibentuk, tidak berasa, tidak berbau, tidak beracun, dapat menahan
masuknya gas, mempunyai konduktivitas panas yang baik dan dapat didaur ulang.
Akan tetapi, alumunium mepunyai kekurangan, yaitu penutupan bagian samping dari
bahan kaleng tidak dapat dilakukan dengan soldir.
Enamel adalah lapisan yang ada di dalam kemasn logam berfungsi untuk
melindungi produk agar tidak bersentuhan langsung dengan kaleng. Interaksi antara
bahan pangan dan logam akan menimbulkan korosi. Bahan yang biasa digunakan
sebagai enamel adalah senyawa-senyawa organik. Buah-buahan yang mempunyai
warna yang kuat, seperti cherry atau berry biasanya digunakan enamel yang terbuat
dari senyaw oleoresin. Senyawa jenis phonol dan opon cocok untuk ikan, daging, dan
produk susu. Enamel tidak hanya digunakan untuk bagian dalam kaleng, tetapi juga
digunakan untuk bagian luar kaleng. Tujuan enamel di bagian luar, yaitu mencegah
korosi dan fasilitas dekorasi.
Sekarang ini, banyak kemasan palstik yang dilaminasi dengan alumunium
foil. Beberapa sifat alumunium foil yang lain diantaranya adalah tidak teerpengaruh
oleh sinar matahari, tidak dapat terbakar, tidak bersifat menyerap bahan/zat lain, tidak
menunjukan perubahan ukuran dengan berubah-ubahnya RH (Sucipta et al 2016).
Selain itu, alumunium foil sangat cocok untuk produk-produk yang disimpan pada
suhu rendah karena pada suhu rendah alumunium foil tidak akan rapuh.
BAB II
TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan kaleng dan bahan-bahan
pembuat kaleng, mengetahui pengujian enamel pada kaleng dan mengukur dimensi
kaleng, dan melakukan identifikasi terdapat lembar laminasi pada produk yang berada
di pasaran.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.2 Cara kerja
Pada percobaan pengukuran kaleng pertama disiapkan kaleng kemasan
pangan. Kemudian diukur diameter kaleng dengan alat ukur lalu dikonversikan
menjadi satuan inch. Selanjutnya, tinggi kaleng diukur dengan alat ukur lalu
dikonversikan dari cm ke inch. Setelah itu, dihitung untuk mendapatkan hasil
dimensi kaleng.
Pada percobaan efektivitas kemasan laminasi kemasan dibuka lalu
dipisahkan lapisan-lapisannya. Dilihat terdapat berapa lapis kemasan laminasi dan
terdiri dari lapisan apa saja. Selanjutnya kemasan laminasi diarahkan ke lampu
untuk dilihat transparansinya. Pertama, diarahkan ke lampu bagian plastik
printing sementara bagian dalam diterwang. Lalu bagian dalam diberi tanda “A”
dan diarahkan ke lampu. Kemudian diterawang, tanda “A” terlihat atau tidak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Mengukur Dimensi Kaleng/Standar Kaleng
4.2 Pengujian Lapisan Enamel Kaleng

4.3 Membandingkan Efektifitas Kemasan Laminasi

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kaleng merupakan wadah yang cocok untuk mengemas suatu produk, karena
memilki barrier cahaya, gas dan uap udara yang baik. Adapun kelemahan
kemasan ini adalah rentan terhadap korosi, makadari itu diperlukan lapisan
tambahan (enamel) untuk melindungi dari korosi dan tercemarnya produk oleh
kandungan besi didalamnya. Laminasi dibutuhkan untuk kemasan pangan yang
rentan cahaya, hal ini dilakukan karena dalam lembaran laminasi tersusun atas
alufo dan berbagai jenis plastik yang cocok dengan isi produk dan dapat
melindungi produk tersebut dalam masa kritisnya.
5.2 Saran
ntuk menjaga produk agar tetap aman dan mutu dari produk dapat terjaga
dengan baik, maka kemasan pangan yang digunakan harus sesuai dengan Standar
Ketentun yang berlaku agar produk yang akan dijual dapat dengan baik sampai ke
tangan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Endang dkk. KARAKTERISTIK MUTU SOP DAUN TORBANGUN (Coleus
Amboinicus Lour) DALAM KEMASAN KALENG DAN PERHITUNGAN
TOTAL MIGRASI BAHAN KEMASAN. Jurnal Teknik Industri
Pertanian.Vol. 19(1), 21-24. [Internet]. Diakses pada 6 Maret 2021.
Erfianika,Hefinda.2014.Analisis Kadar Pb dan Cu Pada ikan serta saus kemasan
kaleng terhadap lama penyimpanan.(Skripsi).[Internet].Diakses pada 6 Maret
2021.
Mufida, Mia. 2016. Simbolisasi dan Pemaknaan Iklan Susu Bear Brand Edisi 2015 di
Televisi [skripsi]. Makassar (ID): Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Mulyadi,Sri.2015.KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS KALENG
MINUMAN.Vol(4).e-Joernal.[Internet]. Diakses pada 6 Maret 2021.
Sucipto, I Nyoman dkk. 2016. Pengemasan Pangan. Bali (ID): Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai