Anda di halaman 1dari 38

JENIS-JENIS KEMASAN

IIS ROSTINI
Kemasan makanan paling awal yang digunakan oleh manusia disajikan
hanya untuk menampung makanan selama pengumpulan, transportasi,
dan penyimpanan.
Benda alam biasanya digunakan untuk kemasan, seperti kerang, labu,
daun, gelondongan kayu bulat, dan kulit binatang.

Bahan yang digunakan untuk kemasan termasuk umumnya terbuat dari


kaca, logam, kertas, plastik, dan kombinasi dari bahan-bahan tersebut.
1. Kemasan gelas

Gelas sebagai bahan kemasan mempunyai kelebihan dan kelemahan.


Kelebihan kemasan gelas adalah :
- Kedap terhadap air, gas , bau-bauan dan mikroorganisme
- Inert dan tidak dapat bereaksi atau bermigrasi ke dalam bahan pangan
- Kecepatan pengisian hampir sama dengan kemasan kaleng
- Sesuai untuk produk yang mengalami pemanasan dan penutupan secara
hermetis
- Dapat didaur ulang
- Dapat ditutup kembali setelah dibuka
- Transparan sehingga isinya dapat diperlihatkan dan dapat dihias
- Dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk dan warna
- Memberikan nilai tambah bagi produk
- Rigid (kaku), kuat dan dapat ditumpuk tanpa mengalami kerusakan
 
Kelemahan kemasan gelas :
- Berat sehingga biaya transportasi mahal
- Resistensi terhadap pecah dan mempunyai thermal shock yang rendah
- Dimensinya bervariasi
- Berpotensi menimbulkan bahaya yaitu dari pecahan kaca.
2. Kemasan Kertas

Kemasan kertas adalah kemasan yang mudah robek dan


terbakar, tidak dapat mengemas cairan dan tidak dapat
dipanaskan.

Kemasan pangan kertas merupakan jenis kemasan yang paling


sering digunakan untuk membungkus pangan. Kemasan
pangan kertas jenis ini mempunyai keunggulan antara lain:
ringan, relatif murah dan hemat tempat, fleksibel. Sedangkan
kelemahannya adalah mudah robek, tidak dapat digunakan
untuk produk cair, dan tidak dapat dipanaskan.
Jenis-jenis Kertas

Ada dua jenis kertas utama yang digunakan, yaitu kertas kasar
dan kertas lunak.
Kertas yang digunakan sebagai kemasan adalah jenis kertas
kasar, sedangkan kertas halus digunakan untuk kertas tulis
berupa buku dan kertas sampul.

Berikut beberapa jenis kertas kasar yang dapat digunakan


untuk kemasan:
a. Kertas glasin dan kertas tahan minyak (grease proof)

Kertas glasin dan kertas tahan minyak dibuat dengan cara


memperpanjang waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin
pembuat kertas.

Penambahan bahan-bahan lain seperti plastisizer


bertujuan untuk menambah kelembutan dan kelenturan kertas, sehingga
dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang lengket.

Jenis kertas ini mempunyai permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai
daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli dan minyak, tidak tahan
terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air
seperti lak dan lilin.

Kertas glasin digunakan sebagai bahan dasar


laminat.
b. Kertas Perkamen

Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti


mentega, margarine, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan
(basah, kering atau digoreng), daging (segar, kering, diasap atau
dimasak), hasil ternak lain, teh dan kopi.

Sifat-sifat kertas perkamen adalah :


1) mempunyai ketahanan lemak yang baik,
2) mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun
dalam air mendidih,
3) permukaannya bebas serat,
4) tidak berbau dan tidak berasa,
5) transparan dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin, dan
6) tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika
dilapisi dengan bahan tertentu.
c. Kertas lilin

Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnya
adalah lilin parafin dengan titik cair 46-74oC dan dicampur polietilen (titik
cair 100-124oC) atau petrolatum (titik cair 40-52oC).
Kertas ini dapat menghambat air, tahan terhadap minyak/oli dan daya
rekat panasnya baik.
Kertas lilin digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun,
tembakau dan lain-lain.
e. Kertas Chipboard
d. Kertas Container board
Chipboard dibuat dari kertas koran bekas dan sisa-
Kertas daluang banyak digunakan dalam sisa kertas. Jika
pembuatan kartun beralur. Ada kertas ini dijadikan kertas kelas ringan, maka
dua jenis kertas daluang, yaitu, line disebut bogus yaitu jenis
board disebut juga kertas kraft yang kertas yang digunakan sebagai pelindung atau
berasal dari kayu cemara dan bantalan pada barang
corrugated medium yang berasal dari pecah belah. Kertas chipboard dapat juga
kayu keras dengan proses sulfat. digunakan sebagai
pembungkus dengan daya rentang yang rendah.
Jika akan dijadikan
karton lipat, maka harus diberi bahan-bahan
tambahan tertentu.
f. Kertas Tyvek

Kertas tyvek adalah kertas yang terikat dengan HDPE (high density
polyethylene). Dibuat pertama sekali oleh Du Pont dengan nama
dagang Tyvek. Kertas tyvek mempunyai permukaan yang licin
dengan derajat keputihan yang baik dan kuat, dan sering digunakan
untuk kertas foto.

Kertas ini bersifat :


1) no grain yaitu tidak menyusut atau mengembang bila terjadi
perubahan kelembaban,
2) tahan terhadap kotoran, bahan kimia,
3) bebas dari kontaminasi kapang, dan
4) mempunyai kemampuan untuk menghambat bakteri ke dalam
Kemasan
g. Kertas Soluble

Kertas soluble adalah kertas yang dapat larut dalam air. Kertas ini
diperkenalkan pertama sekali oleh Gilbreth Company, Philadelphia
dengan nama dagang Dissolvo. Digunakan untuk tulisan dan oleh
FDA (Food and Drug Administration) tidak boleh digunakan untuk
pangan.
Sifat-sifat kertas soluble adalah kuat, tidak terpengaruh kelembaban
tetapi cepat larut di dalam air.

h. Kertas plastik

Kertas plastik dibuat karena keterbatasan sumber selulosa.


Kertas ini disebut juga kertas sintetis yang terbuat dari
lembaran stirena.
3. Kemasan Kayu

Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui oleh manusia. Kayu
yang digunakan dalam pembuatan palet, peti, dan kotak kayu merupakan bahan
baku terpenting di negara-negara berkembang yang mempunyai sumber kayu
alam dalam jumlah yang banyak.

Dalam perdagangan antara negara-negara berkembang, pengemas kayu tetap


memegang peranan penting, meskipun masalah-masalah lingkungan dan
pembuangan semakin meningkat sehubungan dengan penggunaan kemasan
kayu dalam pengangkutan ke negara-negara industri. Peti berkawat (wirebound
box) dan kemasan kayu berat-ringan (light-weight wooden packages) tetap
merupakan salah satu alternatif untuk pengangkutan dan distribusi hasil
perikanan.
Kelebihan kemasan kayu adalah memberikan perlindungan mekanis yang baik
terhadap bahan yang dikemas, karakteristik tumpukan yang baik dan mempunyai
rasio kompresi daya tarik terhadap berat yang tinggi.

Penggunaan kemasan kayu untuk barang-barang antik dapat meningkatkan mutu


produk karena adanya transfer komponen aroma dari kayu ke produk.

Penggunaan peti kayu untuk kemasan di beberapa negara juga masih lebih murah
dibandingkan bahan pengemas lain.

Selain itu negara-negara pengimpor seperti Australia juga meminta adanya sertifikat
yang menyatakan kayu telah mendapat perlakuan khusus untuk mencegah
penyebaran penyakit kayu atau serangga, misalnya perlakuan fumigasi atau
perlakuan kimia lainnya.
4. Kemasan Logam (Kaleng)

Kemasan logam (kaleng) adalah kemasan yang dapat melindungi produk


dari sinar matahari, uap air dan oksigen. Kemasan pangan kaleng
merupakan jenis kemasan pangan yang sering digunakan terutama untuk
pangan olahan/siap saji.

Keunggulan kemasan pangan kaleng, antara lain: mempunyai kekuatan


mekanik besar, Penghalang (barrier) tinggi terhadap kontaminan karena
kedap udara (hermetis), Toksisitas rendah, tahan kondisi ekstrim dan
permukaan ideal untuk pelabelan. Namun jenis kemasan ini mempunyai
beberapa kelemahan antara lain: produk makanan yang dikemas dalam
kaleng akan kehilangan cita rasa segarnya, mengalami penurunan nilai gizi
akibat pengolahan dengan suhu tinggi dan timbul rasa logam/taint kaleng
atau rasa seperti besi akibat coating kaleng tidak sempurna.
Bahan baku utama:

- Pelat timah (tin plate)


- Lembaran baja ringan (mild steel sheet)
- Alumunium dan campurannya (aluminium alloy)
Jenis Kemasan Logam
Kaleng Logam : merupakan salah
satu kemasan logam tertua, terutama digunakan untuk
pengemasan produk pangan olahan (diawetkan)
Aluminium dan paduannya (alloy) :
umumnya digunakan untuk kemasan fleksibel atau
semi fleksibel seperti dalam bentuk foil atau collapsible
tube
Wadah Komposit : Umumnya
berbentuk kaleng dan merupakan hasil gabungan dua
atau lebih bahan kemasan : plastik, aluminium foil,
papan kertas bergelombang atau logam
Kaleng Logam

Bahan baku utama : Kaleng lunak, tin plate, baja lunak


galvanisasi, stailess steel, aluminium dan aluminium alloy

Penambahan enamel untuk memperpanjang umur pakai


kaleng. Enamel bagian dalam kaleng memenuhi syarat-
syarat :
tidak memberi atau mengubah aroma dan citarasa produk
diperbolehkan kontak dengan produk
tidak mengelupas selama pembuatan dan penyimpanan
tahan suhu tinggi
Jenis-jenis enamel kaleng dan penggunaannya.

Jenis enamel Penggunaan Bahan dasar

Enamel buah Buah-buahan berwarna gelap dan buah-buahan lain yang Oleoresin
memerlukan perlindungan terhadap garam metal  
 
Enamel C Jagung, kacang polong dan bahan pangan lain yang Oleoresin dengan pigmen seng
mengandung senyawa belerang termasuk bahan pangan oksida yang disuspensikan
yang berasal dari laut
Enamel jeruk Produk-produk dari jeruk dan konsentrat Oleoresin yang dimodifikasi

Enamel makanan laut Produk-produk dari ikan dan pasta daging Phenol

Enamel daging Daging dan produk-produk dari daging Epon yang dimodifikasi
dengan pigmen aluminium

Enamel susu Susu, telur dan produk-produk lain dari susu Epon

Enamel minuman tidak Sari sayuran, sari buah berwarna merah, buah-buahan yang Sistem dua lapis yang terdiri
berkarbon sangat korosif, minuman yang tidak mengandung gas dari oleoresin yang dilapisi lagi
karbon dengan vinyl
Enamel bir Bir dan minuman penyegar yang mengandung gas karbon Sistem dua lapis yaitu oleoresin
atau polibutadiena yang
dilapisi lagi dengan vynil
Kemasan Logam Penampang melintang badan logam komposit
Komposit

 Umumnya
berbentuk kaleng dan Keterangan :
1. Plastik PE
merupakan hasil Bagian Bagian 2. Aluminium Foil
1 2 3 4
gabungan dua atau Dalam Luar 3. Kertas Kraft
lebih bahan kemasan : 4. Art Paper
plastik, aluminium
foil, papan kertas
bergelombang atau
logam.
5. Kemasan Plastik

Plastik  senywa makromolekul organik (polimer) yang diperoleh dari


polimerisasi, polikondensasi, poliadisi atau proses sejenis molekul-molekul
yang berat molekulnya lebih rendah (monomer) atau perubahan kimia
senyawa makromolekul alami.

Kemasan plastik (fleksibel, transparan, food grade/non food grade, tidak


mudah pecah, ringan sehingga tidak menambah biaya transportasi, mudah
dalam penanganan, bisa diwarnai dan dibentuk sesuai selera, tahan terhadap
korosi, bisa diwarnai dan dibentuk sesuai selera, tidak tahan panas, beberapa
dapat mengkontaminasi produk, non biodegradable).
Kemasan pangan plastik mempunyai keunggulan antara lain adalah bahan jauh lebih
ringan, tidak mudah pecah, mudah dibentuk, kekuatannya dapat ditingkatkan, bahan
dasarnya banyak pilihan, mudah diproduksi secara masal, harga relatif murah dan mudah
dipasang label serta dibuat dengan aneka warna. Pada saat ini kemasan pangan yang
paling banyak digunakan adalah kemasan pangan plastik.

Kemasan pangan plastik ini juga mempunyai kelemahan antara lain tidak tahan panas,
dapat mencemari produk akibat migrasi komponen monomer pada pangan dan
menimbulkan bahaya pada kesehatan, bahan kemasan pangan plastik juga bermasalah
pada lingkungan karena merupakan bahan tidak dapat dihancurkan dengan cepat dan
alami (non biodegradable), sehingga dapat mencemari lingkungan dan dapat memenuhi
tempat pembuangan. Oleh sebab itu perlu digalakkan daur ulang (recycling) plastik
untuk mengatasi hal tersebut.
Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap perubahan suhu, plastik dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Termoplastik : meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu,


dan mempunyai sifat dapat balik (reversible) kepada sifat aslinya, yaitu kembali
mengeras bila didinginkan.

b. Termoset atau Termodursisable : tidak dapat mengikuti perubahan suhu


(irreversible). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat
dilunakkan kembali. Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakan termoset
melainkan akan membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang demikian
sering digunakan sebagai penutup ketel, seperti jenis-jenis melamin.
RESIN
(Senyawa organik polimer tinggi)

Pembuatan ALAMI
Damar
SINTETIS
Polietilena
Kemasan Oleoresin Polipropilena
Terpentin Polivinil khlorida
Plastik
BAHAN PEMBANTU Bahan Dasar
Filler Plastik
Plasticizer
Lubricant
Pelet atau Granula
Coloring agent
(dalam perdagangan)
Antioxidant

Peleburan & Pencetakan


(Termoplastis)

KEMAS PLASTIK
Film < 100m
Sheet > 200m
Rigid (kaku)
JENIS DAN SIFAT KEMASAN PLASTIK
a. Polietilen

Polietilen adalah polimer dari monomer etilen yang dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari gas
etilen yang diperoleh dari hasil samping industri minyak dan batubara.
Polietilen merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan dan
kekuatan sobek yang baik.
Pemanasan polietilen akan menyebabkan plastik ini menjadi lunak dan cair pada suhu 110 oC. Sifat
permeabilitasnya yang rendah dan sifat mekaniknya yang baik, maka polietilen dengan ketebalan
0.001 – 0.01 inchi banyak digunakan unttuk mengemas bahan pangan.
Plastik polietilen termasuk golongan termoplastik sehingga dapat dibentuk menjadi kantung dengan
derajat kerapatan yang baik.
b. Polipropilen

Polipropilen mempunyai nama dagang Bexophane, Dynafilm, Luparen,


Escon, Olefane dan Profax.
Sifat-sifat dan penggunaannya sangat mirip
dengan polietilen, yaitu : -ringan (densitas 0.9 g/cm3) dan mudah dibentuk
- tembus pandang dan jernih dalam bentuk film, tapi tidak transparan
dalam bentuk kemasan kaku -lebih kuat dari PE.
Pada suhu rendah akan rapuh, dalam bentuk murninya mudah pecah pada suhu -30oC
sehingga perlu ditambahkan PE atau bahan lain untuk memperbaiki
ketahanan terhadap benturan. Tidak dapat digunakan untuk kemasan beku.
-lebih kaku dari PE dan tidak mudah sobek sehingga mudah
dalam penanganan dan distribusi -daya tembus (permeabilitasnya)
terhadap uap air rendah, permeabilitas terhadap gas sedang, dan tidak
baik untuk bahan pangan yang mudah rusak oleh oksigen.
-tahan terhadap suhu tinggi sampai dengan 150oC, sehingga dapat dipakai
untuk mensterilkan bahan pangan. -mempunyai titik lebur yang tinggi,
sehingga sulit untuk dibentuk menjadi kantung dengan sifat kelim panas
yang baik. -polipropilen juga tahan lemak, asam kuat dan basa,
sehingga baik untuk kemasan minyak dan sari buah.
c. Polivinil Klorida

Beberapa jenis Polivinil Klorida adalah :


1) Plasticized Vinyl Chlorida yaitu bahan pemlastis yang
digunakan adalah resin (poliester, epoksi) dan non resin
(ptalat dan posfat).
2) Vinyl copolimer mirip dengan plastized vinil klorida, hanya
resinnya berupa polimer, sehingga dapat digunakan untuk
kemasan blister pack, kosmetika dan lain sebagainya.
3) Oriented Film adalah jenis oriented film mempunyai sifat
yang luwes (lunak) dan tidak mudah berkerut.
d. Akrilik

Akrilik adalah nama kristal termoplastik yang jernih dengan nama


dagang Lucie, Barex dan Plexiglas. Beberapa sifat akrilik adalah :
-kaku dan transparan
-penahan yang baik terhadap oksigen dan cahaya
-titik leburnya rendah (65.5oC) -pada suhu rendah cenderung cair,
mudah rusak tergantung formula yang menyusunnya
-tahan terhadap petroleum, tapi terurai oleh alkohol rendah, HCl,
asam
pengoksidasi, keton, ester dan pelarut aromatik
-tidak dapat ditumbuhi kapang
-peka terhadap asam kuat dan basa Akrilik banyak digunakan
sebagai bahan pelapis untuk bahan keras lain, dan dahulu digunakan
untuk gigi palsu dan kacamata.

Kemasan pangan yang menggunakan akrilik adalah botol-botol


minuman.
1. PETE / PET (Polyethylene Terephthalate)
Botol jenis PETE/PET ini disarankan hanya untuk sekali pakai. Bila terlalu sering
dipakai, dan digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan
mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan
zat karsinogenik yang bisa menyebabkan kanker dalam jangka panjang.

2. HDPE (High Density Polyethilene)


Botol plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih
tahan pada suhu tinggi.Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk
digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik
berbahan HDPE dengan makanan&minuman yang dikemasnya.Sama seperti PETE,
HDPE juga disarankan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa
antimoni trioksidanya meningkat seiring waktu.
3. V (Polyvinyl Chloride)
Kode V,atau lebih dikenal PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit
didaur ulang. Bahan ini ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap) dan botol.
Reaksi yang terjadi antara PVC dan makanan yang dikemas dengan plastik ini berbahaya
untuk ginjal, hati dan berat badan. PVC mengandung DEHA (diethylhydroxylamine) yang
berbahaya bagi tubuh, biasanya bahan ini bereaksi dengan makanan yang dikemas
dengan plastik berbahan PVC ini. DEHA ini dapat meleleh pada suhu -15°C.

4. LDPE (Low Density Polyethylene)


LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic, dibuat dari
minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol yang
lembek. Sifat mekanis jenis bahan LDPE ini adalah kuat, tembus pandang, fleksibel dan
permukaan agak berlemak, pada suhu 60oC sangat resisten terhadap reaksi kimia, daya
proteksi terhadap uap air tergolong baik, bisa didaur ulang serta baik untuk barang-
barang yang memerlukan fleksibelitas tapi kuat. Bahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi
baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang
dikemas dengan bahan ini.
5. PP (Polypropylene)
Bahan jenis PP (polypropylene) adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan
minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.
Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai
makanan dan minuman. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah,
ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.

6. PS ( Polystyrene )
Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan
ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap
rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya
untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah
reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Bahan ini biasa
dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain.

7. O ( Other )
Bahan untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu: 1. SAN (styrene acrylonitrile) 2. ABS
(acrylonitrile butadiene styrene) 3. PC (polycarbonate) 4. Nylon. Dapat ditemukan pada tempat
makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat rumah tangga,
komputer, alat elektronik dan plastik kemasan.
Properties of Plastic Materials Used for Food Packaging
Material Properties
LDPE, HDPE and PP Excellent moisture barriers; poor oxygen barriers
PVDC/PVC copolymer Excellent moisture, oxygen, & aroma barrier
EVOH copolymer & Polyamide (Nylon) Excellent oxygen & aroma barrier; poor moisture

barrier
PET Good moisture, oxygen, and aroma barrier
Good heat resistance
CPET Good moisture, oxygen, and aroma barrier
Crystallized PET has improved heat resistance
Low-density polyethylene.
High-density polyethylene.
Polypropylene.
Polyvinylidene chloride/polyvinylchloride.
Ethylene vinyl alcohol.
Polyethylene terephthalate.
Crystallized polyethylene terephthalate.
Handbook of Frozen Food Processing and Packaging 619
6. Kemasan Aseptik

Pengemasan aseptik adalah suatu cara pengemasan bahan di dalam suatu wadah
yang memenuhi empat persyaratan, yaitu : produk harus steril, wadah pengemas
harus steril, lingkungan tempat pengisian produk ke dalam wadah harus steril, dan
wadah pengepak yang digunakan harus rapat untuk mencegah kontaminasi
kembali selama penyimpanan.

Prinsip pengemasan aseptis adalah baik bahan pangan yang dikemas maupun
bahan kemasan harus bebas dari mikroorganisme perusak ketika bahan pangan
tersebut dikemas, sehingga produk pangan yang dikemas merupakan produk yang
steril. Hal ini berarti kemasan harus bebas dari mikroorganisme patogen dan
toksin, dan mikroorganisme penyebab kerusakan tidak dapat berkembang. Jika
kondisi ini sudah diterapkan, maka bahan pangan akan aman untuk disimpan pada
suhu ruang dalam jangka waktu yang lebih lama.
Sistem pengemasan aseptis digunakan untuk mengemas berbagai
macam produk seperti bahan pangan dan obat-obatan. Dalam
pengawetan bahan pangan, pengemasan aseptis banyak digunakan
untuk pengawetan minuman atau makanan berbentuk cair terutama
susu dan sari buah yang mengandung asam rendah.

Persyaratan yang diperlukan untuk keberhasilan proses aseptik bahan


pangan yaitu : peralatan dapat disterilkan; produk steril secara
komersial; kemasan yang steril secara komersial; ruang steril dalam
mesin pengemas, tempat pengisian produk steril ke dalam kemasan
steril dan penutupan secara hermetis; serta ada monitoring dan
pencatatan faktor-faktor kritis.
7. Kemasan Edible

Edible packaging dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu yang berfungsi sebagai
pelapis (edible coating) dan yang berbentuk lembaran (edible film). Edible coating banyak
digunakan untuk pelapis produk daging beku, makanan semi basah (intermediate moisture
foods), produk konfeksionari, ayam beku, produk hasil laut, sosis, buah-buahan dan obat-
obatan terutama untuk pelapis kapsul (Krochta et al., 1994).

Edible film adalah lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan, dibentuk di atas
komponen makanan yang berfungsi sebagai penghambat transfer massa (misalnya
kelembaban, oksigen, lemak dan zat terlarut) dan atau sebagai carrier bahan makanan atau
aditif dan atau untuk meningkatkan penanganan makanan.

Komponen penyusun edible coating dan film mempengaruhi secara langsung bentuk
morfologi maupun karakteristik pengemas yang dihasilkan. Komponen utama penyusun edible
packaging dikelompokkan menjadi tiga, yaitu hidrokoloid (protein, karbohidrat), lipid (asam
lemak, asil gliserol), dan komposit (campuran hidrokoloid dan lipid).
8. Kemasan Hermetis

yaitu : kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui gas,udara, maupun uap
air juga mikroba (ukuran mikroba > gas/udara/uap air)

Dalam kemasan hermetis dapat juga dilakukan : Pengemasan vakum


vakum : Pudara dalam kemasan (P udara) < Pudara diluar (Po) (BUKAN hampa udara)

Kemasan yang biasa digunakan untuk pengemasan hermetis : kaleng ,botol,


gelas

Jika penutupan salah → kemasan tidak hermetis lagi


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai