Anda di halaman 1dari 58

CARA MEMBUAT PAKAN KAMBING

ATAU DOMBA DARI POHON PISANG


194 Balasan

101 Votes

Pakan merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan dalam beternak. Syarat
pakan yang diberikan harus berkualitas, mengandung zat atau materi yang dibutuhkan dengan
komposisi yang seimbang. Bila syarat tersebut telah terpenuhi, pakan tersebut bisa
disebut pakan berkualitas. Hal ini secara umum berlaku untuk semua hewan ternak, termasuk
kambing dan domba.
Di Indonesia, pakan yang umum diberikan oleh para peternak kambing dan domba adalah
rumput. Rumput sepertinya sudah menjadi primadona sejak lama untuk jadi pakan kambing atau
domba dan menjadi menu wajib. Sekarang saatnya kita memperbaharui jenis pakan primadona
tersebut dengan pakan berkualitas agar tumbuh dan kembang ternak kita menjadi optimal.
Sebagai referensi coba kita lihat kualitas dari beberapa jenis pakan yang sering para peternak
pakai. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam rumput dan tumbuhan lain tersebut dapat kita
lihat dalam Tabel Kandungan Nutrisi Hijauan Legimunosa
Pada tulisan ini kita akan membuat pakan untuk kambing dan domba dengan kualitas nutrisi
seimbang sesuai kebutuhan yang optimal. Coba anda lihat lagi tabel tadi, di sana terdapat
berapa kebutuhan kambing atau domba terhadap nutrisi berupa karbohidrat, protein, vitamin
maupun serat kasarnya. Pakan yang akan kita buat prinsipnya adalah proses fermentasi.
Dengan melalui fermentasi, pakan akan mudah dicerna dan penyerapan nutrisi akan lebih baik.
Berikut adalah cara yang sudah saya lakukan minggu kemarin (19 Januari 2014). Untuk kali ini
kita akan membuat pakan dengan bahan baku pohon pisang, disebut juga gedebog pisang atau
gebog. Melengkapi kebutuhan lainnya terhadap protein dan serat kasar, kita tambahkan ampas
tahu dan dedak. Bahan-bahan tersebut adalah bahan yang mudah ditemui dan didapatkan.
Untuk daerah yang kesulitan bahan-bahan tersebut dapat diganti dengan bahan sejenis, kita
tinggal melihat saja pada tabel tadi jenis dan jumlahnya. Untuk proses fermentasi kita akan
lakukan mengikuti pola HCS yang telah sukses diterapkan oleh rekan-rekan peternak kita
misalnya di Jawa Tengah. Jenis fermentasi yang saya lakukan ini disebut fermentasi basah,
artinya bahan bakunya tidak kering alias masih mengandung banyak air. Banyak pula yang
menyebut pakan fermentasi ini dengan sebutan silase, atau ada yang sedikit salah menyebut
esalasemaksudnya mungkin sama, yang penting jangan menyebut etalase saja.hehe

Baiklah, tanpa panjang lebar lagi kita lakukan pembuatan pakan ternak ala HCS ini. Untuk yang
pertama, seperti biasa kita lakukan persiapan-persiapan. Apa saja yang harus dipersiapkan ? Ini
dia.

1. Persiapan Peralatan

Terpal, sebagai alas untuk pencampuran bahan

Timbangan, untuk menimbang bahan. Jenis timbangan terserah anda.

Gelas ukur plastik. Kemarin saya pakai yang 1000 ml,


gunanya ya untuk ngukur berapa liter air yang dibutuhkan. Alat lain
bisa dipakai, misalnya pakai gayung ukuran 1 liter. Saya lebih senang pakai ini karena
skala volume-nya lebih jelas.

Ember plastik kapasitas minimal 5 liter

Sekop atau alat apa saja yang fungsinya untuk membantu saat pencampuran bahan

Sprayer, saya memakai sprayer dengan kapasitas 5 liter. Sudah dilengkapi pompa biar
ga pegel tangan. Fungsinya biar nanti larutan SOC bisa tersebar merata.

Tong plastik atau kantong plastik, untuk tempat fermentasi bahan-bahan

Golok, atau pisau, atau parang, terserah anda, fungsinya nanti untuk mencacah atau
mengiris gedebog pisang.

2. Persiapan Bahan
Siapkan bahan-bahan sesuai tabel berikut. Untuk pembuatan pakan dengan jumlah yang
berbeda, jumlah takaran bahan-bahan bisa disesuaikan.
NO

NAMA BAHAN

JUMLAH (TAKARAN)

Pohon Pisang

100 kg

Ampas Tahu

15 kg

Dedak/katul

3 kg

Gula Pasir

100 gram

Garam

250 gram

SOC HCS

30 cc (3 tutup botol SOC)

3. CARA PEMBUATAN

Hamparkan terpal di tempat teduh, maksudnya biar kita tidak kepanasan selama
pengerjaan, dan mengurangi resiko rusak atau matinya inokulum.

Di atas terpal tadi, dengan beralaskan kayu, pohon pisang dipotong-potong sampai
ukuran kurang lebih 3 x 4 cm

Kemudian campurkan ke dalam pohon pisang yang sudah dipotong-potong tadi masingmasing ampas tahu dan dedak. Campur dan aduk sampai merata.

Buat larutan bibit fermentasi dengan cara : 30 cc SOC HCS (3 tutup botol SOC)
dimasukkan ke dalam 1 (satu) liter air, tambahkan 100 gram gula pasir lalu diaduk
sampai larut. Larutan ini kemudian didiamkan selama 15 menit.

Setelah 15 menit, larutan bibit fermentasi tadi dimasukkan ke dalam 10 liter air (pakai
ember). Aduk sampai larut.

Larutan baru tersebut kemudian masukkan ke dalam sprayer dan disemprotkan ke dalam
bahan pakan (potongan pohon pisang dkk.) secara merata sambil diaduk.

Kemudian taburkan 250 gram garam ke dalam bahan sambil diaduk secara merata.

Langkah terakhir, masukkan bahan pakan tersebut ka dalam tong plastik atau kantong
plastik dan ditutup rapat (kedap udara) selama 1-3 jam.

Setelah selesai, pakan hasil fermentasi tersebut siap diberikan pada ternak kambing atau
domba.

4. KETERANGAN

Sebelum pakan buatan diberikan pada ternak, terlebih dahulu bersihkan ternak (mandi)
dan kandangnya. Bila perlu, ternak diberi vitamin B terlebih dahulu atau
dicekok/dicontang dengan 2-3 cc (1 tutup botol) SOC HCS agar nafsu makannya
meningkat.

Masukkan kambing atau domba ke dalam kandang dan biarkan dulu untuk adaptasi dan
JANGAN DIBERI MAKAN

Untuk proses adaptasi, pertama-tama berikan pakan buatan dicampur dengan pakan
biasa yang telah disemprot SOC HCS.

Selama 1 7 hari, tiap pagi ternak diberi pakan seperti biasa yang telah disemprot SOC
HCS, sore harinya diberi pakan buatan agar terbiasa. Selanjutnya akan normal dengan
pakan buatan.

Pengalaman saya, kecepatan adaptasi kambing atau domba berbeda-beda. Ada yang
pada saat pertama diberi langsung menyukai pakan buatan ini, namun ada pula yang
perlu waktu sampai 2 hari untuk adaptasi sampai benar-benar berpindah ke pakan
buatan.

Satu hal lagi, atur kadar air jangan terlalu tinggi. Bila terlalu tinggi atau basah, hasil
fermentasi tidak optimal dan kurang tahan lama.

5. MANFAAT PAKAN HASIL FERMENTASI BASAH

Pakan hasil fermentasi akan lebih mudah dicerna sehingga penyerapan nutrisi bisa
optimal

Dengan pola ini, kebutuhan nutrisi dalam pakan sudah terpenuhi sehingga pertumbuhan
ternak akan lebih cepat dibandingkan dengan diberi pakan biasa (rumput), biasanya
pertumbuhan 2 4 kali meningkat dibandingkan pakan biasa. Rata-rata 2,5 14
kg/minggu, sedangkan tanpa SOC rata-rata 2,5 kg/bulan.

Daging ternak tidak banyak mengandung lemak karena komposisi pakan sudah ideal

Nutrisi pakan berupa vitamin tercukupi dengan adanya kandungan SOC HCS dalam
pakan

Limbah kotoran ternak tidak bau seperti kalau diberi pakan biasa. Dengan demikian
lingkungan akan tetap sehat. Silahkan bandingkan.

Menghilangkan kebiasaan mencari rumput atau ngarit dan angon.

catatan : sebagai dasar tentang fermentasi ini, anda dapat membaca pula DI SINI
BERIKUT BEBERAPA FOTO PROSES PEMBUATAN PAKAN KAMBING DENGAN
FERMENTASI BASAH

SELAMAT MENCOBA DAN MEMBUKTIKAN !!!!


ATAU SAKSIKAN VIDEO BERIKUT MENGENAI ADAPTASI DOMBA BERGANTI PAKAN

Penggemukan Ternak Kambing atau Domba


Managemen

Dasar

agar Menguntungkan

Penggemukan

Ternak

Kambing

atau

Domba

Judul Managemen Dasar Ternak Kambing atau Domba kelihatannya seperti asing dan
terkesan jelimet dengan

hadirnya

kata

managemen.

Penggunaan

kata

managemen

sebenarnya sih pertama, agar sedikit terlihat agak keren lah. Kedua, kata managemen lebih
menggambarkan keseluruhan rangkaian kegiatan dalam memelihara kambing atau domba.
Maksudnya gimana nih ?
Managemen secara singkat dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan, dimana
didalamnya terdapat kegiatan penentuan target, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan atau
pemeliharaan, evaluasi kegiatan, dan tindakan yang diperlukan agar tujuan dari keseluruhan
kegiatan tercapai. Terus hubungannya dengan kambing atau domba bagaimana ? Yaaanda
tinggal gabungkan saja maksudnya gimana, enteng kan ? Jadi singkatnya, meskipun kita hanya
memelihara kambing atau domba, kita tetap harus alias musti memiliki perencanaan dan
pelaksanaan pemeliharaan yang terkendali agar tujuan kita memelihara ternak tercapai. Just
its

Nah, berikut saya mau bagi-bagi pengalaman


mengenai Managemen dasar memelihara ternak kambing atau domba, secara garis besar saja
ya supaya tidak boringmembacanya. Sumber tulisan adalah dari pengalaman Mitra HCS yang
telah sukses meng-aplikasikannya. Ga percaya ? Nih anda bisa tonton dulu videonya DI SINI.
Daging kambing, memiliki pangsa pasar sangat luas, demand atau permintaan pasar pun makin
tinggi dari tahun ke tahun tanpa bisa diimbangi oleh supply yang memadai. Oleh karena itu,
jangan heran apabila harganya pun naik melesat tinggi dari tahun ke tahun. Apabila usaha
ternak kambing atau domba menjadi salah satu pilihan anda, jangan pernah takut hasil ternak
anda tidak laku dijual.
Bagi anda yang baru akan memulai ternak kambing, coba simak dulu deh tulisan berikut siapa
tahu ada bagian yang anda lewatkan. Dan bagi yang sudah dan sedang memulai, anggap saja
tulisan ini sebagai bahan studi banding atau pelengkap pengetahuan anda.
Namun sebelum diteruskan, bagi anda yang mungkin bingung dengan perbedaan antara
kambing dan domba, padahal sepertinya sama saja, dapat dibaca DI SINI.

Pada dasarnya, ada beberapa faktor yang perlu kita perhatikan dalam usaha ternak
kambing/domba. Berikut adalah beberapa faktor tersebut :

A. Penentuan Lokasi Ternak/Kandang


Lokasi ternak harus menjadi pertimbangan awal sebelum anda memulai. Berikut ada beberapa
faktor yang setidaknya harus menjadi perhatian

1. Teduh
Artinya ternak harus terlindung dari terpaan sinar matahari langsung secara berlebihan, tapi
bukan berarti di tempat yang gelap (hehehe). Teduh berarti kandang terutama ternak
mendapat naungan yang teduh tapi cukup mendapat sinar matahari.

2. Sirkulasi udara lancar dengan suhu udara 35 C


Kandang atau tempat ternak diatur posisi lokasinya dengan sirkulasi udara yang dapat mengalir
dengan baik. Sirkulasi udara yang baik memungkinkan ternak selalu mendapatkan udara yang
segar dan suhu lingkungan pun dapat tetap terjaga.

3. Suasana Tenang
Bukan hanya kita manusia yang memerlukan suasana tenang, hewan ternak kita pun
memerlukannya. Suasana yang tidak tenang akan dengan mudah menyebabkan hewan ternak
stress, sulit makan, dan mudah terserang penyakit.

4. Mendapat sinar matahari yang cukup


Lihat poin no.1

5. Bersih
Bersih pangkal sehat, semboyan ini berlaku juga untuk ternak berikut kandangnya. Faktor
kebersihan kandang ini rata-rata sering diabaikan oleh kebanyakan para peternak, padahal faktor
ini sangat penting. Kondisi kandang yang kotor merupakan tempat yang potensial tumbuhnya
patogen atau sumber penyakit. Kalau nantinya penyakit tersebut menyerang ternak, yang repot
dan rugi adalah kita juga. Kebersihan kandang dan lingkungan, selain untuk kepentingan
kesehatan ternak, juga penting untuk kesehatan manusia dan makhluk hidup di sekitarnya.
Sebaiknya lakukan kegiatan membersihkan kandang dan lingkungan sekitar secara rutin.
Misalnya seminggu sekali, termasuk hewan kita. Sediakan pula tempat khusus yang jaraknya
cukup jauh untuk menyimpan limbah ternak. Hindari tempat penyimpanan sementara limbah
atau kotoran ternak yang terlalu dekat dengan kandang apalagi terlalu dekat dengan lokasi
penyimpanan pakan.

B. Kandang

Bentuk dan ukuran kandang harus anda perhitungkan dengan mempertimbangkan jumlah
hewan kambing atau domba yang akan diternak. Pertimbangan lain yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan kandang adalah juga sirkulasi udara, naungan yang memadai, kemudahan
dalam memasukkan dan mengeluarkan hewan, kemudahan dalam pemberian dan konsumsi
pakan, tersedia penampungan feses atau kotoran ternak berikut penampungan air seni hewan.
Luas kandang memperhitungkan luas area yang dibutuhkan oleh sejumlah hewan yang akan kita
ternak. Secara umum, untuk ternak kambing sejumlah ekor, dibutuhkan luas kandang meter
persegi.

Sebagai gambaran, sebuah kandang dengan 10 ekor kambing/domba dewasa

memerlukan :

Panjang : 300 cm

Lebar

: 150 cm

Anda bisa lihat nih foto kandang berikut sekedar buat contoh (sumber : sanjausaha)

Bentuk kandang yang standar adalah :

Berbentuk panggung

Ada tempat penampungan feses atau kotoran

Terdapat penampungan urine/air seni/air kencing

Tempat pakan dan minum

Secara umum, material yang dibutuhkan untuk membuat sebuah kandang adalah : kayu, bambu,
papan, atap dari asbes/genteng, batu bata dan pasir, dan paku

C. Pemilihan Bibit/Seleksi sesuai kriteria


Tentukan kambing atau domba jenis apa yang akan anda ternak. Terdapat banyak jenis dan
varian kambing atau domba di Indonesia. Pilih berdasarkan tingkat pertumbuhan, biaya yang

tersedia, dan juga kemudahan untuk mendapatkannya. Beberapa jenis kambing maupun domba
dapat anda lihat DI SINI.
Setelah ditentukan kambing atau domba jenis yang mana, tahap selanjutnya adalah seleksi bibit,
ini perlu dilakukan agar hasil ternak terutama usaha penggemukan dapat berhasil. Ciri-ciri
berikut dapat anda pakai pada saat melakukan pemilihan bibit ternak :

Sehat

Mata terlihat cerah

Bulu sehat

Tidak ada cacat

Tidak terlihat indikasi terkena serangan penyakit

Mulut lebar, besar dan memanjang

Perut tidak buncit

Kerangka besar dan melebar

Punggung lurus dan memanjang

Cukup umur antara 4 s.d 8 bulan

D. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi :
1. Pembuatan Pakan Ternak.

Pakan ternak yang kita siapkan adalah dengan cara

fermentasi hijauan menggunakan SOC HCS. Cara pembuatan pakan fermentasi dari
gedebog atau pohon pisang serta dari bahan baku lainnya dapat anda pelajari DI SINI
2. Pemberian suplemen SOC. Dosis yang diberikan adalah 5 cc atau 1/2 tutup botol SOC
dilarutkan dalam 15 liter air bersih, diberikan 2 kali sehari.
3. Menjaga kebersihan lingkungan, kandang, tempat pakan, tempat minum, tempat
penampungan limbah ternak.

4. Mengenali ciri-ciri penyakit ternak dan cara pencegahan serta pengobatannya. Untuk
yang satu ini akan kita bahas pada tulisan berikutnya.

Mengetahui Jenis-jenis Kambing dan Domba di Indonesia


Tulisan berikut saya share dengan tujuan menambah pengetahuan kita tentang beberapa jenis
kambing dan domba yang terutama diternakkan di Indonesia. Selain itu, semoga saja tulisan ini
dapat menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan bagi anda sebelum memulai usaha
ternak kambing maupun domba.
Jenis kambing maupun domba di Indonesia, selain jumlahnya semakin meningkat, juga dari segi
jenis sangat beragam. Jenis yang beragam dapat berasal dari introduksi dari luar Indonesia
maupun hasil perkawinan silang dengan varietas lokal di Indonesia. Berikut adalah beberapa
jenis yang banyak terdapat di Indonesia. Baiklah, mari kita mulai saja ya :

A. Kambing
1. Kambing Kacang

Jenis kambing ini adalah salah satu ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di
Indonesia. Kambing kacang merupakan kambing lokal Indonesia, kambing ini memiliki daya
adaptasi yang tinggi terhadap kondisi alam setempat serta memiliki daya reproduksi yang tinggi
pula. Kambing kacang jantan dan betina keduanya merupakan tipe kambing pedaging.

Ciri-ciri kambing kacang :

Memiliki tubuh yang relatif kecil dengan kepala ringan dan kecil.

Posisi telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek.

Umumnya memiliki warna bulu tunggal putih, hitam, coklat, atau kombinasi ketiganya.

Kambing jantan maupun betina memiliki dua tanduk pendek.

Berat tubuh jantan dewasa dapat mencapai 30 kg, serta betina dewasa mencapai 25 kg.

Tinggi kambing jantan 60 65 cm, sedangkan yang betina 56 cm.

Memiliki bulu pendek pada seluruh tubuh, kecuali pada ekor dan dagu, pada kambing
jantan juga tumbuh bulu panjang sepanjang garis leher, pundak dan punggung sampai
ekor dan pantat.

2. Kambing Ettawa (Kambing Jamnapari)

Kambing

Ettawa

atau

dikenal juga dengan nama Kambing Jamnapari, merupakan jenis kambing unggul yang dapat
diternakkan sebagai kambing penghasil susu maupun sebagai kambing penghasil daging.
Kambing Ettawa ini didatangkan dari India.

Adapun ciri-ciri kambing Ettawa :

Badannya besar, tinggi gumba kambing jantan 90 cm hingga 127 cm dan yang betina
mencapai 92 cm.

Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan betina hanya mencapai 63 kg.

Telinganya panjang dan terkulai ke bawah.

Dahi dan hidungnya cembung.

Kambing jantan maupun betina bertanduk pendek.

Kambing Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.

3. Kambing Jawarandu

Kambing Jawarandu (Jawa Randu) memiliki nama lain Bligon, Gumbolo, Koplo dan Kacukan.
Kambing ini merupakan hasil silangan dari kambing peranakan Ettawa dengan kambing Kacang,
namun sifat fisik kambing kacangnya yang lebih dominan. Untuk menghemat biasanya peternak
susu kambing memilih kambing ini untuk diternakkan dan diambil susunya. Kambing ini dapat
menghasilkan susu sebanyak 1,5 liter per hari.

Ciri-ciri kambing Jawarandu :

Memiliki tubuh lebih kecil dari kambing ettawa, dengan bobot kambing jantan dewasa
dapat lebih dari 40 kg, sedangkan betina dapat mencapai bobot 40 kg.

Baik jantan maupun betina bertanduk.

Memiliki telinga lebar terbuka, panjang dan terkulai.

Baik jantan maupun betina merupakan tipe pedaging dan penghasil susu.

4. Kambing PE (Peranakan Etawa)

Kambing ini merupakan hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing lokal/Kacang,
dengan tujuan lebih mampu beradaptasi dengan kondisi Indonesia. Kambing ini dikenal sebagai
kambing PE (Peranakan Etawa), dan saat ini juga dianggap sebagai kambing Lokal.

Kambing PE berukuran hampir sama dengan Etawa namun lebih adaptif terhadap lingkungan
lokal Indonesia. Tanda-tanda tubuhnya berada diantara kambing Kacang dan kambing Etawa.
Jadi ada yang lebih ke arah kambing Etawa, dan sebagian ada yang lebih ke arah kambing
Kacang.
Kambing ini awalnya tersebar di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, dan saat ini hampir di
seluruh Indonesia. Pejantan mempunyai sex-libido yang tinggi, sifat inilah yang membedakan
dengan kambing Etawa.

Ciri-ciri kambing Peranakan Etawa :

Warna bulu belang hitam, putih, merah, coklat dan kadang putih.

Badannya besar sebagaimana Etawa, bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg,
sedangkan betina mencapai 63 kg.

Telinganya panjang dan terkulai ke bawah, bergelambir yang cukup besar

Dahi dan hidungnya cembung.

Kambing jantan maupun betina bertanduk kecil/pendek.

Daerah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang

Kambing Peranakan Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.

5. Kambing Boer

Habitat

Kambing

Boer

aslinya berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang ter-registrasi selama lebih dari
65 tahun. Kata Boer artinya petani. Kambing Boer merupakan kambing pedaging yang
sesungguhnya karena pertumbuhannya sangat cepat.
Kambing ini pada umur lima hingga enam bulan sudah dapat mencapai berat 35 45 kg, dengan
rata-rata pertambahan berat tubuh antara 0,02 0,04 kg per hari. Keragaman ini tergantung

pada banyaknya susu dari induk dan ransum pakan sehari-harinya. Kambing Boer jantan akan
tumbuh dengan berat badan 120 150 kg pada saat dewasa (umur 2-3 tahun), sedangkan
Betina dewasa (umur 2-3 tahun) akan mempunyai berat 80 90 kg. Boer betina maupun jantan
keduanya bertanduk.
Dibandingkan dengan kambing perah lokal, persentase daging pada karkas kambing Boer jauh
lebih tinggi dan mencapai 40% 50% dari berat tubuhnya.
Kambing Boer dapat dikenali dengan mudah dari tubuhnya yang lebar, panjang, dalam, berbulu
putih, berkaki pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang menggantung, berkepala warna
coklat kemerahan atau coklat muda hingga coklat tua. Beberapa kambing Boer memiliki garis
putih ke bawah di wajahnya. Kulitnya berwarna coklat yang melindungi dirinya dari kanker kulit
akibat sengatan sinar matahari langsung. Kambing ini sangat suka berjemur di siang hari.
Kambing Boer dapat hidup pada suhu lingkungan yang ekstrim, mulai dari suhu sangat dingin (25 derajat celcius) hingga sangat panas (43 derajat celcius) dan mudah beradaptasi terhadap
perubahan suhu lingkungan. Tahan terhadap penyakit. Mereka dapat hidup di kawasan semak
belukar, lereng gunung yang berbatu atau di padang rumput. Secara alamiah mereka adalah
hewan yang suka meramban sehingga lebih menyukai daun-daunan, tanaman semak daripada
rumput.
Kambing

Boer

Jantan

Boer jantan bertubuh kokoh dan kuat sekali. Pundaknya luas dan ke belakang dipenuhi dengan
pantat yang berotot. Boer jantan dapat kawin di bulan apa saja sepanjang tahun. Mereka berbau
tajam karena hal ini untuk memikat betina. Seekor pejantan dapat aktif kawin pada umur 7-8
bulan, tetapi disarankan agar satu pejantan tidak melayani lebih dari 8 10 betina sampai
pejantan itu berumur sekitar satu tahun. Boer jantan dewasa (2 3 tahun) dapat melayani 30
40 betina. Disarankan agar semua pejantan dipisahkan dari betina pada umur 3 bulan agar tidak
terjadi perkawinan yang tidak direncanakan. Seekor pejantan dapat mengawini hingga selama 7
8 tahun.
Kambing

Boer

Betina

Boer betina tumbuh seperti jantan, tetapi tampak sangat feminin dengan kepala dan leher
ramping. Ia sangat jinak dan pada dasarnya tidak banyak berulah. Ia dapat dikawinkan pada
umur 10 12 bulan, tergantung besar tubuhnya. Kebuntingan untuk kambing adalah 5 bulan. Ia
mampu melahirkan anak-anak tiga kali dalam dua tahun. Betina umur satu tahunan dapat
menghasilkan 1 2 anak. Setelah beranak pertama, ia biasanya akan beranak kembar dua, tiga,
bahkan empat.
Boer induk menghasilkan susu dengan kandungan lemak sangat tinggi yang cukup untuk disusu
anak-anaknya. Ketika anaknya berumur 2 3 bulan induk mulai kering. Boer betina
mempunyai dua hingga empat puting, tetapi kadangkala tidak semuanya menghasilkan susu.
Sebagai ternak yang kawinnya tidak musiman, ia dapat dikawinkan lagi tiga bulan setelah

melahirkan. Birahinya dapat dideteksi dari ekor yang bergerak-gerak cepat disebut flagging.
Boer betina mampu menjadi induk hingga selama 5 8 tahun.

6. Kambing Saanen

Kambing Saanen ini aslinya berasal dari lembah Saanen, Swiss (Switzerland) bagian barat.
Merupakan salah satu jenis kambing terbesar di Swiss dan penghasil susu kambing yang
terkenal. Sulit berkembang di wilayah tropis karena kepekaannya terhadap matahari. Oleh
karena itu di Indonesia jenis kambing ini disilangkan lagi dengan jenis kambing lain yang lebih
resisten terhadap cuaca tropis dan tetap diberi nama kambing Saanen, antara lain dengan
kambing peranakan etawa.

Ciri-ciri kambing Saanen :

Bulunya pendek berwarna putih atau krim dengan titik hitam di hidung, telinga dan di
kelenjar susu.

Hidungnya lurus dan muka berupa segitiga.

Telinganya sederhana dan tegak ke sebelah dan ke depan.

Ekornya tipis dan pendek.

Jantan dan betinanya bertanduk.

Berat dewasa 68-91 kg (Jantan) dan 36kg 63kg (Betina), tinggi ideal kambing ini 81 cm
dengan berat 61 kg, di saat tingginya 94 cm beratnya 81 kg.

Produksi susu 740 kg/ms laktasi.

7. Kambing Gembrong

Kambing Gembrong terdapat di daerah kawasan Timur Pulau Bali terutama di Kabupaten

Karangasem.
Pertama kali melihat hewan ini seperti melihat anjing berbulu panjang dan lebat, padahal
kambing. Melihat badannya memang mirip kambing, tetapi bila melihat bulunya yang lebat mirip
anjing. Dari badan hingga kepala, hewan ini juga hampir tertutup seluruhnya oleh bulu. Itulah
kambing Gembrong, kambing asal Bali yang hampir punah.
Ciri khas kambing Gembrong jantan berbulu panjang lebat dan mengkilap, yang tumbuh mulai
dari kepala hingga ekor. Bila dibiarkan, panjang bulu bisa mencapai 2530 cm. Setiap 1216
bulan sekali, bulunya mesti dicukur. Jika tidak, bulu bagian kepala dapat menutupi mata dan
telinga, sehingga akan mempersulit kambing saat makan.
Sedangkan bentuk dan ukuran tubuh kambing betina mirip kambing kacang. Tapi pada bagian
bawah perut melebar. Kambing gembrong betina juga bertanduk, namun lebih pendek dan oval.
Rambut panjang terdapat pada kambing jantan, sedangkan kambing Gembrong betina berbulu
pendek berkisar 2-3 cm.
Warna tubuh dominan kambing Gembrong pada umumnya putih sebagian berwarna coklat muda
dan coklat. Pola warna tubuh kebanyakan satu warna, sebagian lagi dua sampai tiga warna.
Tinggi kambing (gumba) 58 65 cm, bobot badan kambing dewasa 32-45 kg. Kambing jantan
berjumbai pada dahi. Jumbai terkadang menutup mata dan muka kambing.
Kambing gembrong ini dulunya merupakan persilangan antara kambing Kashmir dengan
kambing Turki. Kedua jenis kambing itu masuk ke Bali dari luar negeri sebagai hadiah untuk
seorang bangsawan Bali, yang kemudian berkembang sampai sekarang di daerah Bali.
Beberapa peternak mencoba menyilangkan kambing Gembrong dengan kambing Peranakan
Ettawah (PE). Dari persilangan itu dihasilkan kambing gettah alias gembrong ettawah.

8. Kambing Boerawa

Kambing Boerawa merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Boer jantan dengan

kambing Peranakan Etawah (PE) betina.


Ternak hasil persilangan kedua jenis kambing tadi disebut dengan Boerawa yakni singkatan dari
kata Boer dan Peranakan Etawah. Kambing hasil persilangan ini mulai berkembang dan banyak
jumlahnya di Propinsi Lampung, walaupun upaya persilangan antara kambing Boer dengan
kambing lokal telah dilakukan di beberapa propinsi lainnya seperti Sumatera Utara dan Sulawesi
Selatan.

9. Kambing Muara
Kambing ini dapat dijumpai di daerah Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara di Propinsi

Sumatera Utara.
Dari segi penampilannya kambing ini nampak gagah, tubuhnya kompak dan sebaran warna bulu
bervariasi antara warna bulu coklat kemerahan, putih dan ada juga berwarna bulu hitam. Bobot
kambing Muara ini lebih besar dari pada kambing Kacang dan kelihatan prolifik. Kambing Muara
ini sering juga beranak dua sampai empat sekelahiran (prolifik). Walaupun anaknya empat
ternyata dapat hidup sampai besar tanpa pakai susu tambahan dan pakan tambahan tetapi
penampilan anak cukup sehat, tidak terlalu jauh berbeda dengan penampilan anak tunggal saat

dilahirkan. Hal ini diduga disebabkan oleh produksi susu kambing relatif baik untuk kebutuhan
anak kambing 4 ekor.

10. Kambing Kosta

Lokasi penyebaran kambing Kosta ada di sekitar


Jakarta dan Propinsi Banten. Kambing ini mempunyai bentuk tubuh sedang, hidung rata dan
kadang-kadang ada yang melengkung, tanduk pendek, bulu pendek. Kambing ini dulunya
terbentuk dari persilangan kambing Kacang dan kambing Khasmir (kambing impor).
Warna dari kambing Kosta ini adalah coklat tua, coklat muda, coklat merah, abu-abu sampai
hitam. Pola warna tubuh umumnya terdiri dari 2 warna, dan bagian yang belang umumnya
didominasi oleh warna putih.
Kambing Kosta terdapat di Kabupaten Serang, Pandeglang, dan disekitarnya serta ditemukan
pula dalam populasi kecil di wilayah Tangerang dan DKI Jakarta. Selama ini masyarakat hanya
mengenal Kambing Kacang sebagai kambing asli Indonesia, namun karena bentuk dan performa
Kambing Kosta menyerupai Kambing Kacang, sering sulit dibedakan antara Kambing Kosta
dengan Kambing Kacang, padahal bila diamati secara seksama terdapat perbedaan yang cukup
signifikan.
Salah satu ciri khas Kambing Kosta adalah terdapatnya motif garis yang sejajar pada bagian
kiri dan kanan muka, selain itu terdapat pula ciri khas yang dimiliki oleh Kambing Kosta yaitu bulu
rewos di bagian kaki belakang mirip bulu rewos pada Kambing Peranakan Ettawa (PE), namun
tidak sepanjang bulu rewos pada Kambing PE dengan tekstur bulu yang agak tebal dan halus.
Tubuh Kambing Kosta berbentuk besar ke bagian belakang sehingga cocok dan potensial untuk
dijadikan tipe pedaging. Saat ini populasi Kambing Kosta terus menyusut.

11. Kambing Marica

Kambing Marica adalah suatu variasi lokal dari


Kambing Kacang yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan, dan merupakan salah satu
genotipe kambing asli Indonesia yang menurut laporan FAO sudah termasuk kategori langka dan
hampir punah (endargement).
Daerah populasi kambing Marica dijumpai di sekitar Kabupaten Maros, Kabupaten Jeneponto,
Kabupaten Sopeng dan daerah Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan. Kambing Marica punya
potensi genetik yang mampu beradaptasi baik di daerah agro-ekosistem lahan kering, dimana
curah hujan sepanjang tahun sangat rendah. Kambing Marica dapat bertahan hidup pada musim
kemarau walau hanya memakan rumput-rumput kering di daerah tanah berbatu-batu. Ciri yang
paling khas pada kambing ini adalah telinganya tegak dan relatif kecil pendek dibanding telinga
kambing kacang. Tanduk pendek dan kecil serta kelihatan lincah dan agresif.

12. Kambing Samosir (Kambing Putih, Kambing Batak)


Berdasarkan sejarahnya kambing Samosir ini dipelihara penduduk setempat secara turun
temurun di Pulau Samosir, di tengah Danau Toba, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera

Utara.
Kambing Samosir pada mulanya digunakan untuk bahan upacara persembahan pada acara
keagamaan salah satu aliran kepercayaan aninisme (Parmalim) oleh penduduk setempat.
Kambing yang dipersembahkan harus yang berwama putih, maka secara alami penduduk
setempat sudah selektif untuk memelihara kambing mereka mengutamakan yang berwarna
putih. Kambing Samosir ini bisa menyesuaikan diri dengan kondisi ekosistem lahan kering dan

berbatu-batu, walaupun pada musim kemarau biasanya rumput sangat sulit dan kering. Kondisi
pulau Samosir yang topografinya berbukit, ternyata kambing ini dapat beradaptasi dan
berkembang biak dengan baik.
Tubuh kambing dewasa yaitu rataan bobot badan betina 26 32 kg; panjang badan 57 63 cm;
tinggi pundak 50 56 cm; tinggi pinggul 53 59 cm; dalam dada 28 33 cm dan lebar dada 17
20 cm.
Berdasarkan ukuran morfologi tubuh, kambing spesifik lokal Samosir ini hampir sama dengan
kambing Kacang yang ada di Sumatera Utara, yang membedakannya terhadap kambing Kacang
yaitu penotipe warna tubuh yang dominan putih dengan hasil observasi 39,18% warna tubuh
putih dan 60,82% warna tubuh belang putih hitam. Pemberian nama kambing Samosir pada saat
ini masih secara lokal dan dikenal dengan nama Kambing Putih atau Kambing Batak.

B. Domba
1. Domba Garut (Domba Priangan)

Menurut para pakar domba


seperti Prof. Didi Atmadilaga dan Prof. Asikin Natasasmita, bahwa Domba Garut merupakan
hasil persilangan segitiga antara domba lokal (asli Indonesia), Domba Cape/Capstaad (Domba
Ekor Gemuk atau Kibas) dari Afrika Selatan dan Domba Merino dari Asia Kecil. Yang dibentuk
kira-kira pada pertengahan abad ke 19 (1854) yang dirintis oleh Adipati Limbangan Garut.
Sekitar 70 tahun kemudian yaitu tahun 1926 Domba Garut telah menunjukan suatu
keseragaman, misalnya bentuk tanduk yang besar melingkar diturunkan dari Domba Merino.
Pada awalnya domba priangan atau domba garut ini berkembang di Priangan (Jawa Barat),
terutama di daerah Bandung, Garut, Sumedang, Ciamis, dan Tasikmalaya. Namun saat ini sudah
berkembang di seluruh pulau Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Domba ini
dipelihara selain sebagai domba potong atau domba pedaging, juga dipelihara sebagai domba
aduan.

Ciri-ciri domba garut :

Bertubuh besar dan lebar, lehernya kuat, dahi konveks.

Domba priangan jantan memiliki tanduk besar dan kuat, melengkung ke belakang
berbentuk spiral, dan pangkal tanduk kanan dan kiri hampir menyatu. Sedangkan domba
betina tidak memiliki tanduk, panjang telinga sedang, dan terletak di belakang tanduk.

Domba jantan mempunyai berat 40-80 kg, sedangkan betina 30-40 kg.

Kadang-kadang dijumpai adanya domba tanpa daun telinga.

Keunggulan domba priangan ini adalah kulitnya merupakan salah satu kulit dengan
kualitas terbaik di dunia, selain itu dengan leher yang kokoh dan tubuh yang besar,
kuat, domba ini sesuai untuk domba aduan. Keunggulan lainnya adalah penghasil daging
yang sangat baik dan mudah dipelihara.

2. Domba Texel Wonosobo (Dombos)

Domba Texel atau juga dikenal dengan nama


Dombos yang artinya Domba Texel Wonosobo. Pada bulan Juli 2009, peternak di Lampung
Timur mendatangkan 75 ekor betina dan 1 pejantan domba Texel yang didatangkan dari daerah
Dieng Wonosobo, dan ternyata dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik di daerah
Lampung Timur yang bersuhu panas.
Pada tahun 1954/1955 Pemerintah mendatangkan 500 ekor Domba Texel dari Belanda dan
dialokasikan ke beberapa daerah di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah (Baturaden Banyumas
dan

Tawangmangu

Solo)

dan

Jawa

Timur,

tetapi

daerah

tersebut

tidak

mampu

mengembangkannya. Akhirnya tahun 1957, dipindahkan ke Daerah Wonosobo. Ternyata


penduduk Wonosobo mampu mengembangkan Domba Texel tersebut, akhir tahun 2006
populasi mencapai 8.753 ekor.
Domba Texel mempunyai ciri khas yang mudah dibedakan dari domba jenis lain yaitu :
Mempunyai bulu wol yang keriting halus berbentuk spiral berwarna putih yang menyelimuti
bagian tubuhnya kecuali perut bagian bawah, keempat kaki dan kepala. Postur tubuh tinggi
besar dan panjang dengan leher panjang dan ekor kecil.
Domba Texel tergolong ternak unggulan yang berpotensi sebagai penghasil daging. Bobot badan
dewasa jantan dapat mencapai 100 kg dan yang betina 80 kg dengan karkas sekitar 55 %.

Dalam penggemukkan secara intensif dapat menghasilkan pertambahan berat badan 265 285
gram/hari. Masyarakat Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah telah banyak merintis usaha
penggemukan intensif terhadap Domba Persilangan Texel dengan Domba Lokal, yang
menghasilkan keuntungan memadai. Di samping itu Domba Texel dapat menghasilkan bulu wool
berkualitas sebanyak 1000 gram/ekor/tahun, yang dapat diolah sebagai komuditas yang
mempunyai nilai tambah. Di pedesaan Wonosobo yang potensial Domba texel telah dirintis
industri rumah tangga yang mengolah bulu wool Domba Texel.
Domba Texel tergolong ternak yang cepat berkembang biak, dapat beranak pertama kali pada
umur 15 bulan dan selanjutnya dapat melahirkan setiap delapan bulan. Anak pertama cenderung
tunggal dan anak berikutnya kadang-kadang kembar dua. Domba Texel mempunyai karakter
genetik yang cenderung dominan. Di Kabupaten Wonosobo, Domba Texel telah banyak memberi
kontribusi genetik terhadap domba-domba lokal melalui proses kawin silang, menghasilkan
domba domba persilangan yang potensial sebagai penghasil daging.
Kendala pengembangan Domba Texel justru karena tingginya permintaan dari luar daerah yang
disinyalir untuk di ekspor ke Malaysia. Hal ini sebenarnya meningkatkan pamor dan nilai harga
Domba Texel itu sendiri, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak dan
pedagang Domba Texel. Namun di sisi lain, bila pengeluaran ke luar daerah tak dikendalikan,
bisa mengancam terjadinya pengurasan ternak. Kendala lain, perkembang biakan Domba Dexel
masih tergantung pada kawin alam, berhubung belum terdapatnya Produsen Frozen semen
Domba Texel.
Pemerintah telah berupaya melestarikan Domba Texel melalui Program Village Breeding Centre
(VBC) Domba Texel yang meliputi kegiatan pendataan, droping Domba Texel Gaduhan
Pemerintah, sosialisasi dan promosi pelestarian maupun teknik budidaya serta pelatihan
pengolahan bulu, kulit dan daging Domba Texel.

3. Domba Batur Banjarnegara (Domas)


Domba Batur (atau Domas) sebenarnya merupakan domba hasil persilangan dari domba lokal
yaitu

Texel.

domba

Ekor

Tipis

(Gembel),

domba

Suffolk

dan

domba

Pada 1984, kelompok tani ternak di

Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, berusaha menyilangkan domba


bantuan presiden dengan domba lokal. Persilangan domba asal Tapos dan domba lokal
menghasilkan keturunan yang oleh warga dinamai domba Batur atau Domas.

Pada awalnya berkembang di daerah Banjarnegara dan menjadi ikon Banjarnegara, dan sejak
tahun 2009 mulai berkembang di beberapa daerah Jawa dan Sumatera.
Domba batur jantan maupun betina adalah tipe domba potong yang merupakan penghasil
daging yang baik.

Ciri-ciri Domba Batur :

Tubuhnya besar dan panjang.

Kaki cenderung pendek dan kuat.

Domba jantan maupun betinanya tidak memiliki tanduk.

Kulitnya relatif lebih tipis dibandingkan domba garut, kibas, atau gembel, namun bulunya
tebal.

Warna bulu dominan putih dan menutupi seluruh tubuhnya hingga bagian muka domba.

Keunggulan utama domba Batur ini adalah berat badannya. Untuk domba jantan dewasa
berkisar antara 90-140 kg dan domba betina 60-80 kg, serta tinggi badan domba jantan
dapat mencapai 75 cm dan tinggi domba betina 60 cm.

Domba Batur ini memang istimewa montok/gemuk, pada umur dua tahun domba jantan
umumnya sudah bisa mencapai bobot 100 kg dan betina 80 kg. Bahkan, domba jantan yang
bagus dapat mencapai bobot 140 kg. Domba dengan bobot seperti ini biasanya dijadikan
pejantan.
Proporsi dagingnya (bukan karkas yang masih bertulang) juga tinggi. Dagingnya lebih empuk
dan lemaknya lebih tinggi. Untuk sate lebih bagus.
Domba Batur mulai dapat dikawinkan pada umur 8 bulan saat si betina mencapai bobot 5060
kg. Satu ekor pejantan mampu mengawini 10 ekor betina. Betina bunting selama lima bulan dan
rata-rata jumlah anaknya 1,5 ekor per kelahiran.

4. Domba Ekor Tipis (Domba Gembel)

Domba

ekor

tipis

dikenal

sebagai domba asli Indonesia dan sering disebut Domba Gembel, dalam Bahasa Inggris disebut
Javanesse Thin-Tailed sheep.
Pada awalnya domba ini berkembang di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, namun saat ini
sudah berkembang di seluruh pulau jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Ciri-ciri domba ekor tipis :

Termasuk golongan domba berperawakan kecil, dengan berat badan domba jantan 3040 kg dan domba betina 15-20 kg.

Bulu wolnya gembel berwarna putih dominan dengan warna hitam di sekeliling mata,
hidung, dan beberapa bagian tubuh lain.

Ekornya tidak menunjukkan adanya desposisi lemak.

Telinga umumnya medium sampai kecil dan sebagian berposisi menggantung.

Domba jantan memiliki tanduk melingkar, sedangkan yang betina umumnya tidak
bertanduk.

Keunggulan domba ekor tipis ini adalah bersifat prolific (dapat melahirkan anak kembar 2-5 ekor
setiap kelahiran), mudah berkembang biak dan tidak dipengaruhi musim kawin, serta mampu
beradaptasi pada daerah tropis dan makanan yang buruk.

5. Domba Ekor Gemuk (Domba Kibas)

Domba Ekor Gemuk dikenal


juga dengan nama Domba Kibas (di Jawa), juga dikenal sebagai domba Donggala, yang

sekarang sudah dipatenkan menjadi domba ekor gemuk lokal Palu dari Sulawesi Tengah.
Domba ini berasal dari Asia Barat atau India yang dibawa oleh pedagang bangsa Arab pada
abad ke-18. Pada sekitar tahun 1731 sampai 1779 pemerintah Hindia Belanda telah mengimpor
domba Kirmani, yaitu domba ekor gemuk dari Persia.
Pada awalnya domba Ekor Gemuk berkembang di Jawa Timur, Madura, Sulawesi, dan Nusa
Tenggara (terutama di Lombok). Namun saat ini sudah berkembang di seluruh Indonesia.
Domba ini beradaptasi dan tumbuh lebih baik di daerah beriklim kering.
Ciri-ciri domba ekor gemuk :

Bentuk badannya sedikit lebih besar daripada domba lokal lainnya.

Berat domba jantan mencapai 40-60 kg, sedangkan domba betina 25-50 kg.

Tinggi badan pada jantan dewasa antara 52 65 cm, sedangkan pada betina dewasa 47
60 cm.

Warna bulu wolnya putih dan kasar.

Ekor yang besar, lebar dan panjang. Bagian pangkal ekor membesar merupakan
timbunan lemak, sedangkan bagian ujung ekor kecil karena tidak terjadi penimbunan
lemak. Cadangan lemak di bagian ekor berfungsi sebagai sumber energi pada musim
paceklik.

Dada terlihat serasi dan kuat seperti bentuk perahu, ke empat kakinya kalau jalan agak
lamban karena menanggung berat badan dan ekornya yang gemuk.

Umumnya domba jantan tidak bertanduk dan hanya sedikit yang mempunyai tanduk
kecil, sedangkan yang betina tidak bertanduk.

Keunggulan Domba Domba ekor gemuk ini adalah tahan terhadap panas dan kering.

6. Domba Hampshire

Domba Hampshire dikembangkan di daerah


Hampshire, Inggris, pada abad ke-19 melalui persilangan antara domba Southdown jantan
dengan domba betina keturunan Wiltshire Horn dan Berkshire Knot.

Ciri-ciri Domba Hampshire :

Wajah berwarna gelap

Bulu panjang dan tebal berwarna coklat.

Telinga agak melengkung.

Kaki berwarna hitam dan tidak ditutupi wol

7. Domba Polwarth
Domba Polwarth merupakan tipe dual-purpose, dikembangkan di Victoria, Australia sejak tahun
1880.

Merupakan

persilangan

antara

Merino

(75%)

dan

Lincoln

(25%).

Domba Polwarth memiliki tubuh yang besar, tegap, pemeliharaannya mudah dan memiliki
produktivitas wool yang tinggi dengan serat bulu berdiameter antara 22-25 mikron.

8. Domba Portland
Domba

Portland

berasal

dari

Inggris

dan

merupakan

salah

satu

breed

Dorset.

Bertubuh kecil dan dipenuhi oleh wool kecuali pada bagian wajah dan kaki bagian bawah yang
berwana kecoklatan. Domba yang baru lahir berwarna dan berwarna agak keputih-putihan atau
abu-abu selama beberapa awal bulan kehidupan. Tanduk muncul setelah dewasa dan berbentuk
spiral.

9. Domba Rambouillet

Domba Rambouillet berasal


dari Prancis disebut juga Merino Prancis. Domba Rambouillet merupakan tipe dwiguna.

Ciri-ciri Domba Rambouillet :

Badan besar, dalam, lebar dan padat dengan tulang-tulang yang kuat.

Kepala tegak.

Domba jantan bertanduk besar sedangkan betina tidak bertanduk.

10. Domba Norwegia (Villsau)

Domba

Norwegia

merupakan domba primitif yang hidup di daerah Norwegia dan Skandinavia.


Memiliki muka yang kecil dengan kaki yang bagus dan bulu yang berwarna hampir putih sampai
keabu-abuan, cokelat gelap dan hitam. Berat jantan dewasa sekitar 43 kg dan betinanya 32 kg.

11. Domba Southdown


Domba Southdown berasal dari Inggris dan merupakan tipepedaging.

Ciri-ciri

Domba

Southdown

Tubuh kecil, lebar dan dalam, bentuk bulat, daging padat dan kaki pendek.

Garis punggung lurus, leher pendek dan tebal.

Telinga pendek dengan ujung bulat dan tidak bertanduk.

Demikian beberapa jenis kambing dan domba yang banyak diternakkan baik untuk tujuan
penggemukan maupun untuk menghasilkan susu. Semoga dapat bermanfaat.

CARA MEMBUAT PAKAN KAMBING ATAU DOMBA DARI POHON PISANG


Pakan merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan dalam beternak. Syarat
pakan yang diberikan harus berkualitas, mengandung zat atau materi yang dibutuhkan dengan
komposisi yang seimbang.

Bila syarat tersebut telah terpenuhi, pakan tersebut bisa

disebut pakan berkualitas. Hal ini secara umum berlaku untuk semua hewan ternak, termasuk
kambing dan domba.
Di Indonesia, pakan yang umum diberikan oleh para peternak kambing dan domba adalah
rumput. Rumput sepertinya sudah menjadi primadona sejak lama untuk jadi pakan kambing atau
domba dan menjadi menu wajib. Sekarang saatnya kita memperbaharui jenis pakan primadona
tersebut dengan pakan berkualitas agar tumbuh dan kembang ternak kita menjadi optimal.
Sebagai referensi coba kita lihat kualitas dari beberapa jenis pakan yang sering para peternak
pakai. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam rumput dan tumbuhan lain tersebut dapat kita
lihat dalam Tabel Kandungan Nutrisi Hijauan Legimunosa
Pada tulisan ini kita akan membuat pakan untuk kambing dan domba dengan kualitas nutrisi
seimbang sesuai kebutuhan yang optimal. Coba anda lihat lagi tabel tadi, di sana terdapat
berapa kebutuhan kambing atau domba terhadap nutrisi berupa karbohidrat, protein, vitamin
maupun serat kasarnya. Pakan yang akan kita buat prinsipnya adalah proses fermentasi.
Dengan melalui fermentasi, pakan akan mudah dicerna dan penyerapan nutrisi akan lebih baik.

Berikut adalah cara yang sudah saya lakukan minggu kemarin (19 Januari 2014). Untuk kali ini
kita akan membuat pakan dengan bahan baku pohon pisang, disebut juga gedebog pisang atau
gebog. Melengkapi kebutuhan lainnya terhadap protein dan serat kasar, kita tambahkan ampas
tahu dan dedak. Bahan-bahan tersebut adalah bahan yang mudah ditemui dan didapatkan.
Untuk daerah yang kesulitan bahan-bahan tersebut dapat diganti dengan bahan sejenis, kita
tinggal melihat saja pada tabel tadi jenis dan jumlahnya. Untuk proses fermentasi kita akan
lakukan mengikuti pola HCS yang telah sukses diterapkan oleh rekan-rekan peternak kita
misalnya di Jawa Tengah. Jenis fermentasi yang saya lakukan ini disebut fermentasi basah,
artinya bahan bakunya tidak kering alias masih mengandung banyak air. Banyak pula yang
menyebut pakan fermentasi ini dengan sebutan silase, atau ada yang sedikit salah menyebut
esalasemaksudnya mungkin sama, yang penting jangan menyebut etalase saja.hehe
Baiklah, tanpa panjang lebar lagi kita lakukan pembuatan pakan ternak ala HCS ini. Untuk yang
pertama, seperti biasa kita lakukan persiapan-persiapan. Apa saja yang harus dipersiapkan ? Ini
dia.

1. Persiapan Peralatan

Terpal, sebagai alas untuk pencampuran bahan

Timbangan, untuk menimbang bahan. Jenis timbangan terserah anda.

Gelas ukur plastik. Kemarin saya pakai yang 1000 ml,


gunanya ya untuk ngukur berapa liter air yang dibutuhkan. Alat lain
bisa dipakai, misalnya pakai gayung ukuran 1 liter. Saya lebih senang pakai ini karena
skala volume-nya lebih jelas.

Ember plastik kapasitas minimal 5 liter

Sekop atau alat apa saja yang fungsinya untuk membantu saat pencampuran bahan

Sprayer, saya memakai sprayer dengan kapasitas 5 liter. Sudah dilengkapi pompa biar
ga pegel tangan. Fungsinya biar nanti larutan SOC bisa tersebar merata.

Tong plastik atau kantong plastik, untuk tempat fermentasi bahan-bahan

Golok, atau pisau, atau parang, terserah anda, fungsinya nanti untuk mencacah atau
mengiris gedebog pisang.

2. Persiapan Bahan
Siapkan bahan-bahan sesuai tabel berikut. Untuk pembuatan pakan dengan jumlah yang
berbeda, jumlah takaran bahan-bahan bisa disesuaikan.
NO

NAMA BAHAN

JUMLAH (TAKARAN)

Pohon Pisang

100 kg

Ampas Tahu

15 kg

Dedak/katul

3 kg

Gula Pasir

100 gram

Garam

250 gram

SOC HCS

30 cc (3 tutup botol SOC)

3. CARA PEMBUATAN

Hamparkan terpal di tempat teduh, maksudnya biar kita tidak kepanasan selama
pengerjaan, dan mengurangi resiko rusak atau matinya inokulum.

Di atas terpal tadi, dengan beralaskan kayu, pohon pisang dipotong-potong sampai
ukuran kurang lebih 3 x 4 cm

Kemudian campurkan ke dalam pohon pisang yang sudah dipotong-potong tadi masingmasing ampas tahu dan dedak. Campur dan aduk sampai merata.

Buat larutan bibit fermentasi dengan cara : 30 cc SOC HCS (3 tutup botol SOC)
dimasukkan ke dalam 1 (satu) liter air, tambahkan 100 gram gula pasir lalu diaduk
sampai larut. Larutan ini kemudian didiamkan selama 15 menit.

Setelah 15 menit, larutan bibit fermentasi tadi dimasukkan ke dalam 10 liter air (pakai
ember). Aduk sampai larut.

Larutan baru tersebut kemudian masukkan ke dalam sprayer dan disemprotkan ke dalam
bahan pakan (potongan pohon pisang dkk.) secara merata sambil diaduk.

Kemudian taburkan 250 gram garam ke dalam bahan sambil diaduk secara merata.

Langkah terakhir, masukkan bahan pakan tersebut ka dalam tong plastik atau kantong
plastik dan ditutup rapat (kedap udara) selama 1-3 jam.

Setelah selesai, pakan hasil fermentasi tersebut siap diberikan pada ternak kambing atau
domba.

4. KETERANGAN

Sebelum pakan buatan diberikan pada ternak, terlebih dahulu bersihkan ternak (mandi)
dan kandangnya. Bila perlu, ternak diberi vitamin B terlebih dahulu atau
dicekok/dicontang dengan 2-3 cc (1 tutup botol) SOC HCS agar nafsu makannya
meningkat.

Masukkan kambing atau domba ke dalam kandang dan biarkan dulu untuk adaptasi dan
JANGAN DIBERI MAKAN

Untuk proses adaptasi, pertama-tama berikan pakan buatan dicampur dengan pakan
biasa yang telah disemprot SOC HCS.

Selama 1 7 hari, tiap pagi ternak diberi pakan seperti biasa yang telah disemprot SOC
HCS, sore harinya diberi pakan buatan agar terbiasa. Selanjutnya akan normal dengan
pakan buatan.

Pengalaman saya, kecepatan adaptasi kambing atau domba berbeda-beda. Ada yang
pada saat pertama diberi langsung menyukai pakan buatan ini, namun ada pula yang
perlu waktu sampai 2 hari untuk adaptasi sampai benar-benar berpindah ke pakan
buatan.

Satu hal lagi, atur kadar air jangan terlalu tinggi. Bila terlalu tinggi atau basah, hasil
fermentasi tidak optimal dan kurang tahan lama.

5. MANFAAT PAKAN HASIL FERMENTASI BASAH

Pakan hasil fermentasi akan lebih mudah dicerna sehingga penyerapan nutrisi bisa
optimal

Dengan pola ini, kebutuhan nutrisi dalam pakan sudah terpenuhi sehingga pertumbuhan
ternak akan lebih cepat dibandingkan dengan diberi pakan biasa (rumput), biasanya
pertumbuhan 2 4 kali meningkat dibandingkan pakan biasa. Rata-rata 2,5 14
kg/minggu, sedangkan tanpa SOC rata-rata 2,5 kg/bulan.

Daging ternak tidak banyak mengandung lemak karena komposisi pakan sudah ideal

Nutrisi pakan berupa vitamin tercukupi dengan adanya kandungan SOC HCS dalam
pakan

Limbah kotoran ternak tidak bau seperti kalau diberi pakan biasa. Dengan demikian
lingkungan akan tetap sehat. Silahkan bandingkan.

Menghilangkan kebiasaan mencari rumput atau ngarit dan angon.

catatan : sebagai dasar tentang fermentasi ini, anda dapat membaca pula DI SINI
BERIKUT

BEBERAPA

FOTO

PROSES

PEMBUATAN

PAKAN

KAMBING

DENGAN

FERMENTASI BASAH

Teori Praktis Fermentasi Pakan dan Bokashi

Tulisan berikut saya share agar kita dapat lebih


mengetahui, mengenal dan dapat melakukan praktek fermentasi pakan, bokashi dan sebagainya
secara benar dan berhasil. Tulisan tentang fermentasi ini mungkin seharusnya di-share di
bagian-bagian awal karena termasuk dasar dari hampir setiap proses budidaya maupun kegiatan
dalam Organic agriculture. Tapi seperti pepatah sakti lebih baik terlambat dari pada tidak, dan
agar lebih memuaskan pertanyaan para pengunjung via telpon.ya saya coba nih mengangkat
masalah seputar fermentasi..
Namun sebelum lanjut membaca, saya ingatkan bahwa pada tulisan ini anda akan banyak
menjumpai istilah-istilah yang mungkin masih asing. Istilah-istilah atau terms yang kebanyakan
berasal dari disiplin ilmu biologi dan ilmu kimia tersebut sedapat mungkin saya berikan
pengertiannya secara praktis.

Pengertian dan Prinsip Dasar Fermentasi


Dalam beberapa tulisan sebelumnya, definisi dari kata fermentasi pernah disinggung. Baiklah
mari kita ulangi saja sebentar, dari beberapa pengertian atau definisi yang diungkapkan oleh
para ahli, terdapat sedikit perbedaan pengertian antara ahli biokimia dan mikrobiologi, namun
kita permudah saja ya definisinya biar ga pusing. Fermentasi adalah suatu cara untuk
mengubah substrat menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan
bantuan mikroba dalam kondisi lingkungan yang terkendali
Secara prinsip, sekarang ini pengertian fermentasi

telah berkembang menjadi : Seluruh

perombakan senyawa organik yang dilakukan mikroorganisme yang melibatkan enzim


yang dihasilkannya, atau dengan kata lain fermentasi adalah perubahan struktur kimia
dari bahan-bahan organik dengan memanfaatkan agen-agen biologis terutama enzim
sebagai biokatalis.

Pada proses fermentasi, terlibat beberapa hal sebagai berikut :

Mikroorganisme sebagai inokulum (Inokulum artinya kultur mikroba yang memiliki sifat
yang khas dan dapat dikembangbiakkan dalam suatu media/substrat)

Media/Tempat/wadah terjadinya fermentasi

Substrat. Substrat merupakan tempat tumbuh dan sumber nutrisi bagi mikroba. Contoh
substrat misalnya pohon pisang, kacang atau jagung

1. Manfaat Fermentasi
Prinsip dasar fermentasi secara tradisional sebenarnya telah diaplikasikan sejak lama oleh
orang tua kita. Di Indonesia misalnya dikenal jenis-jenis makanan atau penganan hasil dari
proses fermentasi ini, seperti contoh makanan khas dari Bandung, Peuyeum sampeu adalah
contoh hasil fermentasi dengan substrat singkong dengan diberi ragi, atau misalnya tempe,
tauco adalah hasil fermentasi dengan substrat kacang kedelai. Istilah peragian di sini dapat
dikatakan sebagai istilah lain dari fermentasi.
Pada masa sekarang, kemajuan dalam bidang teknologi fermentasi telah memungkinkan
manusia memproduksi berbagai produk yang tidak dapat atau bahkan sulit diproduksi melalui
proses kimia saja.
Teknologi fermentasi merupakan salah satu upaya memanfaatkan bahan-bahan yang berharga
relatif murah menjadi produk yang bernilai dan bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Hingga
kini penerapan teknologi fermentasi ini semakin berkembang di berbagai bidang, termasuk di
bidang pertanian dan peternakan.
Pemanfaatan teknologi fermentasi di bidang pertanian salah satunya adalah pada proses
pembuatan pupuk organik bokashi, sedangkan di bidang peternakan diaplikasikan pada
pembuatan pakan ternak dari pohon pisang/gedebog atau dari jerami.
Berikut adalah beberapa kelompok proses fermentasi yang menguntungkan secara ekonomi :

Fermentasi yang memproduksi sel mikroba (biomassa/biomass)

Produksi komersial dari biomass dapat dibedakan menjadi produksi yeast untuk industri roti, dan
produksi sel mikroba untuk digunakan sebagai makanan manusia atau pakan hewan ternak

Fermentasi yang menghasilkan enzim dari mikroba

Fermentasi yang menghasilkan metabolit mikroba, misalnya ethanol,


asam sitratdan vitamin serta antibiotik dan pemacu pertumbuhan

Proses Transformasi, mengubah suatu senyawa menjadi senyawa yang


lain

2. Pemanfaatan Fermentasi pada pembuatan pupuk bokashi

Pada proses pembuatan pupuk organik bokashi,


fermentasi memegang peranan yang sangat penting karena merupakan inti prosesnya.
Keberhasilan proses fermentasi-nya akan menghasilkan pupuk bokashi yang berkualitas.
Sumber

inokulum

yang

dipakai

pada

pembuatan

pupuk

bokashi

berasal

dari SOT

HCS dipadukan dengan pemakaian PHEFOC HCS sehingga dihasilkan pupuk bokashi yang
bebas patogen (bibit penyakit), bebas gulma dan jamur.
Substrat yang dipakai dalam pembuatan pupuk bokashi merupakan bahan-bahan organik yang
berasal dari kotoran ternak, daun, jerami atau bahan organik lainnya. Pada substrat inilah
mikroba dari SOT tumbuh dan berkembang sehingga terjadi disimilasi menghasilkan salah
satunya yang disebut biomassa. Salah satu manfaat penting dan merupakan keunggulan dari
pupuk bokashi adalah bahwa unsur-unsur yang diperlukan tanaman dari pupuk dapat segera
terserap dengan sangat mudah dan lebih banyak dibandingkan pupuk biasa.
Keunggulan dan nilai lebih dari pupuk bokashi serta cara pembuatannya dapat anda simak
kembali di SINI

3. Pemanfaatan Fermentasi pada Pembuatan Pakan ternak

Seperti

pada

pembuatan

pupuk

bokashi,

fermentasi memegang peranan yang sangat penting karena merupakan inti prosesnya.
Keberhasilan proses fermentasi-nya akan menghasilkan pakan ternak yang berkualitas.
Sumber inokulum berasal dari SOC HCS, sedangkan substrat adalah berasal dari hijauan
(pohon pisang, daun, jerami, rumput), sumber protein (ampas tahu), dsb.
Pakan ternak yang dihasilkan dari fermentasi ini adalah pakan yang berkualitas dengan
komposisi nutrisi sesuai dengan yang dibutuhkan hewan. Pada pakan produk fermentasi ini
terkandung nutrisi yang lebih kaya dibandingkan sebelum pakan difermentasi, selain itu pakan
akan sangat mudah dicerna dan terserap karena adanya reaksi dekomposisi pada saat
fermentasi. misalnya pada jerami akan terasa lebih empuk setelah difermentasi.
Contoh cara pembuatan pakan ternak dengan teknologi fermentasi dapat anda lihat kembali DI
SINI

4. Mekanisme Sederhana Fermentasi


Secara sederhana, pada proses fermentasi terjadi mekanisme reaksi yang dapat digambarkan
sebagai berikut :

Inokulum disini

adalah

berupa mikroba atau mikroorganisme. Beberapa jenis mikroorganisme yang sering dilibatkan
dalam fermentasi adalah :
a. Bakteri, misalnya : Bacillus sp, Lactobacillus sp, Streptococcus sp, Eschericia sp
b. Jamur, misalnya : Aspergilus sp, Penicilium sp
c. Khamir (yeast) : Saccharomyces sp.
Tabel berikut menggambarkan beberapa produk yang bisa dihasilkan dari fermentasi beberapa
jenis inokulum :

Substrat,
disebut juga medium untuk terjadinya fermentasi. Substrat merupakan tempat pertumbuhan
mikroorganisme/inokulum. Substrat yang biasa digunakan adalah berbahan dasar karbon, oleh
karena itu banyak substrat berasal dari tumbuh-tumbuhan dan sedikit yang dari hewan.
Beberapa substrat, dapat saya sebutkan seperti berikut ini :
a. Gula, bahan makanan yang mengandung gula ini relatif mudah diperoleh untuk proses ini
b. Pati, jagung, padi, gandum
c. Selulosa
d. Limbah industri Molase (tetes tebu), mengandung 50 % gula sebagai substrat untuk
memproduksi antibiotik, asam organik, damen, dan ampas tahu, bahkan urine ternak
Pada proses fermentasi, ternyata peranan terpenting adalah adanya aktivitas mikroba atau
mikroorganisme dalam substrat. Bakteri yang merupakan populasi terbesar memiliki peran
penting, misalnya dalam fermentasi pakan, bakteri berperan sebagai pencerna serat kasar dalam
rumen ternak ruminansia (apa nih artinya ?). Hal ini terjadi karena bakteri mampu menghasilkan
enzim selulase dan amilase, penghasil asam laktat dalam pembuatan silase untuk menurunkan
pH, penghasil asam amino yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan tambahan, dan
penghasil enzim polysacharidase yang berperan meningkatkan tingkat daya cerna terhadap
pakan.
Jamur, dalam fermentasi dimanfaatkan dan berperan menghasilkan enzim yang membantu
kecernaan pakan, seperti enzim amilase, protease, polimerase dan menghasilkan protein sel
tunggal (PST). Dalam fermentasi pakan ternak, jamur ikut aktif melakukan penetrasi ke dalam
jaringan tanaman pakan sehingga struktur jaringan menjadi rapuh dan hancur serta permukaan
menjadi lebih luas. permukaan yang lebih luas ini memungkinkan kontak langsung dengan
enzim pencernaan selulosa semakin besar.
Jamur juga dapat mensintesa protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat
(glukosa, sukrosa atau maltosa), sumber nitrogen dari bahan organik dan anorganik. Fungsi lain
jamur adalah untuk men-degradasi serat sehingga dapat berfungsi sebagai :

Memecah atau mengurangi kekuatan ikatan yang terjadi antar serat jaringan pakan
sehingga menambah energi

Merusak molekul anti nutrisi yang mungkin terdapat pada pakan sehingga lebih banyak
pakan yang bisa dimanfaatkan dan dapat meningkatkan gizi

Membantu pencernaan ternak atau hewan yang masih kecil (yang sistem pencernaannya
belum sempurna)

Menurunkan jumlah ekskresi kotoran sehingga dapat menurunkan limbah ternak

5. Jenis Fermentasi
Secara umum fermentasi dibagi dua, yaitu Fermentasi Cair (liquid state fermentation, LSF) dan
Fermentasi Kering atau Media Padat (solid state fermentation, SSF). Fermentasi Cair diartikan
sebagai fermentasi yang melibatkan air sebagai fase kontinu dari sistem pertumbuhan sel,
berarti substrat terlarut atau tersuspensi dalam fase cair. Contoh fermentasi cair misalnya
fermentasi minuman anggur, asam cuka, dan yoghurt.
Fermentasi padat dapat diartikan bahwa terjadinya fermentasi berlangsung dalam substrat tidak
terlarut

namun

mengandung

cukup

air

sekalipun

tidak

mengalir. Fermentasi

padatmisalnya fermentasi pakan, bokashi, pembuatan oncom dan tape/peuyeum.

Materi

pembahasan yang kita tekankan di sini adalah fermentasi padat.

6. Keuntungan Fermentasi Padat


Fermentasi pakan maupun bokashi, yang merupakan salah satu cara fermentasi padat, memiliki
keuntungan yang dapat disebutkan berikut ini (Dharma, 1992) :

Medium yang digunakan relatif sederhana

Ruang yang diperlukan untuk peralatan fermentasi relatif kecil, karena air yang
digunakan relatif sedikit

Inokulum atau mikroba atau mikroorganisme dapat disiapkan secara sederhana

Kondisi medium tempat pertumbuhan jamur atau bakteri mendekati habitat alaminya

Aerasi dihasilkan dengan mudah karena ada ruang di antara tiap partikel substrat

Produk yang dihasilkan dapat diperoleh dengan mudah

7. Faktor yang Berpengaruh pada Keberhasilan Fermentasi Padat


Nah ini yang penting kita perhatikan, karena faktor-faktor berikut akan sangat menentukan
keberhasilan suatu proses fermentasi pakan maupun bokashi. Coba kita simak :

a. Kadar air, Kadar air yang optimum tergantung pada jenis substrat yang kita gunakan, jenis
inokulum dan target produk yang kita inginkan. Kisaran kadar air, berdasarkan pengalaman di
HCS adalah berkisar antara 30-40 %. Mengapa kadar air begitu penting ? Kadar air yang terlalu
tinggi akan mengakibatkan penurunan porositas, penurunan pertukaran gas, penurunan difusi
oksigen, penurunan volume gas dan meningkatkan resiko kontaminasi dengan bakteri.
Biasanya, bila kadar air terlalu tinggi, ciri-ciri produk yang dihasilkan akan lebih cepat membusuk
akibat fermentasi tidak optimal. Kualitas air harus diperhatikan juga dan sedapat mungkin harus
menghindari air yang sudah terkontaminasi dan merugikan inokulum (mikroorganisme).
b. Temperatur, Temperatur berpengaruh pada kecepatan atau laju pertumbuhan reaksi biokimia
selama proses fermentasi. Pada saat pembuatan fermentasi pakan maka sebaiknya di tempat
yang teduh dan terhindar dari terpaan sinar matahari langsung.
c. Pertukaran gas, ini berhubungan dengan poin a, yaitu pertukaran gas dengan substrat padat
Dan hati-hati, jangan lupa pada saat proses fermentasi, molasse atau gula memegang peranan
penting karena merupakan sumber karbon dalam fermentasi.
Hasil dari fermentasi pada pakan, misalnya, menghasilkan Protein Sel Tunggal (PST) yang
berasal dari mikroorganisme hasil fermentasi. Produk inilah yang bisa digunakan sebagai pakan
ternak. Bila mikroba yang digunakan tetap bersama substratnya, maka secara keseluruhan
dinamakan Produk Biomassa Mikrobial (PBM).
PST mengandung berbagai mikroorganisme baik uni maupun multiselular seperti bakteri atau
jamur. PST ini bukan merupakan murni protein saja, tetapi merupakan campuran protein, lemak,
karbohidrat, asam nukleat, vitamin, mineral. Kandungan protein ini tergantung pada tipe
mikroorganisme yang kita gunakan selama fermentasi. Fermentasi dengan menggunakan SOT
maupun SOC menghasilkan protein cukup tinggi dan mikroorganisme yang dihasilkan dari
pertumbuhan dan perkembangbiakkan dalam substrat sangat tinggi dan cepat. Berikut adalah
tabel nilai gizi dan komposisi beberapa produk PST (sumber : Boda, 1990) :

Ok,
semoga tulisan ini bisa menambah pengetahuan dasar kita tentang fermentasi, sehingga pada
saat aplikasi fermentasi, baik pada saat pembuatan pupuk bokashi maupun pembuatan pakan
ternak dari hijauan dapat berhasil dengan baik. Semoga bermanfaat.

Diposkan 16th June 2015 oleh KOMAR DJAYA

Cara Membuat Pakan Fermentasi Untuk Penggemukan


Kambing
OLEH TYNA YUNIA
RABU, 03 FEBRUARI 2016

Cara Membuat Pakan Fermentasi Untuk Penggemukan


Kambing
Cara membuat pakan fermentasi untuk penggemukan kambing ,- Pada saat
ini pemberian pakan fermentasi kepada hewan ternak khususnya pada peternakan
kambing sangat memberikan dampak positif bagi kualitas dan nilai jual dari ternak
tersebut yang mengalami peningkatan.

# Bisnis Ternak Kambing


Kualitas ternak dan nilai jual yang meningkat ini dikarenakan oleh keadaan dari
ternak kambing tersebut yang mempunyai keadaan kambing yang sehat , gemuk
dan berbobot berat . Nah faktor inilah yang mampu mendorong meningkatnya omset
penjualan .
Berbicara mengenai kambing yang sehat , gemuk , berbobot berat ini tidak
simsalabim terjadi , karena dibutuhkan perawatan dan pemberian pakan yang bagus
. Salah satu pakan yang sangat bagus untuk diberikan kepada hewan ternak
kambing adalah dengan memberikan nya pakan fermentasi + dengan pemberian
suplemen.
Memang benar seperti yang sudah saya katakan di awal artikel , pemberian pakan
fermentasi sangat berdampak positf bagi perkembangan hewan ternak , lantas
bagaimana cara membuat pakan fermentasi untuk menggemukan kambing
tersebut ?
Tenang , untuk cara membuat pakan fermentasi untuk penggemukan kambing akan
saya paparkan di bawah ini . Perhatikan cara pembuatan nya dengan benar ok !

# Bahan pembuatan pakan fermentasi


Alat

dan

Alat cacah bisa golok dll

Terpal , plastik besar atau tong besar

Jerami atau gedebok pisang

Tetesan gula pasir atau tebu

bahan

Suplemen probiotik " saya sarankkan dalam hal ini menggunakan probiotik
SOC - HCS "

Air

Bekatul dan dedak


Cara

pembuatan

1.

Cacah jerami atau gedebok pisang dengan golok atau dengan alat cacah , ini
bertujuan agar proses fermentasi menjadi lebih mudah

2.

Siapkan tempat pembuatan bisa pada terpal , plsatik besar ataupun bisa pada
tong besar

3.

Larutkan gula pasir atau tebu dengan air ditambah dengan cairan probiotik
SOC - HCS

4.
5.
6.

Masukan jerami , dedak dan bekatul kepada tempat pembuatan tadi


Siram semua bahan yang sudah tersusun rata di dalam tempat pembuatan
dengan larutan gula dan SOC - HCS yang tadi sudah dilarutkan dengan air
Aduk semua bahan sampai merata

7.

Setelah semuanya sudah diaduk secara merata , selanjutnya tutup tempat


pembuatan dengan terpal atau dengan apapun sehingga menjadi kedap udara .

8.

Setelah semua tertutup rapat sehingga kedap udara proses fermentasi


sedang berlangsung , sekarang tinggal menunggu 1 - 14 hari pakan fermentasi
yang terbuat dari jerami jadi , atau jika pembuatan nya dengan menggunakan
gedebok pisang ini bisa lebih cepat

Cara pemberian

Setelah menunggu proses fermentasi itu jadi , sekarang anda dapat memberikan
kambing anda pakan fermentasi , namun alangkah lebih baiknya pakan fermentasi
itu dianginkan terlebih dahulu selama 15 menit setelah itu baru bisa diberikan
kepada hewan ternak anda .
Pemberian pakan fermentasi tadi sangat bagus diberikan pada kambing pada siang
atau sore hari setelah kambing tersebut memakan makanan hijau / rumput . Ini
bertujuan agar kambing tidak kaget dengan pakan fermentasi yang akan diberikan .

Tambahan !! Di dalam pembuatan pakan fermentasi saya sarankan membuat


dengan jumlah yang sangat banyak , karena pakan fermentasi ini bisa
bertahan sampai berbulan bulan
Tips supaya kambing mau memakan pakan fermentasi
Setelah anda mengetahui cara membuat pakan fermentasi untuk penggemukan
kambing , dan mencoba membuatnya , TAPI kambing anda tidak meu memakan
nya ? Jangan khawatir , hal ini biasa terjadi pada kambing yang baru diberikan pakan
fermentasi , Nah maka dari itu dibawah ini merupakan beberapa tips agar kambing
mau memakan makanan fermentasi , yang diantaranya :

Puasakan kambing sehingga kambing menjadi sangat lapar , nah setelah


kambing merasa kelaparan sekarang anda coba sedikit sedikit memberikan pakan
fermentasi kepada kambing anda .

Cekoki kambing dengan suplemen probiotik SOC - HCS sebanyak setengah


tutup botol sampai 1 tutup botol

Tambahan !! untuk dapat menggemukan kambing dengan cepat dan maksimal selain
kambing diberi pakan fermentasi , beri juga pakanan lain yang kaya akan protein
yang terdapat pada kulit kedelai , kacang hijau , kulit kopi dll . Dan jangan lupa
berikan juga pakanan hijauan seperti rumput
===================
Kembali lagi pada proses pembuatan pakan fermentasi yang diperlukan bahan
probiotik SOC -HCS . SOC -HCS itu sendiri merupakan salah satu suplemen organik
cair yang sangat bagus diberikan kepada hewan ternak baik secara langsung dengan
tambahan air minum kambing atau bisa juga sebagai bahan pembuat pakan
fermentasi
.
SOC - SUPLEMEN ORGANIK CAIR

SOC - HCS suplemen probiotik bahan pembuatan pakan fermentasi


Beberapa manfaat atau khasiat dari SOC - HCS untuk kambing diantaranya sbb :

Mampu menyehatkan kambing

Mengurangi biaya produksi dan perawatan, karena jika menggunakan produk


lama yang berbahan kimia biaya operasionalnya mahal.

Mengurangi stress dan menekan penyakit, sehingga memperkecil angka


kematian.

Meningkatkan antibodi pada kambing sehingga tidak gampang diserang


penyakit.

Menyeimbangkan mikroorganisme di dalam rumen dan meningkatkan nafsu


makan.

Mempercepat pertumbuhan kambing dan terbukti untuk kambing bisa


meningkat hingga 2,5-4kg/minggu. Tanpa menggunakan SOC rata 2,5 kg/bulan.

Meningkatkan kesuburan dan meningkatkan produksi daging, sehingga akan


lebih menguntungkan peternak. Untuk kambing dan sapi kualitas maupun
kuantitas daging sangat bagus, untuk unggas peteror telur jadi lebih besar dan
banyak.

Cara
mendapatkan
SOC
HCS
Untuk cara mendapatkan SOC - HCS sangatlah mudah , anda bisa memesan
langsung kepada kami agen SOC -HCS INDONESIA . Adapun cara pemesanan nya VIA
SMS . Dan proses pengiriman nya dilakukan via jasa *JNE . Untuk cara dan format
sms
pemesanan
ada
di
bawah
ini
CARA PEMESANAN SOC (suplemen organik cair)
Kode produk yang wajib dicantumkan : SOC - DD

TIPS Agar Pohon Pepaya Pendek dan Berbuah Lebat


Posted by seputar pertanian
Labels: Tanaman Buah

Share
TIPS Agar Pohon Pepaya Pendek dan Berbuah Lebat

Seringnya, pohon pepaya akan mulai berbuah ketika tanaman meninggi, hal ini tentu saja
menyulitkan kita untuk memetiknya. Mau dipanjat takut rubuh, mau pakai galah takutnya pepaya
malah hancur saat jatuh. Bisakah tanaman pepaya dibuat pendek agar mudah dipetik? Bisa kok.

Begini Caranya...

1. Setelah bibit pepaya yang kita tanam berusia sekitar 1 bulan atau ketinggian 40-50 cm, potong
pupusnya agar tumbuh beberapa tunas di batang bawah.

2. Tunggu sekitar 10 hari tunas baru akan bermuculan. Setelah itu batang pohon pepaya dipotong lagi
sekitar 15 cm dari tanah atau dari tunas ke-3 / ke-5. Agar bekas potongan tidak membusuk sebaiknya
dibungkus plastik.

3. Seminggu setelahnya mulai dilakukan seleksi tunas. Sisakan satu saja yang paling bagus.

4. Setelah itu lakukan perawatan terhadap pohon pepaya sebagaimana biasa. Insya Allah, dalam
beberapa bulan ke depan bunga bakal buah pun mulai bermunculan.

TAMBAHAN :

Menyiapkan Bibit yang Baik

Sebelumnya tentu kita harus mempersiapkan bibit yang bagus agar tanaman mampu berbuah
maksimal. Tanaman pepaya biasa diperbanyak dengan biji, maka sebaiknya pilih benih pepaya
dengan syarat berikut:

1. Diambil dari buah yang masak penuh di pohon

2. Dari tanaman induk yang bebas dari hama dan penyakit

3. Produksinya tinggi dan kualitas buahnya baik

4. Ukuran biji seragam

5. Biji diambil dari buah bagian ujung.

Biji diambil dari buahnya dengan cara memotong buah dengan pisau. Pemotongan dilakukan dengan
hati-hati jangan sampai melukai biji. Kemudian biji dikeluarkan dari buahnya. Yang dipakai sebagai
benih adalah biji-biji yang terdapat di ujung buah. Dalam 1 buah hanya diambil kira-kira 2/3 nya dan
sisanya tidak dipakai. Biji-biji yang terdapat pada pangkal buah dekat tangkai buah biasanya daya
kecambahnya lebih rendah dibanding yang di ujung buah. Hal ini karena pada bagian pangkal
biasanya buah pepaya lebih kecil, sehingga pertumbuhan biji dalam buah juga kurang baik. Ini yang
berpengaruh terhadap perkecambahan biji pepaya.

Biji-biji yang sudah dikeluarkan dari buahnya kemudian dicampur dengan abu dapur dan dianginanginkan selama 3 hari. Setelah itu disimpan di tempat yang lembab sambil menunggu waktu
penyemaian. Biji pepaya dapat ditanam langsung atau melalui pembibitan dahulu. Untuk
mendapatkan bibit yang baik dan pertumbuhan tanaman yang baik, sebaiknya dilakukan pembibitan
dahulu baru dipindah tanam di lapangan.

Sebagai tempat pembibitan digunakan kantong-kantong plastik (polybag). Kantong-kantong plastik


diisi campuran tanah lapisan atas dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1 : 1.
Pupuk kandang atau kompos yang digunakan harus sudah masak, yaitu dengan jalan dikomposkan
lebih dahulu. Pupuk kandang yang masih baru atau belum masak tidak baik untuk campuran media
tanam, dan akibatnya dapat mematikan tanaman yang ditanam.

Setelah kantong plastik diisi media, kemudian dibuat lobang-lobang kecil pada kantong plastik untuk
saluran pembuangan air siraman yang tidak dapat dimanfaatkan bibit. Air yang berlebihan di dalam

kantong plastik justru dapat menghambat pertumbuhan bibit pepaya. Kemudian biji pepaya ditanam
pada kantong plastik, 1 kantong plastik ditanami 1 biji.

Selama di pembibitan bibit pepaya harus selalu mendapat air yang cukup. Oleh karena itu perlu
dilakukan penyiraman paling tidak sehari sekali. Pada umur 1 bulan bibit pepaya diberi pupuk. Pupuk
yang digunakan adalah urea dengan dosis 1 gram tiap bibit. Bibit sebaiknya diletakkan di tempat yang
teduh, karena bibit belum tahan terhadap sinar matahari yang terik. Pada umur 2 bulan bibit pepaya
dapat dipindah tanam di lapangan.

Teknik Menanam

Bibit yang sudah siap tanam diambil dari kantong plastik dengan cara merobek kantong plastik.
Usahakan tanah di dalam kantong plastik masih tetap menempel di akar bibit. Hal ini dimaksudkan
supaya tidak terjadi stagnasi pertumbuhan tanaman, yaitu tanaman berhenti tumbuh beberapa waktu
karena harus beradaptasi dengan tanah yang baru. Sebelun penanaman sebaiknya dilakukan seleksi
bibit. Bibit yang pertumbuhannya kurang baik, bengkok, atau terserang hama penyakit sebaiknya
tidak perlu ditanam.

Catatan Kecil :
CARA BERTANAM TABULAMPOT
TEKNIK SUPAYA Tanaman Terus Berbunga
AGAR Tanaman Mawar Berbunga Lebat
CARA GAMPANG MEMBUAT RUMAH CANTIK DENGAN PAGAR TANAMAN
Tipspetani Mengganti Pot Tanaman Anggrek
Artikel Membuat Kebun Untuk Pekarangan Rumah
TANAMAN HIAS DAN CARA PERAWATANNYA
Tips Untuk Mempercantik Tanaman Tillandsia
Bibit yang sudah terpilih dimasukkan dalam lobang tanam. Tanah di sekitar tanaman dipadatkan
dengan tangan supaya tanaman cukup kuat dan tidak roboh. Setelah penanaman segera dilakukan

penyiraman

air

secukupnya.

Untuk tanaman baru

tindakan

penyiraman

sangat

diperlukan.

Penyiraman dilakukan sehari sekali sampai tanaman berumur 1 bulan. Apalagi pada musim kemarau.
Untuk itu sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim hujan.

CARA MENANAM BUAH NAGA DI POT


Posted by seputar pertanian
Labels: Cara Menanam, Tanaman Hias

Share
CARA MENANAM BUAH NAGA DI POT

jika anda ingin menikmati buah naga secara gratis, atau menanmnya dalam jumlah yang kecil. Itu
mudah saja anda bisa saja menanamnya dipot. Selain anda bisa menikmati buahnya, buah naga ini
juga akan menghiasi rumah nada. Kelebihan yang lain adalah tanaman ini bisa anda pindah-pindah
sesuai keinginan anda..

1. Menyiapkan Pot
Anda bisa menggunakan berbagai jenis pot dari bahan semen, plastic, tanah liat atau drum bekas
yang dipotong. Tetapi menurut pengalaman, pot dari bahan tanah liat adalah yang paling ideal karena
tanaman buah naga membutuhkan perubahan suhu yang drastic dari siang ke malam dalam proses
pembungaan. Ukuran pot yang digunakan semakin besar semakin baik, minimal berdiameter sekitar
40cm.

2. Menyiapkan Tiang Panjatan


Tanaman buah naga membutuhkan tiang panjatan untuk menopang supaya tidak roboh. Nantinya
tiang ini akan dililit akar udara dan akan menopang beberapa cabang produksi yang berat yang tentu
saja perlu dipilih dari bahan yang kuat tetapi juga perlu diperhatikan jangan sampai pot tidak bisa
menahan beban berat tiang panjatan.

Sebaiknya tiang panjatan dibuat dari besi beton berdiameter 8-10 cm, atau balok kayu yang kuat dan
tahan lama karena usia buah naga yang bisa mencapai puluhan tahun. Tinggi tiang antara 150-200
cm disesuaikan dengan besar pot. Pada bagian bawah tiang diberi kaki-kaki penguat agar nantinya
bisa kuat dan tidak mudah goyah. Untuk tiang dari besi beton, bagian yang terpendam dalam tanah
bisa diberi aspal untuk menghindari karat. Untuk bagian atas tiang diberi piringan yang berbentuk
seperti stir mobil yang berfungsi untuk menyangga cabang-cabang produksi yang banyak.

ilustrasi CARA MENANAM BUAH NAGA DI POT

3. Media Tanam
Setelah pot dan tiang panjatan sudah selesai disiapkan, selanjutnya adalah menyiapkan media
tanam. Bahan-bahannya adalah pasir, tanah, pupuk kandang dan kompos dengan perbandingan
2:1:3:1. Anda juga bisa menambahkan bubuk batu bata merah secukupnya dan dolomit (kapur
pertanian) sebanyak 100 g dicampur rata dengan bahan-bahan tersebut. Kemudian media tanam
disiram dengan air hingga kondisi jenuh dan dibiarkan selama sehari semalam.

4. Penanaman bibit
Bibit sebaiknya dipilih yang besar, dari batang tua yang berwarna hijau tua keabuan dan bebas dari
penyakit. Idealnya panjang bibit yang ditanam minimal 30 cm. Selanjutnya bibit ditanam disekitar
tiang panjatan dengan kedalaman 10 cm, jangan terlalu dalam karena akan mengakibatkan
pertumbuhan yang kurang bagus. Setelah ditanam media tanam ditekan-tekan agar bibit tidak mudah
roboh. Selanjutnya media tanam disiram dengan air dan diletakkan ditempat terbuka tidak ternaungi
yang terkena sinar matahari langsung.

5. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman buah naga yang ditanam di pot tidak jauh beda dengan buah naga yang
ditanam dikebun yaitu meliputi pemupukan, penyiraman dan pemangkasan cabang yang tidak
diperlukan ( untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di http://www.buahnaga.us ) .Selain itu, yang perlu
diperhatikan adalah tanaman dipastikan menempel dengan baik pada tiang panjatan dan tidak roboh,
oleh karena itu perlu dilakukan pengikatan batang buah naga pada tiang dengan menggunakan tali
atau kawat dengan bentuk ikatan seperti angka 8 tidak boleh terlalu kencang karena bisa merusak
batang atau cabang seiring pertumbuhannya yang semakin membesar.

ilustrasi CARA MENANAM BUAH NAGA DI POT

CARA MENANAM BUAH NAGA DI POT Cukup mudah bukan, silahkan anda mencoba di halam
rumah anda. Semoga berhasil

CARA SINGKAT BUDIDAYA BUAH DURIAN


Posted by seputar pertanian
Labels: Artikel Perkebunan

Share
CARA SINGKAT BUDIDAYA BUAH DURIAN

tipspetani:Buah durian adalah buah musiman, saat ini buah ini mengalami peningkatan dalam hal
permintaan karena sikit yang membudidayakan, kebanyakan keuntungan nya kurang memuaskan.
Namun jika dalam budidaya dilakukan dengan cara yang baik maka akan menghasilkan pendapatan
yang maksimal berikut adalah cara budidaya durian yang baik.
:
SYARAT PERTUMBUHAN
Tanaman durian tumbuh optimal pada ketinggian 50-600 m dpl,intensitas cahaya 40-50 %, dengan
suhu 22-30 0C, curah hujan ideal 1.500 - 2.500 mm per-tahun. Tanah yang cocok, lempung berpasir
subur dan banyak kandungan bahan organik, dan pH 6 - 7.

PEMBIBITAN
Pilih bibit tanaman yang subur, segar, sehat, daun banyak, batang kokoh, bebas hama & penyakit,
percabangan 2-4 arah dan ada tunas baru

PERSIAPAN LAHAN
Pembukaan lahan sebaiknya pada musim kemarau. Bersihkan alang-alang dan gulma lain serta
tanaman keras yang mengganggu masuknya sinar matahari. Lahan miring sebaiknya dibuat
terasering. Buat saluran-saluran pembuangan air.

JARAK TANAM
Jarak tanam yang umum 8 x 12 m atau 10 x 10 m

TANAMAN PELINDUNG
Skala luas di tempat terbuka mutlak diperlukan tanaman pelindung,misal lamtoro,turi,gamal,sengon
atau pepaya. Tanaman pelindung ditanam setelah penyiapan lahan.

LUBANG TANAM
Buat lubang tanam ukuran 50 cm2. Pisahkan tanah bagian atas dengan bagian bawah dan biarkan
selama + 2 minggu. Tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang matang 20 kg + 5 gr Natural
GLIO + 10 kg Dolomit sampai rata sebagai media tanam, kemudian masukkan campuran tersebut ke
dalam lubang tanam dan biarkan 1 minggu sebelum bibit ditanam.

PENANAMAN
Penanaman yang ideal pada awal musim hujan. Gali lubang tanam yang berisi campuran media
tanam sesuai ukuran bibit. Ambil bibit dan buka plastik pembungkus tanah secara hati-hati. Tanam
bibit sebatas leher akar tanpa mengikutkan batangnya. Siram air secukupnya setelah selesai tanam.
Akan lebih baik ditambah pupuk organik dosis 1 botol untuk 200 tanaman . 1 botol diencerkan
dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk
lalu siramkan setiap pohon atau siramkan 1 sendok makan per 10 liter air per pohon.

PENGAIRAN
Pengairan dilakukan sejak awal pertumbuhan sampai tanaman berproduksi. Pada waktu berbunga,
penyiraman dikurangi. Penyiraman paling baik pagi hari.

PEMANGKASAN
Pangkas terhadap tunas-tunas air, cabang atau ranting yang sudah mati dan terserang hama
penyakit, serta ranting-ranting yang tidak terkena sinar matahari. Ketika tanaman mencapai
ketinggian tertentu 4-5 m, pucuk tanaman dipangkas.

PEMUPUKAN
Dosis dan jenis pupuk tergantung pada jenis dan kesuburan tanah atau sesuai rekomendasi
setempat,
PEMANENAN
Waktu panen berbeda tergantung jenis varietas. Jenis monthong sekitar 125 - 135 hari setelah bunga
mekar, jenis chanee sekitar 110 - 116 hari setelah bunga mekar. Buah durian mengalami tingkat
kematangan sempurna 4 bulan setelah bunga mekar. Waktu petik berdasar tanda-tanda fisik, misal
ujung duri coklat tua, garis-garis di antara duri lebih jelas, tangkai buah lunak dan mudah
dibengkokkan, ruas-ruas tangkai buah membesar, baunya harum, terdengar bunyi kasar dan
bergema jika buah dipukul. Cara penen dengan memetik atau memotong buah di pohon dengan
pisau atau galah berpisau. Bagian yang dipotong adalah tangkai buah dekat pangkal batang dan
usahakan buah durian tidak sampai terjatuh karena mengurangi kualitas buah.
Somoga bermanfaat bagi yang membacanya

Anda mungkin juga menyukai