Disusun Oleh :
2021
PENDAHULUAN
Latar Belakang
serta bahan makanan yang belum diolah bahkan yang telah mengalami proses
pengolahan dapat sampai ditangan konsuen dengan baik dari segi kuantitas atupun
perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk. Kemasan
dapat di artikan sebagai suatu benda yang berfungsi untuk melindungi, mengamankan
produk tertentu yang berada di dalamnya serta dapat memberikan citra tertentu pula
Umur simpan atau masa kadaluwarsa produk pangan harus diketahui oleh
konsumen sebagai rantai terakhir sehingga keamanan mutu produk tersebut dapat
terjamin. Umur simpan merupakan rentang waktu antara saat produk mulai dikemas
dengan mutu produk yang masih memenuhi syarat konsumsi. Mutu produk sangat
berpengaruh pada suatu produk, semakin baik mutu suatu produk maka semakin
sangat penting karena terkait dengan keamanan dan kelayakan produk untuk
Pendugaan umur simpan produk pada umumnya dapat dibagi menjadi 2 metode
yaitu metode Extended Storage Studies (ESS) dan Accelerated Shelf Life Testing
(ASLT). Dimana ESS merupakan metode yang digunakan untuk penentuan tanggal
kadaluwarsa dengan menyimpan suatu seri produk pada kondisi normal dengan
dinyatakan telah mencapai batas mutu kadaluwarsa. Metode ini sangat akurat dan tepat,
namun memerlukan waktu yang lama. Metode lain yang dapat digunakan untuk
pendugaan umur simpan adalah metode ASLT dimana metode ini memiliki akurasi
yang cukup tinggi serta lebih efisien karena dilakukan dengan melihat percepatan
(acceleration) reaksi penurunan mutu produk (Ellis, 1994 dalam Budijanto et al 2010).
Pendugaan umur simpan dengan metode ASLT dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kadar air dan Activity Water (Aw) (Budijanto et al, 2010).
merupakan salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena pengemasan dapat
pada bahan yang dikemas/dibungkus. Dalam dunia modern seperti sekarang ini,
berkembang dengan pesat dalam bidang ilmu dan teknologi yang makin canggih.
Namun, semua produk pangan memiliki batas umur simpan. Karena alasan itu pula,
produk pangan sering disebut sebagai bahan yang mudah rusak. Selama proses pada
distribusi produk pangan, mutu produk pangan akan mengalami perubahan dan
Faktor tersebut secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor intrinsik
dan faktor ekstrinsik (Hariyadi, 2019). Dalam upaya pendugaan masa simpan dan batas
kadaluwarsa atau dalam rangka mengelola masa simpan, semua faktor yang
berpengaruh perlu diidentifikasi dan dikendalikan dengan baik. Faktor intrinsik yang
berpengaruh pada masa simpan bakpia adalah aktivitas air, ketersediaan oksigen,
komposisi gizi, jumlah dan jenis mikroba, keberadaan bahan yang bersifat sebagai
pengawet, misalnya garam, gula, dan lain-lain. Sedangkan faktor ekstrinsik dari bakpia
Tujuan
Tujuan praktilum ini adalah untuk mengetahui faktor kritis yang menyebabkan
Alat
1. Alat tulis
2. Kamera handphone.
Bahan
1. Sari gandum
2. Tepung Maizena
3. Indomie
4. Top
5. Biscuit coklat
prosedur kerja
2 Sari gandum
sandwich
3 TOP Strawberry
4 Indomie mi instan
kari ayam
5 Tepung
Maizenaku
Pembahasan
Menurut Floros dan Gnanasekharan (1993), terdapat enam faktor utama yang
mengakibatkan terjadinya penurunan mutu atau kerusakan pada produk pangan, yaitu
massa, oksigen, uap air, cahaya, mikroorganisme, kompresi atau bantingan dan bahan
kimia toksik atau off flavor. Faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
penurunan mutu lebih lanjut, seperti oksidasi lipida, kerusakan vitamin, kerusakan
Produk biskuit haruslah memiliki kelebihan karena tingginya konsumsi biskuit. Bahan
dasar pembuatan biskuit berupa tepung dan bahan tambahan lainnya hingga
menghasilkan produk dengan struktur tertentu. Cara pengolahan biskuit sendiri bisa
dipanggang atau dikeringkan, hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang ada
didalam produk tersebut. Hastin Dyah et al (2018) menjelaskan bahwa umur simpan
biskuit dipengaruhi oleh kadar air produk tersebut. Selain itu, jenis kemasan juga
berkemampuan berbeda dalam melindungi produk. Daya simpan dari produk biskuit
Roma Kelapa dan Roma Sari Gandum adalah diatas 3 bulan. Selama kadar air kedua
produk ini terjaga, maka produk akan tetap renyah dan tidak mengalami kondsisi
perubahan sifat kimia. Hal ini juga dijelaskan oleh Manley (2000) bahwa biskuit
merupakan makanan ringan yang memiliki standar mutu kadar air kurang dari 5%
kadaluarsa lebih dari 3 bulan. Produk Top dapat kadaluarsa disebabkan oleh faktor
kritis kimia, produk Top yang dikenal sebagai jajanan yang enak ini dapat kadaluarsa
karena mengalami peningkatan pada gas dan air sehingga teksturnya yang renyah akan
Pada produk mie instan merupakan produk yang memiliki waktu kadaluarsa
lebih dari 3 bulan. Kadaluarsa pada mie instan dapat disebabkan oleh faktor kritis
kimia, apabila pada saat pengemasan dan penyimpanan terjadi migrasi unsur maka
produk akan berbahaya terhadap konsumen. Kerusakan yang terjadi pada mie instan
Pada produk tepung maizena juga merupakan produk yang memiliki waktu
kadaluarsa lebih dari 3 bulan. Kadaluarsa pada produk tepung maizena disebabkan oleh
faktor kritis organoleptik, karena apabila salah penyimpanannya maka akan membuat
Saran
Penelitian selanjutnya diharapkan bisa lebih mendalam mengenai
material yang digunakan, standar pengemasan yang digunakan, standar
pengemesan yang benar, pola kemasan yang efektif, dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pembuatan kemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Budijanto, S., Azis B.S., dan Yuni D.K. 2010. Pendugaan Umur Simpan Tortilla
dengan Metode Akselerasi Berdasarkan Kadar Air kritis Serta Permodelan
Ketepatan Sorpsi Isotermisnya. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Vol.XXI No.2
Floros J.D., V. Gnanasekharan, V.. 1993. Shelf Life Prediction of Packaged Foods.
Chemical, Biological, Physical And Nutrisional Aspects, (G.Charalambous,
ed.). Elsevier Publ. London.
Hariyadi, Purwiyatno. 2019. Masa Simpan dan Batas Kedaluwarsa Produk
Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Hastin Dyah K., Slamet Riyanto, Ismi
Setianingsih, Candra P., Deni Juwantoro, Cicik Harfana, Palupi Dyah A..
2018. Kandungan Gizi, Organoleptik, dan Umur Simpan Biskuit Dengan
Substitusi Tepung Komposit (Daun Kelor, Rumput Laut dan Pisang). Media
SGizi Mikro Indonesia 9(2): 123-138.
Manley, D. 2000. Technology of Biscuits, Crackers and Cookies.Third
Edition.Woodhead Publishing Limited, England.
Mudra, Wayan . 2010. Desain Kemasan Produk .Pusat seni kreasi
baru.: Denpasar. LP2M.