Anda di halaman 1dari 4

Resume Pendidikan Jasmani Adaptif

MODUL 1 Sejarah, Pengertian dan Fungsi Pendidikan Jasmani Adaptif

Sejarah dan Peningkatan Sikap Masyarakat Terhadap Kecacatan

Sejarah

Disepanjang sejarah pengembangan peradaban dan kebudayaan manusia, dari


masyarakat primitif hingga masyarakat modern, upaya peningkatan kesejahteraan manusia
merupakan fokus perhatian.

Pada 500 SM, masyarakat mempunyai pandangan yang menyaksikan suatu kondisi
tidak jelas yang terjadi pada lingkungan mereka. Untuk Mengantisipasi keadaan yang sangat
membahayakan, mereka mengembangkan kepercayaan tahayul dan kepercayaan agama untuk
mengobatinya.

Sikap masyarakat terhadap kecacatan

Awal mula manusia mengenal kecacatan cara pengobatannya yaitu pengobatannya


dengan sirih atau kepercayaan agama lainnya, sebagai bukti perkembangan penalaran ilmiah,
orang yunani mulai melakukan gerakan tentang pentingnya pendekatan ilmiah dalam
mendiagnosis gangguan emosi. Para dokterberpendapat bahwa gangguan emosi yang dialami
oleh manusia merupakan akibat gangguan fungsi organ.

Peningkatan sikap masyarakat terhadap kecacatan

Awal tahun 1900 merupakan periode yang sangat penting bagi penanganan orang
cacat. Pada masa itu dikeluarkan undang undang federal di AS yang menjamin hak hak orang
cacat, serta swadaya masyarakat untuk menjungjung tinggi hak sipil dari orang orang cacat.
Setelah keluar undang-undang tersebut, selanjutnya terjadi peningkatan yang berarti dalam
hal pengobatan, perawatan, dan pelayanan pendidikan terhadap semua orang cacat.

MODUL 2 Ruang Lingkup Peserta Penjas Adaptif

Jenis-jenis kecatatan

 Gangguan Penglihatan (Tuna Netra)


Tugas guru penjas adaptif adalah membangkitkan sikap positif dan motivasi
untuk tetap berpartisipasi secara aktif sesuai dengan kemampuannya, dan tidak kalah
penting juga guru penjas adaptif harus memiliki sikap positif terhadap mereka serta
memberikan motivasi bahwa gangguan penglihatan bukanlah suatu tragedi yang tidak
dapat di kompensasikan
Aktivitas jasmani yang dianggap cocok untuk penderita gangguan penglihatan
adalah aktivitas jasmani yang dapat meningkatkan kekuatan daya tahan jantung paru.
 Gangguan Pendengaran/ Tuli ( Tuna Rungu )
Untuk mempelancar komunikasi dengan siswa para guru penjas dapat
melakukannya dengan cara memberikan isyarat-isyarat melalui tangan. Selain itu ada
cara lain seperti menempelkan materi pelajaran di papan pengumuman dan dikemas
semenarik mungkin agar murid tertarik.
Aktivitas jasmani yang cocok untuk anak yang mengalami gangguan
pendengaran, kelihatannya hampir sama dengan gangguan penglihatan.
Sebaiknya materi yang akan disampaikan saat pelajaran penjas, yang untuk
meningkatkan kekuatan, daya tahan otot, daya tahan jantung, kelentukkan dan
koordinasi gerak tubuh.
 Tidak Mampu Bicara / Bisu (Tuna Wicara)
Untuk menghadapi anak yang mengalami gangguan berbicara, para guru
penjas harus mampu mengkomunikasikan program dengan baik melalui pendekatan
yang lazim dilakukan pada anak-anak normal.
Agar pembelajaran penjas berjalan dengan lancar dan berhasil secara
maksimal guru perlu mendemonstrasikan setiap gerakan atau teknik yang diajarkan
sehingga mereka dapat mengamati dan mempraktekkan gerakan yang dicontohkan
sesuai dengan persepsi masing-masing.

Jenis-jenis Kecatatan Lanjutan

Cacat mental atau keterbelakangan mental berarti fungsi intelektual siswa secara
umum berada dibawah rata – rata, disertai dengan penyesuaian diri yang rendah selama
periode perkembangan.

Ada dua factor dominan yang dianggap sebagai penyebab keterbelakangan mental. Kategori
pertama adalah kerusakan otak dan kategori kedua adalah budaya dan keluarga.

Berikut cara untuk mengukur tingkat keterbelakangan mental anak, yaitu dengan melakukan
tes :

1. The Standard-Benet

2. The Revised Whechsler Intellegence Scale for Children (WISC-R)

Cacat fisik dapat terjadi akibat kecelakaan, adanya peyakit tertentu, gangguan selama
dalam kandungan atau gangguan pada saat lahir dan setelah lahir.

Cacat fisik dapat terjadi akibat kecelakaan, adanya penyakit tertentu, gangguan selama dalam
kandungan atau gangguan pada saat lahir dan setelah lahir.

Disabilitas dalam penjas

Pendidikan jasmani sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah memiliki peran
penting terhadap perkembangan perilaku siswa secara menyeluruh, mengenai hal ini Lutan
(2000:15), menjelaskan bahwa : “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup domain
psikomotor, kognitif, dan afektif”.
Pada dasarnya manusia melakukan kegiatan olahraga mempunyai maksud dan tujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup. Artinya setiap manusia mempunyai kesempatan yang
sama untuk meningkatkan kualitas hidupnya, baik untuk manusia normal maupun yang
berkebutuhan khusus.

Menurut Tarigan (2003:8), bahwa “Anak berkebutuhan khusus atau disebut juga
dengan anak luar biasa dalam lingkungan pendidikan dapat diartikan seseorang yang
memiliki ciri-ciri penyimpangan mental, fisik, emosi, atau tingkah laku yang membutuhkan
modifikasi dan pelayanan khusus agar dapat berkembang secara maksimal semua potensi
yang dimilikinya”.

Gangguan Emosional

Adanya kelainan dari seseorang yg sukar dipahami dan mempengaruhi tingkah


lakunya sehari – hari dalam waktu lama.

Ciri – ciri yang dapat dideteksi :

- Keidakmampuan belajar
- Ketidak mampuan menjalin hubungan yg humoris baik sesama siswa atau guru
- Menunjukan prilaku yg tidak pantas dalam suasana pergaulan
- Adanya perasaan tertekan dan tidak bahagia
- Keidakmampuan belajaradanya perasaan ketakutan yg muncul dari masalah pribadi
dan sekolah

Epilepsi

Terjadi secara mendadak diluar kesadaran manusia dan ditandai dengan kejang-
kejang pada sebagian otot hal ini disebabkan adanya gangguan neuorologi yg
menyebabkan jumlah gelombang elektrokimia dari otak banyak dan tidak teratur.

Obesitas / Kegemukan

Memiliki berat badan yang berlebih atau terlalu gemuk, akibat kelebihan pemasukan
kalori dan tidak disertai dengan energi yang berlebih.

Ciri – ciri kegemukan pada anak :

- Perut membesar

- Keringat berlebihan

- Lemak tumbuh bergumpal

- Sering menggaruk kulit

- Kesalahan sikap tubuh seperti lutut membengkok, telapak kaki datar/rata, letak bahu
yang rendah
Faktor – Faktor penyebab kecacatan
Terjadinya kecacatan disebabkan dua faktor utama yaitu faktor dari dalam (endogen)
dan faktor dari luar (eksogen). Faktor endogen gangguan sejak berada dalam kandungan.
Faktor eksogen anak menderita kecacatan setelah lahir kedunia

Anda mungkin juga menyukai