Anda di halaman 1dari 10

Makalah Pengemasan dan Penyimpanan

KEMASAN MENGGUNAKAN ALUMINIUM FOIL

Disusun Oleh :
Khairurrasyidin 1305105010045
Taswin 1305105010040
Noqi Sapitra 1305105010033
Sabariana 13051050100
Muhammad Fadhil 1305105010039
Rahmad Meilandi 13051050100

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Sejarah Alumunium foil Awal abad ke-19, aluminium menghiasi mahkota raja
Denmark. Napoleon III menggunakannya sebagai peralatan makan. Sejak akhir abad
ke-19 aluminium digunakan sebagai kemasan karena harganya lebih murah dibanding
tin foil (foil dari timah). Penggunaan logam sebagai bahan pengemas diperkenalkan
oleh

Nicholas Appert

pada

zaman

perang

Napoleon

Bonaparte. Nicholas

Appert membuktikan makanan yang dikemas dalam kaleng, disegel dan disterilisasi
dengan merebusnya dapat disimpan untuk jangka waktu lama. Produsen
kemasan

kaleng membuat kemasan seringan dan semurah mungkin dengan

mengurangi ketebalan logam. Banyak digunakan pada minuman kaleng dengan


penutup yang mudah dibuka tanpa alat. Agar kemasan lebih

ringan,

produsen

mengurangi ketebalan dinding kaleng. Produk minuman cola menggunakan


logam tipis, namun bentuknya masih dapat dipertahankan dengan baik. Hal itu
disebabkan oleh tekanan karbon-dioksida dari dalam. Produk minuman ini
menggunakan tiga material berbeda pada varian produknya, yaitu logam, gelas, dan
plastik
Pengemasan yaitu suatu media yang berfungsi sebagai wadah atau tempat
untuk menyimpan suatu bahan pangan dengan tujuan untuk menjaga kualitas dan
umur simpan produk tersebut. Kemasan dibuat sedemikian rupa untuk mengatasi
masalah yang dijumpai dalam produksi dan distribusi pangan serta dapat
memperpanjang masa simpan atau meningkatkan keamanan pangan atau sifat
organoleptik. Ada berbagai macam jenis kemasan yang biasa digunakan dalam
industri pangan diantaranya adalah kertas, logam, kaca dan plastic dan Aluminium
foil. Penggunaan jenis kemasan ini disesuaikan dengan sifat dan karakteristik bahan
pangan yang akan dikemas. Aluminium merupakan logam yang memiliki beberapa
keunggulan yaitu lebih ringan dari pada baja, mudah dibentuk, tidak berasa, tidak

berbau, tidak beracun, dapat menahan masuknya gas, mempunyai konduktivitas


panas yang baik dan dapat didaur ulang. Tetapi penggunaan aluminium sebagai bahan
kemasan juga mempunyai kelemahan yaitu kekuatan (rigiditasnya) kurang baik, sukar
disolder sehingga sambungannya tidak rapat sehingga dapat menimbulkan lubang
pada kemasan, harganya lebih mahal dan mudah mengalami perkaratan sehingga
harus diberi lapisan tambahan.
1.2. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan
tentang metode pengemasan dengan menggunakan kemasan Aluminium foil.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk
wadah atau tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya.
Adanya kemasan dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi
bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan,
benturan dan getaran. Dari segi promosi kemasan berfungsi sebagai perangsang atau
daya tarik pembeli (Syarief, 1989).
Kemasan fleksibel adalah suatu bentuk kemasan yang bersifat fleksibel yang
dibentuk dari aluminium foil, film plastik, selopan, film plastik berlapis logam
aluminium (metalized film) dan kertas dibuat satu lapis atau lebih dengan atau tanpa
bahan thermoplastic maupun bahan perekat lainnya sebagai pengikat ataupun pelapis
konstruksi kemasan dapat berbentuk lembaran, kantong, sachet maupun bentuk
lainnya. Pemasaran kemasan ini akhir-akhir ini menjadi popular untuk mengemas
berbagai produk baik padat maupun cair. Dipakai sebagai pengganti kemasan rigid
maupun kemas kaleng atas pertimbangan ekonomis kemudahan dalam handling
(Departemen perindustrian, 2007).
Foil adalah bahan tipis dari logam yang digulung dengan ketebalan kurang
dari 0,15 mm dan memiliki lebar 1,52 meter hingga 4,06 meter. Umumnya foil tidak
murni berbasis logam. Karakteristik aluminum foil dikagumi karena kuat, ringan,
tahan panas, dan hampir kedap udara, tidak mengandung magnet, sehingga membantu
memisahkan aluminium dari kaleng saat daur ulang. Kekedapan terhadap oksigen
membuat aluminum foil merupakan kemasan ideal untuk ekspor karena sering
mengalami kendala korosi. Selain itu, mudah dibentuk, sekalipun mudah berkerut.
Aluminum foil sering digunakan sebagai lapisan dalam dari kontainer untuk
melindungi produk dari kerusakan, seperti melapisi bagian dalam kotak jus.
Meskipun dapat menahan lemak, ketahanannya terhadap asam dan basa masih
kurang, sehingga memerlukan tambahan lapisan dari lilin atau lapisan kimia lain.
Ketahanannya terhadap panas matahari membuat aluminum foil banyak digunakan

juga pada bahan-bahan kesehatan. Ketahanan aluminum foil terhadap panas dapat
mencapai suhu 550 derajat Celsius, sehingga alat-alat kedokteran dapat disterilkan
dengan dibungkus bahan ini (Astawan, 2008).

BAB III
PEMBAHASAN
Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk
wadah atau tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya.
Adanya kemasan dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi
bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan,
benturan dan getaran. Dari segi promosi kemasan berfungsi sebagai perangsang atau
daya tarik pembeli. Bahan atau produk pangan bila tidak dikemas dapat mengalami
kerusakan akibat serangan binatang (seperti tikus), serangga (seperti kecoa), maupun
mikroba (bakteri, kapang dan khamir). Kerusakan bisa terjadi mulai dari bahan
pangan sebelum

dipanen, setelah

dipanen, selama penyimpanan, pada saat

transportasi dan distribusi maupun selama penjualan. Adanya mikroba dalam bahan
pangan akan mengakibatkan bahan menjadi tidak menarik karena bahan menjadi
rusak, terjadi fermentasi atau ditumbuhi oleh kapang. Bakteri yang tumbuh dalam
bahan pangan akan
kecenderungan

mempengaruhi

menghasilkan

kualitasnya,

disamping

itu

ada

senyawa beracun bagi konsumen (manusia),

sehingga menimbulkan sakit, bahkan bisa menyebabkan kematian .


Kemasan Aluminium foil juga Merupakan bahan kemas dari lembaran
alumunium yang padat dan tipis, aluminium foil memiliki ketebalan <0.15 m dan
mempunyai tingkat kekerasan yang berbeda. Kemasan ini bersifat hermetis, tidak
tembus cahaya, fleksibel, dan dapat digunakan sebagai bahan pelapis atau penguat
dilapisi dengan plastik atau kertas.
Kemasan dari alumunium Foil memiliki sifat-sifat hermetis, fleksibel, tidak
tembus cahaya sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang
berlemak dan bahan-bahan yang peka terhadap cahaya seperti margarin dan yoghurt.
Alumunium Foil banyak digunakan sebagai bahan pelapis atau laminan. Kombinasi
Alumunium Foil dengan bahan kemasan lain dapat menghasilkan jenis kemasan baru
yang disebut dengan retort pouch. Syarat-syarat retort pouch adalah harus mempunyai

daya simpan yang tinggi, teknik penutupan mudah, tidak mudah sobek bila tertusuk
dan tahan terhadap suhu sterilisasi yang tinggi (Julianti, 2007). Karena harganya yang
cukup mahal, maka aplikasi dari Alumunium Foil sekarang ini banyak disaingi oleh
metalized aluminium film. Coating yang sangat tipis dari aluminium, yang
dilaksanakan di ruang vacuum, hasilnya adalah suatu produk yang ekonomis dan
kadang-kadang fungsinya dapat menyaingi Alumunium Foil, dalam aplikasi kemasan
fleksibel dan memiliki proteksi yang cukup baik terhadap cahaya, moisture dan
oksigen.
Aluminium foil (alufo) seperti halnya kaleng aluminium merupakan jenis
kemasan berbahan dasar dasar aluminium. Jika kaleng alumunium banyak digunakan
dalam industri minuman, maka alumunium foil banyak digunakan sebagai bagian dari
kemasan bentuk kantong bersama-sama/dilaminasi dengan berbagai jenis plastik
(misalnya retort pouch untuk susu UHT, sari buah) dan banyak digunakan industri
makanan ringan, susu bubuk dan sebagainya. Alufo mengandung aluminium tidak
kurang dari 99%. Kelemahannya adalah tidak tahan secara mekanis, mudah bocor
jika ditusuk. Coating atau laminasi alufo dengan bahan polimer akan dapat
meningkatkan ketahanannya terhadap kerusakan mekanis. Alufo juga stabil untuk
kisaran suhu yang lebar. Biasanya digunakan untuk membungkus coklat atau keju.
Dari sifat-sifat alumunium tersebut ditemukan pula beberapa kelemahan
dalam hubungannya dengan bentuk kemasan berupa kaleng, antara lain: (1)
sukar/sulit untuk ditutup atau direkat dengan solder; (2) dari sifatnya yang lentur clan
sulit ditutup, cenderung ada lubang-lubang yang merugikan; (3) seringkali dapat
memudarkan warna beberapa produk yang dikemas; (4) bila digunakan untuk
mengemas produk pangan cair atau berair, daya awetnya lebih kecil dari tinplate dan
(4) kekuatannya lebih rendah dibandingkan lembaran timah pada ketebalan yang
sama (Tjahjadi, 2011).

Alumunium foil juga memiliki sifat-sifat yaitu tidak terpengaruh sinar


matahari, tidak dapat terbakar, tidak bersifat menyerap bahan atau zat lain, tidak
menunjukkan perubahan ukuran dengan berubah-ubah RH. Apabila secara ritmis
kontak dengan air, biasanya tidak akan terpengaruh atau bila berpengaruh sangat
kecil. Sifat-sifat mekanis alumunium foil yang sangat penting adalah tensile
strength, elastisitas dan daya tahannya terhadap sobekan dan lipatan (Suyitno, 1990).
Berbagai jenis produk makanan yang dikemas dengan menggunakan bahan
pengemas alumunium foil menunjukkan makanan tersebut cukup baik dan tahan
terhadap aluminium dengan resiko pengkaratan kecil. Teknik pengemasan dengan
cara mengkombinasikan berbagai jenis bahan kemas bentuk (fleksibel) telah
menghasilkan suatu bentuk yang disebut retort pouch. Bahan kemasan yang
berbentuk retort pouch memiliki beberapa keunggulan diantaranya yaitu:
Daya simpan tinggi, Teknik penutupan mudah, dengan panas, kuat, tidak mudah
sobek/tertusuk, tahan terhadap proses pemanasan sterilisasi, Resisten terhadap
penetrasi lemak, minyak atau komponen makanan lainnya, Tahan terhadap UV.
Bentuk kemasan yang menggunakan alumunium foil antara lain kotak,
lonjong, piring, bulat, persegi, dan lain-lain. Penggunaan alumunium foil sering
disertai dengan laminasi dan bahan-bahan lain seperti kertas, plastik, dan lain-lain
atau dengan pelapisan/coating dengan nitro-selulosa, polietilena, etil-selulosa,
selofan, dan lain-lain. Keuntungan-keuntungan menggunakan alumunium foil sebagai
bahan pengemas adalah: 1) mempunyai luas permukaan yang lebih besar per satuan
berat; 2) tidak tembus cahaya; 3) untuk ukuran yang tebal, daya tahan terhadap
oksigen dan uap air baik; 4) tidak terpengaruh cahaya matahari; 5) tidak terbakar; 6)
tidak bersifat menyerap dan 7) tidak mengalami perubahan akibat variasi
kelembaban.

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Kemasan dari alumunium Foil memiliki sifat-sifat hermetis, fleksibel, tidak
tembus cahaya sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang
berlemak dan bahan-bahan yang peka terhadap cahaya seperti margarin dan
yoghurt.
2. Bentuk kemasan yang menggunakan alumunium foil antara lain kotak, lonjong,
piring, bulat, persegi, dan lain-lain.
3. Kombinasi Alumunium Foil dengan bahan kemasan lain dapat menghasilkan
jenis kemasan baru yang disebut dengan retort pouch.
4. Berbagai jenis produk makanan yang dikemas dengan menggunakan bahan
pengemas alumunium foil menunjukkan makanan tersebut cukup baik dan tahan
terhadap aluminium dengan resiko pengkaratan kecil.
5. Sifat-sifat mekanis alumunium foil yang sangat penting adalah tensile strength,
elastisitas dan daya tahannya terhadap sobekan dan lipatan.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Perindustrian. 2007. Kemasan Flexibel. Direktorat Jenderal Industri
Kecil Menengah, Jakarta.
Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 2009. Teknologi pengemasan pangan.
Laboratorium rekayasa proses pangan. PAU Pangan dan Gizi, IPB.
Suyitno. 1990. Bahan-Bahan Pengemas. UGM, Yogyakarta.
Tjahjadi, C dan H, Marta. 2011. Pengantar Teknologi Pangan. Universitas
Padjajaran. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai