Anda di halaman 1dari 4

KKTP 2 : Pengemasan Makanan

Kemasan makanan sebagai desain kreatif yang berkaitan dengan bentuk, struktur, warna, material,
tipografi, hingga informasi suatu produk. Pengemasan menurut Kotler dan Keller (2009) adalah
aktivitas merancang dan memproduksi suatu wadah sebagai sebuah produk. Pada awalnya, kemasan
makanan hanya fokus untuk menjaga produk. Namun seiring berjalannya waktu, kemasan juga
berperan penting dalam proses pemasaran.

kemasan tidak hanya mampu melindungi produk, namun juga memberikan informasi bagi konsumen
terkait cara penyajian, penyimpanan, komposisi, hingga tanggal kadaluwarsa.

Bahan alami seperti daun pisang, daun waru, dan daun jati digunakan sebagai kemasan makanan di
Nusantara pada zaman dulu. Lama kelamaan, teknologi pengemasan terus berkembang, sehingga
bahan kemasan pun semakin beragam. Contohnya adalah kemasan plastik, kertas, kaleng, dan lain
sebagainya.

Syarat Kemasan Makanan

Seperti dikatakan sebelumnya, suatu kemasan harus memenuhi persyaratan tertentu agar dapat
berfungsi dengan baik. Berikut syarat kemasan makanan yang dikutip dari buku Preservasi Makanan
Lokal tulisan Risa Panti Ariani (2021):

1. Feed grade, yaitu makanan tidak bersifat racun, sehingga aman untuk makanan.
2. Dapat melindungi produk dari kerusakan fisik, perubahan kadar air, gas, dan penyinaran.
3. Harus mampu melindungi produk dari kotoran dan kontaminasi lain agar produk tetap steril.
4. Efisien dan ekonomis, khususnya selama proses pengisian produk ke dalam kemasan.
5. Mudah dibuka, ditutup, ditangani, diangkut, dan didistribusikan.
6. Memiliki ukuran, bentuk, dan bobot yang sesuai dengan standar yang ada.
7. Mudah dibuang, dibentuk, dan dicetak.
8. Menampilkan identitas, informasi, dan penampilan produk yang jelas, sehingga dapat
menunjang promosi.

Wadah yang digunakan dalam pengemasan bahan pangan dan non pangan terbagi menjadi dua,
yaitu:

Wadah utama merupakan wadah yang berhubungan langsung dengan bahan yang dikemas.
Contohnya adalah botol, plastik, kertas, kaleng.

11
Wadah kedua tidak berhubungan langsung dengan produk. Isi wadah kedua merupakan
bahan (pangan atau non pangan) yang sudah dibungkus dengan wadah utama. Misalnya,
kotak yang terbuat dari kayu atau karton.

Bahan yang digunakan sebagai bahan untuk pembuatan kemasan makanan

Kertas

 Kertas “greaseproof” : dapat digunakan sebagai pengemas utama mentega, margarin, daging,
kopi, dan gula-gula. Mirip kertas karton namun memiliki kekedapan terhadap perembesan
lemak.
 Kertas “glassine” : dibuat 80% dari kertas greaseproof namun memiliki ketahanan terhadap
udara dan lemak yang kuat, permukaanya halus, serta mengkilat. Sering digunakan untuk
mengemas roti yang berkadar lemak tinggi.
 Kertas “kraft” : kertas yang dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang berasal dari Swedia
dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas Glassine, sehingga bahan pangan yang
dibungkus dengan kertas ini akan tetap kering lebih-lebih bila permukaannya dilem dengan
resin. Kertas ini biasanya digunakan untuk mengemas keju di Negara-negara eropa.

Gelas

 Terbuat dari campuran pasir C2O, soda abu, dan alumina.


 Bersifat inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan)
 Kuat (tahan terhadap kerusakan akibat pengaruh waktu)
 Transparan (bentuk dan warna bahan pangan dapat dilihat).
 Kelemahannya adalah mudah pecah, tidak dapat digunakan untuk bahan pangan yang peka
terhadap sinar.
 Agar tidak mudah pecah sebaiknya bagian permukaan gelas dilapisi dengan lilin (wax) dan
silika yang halus.

Metal / Logam

 Bahan yang sering dipakai : Kaleng (tin plate) dan almunium.


 Tin plate adalah wadah yang terbuat dari baja yang dilapisi timah putih yang tipis, bagian
dalamnya juga dilapisi dengan lapisan email.

12
 Lapisan email tersusun atas senyawa oleoresin, fenolik, vinil, dan lilin. Fungsi email adalah
untuk mencegah korosi dan mencegah kontak antara metal dengan bahan pangan. Misal email
fenolik digunakan untuk melapisi kaleng pengemas bahan ikan dan daging.

Aluminium

 Aluminium memiliki keuntungan sebagai bahan pengemas, yaitu memiliki berat yang lebih
ringan dibanding baja.
 Aluminium juga mudah dibentuk sesuai keinginan.
 Aluminium lebih tahan korosi karena bisa membentuk aluminium oksida.
 Kelemahan aluminium adalah mudah berlubang dibanding baja dan lebih sukar disolder
sehingga sambungan kemasan tidak benar-benar rapat.

Plastik
Penggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari jenis
makanannya. elemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik masih bisa
ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi pengembunan uap air didalam
kemasan ketika suhu turun.
Jenis plastik yang digunakan dalam pengemasan antara lain : polietilen, cellophan, polivinilklorida
(PVC), polivinil dienaklorida (PVDC), polipropilen, poliester, poliamida, dan polietilentereptalat (PET).
 Polietilen : adalah jenis plastik yang harganya paling murah dan memiliki beberapa varian
antara lain : Low Density Polyetilene (LDPE), High Density Polyetilene (HDPE), dan
Polietelentereptalat (PET). Polietilen memiliki sifat kuat bergantung variannya, transparan, dan
dapat direkatkan dengan panas sehingga mudah dibuat kantong plastik.
 Cellophan : sebenarnya terbuat dari serat selulosa yang disulfatasi. Cellophan dapat
dipergunakan untuk membungkus sayuran, daging, dan beberapa jenis roti. Cellophan yang
dilapisi nitroselulosa mempunyai sifat yang tahan terhadap uap air, fleksibel, dan mudah
direkatkan dengan pemanasan. Cellophan yang dilapisi PVDC tahan terhadap uap air dan kedap
oksigen sehingga baik untuk mengemas makanan yang mengandung minyak atau lemak.
 Polivinilklorida (PVC) : jenis plastik yang kuat, namun memiliki kelemahan yaitu dapat berkerut
(Shrinkable) dan sering digunakan untuk mengemas daging atau keju.
 Polivinildienaklorida (PVDC) : jenis plastik yang kuat, tahan terhadap uap air dan transmisi
udara. Sering dugunakan dalam pengemasan keju dan buah-buahan yang dikeringkan.

Edible film

13
Edible film adalah bahan pengemas organik yang dapat dimakan sekaligus dengan bahan pangan
yang dikemasnya, biasa terbuat dari senyawa polisakarida dan turunan lemak. ahan yang digunakan
antara lain polisakarida yang berasal dari rumput laut (agarose, karaginan, dan alginat), polisakarida
pati, amilosa film, gelatin, gum arabik, dan turunan monogliserida. Contoh pengemasan edible film
adalah pada sosis, permen, kapsul minyak ikan, sari buah dan lain-lain.
Karton
Karton sebenarnya merupakan bagian dari kertas namun lebih sering berfungsi sebagai wadah luar
atau sebagai penyokong wadah utama dalam pengemasan bahan pangan agar lebih kuat, dan rigid.
arton memiliki kelebihan antara lain elastisitas lebih baik dibanding kayu, dapat dicetak pada
permukaannya, dapat dikerjakan secara masinal, pemakaiannya mudah, dan dapat dilipat sehingga
tidak memerlukan ruang luas.

Bahan bacaan kemasan di sadur dari link https://www.ilmucerdasku.com/2019/11/bahan-dan-


teknik-pengemasan-makanan.html

Lampiran 2: Instrumen Asesmen


LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
1. KKTP 1

LEMBAR KERJA DISKUSI DAN PRESENTASI


Food Plating

Nama Anggota Kelompok : 1.


2.
3.
4.
Kelas :

Langkah Kerja:
a. Diskusikan dengan kelompok
b. Jawablah daftar pertanyaan berikut
1. Apakah yang anda tau tentang food plating ?
2. Jelaskan dasar-dasar dalam pengembangan food plating
3. Carilah foto food plating dari berbagai sumber, kemudian Indentifikasikan bahan
utama, bahan tambahan/condiment dan garnish pada :
3 hidangan appetizer
3 hidangan soup
3 hidangan maincourse
3 hidangan dessert

14

Anda mungkin juga menyukai