Anda di halaman 1dari 6

A.

Kebutuhan Memiliki dan Dimiliki


Setelah kedua kebutuhan dasar manusia tersebut terpenuhi yaitu kebutuhan fisiologis dan
kebutuhan keamanan dan keselamatan, maka munculah kebutuhan akan kasih sayang dan
rasa memiliki ataupun rasa dimiliki. Ini berkaitan dengan hal-hal tertentu, seperti
persahabatan, keintiman, kepercayaan, penerimaan, serta memberi dan menerima kasih
sayang.
Dalam memenuhi kebutuhan ini, manusia akan terlibat dalam pertemanan, hubungan
romantis, keluarga, kelompok sosial, dan lainnya. Penting bagi manusia untuk merasa
dicintai dan diterima oleh orang lain untuk menghindari berbagai masalah, seperti kesepian,
depresi, dan kecemasan.
Manusia merupakan Sebagai makhluk sosial, menjalin hubungan dengan orang lain menjadi
kebutuhan dasar bagi manusia. Sigmun Freud, seorang psikoanalisis bahkan pernah
menyebut, bahwa manusia perlu menjalin hubungan serta menjadi bagian dari suatu
kelompok sosial. Dari pemikiran ini lah, kemudian berkembang Need to Belong Theory atau
sebuah teori tentang "kebutuhan untuk dimiliki".
Merujuk artikel yang dipublikasi Florida State University berjudul “The Need to Belong
(NTB): Belongingness dan Human Performance”, ada tiga alasan yang mendasari pertanyaan
mengenai penyebab manusia memiliki kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki ini. Ketiga
alasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sense of Identity Sense of identity atau perasaan mengenai identitas menjadi penting,
karena hal inilah yang memungkinkan kita untuk membedakan diri dengan orang lain.
Semisal, tatkala seorang selebritas mempromosikan produk tertentu yang kemudian
produk tersebut memiliki persentase penjualan yang tinggi. Secara tidak langsung,
produk ini akan diasosiasikan dengan artis tersebut dan keberhasilan ini akan menjadi
sense of identity yang membuatnya menjadi semakin berkembang. Itulah kenapa
perasaan mengenai identitas ini penting karena "selain untuk identifikasi, juga membuat
seseorang terus maju dan bergerak lebih baik".
2. Sense of Security Sense of security atau perasaan aman sebenarnya sama dengan
penjelasan Maslow dalam hierarki kebutuhan-nya di tangga yang kedua. Jelasnya,
seorang individu memerlukan perasaan aman untuk bisa menjalani hari-harinya dengan
baik, kendati pasti ada pula hari-hari yang buruk dan melelahkan. Untuk dapat
mengembalikan perasaan ketidakberdayaan dan kekhawatiran ini, maka kita perlu
ditemani oleh orang lain. Perasaan bahwa kita tetap aman, dimiliki, dan diterima akan
menggantikan perasaan-perasaan ketidakberdayaan tersebut. Itulah kenapa rasa aman
ini menjadi penting dan membentuk belongingness.
3. Sense of Orderliness Sense of Orderliness ini bermakna bahwa manusia tidak menyukai
suatu hal yang bersifat kompleks. Dengan sense atau perasaan ini, kita akan cenderung
untuk lekat pada orang lain untuk membantu kita menyederhanakan permasalahan yang
dilalui. Ini membuat perasaan ini menjadi penting untuk membantu dan menjalin
keterhubungan sosial.
B. Kebutuhan Harga Diri
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki menyatakan
bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan,
cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997).

Harga diri merupakan salah satu kebutuhan penting manusia. Hal tersebut dapat di lihat
bahwa Maslow dalam teori hierarki kebutuhannya menempatkan kebutuhan individu akan
harga diri sebagai kebutuhan pada level puncak, sebelum kebutuhan aktualisasi diri. Hal ini
karena harga diri individu mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku yang
ditampilkannya.
Pemenuhan kebutuhan harga diri individu sangatlah penting. Hal ini, berkaitan erat dengan
dampak negatif jika mereka tidak memiliki harga diri yang mantap. Mereka akan mengalami
kesulitan dalam menampilkan perilaku sosialnya, merasa kurang percaya diri, inferior dan
canggung. Namun apabila kebutuhan harga diri mereka dapat terpenuhi secara memadai,
kemungkinan mereka akan memperoleh sukses dalam menampilkan perilaku sosialnya,
tampil dengan kayakinan diri (self-confidence) dan merasa memiliki nilai dalam lingkungan
sosialnya.
Ciri-Ciri Harga Diri sebagai berikut :
1. Ciri harga diri tinggi
Harga diri yang tinggi akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin
akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan didalam
dunia ini. Contoh : seorang perawat yang memiliki harga diri yang cukup tinggi, dia akan
yakin dapat mencapai prestasi yang dia dan orang lain harapkan. Pada gilirannya,keyakinan
itu akan memotivasi perawat tersebut untuk sungguh-sungguh mencapai apa yang
diinginkan.
Langkah-langkah untuk Meningkatkan Harga Diri
Menurut Atkinson & Raitman (dalam Siregar, 2007) langkah-langkah untuk meningkatkan
harga diri yaitu:
a. Memberikan positive stroke (sentuhan positif) pada orang lain, yaitu menghargai
orang lain walaupun terhadap hal-hal yang kecil dengan sentuhan dan kata-kata
yang diungkapkan secara spesifik serta ekspresi wajah. Sentuhan positif dapat
membantu meningkatkan dan memperkuat harga diri bagi si penerima dan
pemberi sentuhan positif tersebut. Memberikan sentuhan positif adalah cara
untuk memberikan penghargaan yang sehat kepada orang lain. Bila kita
memperlakukan orang lain dengan hormat dan penuh kasih sayang, harga diri
secara tidak langsung ikut terbawa menjadi lebih kuat lagi. Adapun cara
memberikan sentuhan positif adalah dengan memandang langsung mata orang
yang memberikan sentuhan positif untuk menunjukkan keseriusan dan perhatian
seseorang serta berkata dengan menggunakan kata-kata yang lebih jelas, lebih
spesifik, hangat dan nada suara yang baik.
b. Tidak memberikan plastic stroke (sentuhan palsu/ basa-basi) pada orang lain,
penghargaan yang diberikan pada orang hanyalah merupakan basa-basi,
dianggap tidak ada artinya sama sekali sehingga membuat orang lain merasa
tidak nyaman. Puji-pujian yang berlebih atau tidak tulus dimasukkan sebagai
kategori sentuhan palsu yang tidak berharga dan tidak akan meningkatkan harga
diri baik pemberi maupun penerima.
c. Harus bisa menerima dan belajar untuk menerima positive stroke yang diberikan
oleh orang lain.
d. Menolak plastic stroke dengan halus dan tanpa pamrih.
e. Bersungguh-sungguh menepati apa yang sedang kita usahakan, sebab tidaklah
akan bernilai kalau tidak disertai usaha yang gigih dan sungguh-sungguh.
f. Meminta pertolongan hanya kepada Tuhan dan berusaha.
2. harga diri rendah
Orang yang memiliki harga diri rendah akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu
dan tidak berharga. Selain itu, orang dengan harga diri rendah cenderung untuk tidak berani
mencari tantangan-tantangan baru dalam hidupnya, ia lebih senang menghadapi hal-hal
yang sudah dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang tidak penuh dengan
tuntutan dan tantangan, cenderung tidak merasa yakin pada dirinya sendiri akan pemikiran-
pemikiran serta perasaan yang dimilikinya, cenderung takut menghadapai respon dari orang
lain, tidak bisa mengemukakan pemikiranya di depan orang banyak, serta tidak mampu
membina komunikasi yang baik dan cenderung merasa hidupnya tidak bahagia.

Pada orang yang memiliki harga diri rendah inilah sering muncul perilaku rendah. Berawal
dari rasa tidak mampu dan tidak berharga, mereka mengkompensasikannya dengan
tindakan lain yang seolah-olah membuat dia lebih berharga. Misalnya dengan mencari
pengakuan dan perhatian dari teman-temannya dengan cara berkelahi, membuat keributan
yang dilakukan demi mendapatkan pengakuan dari lingkungan.
Adapun karakteristik orang dengan harga diri rendah yaitu ; menghindari situasi yang dapat
mencetuskan kecemasan, merendahkan bakat dirinya, merasa tak ada seorangpun yang
menghargainya, menyalahkan orang lain atas kelemahannya sendiri, mudah dipengaruhi
oleh orang lain dan menunjukkan jangkauan perasaan dan emosi yang sempit
Selain itu juga banyak dampak negatif yang timbul akibat memilki harga diri yang negatif,
yaitu : mudah merasa cemas, stress, merasa kesepian dan mudah terjangkit depresi, dapat
menyebabkan masalah dengan teman baik, dapat merusak secara serius, akademik dan
penampilan kerja, membuat peningkatkan penggunaan obat-obat dan alkohol (Utexas. Edu,
2001 : 3)
C. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Maslow (1954: 46) bahwa kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan
seseorang untuk mampu menjadi apa yang diinginkan sesuai dengan potensi
yang dimiliki. Misalnya seorang musician harus bermain musik “What a man
can be, he must be”.

Aktualisasi diri merupakan puncak kedewasaan dan kematangan diri


seseorang. Hal ini ditandai dengan bagaimana seseorang bisa menyadari dan
memanfaatkan berbagai potensi yang ada dalam dirinya untuk mencapai suatu
tujuan dalam hidup.

contoh aktualisasi diri dalam kehidupan sehari-hari diantaranya mengikuti


olimpiade science nasional untuk meningkatkan potensi kemampuan dalam
diri, dan pemberian pekerjaan yang lebih menantang dari manager kepada
bawahannya.

Karakteristik Aktualisasi Diri


Berikut adalah beberapa karakter orang yang sudah mencapai aktualisasi diri:

1. Mandiri
Orang yang telah mencapai aktualisasi diri umumnya adalah orang yang
mandiri.
Mandiri merupakan kemampuan individu untuk mengatur dirinya sendiri dan
tidak tergantung kepada orang lain. Kemandirian juga merupakan kemampuan
mengatur tingkah laku yang ditandai kebebasan, inisiatif, rasa percaya diri,
kontrol diri, ketegasan diri, serta tanggung jawab terhadap diri sendiri dan
orang lain.
Pribadi ini biasanya juga tidak akan terpengaruh pada apa yang dipikirkan
orang lain tentangnya.

2. Realistis
Realistis juga merupakan salah satu karakteristik utama orang yang sudah
mencapai aktualisasi diri. Berkat sifat realistisnya, orang yang sudah mencapai
aktualisasi diri biasanya tidak mudah takut pada hal-hal yang tidak jelas dan
tidak ia ketahui. Sebaliknya, ia justru selalu fokus pada apa yang ada dan
sedang terjadi di dalam hidupnya.

3. Suka memecahkan masalah


Orang yang sudah mencapai aktualisasi diri umumnya memiliki rasa tanggung
jawab dan etos kerja yang tinggi, sehingga cenderung lebih fokus untuk
memecahkan suatu masalah. Hal ini tidak hanya diterapkan untuk dirinya, tapi
juga untuk orang lain.

4. Punya selera humor yang tinggi


Karakteristik lain dari orang yang sudah mencapai aktualisasi diri adalah
memiliki selera humor yang tinggi. Ia dapat menikmati humor dalam berbagai
situasi dan mampu melihat sisi humor dari suatu masalah. Ia juga pandai
membantu temannya untuk melihat sisi positif dari sebuah masalah tanpa
membuatnya tersinggung.

5. Menghargai proses
Orang yang sudah mencapai aktualisasi diri umumnya memiliki tujuan yang
konkret pada setiap hal yang dilakukannya. Kendati demikian, ia tidak hanya
berfokus pada tujuannya, tetapi juga akan menghargai setiap proses yang
dilalui untuk mencapai tujuan tersebut.
Aktualisasi diri bisa dicapai dengan berbagai cara, antara lain:
 Meningkatkan rasa empati
 Memberanikan diri untuk mencoba hal-hal baru
 Menghabiskan waktu lebih banyak untuk diri sendiri atau ‘me time’
 Menghargai hal-hal kecil yang terjadi dalam hidup, misalnya makanan
yang baru Anda makan atau cuaca yang sedang baik
 Belajar untuk menerima setiap hal yang terjadi dalam hidup, baik itu hal
yang baik maupun yang buruk
 Tidak memusingkan apa yang dipikirkan orang lain mengenai diri kita
 Bersikap jujur kepada diri sendiri dan melakukan hal-hal yang bisa
membawa kita mencapai tujuan hidup
Cara-cara di atas dapat diterapkan untuk mencapai aktualisasi diri. Namun,
aktualisasi diri bukanlah suatu hal yang bisa di capai dalam waktu yang
singkat. Sebaliknya, aktualisasi diri bisa dianggap sebagai tujuan jangka
panjang menuju pribadi yang lebih baik.

D. Kebutuhan Seksualitas

DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hierarki_kebutuhan_Maslow
https://www.dosenpendidikan.co.id/harga-diri/#:~:text=Kebutuhan%20harga%20diri
%20merupakan%20kebutuhan,dihormati%20dan%20dihargai%20sebagai%20manusia
https://www.alodokter.com/memahami-aktualisasi-diri-dan-karakter-orang-yang-telah-
mencapainya

Anda mungkin juga menyukai