Anda di halaman 1dari 18

Tugas Teknologi Penyimpanan dan Pengemasan

Review Bahan Pengemasan dan Inovasinya


Alphasius Omega Dixon -1406607975

Outline :
1. Bahan kemasan logam
2. Bahan kemasan kertas
3. Bahan kemasan gelas/kaca
4. Bahan kemasan Plastik

1. Bahan kemasan logam


1.1 Karakteristik kemasan logam pada variasi jenis produk

Produk buah-buahan memilki karakteristik asam yang sangat tinggi dengan pH < 3,7
sehingga rentan jika dikemas dengan kemasan logam karena akan mudah korosif akibatnya
akan berbahaya bagi produk yang dikemas itu sendiri. Ini terjadi karena adanya reaksi antara
kaleng dengan senyawa lain yang bersifat korosif. Pada kasus yang ringan, perkaratan terjadi
pada tutup kaleng, sambungan kaleng, atau bagian luar saja. Pada kasus berat dapat terjadi
pada seluruh bagian luar kaleng.

Karat yang belum merusak bagian dalam sebenarnya tidak berbahaya. Akan tetapi, bila
sudah timbul lubang, meski kecil dan sulit dideteksi, ada kemungkinan mikroba sudah
menyelusup ke dalamnya. Oleh karena itu meski pengemasan dengan logam mempunyai
keunggulan dari beberapa hal, namun untuk produk seperti buah- buahan perlu memperhatikan
karakteristik pengemas yang aman dan tidak mudah korosif.

Dalam memilih kemasan kaleng untuk pengemasan bahan pangan, maka perlu
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. sifat korosif kaleng


b. sifat keasaman makanan
c. kekuatan kaleng (daya tahan terhadap tekanan dalam retort atau keadaan vakum)
d. ukuran kaleng
Bentuk kemasan dari bahan logam yang digunakan untuk bahan pangan yaitu :

1. bentuk kaleng tinplate

2. kaleng alumunium

3. bentuk alumunium foil

Kaleng tinplate banyak digunakan dalam industri makanan dan komponen utama untuk
tutup botol atau jars. Kaleng alumunium banyak digunakan dalam industri minuman.
Alumunium foil banyak digunakan sebagai bagian dari kemasan bentuk kantong bersama-
sama/dilaminasi dengan berbagai jenis plastik, dan banyak digunakan oleh industri makanan
ringan, susu bubuk dan sebagainya.

Berdasarkan komposisi lapisan kaleng, cara melapisi dan komposisi baja penyusun kaleng,
maka kaleng dibedakan atas beberapa tipe.

a. Kaleng Tipe L (Low Metalloids) adalah kaleng yang mempunyai daya korosif rendah,
sehingga dapat digunakan untuk makanan yang berasam tingi.
b. Kaleng tipe MR (Medium Residual) dan Tipe MC (Medium Metalloids Cold Reduces)
adalah kaleng yang mempunyai daya korosif sedang sehingga digunakan untuk
makanan berasam rendah.
c. Kaleng dengan lapisan timah yang tebal digunakan untuk makanan dengan daya
korosif yang tinggi

Berikut ini adalah pemilihan tipe kaleng berdasarkan jenis makanan dan minum :
Untuk mencegah terjadinya kontak langsung antara kaleng pengemas dengan bahan
pangan yang dikemas, maka kaleng plat timah harus diberi pelapis yang disebut dengan
enamel. Interaksi antara bahan pangan dengan kemasan ini dapat menimbulkan korosi yang
menghasilkan warna serta flavor yang tidak diinginkan, misalnya :

1. Terbentuknya warna hitam yang disebabkan oleh reaksi antara besi atau timah
dengan sulfida pada makanan berasam rendah (berprotein tinggi).
2. Pemucatan pigmen merah dari sayuran/buah-buahan seperti bit atau anggur karena
reaksi dengan baja, timah atau aluminium.

Lapisan enamel yang digunakan adalah :

a. Epoksi-fenolik, merupakan pelapis yang banyak digunakan, bersifat tahan asam serta
mempunyai resistensi dan fleksibilitas terhadap panas yang baik. Digunakan untuk
pengalengan ikan, daging, buah, pasta dan produk sayuran. Pada pelapisan dengan
epoksi fenolik juga dapat ditambahkan zink oksida atau logam aluminium bubuk untuk
mencegah sulphur staining pada produk daging, ikan dan sayuran.
b. Komponen Vinil, yang mempunyai daya adhesi dan fleksibilitas tinggi, tahan terhadap
asam dan basa, tapi tidak tahan terhadap suhu tinggi pada proses sterilisasi. Digunakan
untuk produk bir, juice buah dan minuman berkarbonasi.
c. Phenolic lacquers, merupakan pelapis yang tahan asam dan komponen sulfida,
digunakan untuk kaleng kemasan pada produk daging, ikan, buah, sop dan sayuran.

Enamel minuman tidak berkarbonat seperti sari sayuran, sari buah berwarna merah, buah
buahan yang sangat korosif, minuman yang tidak berkarbonasi adalah menggunakan sistem
dua lapis yang terdiri dari oleoresin yang dilapisi lagi dengan vinil.

1.2 Contoh produk dengan kemasan logam

Gambar 2. Contoh produk kemasan kaleng (Sumber : http://www.mayabrand.com/)


Sarden maya® merupakan produk makanan yang merupakan makanan kaleng. Sarden
maya® merupakan salah satu produk dari PT. Maya Muncar. Produk sarden ini di kemas
berupa kaleng logam. Penyimpangan produk dapat dilihat dari perubahan produk secara
mekanis, kimiawi, biokimiawi maupun mikrobiologis. Produk sarden maya® pada perubahan
produk secara mekanis berakibat pada kemasannya yaitu penyok juga korosi. Perubahan
kimiawi dapat kehilangan gizi yang terkandung dalam sarden, rasa serta penampakan berubah.
Perubahan mikrobiologis yaitu bakteri Clostridium botulinum yang dapat menyebabkan
keracunan botulinin.

1.3 Inovasi yang diinginkan

Jika dilihat dari masalah penyimpangan/kerusakan yang dapat terjadi pada produk sarden
diatas, difokuskan pada masalah mikrobiologi. Dimana, belum ada kaleng kemasan yang selain
bersifat melindungi, tetapi juga dapat menjadi material anti mikrobiologis berbahaya. Inovasi
kaleng yang dapat dikembangkan adalah kaleng yang melindungi tidak hanya secara mekanis
dan kimiawi seperti kaleng pada umumnya tetapi juga secara biologis tanpa mempengaruhi
kesehatan dan gizi dari produk sarden kaleng tersebut.

Berdasar sumber, ditemukan bahwa terobosan ide ini memang tengah dikembangkan
teknologinya walaupun belum secara komersial. “Salah satu upayanya adalah dengan
pengembangan active packaging yang dapat berfungsi sebagai absorbsi oksigen, emisi etanol
dan flavor, dan aktivitas antimikroba. Agensia antimikroba dapat ditambahkan langsung ke
bahan pengemas dan dapat bermigrasi ke makanan secara difusi dan secara partisi. Bakteriosin
merupakan sejenis protein antibiotic atau produk metabolit sekunder dari bakteri yang
memiliki berat molekul relatif besar. Efektifitas bakteriosin dalam menghambat bakteri
patogen sangat tergantung dari kemurnian bakteriosin tersebut. Nisin merupakan salah satu
bakteriosin bakteri Lactococcus lactis. Penambahan nisin secara langsung ke makanan dapat
menurunkan aktivitasnya, untuk menjaga efektifitasnya maka nisin sering ditambahkan pada
film. Selain nisin, bakteriosin lain yang dapat digunakan adalah pediosin. Pediocin merupakan
bakteriosin yang dihasilkan oleh genus Pediococcus spp yang dapat menghambat beberapa
bakteri patogen dan bakteri gram positif. Penggunaan pediosin sangat efektif menghambat
pertumbuhan bakteri L. monocytogenes pada produk daging. Penggunaan nisin dan pediosin
dengan konsentrasi tertentu sangat efektif dalam menghambat beberapa bakteri pathogen dan
bakteri pembusuk. Laju migrasi bakteriosin dari film ke makanan sangat mempengaruhi
efektifitas bakteriosin. Efektifitas bakteriosin pada film sangat tergantung dari suhu
penyimpanan. Penambahan bakteriosin pada film akan mempengaruhi sifat mekanis dan
morfologi dari film” (Yogeswara et al, 2014)

2. Bahan kemasan kertas


2.1 Kelebihan dan kekurangan kemasan kertas

Kemasan kertas biasanya digunakan untuk membungkus makanan. Sebagai kemasan,


kertas punya banyak kelebihan. Selain bahannya ringan, kemasan kertas juga relatif lebih
murah dibandingkan kemasan dari bahan lainnya. Mudah pula dalam hal penyimpanan serta
daur ulangnya. Hanya saja kekurangan dari kemasan kertas adalah mudah robek, mudah
terbakar, tidak dapat dipanaskan terlalu lama. Kemasan kertas pun tak bisa digunakan untuk
membungkus cairan.

2.2 Kemasan Kertas yang memenuhi standar Food Grade

Saat ini pasar menuntut kertas kemasan tidak hanya difungsikan sebagai sarana untuk
menyimpan produk yang akan dikemas saja, melainkan juga diharapkan menjadi media untuk
promosi bagi produk yang dipasarkan sekaligus meningkatkan citra produk tersebut.

Di lain pihak, dengan pesatnya perkembangan teknologi cetak dan pengemasan, menuntut
produk kertas kemasan yang mampu dicetak dengan baik, menghasilkan warna yang tajam
serta sesuai untuk berbagai aplikasi proses pasca cetak seperti embossing (timbul), spot varnish
(mengkilat di bagian tertentu, die cutting (bentuk yang sudah dipotong) bahkan blister
(dipanaskan pada suhu tinggi).

Saat ini beberapa produk premium high-bulk ivory board yang mempunyai banyak fungsi
dengan kualitas cetak tinggi, gambar tajam serta aman untuk bersentuhan langsung dengan
makanan dan masuk ke dalam kategori food grade paperboard. Melalui inovasi yang terus
menerus yang didukung dengan pengembangan teknolohi, kertas untuk kemasan makanan ini
mampu untuk mengemas berbagai kegunaan yakni :

– Regular Sizing, digunakan untuk kemasan secara universal/umum.

– Hard Sizing, dipergunakan untuk kemasan yang dapat disimpan dalam kondisi
dingin/beku dengan tingkat kelembaban lingkungan yang tinggi; dan sekaligus dapat
dipanaskan dengan microwave.
– Grease Resistance, kertas kemasan yang dapat menahan penetrasi minyak.

Ketiga tipe di atas, memiliki kualitas cetak yang baik dan mampu diblister (kertas tidak
melepuh ketika dipanaskan pada suhu tinggi). Dengan menggunakan produk ini, hasil cetak
yang didapatkan akan lebih baik dengan resolusi yang tajam serta mampu untuk dipergunakan
sebagai kemasan blister pack.

Selain memiliki tingkat smoothness (halus permukaan kertas) yang baik untuk memberikan
hasil cetak yang tajam dan rata. Kertas jenis ini telah diuji dan hasilnya aman saat bersentuhan
langsung dengan makanan, tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan
dan tidak ada migrasi dari bahan-bahan yang dipergunakan ke dalam makanan. Tidak ada
pelapisan PE untuk tipe hard sizing grade, namun tetap memiliki kelakuan yang stabil dalam
kondisi dingin/beku dan memiliki water repellency (kertas tidak basah dan rusak bila kena air)
yang baik, serta aman untuk dipanaskan di dalam microwave.

Dari hasil uji oleh ISEGA merujuk pada article no. EN 1230-1 dan 1230-2, produk kertas
ini tidak akan mempengaruhi rasa maupun aroma dari produk makanan yang dikemas. Hal ini
menunjukkan bahwa produk ini benar-benar aman untuk dipergunakan sebagai bahan kemasan
makanan.

Kertas jenis ini dapat digunakan untuk kemasan makanan yang dibekukakn/didinginkan
kemudian dipanaskan dengan microwave, sehingga dapat digunakan pada semua aplikasi
kemasan, antara lain untuk kemasan keju, butter, frozen food (makanan beku), chicken nuggets,
kemasan untuk kosmetik, alat rumah tangga, obat-obatan, mainan, sabun cuci, dan lain
sebagainya. Selain itu kemasan makanan dengan bahan karton lapis PE, seperti untuk lunch
boxes, paper plates dan trays, serta aneka paper cups, yang multi fungsi. Bentuk kemasan ini
didesain untuk disposable food packaging, sangat ideal dan praktis untuk berbagai kebutuhan,
terutama untuk kebutuhan take away.

Kemasan untuk lunch boxes, paper cups yang didesain untuk mengemas minuman panas
dan dingin terbuat dari bahan board yang berkualitas termasuk coated dan uncoated paper tray,
paper plates yang bisa didaur ulang. Karton disposable seperti fry pouch, Food Pails,
Clamshells, Snack Boxes serta Food Wraps sangat higienis untuk mengemas makanan.
2.3 Contoh produk kemasan kertas

Gambar 2. Contoh produk kemasan kertas (Sumber : http://www.jollytime.com)

Jolly Time salah satu brand popcorn microwave dari Amerika yang muncul pertama kali
pada tahun 1914, memulai usahanya dengan menjual popped popcorn atau popcorn yang dapat
langsung dikonsumsi. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1984, Jolly Time menghadirkan
microwave popcorn untuk pertama kali.

2.4 Inovasi yang diinginkan

Berkaitan dengan bahan pembungkus kertas yang sering digunakan sebagai pembungkus
makanan, akan lebih praktis jika kemasan kertas dapat ikut dimakan. Selain mempercepat
proses konsumsi produk, hal ini juga akan mengurangin jumlah sampah sisa produk yang bisa
mencemari lingkungan. “Di jaringan restoran burger asal Brazil, Bob's, para staf membungkus
burger pesanan pelanggan dengan kertas yang bisa dimakan ini. Awalnya, para pelanggan
tampak bingung, namun mereka mencoba menuangkan saus sambal di atas kertas burger dan
menggigitnya.

Sayang, kertas pembungkus ini hanya dipakai untuk kampanye iklan Bob's yang dibuat
oleh agensi NBS. Penggunaannya bertujuan untuk menggambarkan bahwa saking enaknya
burger Bob's, pelanggan sampai tak sabar membuka bungkusnya sebelum menyantapnya.
Bob's bukanlah satu-satunya pihak yang mempergunakan kemasan yang dapat dimakan.
Perusahaan es krim Coolhaus di Los Angeles, Amerika Serikat, sudah membungkus ice cream
sandwich-nya dalam kemasan yang bisa dikonsumsi. Selain itu, di awal tahun ini, ilmuwan
Harvard mengumumkan bahwa mereka sedang mengembangkan WikiCells. Menurut
Guardian (16/04/12), WikiCells terbuat dari biodegradable polymer dan partikel makanan.
Bahkan, konsumen dapat memproduksinya sendiri jika memiliki mesinnya.

Firma Monosol asal Indiana, AS, menjadi pesaing Harvard dalam membawa kemasan yang
dapat dimakan ke pasar Amerika. Keduanya berencana memperkenalkan produk makanan
dalam waktu dekat. Sebelumnya, Monosol dikenal membuat bungkus mudah larut untuk
deterjen. Menurut Huffington Post (19/12/12), jika diperkenalkan secara luas, kemasan yang
bisa dikonsumsi dapat mengurangi jumlah sampah di AS. Di tahun 2010 saja, orang Amerika
membuang lebih dari 75 juta ton sampah kemasan. Hanya kurang dari setengahnya yang didaur
ulang.” (http://food.detik.com)

3. Bahan kemasan gelas

3.1 Sejarah Kemasan Gelas

Gelas merupakan salah satu bahan kemasan tertua dan terpopuler sejak jaman dahulu
sampai dengan saat ini. Penggunaan bahan ini telah dimulai sejak 3000 SM oleh bangsa Mesir
kuno. Penemuan gelas sebagai bahan kemasan terjadi secara tidak sengaja dan tidak melalui
proses penelitian di laboratorium yang memerlukan waktu lama. Pada abad permulaan, para
pelaut dari Venesia menggunakan balok–balok soda untuk membuat tungku perapian di atas
pasir di tepi pantai. Saat itulah diketahui bahwa komposisi soda dan pasir dapat melebur dan
membentuk gelas. Secara fisik, gelas merupakan suatu bentuk cairan dengan tingkat viskositas
tinggi yang kemudian mengalami pendinginan. Secara kimia, gelas merupakan suatu
campuran oksida anorganik dari berbagai jenis komposisi bahan, dengan komposisi terbesar
soda – kapur – silica.

3.2 Proses Pembuatan Kemasan Gelas

Komposisi bahan pembuat gelas umumnya terdiri dari 70–75% Natrium dan Kalsium
Silikat, 6–12% Kalsium dan Magnesium Oksida, dan sejumlah kecil oksida–oksida dari
Aluminium, Barium dan logam lain. Untuk membuat wadah/kemasan gelas, bahan–bahan
pembuat gelas, seperti Natrium dan Kalsium Silikat, Kalsium dan Magnesium Oksida, Oksida
Aluminium, Barium dan logam lainnya dicampur dengan hancuran gelas (cullet) dari
wadah/kemasan botol yang sudah pecah atau rusak. Campuran tersebut kemudian dihancurkan
dalam tungku pembakaran pada suhu 2700oC.
Pembuatan kemasan gelas dalam bentuk botol dilakukan melalui dua tahap. Pada tahap
pertama gelas cair dengan jumlah tertentu dimasukkan ke dalam suatu cetakan (moulding)
dengan ukuran yang lebih kecil daripada ukuran botol akhir. Kemudian dengan tekanan gas
atau udara yang dikompresikan, gelas ditekan pada dinding cetakan. Pada tahap kedua, botol
yang telah dibentuk sebagian dipindahkan ke cetakan kedua, di mana botol tersebut
dikompresikan lagi oleh udara atau gas hingga menjadi bentuk akhir. Selanjutnya, mulut
wadah/kemasan dihaluskan dengan api dan botol–botol dibiarkan mengeras secara perlahan
pada suhu tinggi. Setelah itu, wadah/kemasan yang sudah jadi tersebut diperiksa kembali. Bila
tersedia perlengkapan modern, dapat dilakukan uji mekanis. Sedangkan wadah/kemasan yang
rusak atau cacat dihancurkan dan digunakan kembali untuk campuran pembuatan botol
berikutnya. Demikian seterusnya.

3.3 Keunggulan dan Kelemahan Kemasan Gelas

Sebagai bahan kemasan, gelas memiliki sifat–sifat yang menguntungkan seperti inert
(tidak bereaksi), kuat, tahan terhadap kerusakan, sangat baik sebagai barrier terhadap benda
padat, cair dan gas. Di samping itu, sifat gelas yang transparan menguntungkan dari segi
promosi, dan ada beberapa jenis gelas seperti “pyrex” yang tahan terhadap suhu yang sangat
tinggi.

Sedangkan kelemahan dari wadah/kemasan gelas adalah mudah pecah dan kurang baik
untuk mengemas produk–produk yang sangat peka terhadap paparan sinar ultra violet.
Makanan yang dikemas dengan gelas dapat dirusak oleh sinar. Sinar yang menembus dan
masuk ke dalam gelas dapat melunturkan warna produk di dalamnya, sehingga mengakibatkan
kerusakan citarasa, serta turunnya kandungan gizi zat akibat reaksi yang terkatalis oleh sinar.

Meskipun kemasan gelas bersifat inert, namun tidak demikian halnya dengan tutup botol
yang sering mendatangkan banyak masalah. Oleh karena itu tutup botol harus dibuat
sedemikian rupa agar mampu menutup botol dengan rapat dan mencegah produk tumpah
keluar. Teknologi modern yang terus berkembang memungkinkan pembuatan kemasan gelas
yang mampu bersaing dalam hal kekuatan dan fungsinya dengan bahan kemasan lain. Akan
tetapi, masalah botol pecah merupakan masalah yang perlu dicermati oleh kalangan industri
kemasan.
3.4 Penyebab Pecahnya Botol
Pecahnya botol dapat diakibatkan oleh 3 (tiga) faktor, yaitu :
a.benturan,
b.tekanan dalam,
c.thermal shock.

Pecahnya botol akibat ketiga faktor ini hanya dapat diketahui penyebabnya dengan
memeriksa bentuk dan jenis pecahan botol. Karena alasan tersebut, penting sekali mengetahui
apakah pecahnya botol disebabkan oleh rendahnya mutu gelas atau penggunaan gelas yang
salah. Botol yang pecah biasanya memiliki pola pecahan yang jelas. Letak pecahnya gelas
terjadi kira–kira di bagian tengah.

a. Pecah akibat benturan

Botol gelas dapat pecah karena benturan keras secara aktif atau benturan-benturan kecil
yang berkesinambungan. Pecahan-pecahan kecil mungkin terbentuk disertai dengan
percabangan. Adanya kerusakan di permukaan luar atau permukaan dalam, cacat pabrik,
kesulitan penekanan (annealing), dan ketebalan gelas dapat mempengaruhi daya tahan botol
terhadap benturan. Gelas yang tebal sangat rawan terhadap pecah akibat benturan karena
dindingnya kaku, sedangkan dinding botol yang tipis lebih tahan terhadap benturan.

b. Pecah akibat tekanan dalam

Secara normal, kemasan botol memiliki keseimbangan dalam tekanan kompresi dan
tegangan (tension). Secara umum botol mendapat tekanan kompresi dari permukaan luar botol
dan tegangan (tension) dari permukaan dalam.

c. Pecah akibat thermal shock

Pecahnya botol akibat thermal shock terjadi bila salah satu permukaan gelas mendapat suhu
tertentu sedang bagian lain terekspos oleh tekanan mekanis dan tegangan (strain). Perbedaan
suhu mengakibatkan perbedaan pengembangan dan tegangan internal pada dinding botol.
Adanya tekanan (stress) ini menyebabkan botol menjadi retak.
3.5 Contoh produk dengan kemasan gelas

Gambar 3. Contoh produk kemasan gelas/kaca (Sumber : http://www.indonesia-


investments.com)

Coca-Cola adalah salah satu minuman ringan berkarbonasi yang paling laris di dunia saat
ini. Coca-Cola juga sering disebut Coke. Sejarah Coca-Cola merupakan cerita yang sangat
menarik. Salah satu fakta yang menarik adalah penemu Coca-Cola merupakan seorang
apoteker, padahal terlalu banyak minuman berkarbonasi dianggap berbahaya untuk kesehatan
tubuh manusia. Coca-Cola ditemukan oleh Dr. John Stith Pemberton, seorang apoteker asal
Atlanta, ibukota negara bagian Georgia dari Amerika Serikat. Ia membuat sirup pertama untuk
minuman ini di halaman rumahnya. Ia membawa sirup tersebut sebanyak satu kendi penuh ke
toko obat Jacobs Pharmacy. Disana, minuman itu dicicipi dan dinyatakan memiliki rasa yang
luar biasa. Minuman ini mulai dijual ke masyarakat di toko obat itu pada 8 Mei 1886. Sekitar
9 porsi minuman terjual per hari dengan harga 5 sen dollar Amerika.

3.6 Inovasi yang diinginkan

Masalah yang di hadapi pada kemasan gelas pada umumnya adalah mudahnya kaca untuk
pecah. Maka dari itu inovasi untuk menemukan kaca anti pecah dapat menjadi terobosan
menarik bagi konsumen. Ilmuwan Amerika Serikat berhasil menemukan gelas anti-pecah,
meskipun dijatuhkan dari ketinggian 10 kaki. Para ilmuwan mengklaim bahwa gelas tersebut
dapat dipasarkan dengan harga terjangkau.

“Memang tak ada gelas kaca yang tidak dapat dipecahkan, tapi melalui proses kami berhasil
menciptakan kaca yang sangat kuat, dan harganya pun murah,” ujar seorang ilmuwan dari
Alfred University, AS, Dr William LacCourse seperti Times of India, LaCourse mengatakan,
rumah tangga dan rumah sakit dapat menghemat biaya jika menggunakan gelas kaca
temuannya. Namun, belum disebutkan berapa harga bahan pembuat gelas kaca anti pecah
tersebut.

“Gelas kaca itu sangat baik untuk digunakan restoran, perusahaan katering, atau untuk
rumah tangga dan dapat menghemat 80 persen untuk anggaran gelas mereka,” katanya. Pada
saat uji coba dari ketinggian sekira 10 kaki, para ilmuwan menjatuhkan gelas tersebut.
Hasilnya, gelas tidak retak sama sekali dan hanya memantul.

Saat ini pihak universitas sedang bekerja sama dengan perusahaan gelas dan keramik
Santanoni Glass untuk memproduksi secara masal gelas-gelas kaca itu.Nantinya, Santanoni
akan memproduksi gelas anti-pecah untuk berbagai macam kebutuhan, seperti gelas anggur,
botol, mug, dan berbagai macam barang pecah belah lainnya. Saat ini harga gelas yang terbuat
dari kaca anti-pecah memang terbilang cukup tinggi. Sebagai perbandingan, kaca mobil anti-
pecah yang ada saat ini dibanderol sekira Rp8-9 juta per mobil. Itupun hanya lapisannya film
saja.

4 Bahan kemasan plastik

4.1 Fungsi Plastik

Beragam jenis kemasan plastik yang beredar di pasaran sebenarnya memiliki fungsi dan
kegunaannya masing-masing. Ada plastik yang digunakan untuk mengemas barang-barang.
Ada juga plastik yang digunakan untuk mengemas sampah. Selain itu, ada plastik jenis lain
yang kerap digunakan untuk mengemas makanan. Penggunaan beberapa jenis plastik tersebut
hendaknya dilakukan dengan bijak. Untuk mengemas makanan, tentu saja, kemasan plastik
yang dipilih haruslah aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan.

Sebenarnya tidak sulit menemukan kemasan plastik yang aman untuk makanan. Saat ini
setiap jenis plastik juga telah memiliki kode masing-masing. Kode-kode tersebut memberikan
informasi kepada konsumen tentang pemanfaatan dari plastik-plastik tersebut. Untuk lebih
jelasnya, berikut ini beberapa jenis kemasan plastik yang biasa digunakan untuk produk
makanan.
4.2 Kelebihan dan kekurangan kemasan plastik

Seperti yang kita ketahui, tekstur kemasan bahan plastik ini sangat kuat dibandingkan
kemasan kertas. Selain itu, kemasan plastik tidak mudah bocor, ringan, dan dapat digunakan
untuk membungkus cairan.

Namun, kemasan plastik juga punya beberapa kekurangan. Jika tidak berhati-hati memilih
bahan plastiknya, bisa jadi plastik tersebut mengandung bahan kimia yang membahayakan
kesehatan. Plastik pun pada umumnya tak tahan panas dengan suhu tinggi dan tidak
biodegradable. Pemalsuan merk pada produk-produk yang memakai kemasan plastik kerapkali
terjadi.

4.3 Jenis kemasan plastik dan produknya

a. Kemasan Pouch Vacuum Transparan

Gambar 4. Contoh kemasan pouch transparan (Sumber : http://dariplastik.com/)

Jenis kemasan plastik yang satu ini cocok digunakan untuk produk-produk makanan
seperti bakso, ikan, sosis, kacang, seafood, dan beras. Jenis plastik kemasan yang satu ini
tersusun dari bahan PE dan Nylon. Sebagai plastik makanan jenis plastik vacuum, plastik ini
mampu meningkatkan daya tahan makanan.

Kemasan jenis ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan lainnya dalam hal menjaga
daya tahan makanan yang disimpan. Produk makanan yang dimasukkan ke dalam plastik ini
memiliki daya tahan lebih lama karena tidak adanya udara yang terdapat di dalam plastik.
Udara yang ada dalam kemasan dapat memicu berkembangnya bakteri-bakteri pembusuk
makanan sehingga menyebabkan makanan tidak bertahan lama.
b. Kemasan Stand Up Pouch Transparan

Gambar 5. Contoh kemasan stand up pouch transparan (Sumber : http://dariplastik.com/)

Sesuai dengan namanya, jenis kemasan plastik yang satu ini memiliki bentuk seperti stand
di sisi bagian bawahnya. Hal ini membuat kemasan tersebut dapat diletakkan dengan cara
berdiri tegak. Kemasan ini umumnya digunakan untuk mengemas produk-produk makanan
berbentuk cair seperti saus, kecap, atau minyak. Terlebih lagi, kemasan jenis ini juga dapat di-
vacuum untuk menghilangkan kandungan udara di dalam kemasan.

c. Kemasan Pouch Kombinasi

Gambar 6. Contoh kemasan pouch kominasi (Sumber : http://dariplastik.com/)

Plastik jenis ini memiliki bentuk pouch dan terbuat dari bahan metal OPP. Karakteristik
plastik ini dapat dilihat dari warnanya. Pada sisi depan, digunakan plastik OPP bening.
Sedangkan pada bagian belakangnya, terdapat bahan metal yang membuatnya terlihat lebih
elegan. Namun desain seperti ini tak hanya sebagai pemanis tampilan saja. Desain seperti ini
juga mampu menghalau sinar matahari sehingga meningkatkan daya tahan makanan yang ada
di dalamnya. Plastik ini cocok untuk mengemas makanan ringan seperti kripik. Selain itu
plastik pouch kombinasi juga baik digunakan sebagai kemasan makanan lain seperti ikan, abon
dan kerupuk.

d. Plastik Stand Up Kombinasi dengan Zipper

Gambar 7. Contoh kemasan plastik standup kombinasi dengan zipper (Sumber :


http://dariplastik.com/)

Ini adalah jenis plastik kemasan makanan yang memadukan beberapa bahan seperti
aluminium foil dan plastik PET. Tak hanya itu, jenis plastik kemasan ini juga telah dilengkapi
dengan zipper. Plastik kemasan makanan ini cocok untuk kripik, abon dan makanan ringan
lainnya. Selain itu, plastik ini juga bisa digunakan untuk mengemas kopi. Bentuknya yang
menarik dan ketersediaan zipper pada sisi bagian atas membuat kemasan plastik ini tak hanya
terlihat eksklusif namun juga memudahkan konsumen untuk membukanya.

Saat berbicara tentang kemasan produk makanan, pertimbangan kini tak hanya terletak
pada seberapa aman kemasan plastik tersebut. Penampilan juga penting, khususnya untuk para
pelaku bisnis yang ingin produknya laris manis. Jika berbicara tentang hal tersebut, jenis
kemasan plastik di atas telah memenuhi hal tersebut. Keempat kemasan tersebut juga mampu
menjaga makanan agar tetap awet.

Khusus pada kemasan plastik stand up dengan zipper, konsumen tak hanya disuguhkan
desain kemasan yang menarik saja. Kemasan jenis ini juga memiliki zipper pada bagian atasnya
yang didesain untuk memudahkan konsumen membuka kemasan. Selain itu, konsumen juga
bisa menutup kemasan tersebut kembali jika hendak menyimpannya di dalam lemari
pendingin.
4.4 Inovasi yang diinginkan

Masalah utama kemasan plastik yang sering dihadapi adalah sulitnya plastik untuk
terdegradasi oleh lingkungan sehingga menjadi limbah. Jika inovasi plastik biodegradable
sudah terdengar umum, maka jika inovasi ini dikombinasikan dengan inovasi plastik tahan
panas, hal ini akan menjadi suatu terobosan baru dalam teknologi pengemasan. Seperti yang
kita ketahui, kemasan plastik makanan yang tahan panas dan dapat dimasukan ke microwave
merupakan teknologi yang mulai sering dijumpai. Contohnya saja pada swalayan cepat saji,
produk dengan kemasan ini banyak dijumpai karena kemudahannya untuk langsung
dipanaskan di tempat untuk dimakan.

Kemasan plastik tahan panas yang memiliki struktur kimiawi HDPE (High Density
PolyEthylene) merupakan jenis kantong plastik yang memiliki daya tahan terhadap panas
tinggi. Kemampuan ini disebabkan karena struktur kepekatan (high density) pada molekul
polymer plastik tersebut. Hanya saja jenis plastik ini merupakan jenis plastik sintetis yang tidak
bersifat biodegradable. Maka dari itu, akan lebih baik jika jenis plastik biodegradable seperti
dari singkong dapat dikembangkan lagi sehingga tidak hanya mengganti sebagian fungsi
plastik, tetapi dapat mensubtitusi seluruh fungsi plastik sintetis.
REFERENSI

7 Packs Microwave Popcorn (6 Regular + 1 Marshmallow Magic) by Jolly Time Popcorn.


2017. 7 Packs Microwave Popcorn (6 Regular + 1 Marshmallow Magic) by Jolly Time
Popcorn. [ONLINE] Available at: http://groupon.co.id/voucher/jakarta/77000/33-
locations-7-packs-microwave-popcorn-by-jolly-time-popcorn. [Accessed 08 March
2017].

Administrator. 2017. GELAS, JENIS KEMASAN YANG MUDAH PECAH TAPI AMAN.
[ONLINE] Available at: http://www.indonesiaprintmedia.com/pendapat/141-gelas-jenis-
kemasan-yang-mudah-pecah-tapi-aman.html. [Accessed 08 March 2017].

dariplastik.com. 2017. Jenis Kemasan Plastik Produk Makanan - dariplastik.com. [ONLINE]


Available at: http://dariplastik.com/2016/10/20/jenis-kemasan-plastik-makanan/.
[Accessed 08 March 2017].

detikfood. 2017. Bungkus Makanan yang Bisa Dimakan Akan Jadi Tren?. [ONLINE]
Available at: http://food.detik.com/read/2012/12/20/120918/2123345/297/bungkus-
makanan-yang-bisa-dimakan-akan-jadi-tren. [Accessed 08 March 2017].

Greenpack - The Best Food Grade Pacakging. 2017. Greenpack - The Best Food Grade
Pacakging. [ONLINE] Available at: http://www.greenpack.co.id/en/. [Accessed 08 March
2017].

JOLLY TIME Blast O Butter Microwave Popcorn | Best Movie Theatre Style Popcorn Flavor.
2017. JOLLY TIME Blast O Butter Microwave Popcorn | Best Movie Theatre Style
Popcorn Flavor. [ONLINE] Available at: http://www.jollytime.com/popcorn-
products/microwave-classics/blast-o-butter-movie-theater-style. [Accessed 08 March
2017].

Karakteristik Pengemas Logam Untuk Produk Buah-Buahan Produk | Angela Firdausa -


Academia.edu. 2017. Karakteristik Pengemas Logam Untuk Produk Buah-Buahan Produk
| Angela Firdausa - Academia.edu. [ONLINE] Available at:
http://www.academia.edu/6803360/Karakteristik_Pengemas_Logam_Untuk_Produk_Bu
ah-Buahan_Produk. [Accessed 08 March 2017].
Kemasan Kertas yang memenuhi standar Food Grade | www.kertasnasi.com. 2017. Kemasan
Kertas yang memenuhi standar Food Grade | www.kertasnasi.com. [ONLINE] Available
at: http://kertasnasi.com/kemasan-kertas-yang-memenuhi-standar-food-grade/. [Accessed
08 March 2017].

MayaBrand Since 1978 - PT Maya Muncar - Makan Sarden ya Sarden Maya. 2017. MayaBrand
Since 1978 - PT Maya Muncar - Makan Sarden ya Sarden Maya. [ONLINE] Available at:
http://www.mayabrand.com/. [Accessed 08 March 2017].

Sejarah Perusahaan Coca-Cola Company. 2017. Sejarah Perusahaan Coca-Cola Company.


[ONLINE] Available at: http://www.jendelasarjana.com/2014/04/sejarah-perusahaan-
coca-cola-company.html. [Accessed 08 March 2017].

Vendorpedia. 2017. Kelebihan dan Kekurangan Kemasan Kertas serta Plastik - Artikel
Makanan Vendorpedia. [ONLINE] Available at:
http://vendorpedia.co.id/artikel/makanan/kelebihan-dan-kekurangan-kemasan-kertas-
serta-plastik. [Accessed 08 March 2017].

Anda mungkin juga menyukai