a)
b)
c)
d)
e)
8)
c)
d)
depresi
b)
Dapat menyebabkan masalah dengan teman baik dan social
Dapat merusak secara serius, akademik dan penampilan kerja
Membuat peningkatkan penggunaan obat-obat dan alkohol (Utexas. Edu,
2001 : 3)
a. Sense of Securuty, yaitu sejauh mana seseorang merasa aman dalam bertingkah laku
karena mengetahui apa yang diharapkan oleh orang lain dan tidak takut disalahkan.
Anak merasa yakin atas apa yang dilakukannya sehingga merasa tidak cemas
terhadap apa yang akan terjadi pada dirinya.
b. Sense of Identity, yaitu kesadaran anak tentang sejauh mana potensi, kemampuan dan
keberartian tentang dirinya sendiri.
c. Sense of Belongeng, yaitu perasaan yang muncul karena anak merasa sebagai bagian
dari kelompoknya, merasa dirinya penting dan dibutuhkan oleh orang lain, dan
merasa dirinya dierima oleh kelompoknya
d. Sense of Purpose, yaitu keyakinan individu bahwa dirinya akan berhasil mencapai
tujuan yang diinginkannya, merasa memiliki motivasi.
e. Sense of Personal Competence, yaitu kesadaran individu bahwa dia dapat mengatasi
segala tantangan dan masalah yang dihadapi dengan kemampuan, usaha, serta
caranya sendiri.
PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. (Keliat,
2006)
Harga diri rendah adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan
pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.
Harga diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik
seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia (Stuart &
Gail, 2006)
Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara
situasional(trauma) atau kronis (kritik diri yang telah berlangsung lama) dapat diekspresikan
secara langsung atau tidak langsung (Stuart & Sundeen, 2006)
Harga diri rendah situasional adalah suatu keadaan ketika individu yang sebelumnya
memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon
terhadap suatu kejadian (kehilangan,perubahan).
Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai
respons terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya
mempunyai evaluasi diri positif (NANDA, 2005).
Harga diri rendah situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu
karena sesuatu terjadi ( korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ). (Dalami dkk,
2009).
II.
ETIOLOGI
a) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan
pemasangan yang tidak sopan ( pengukuran pubis, pemasangan kateler pemeriksaan
perincal ).
b) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat /
sakit / penyakit.
c) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan
dilakukan tanpa penjelasan, berbagi tindakan tanpa persetujuan.
Harga diri rendah biasanya terjadi karena adanya kritik dari diri sendiri dan
orang lain, yang menimbulkan penurunan produktifitas berkepanjangan, yang dapat
menimbulkan gangguan dalam berhubungan dengan orang lain dan dapat
menimbulkan perasaan ketidakmampuan dari dalam tubuh, selalu merasa bersalah
terhadap orang lain, selalu berperasaan negatif tentang tubuhnya sendiri.
Klien yang mempunyai gangguan harga diri rendah akan mengisolasi diri dari
orang lain dan akan muncul perilaku menarik diri, gangguan sensori persepsi
halusinasi bisa juga mengakibatkan adanya waham.
1. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri : penolakan orangtua, harapan
2. Faktor presipitasi
Ketegangan peran oleh stress yang berhubungan dengan frustasi yang
dialami dalam peran/posisi, halusinasi pendengaran dan penglihatan,
kebingungan tentang seksualitas diri sendiri, kesulitan membedakan diri
sendiri dari orang lain, gangguan citra tubuh, mengalami dunia seperti
dalam mimpi.
III.
MANIFESTASI KLINIS
1. Mengungkapkan rasa malu/bersalah
2. Mengungkapkan menjelek-jelekkan diri
3. Mengungkapkan hal-hal yang negatif tentang diri (misalnya, ketidakberdayaan
dan ketidakbergunaan)
4. Kejadian menyalahkan diri secara episodik terhadap permasalahan hidup yang
sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif
5. Kesulitan dalam membuat keputusan
Keliat (2009) mengemukakan beberapa tanda dan gejala harga diri rendah
adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
Menurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, B.A (1994:20); perilaku yang
berhubungan dengan harga diri rendah antara lain:
1. Data subjektif:
Mengkritik diri sendiri atau orang lain
Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan
Perasaan tidak mampu
Rasa bersalah
Sikap negatif pada diri sendiri
Sikap pesimis pada kehidupan
Keluhan sakit fisik
Pandangan hidup yang terpolarisasi
IV.
MEKANISME KOPING
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang ditujukan untuk penatalaksanaan stres,
( Stuart, 2006 ).
Mekanisme koping terdiri dari pertahanan koping jangka pendek atau jangka panjang
serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam
menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
a) Pertahanan jangka pendek
Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri
serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng ).
Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang
tidak menentu (misal : olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes
obat).
b) Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini Stuart ( 2006 ) :
individu.
Identitas negatif adalah asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan
V.
FASE-FASE KEHILANGAN
1. Denial (Penolakan)
Fase ini merupakan reaksi pertama individu terhadap kehilangan/individu tidak
percaya. Menolak atau tidak menerima kehilangan yang terjadi. Pernyataan yang sering
diucapkan adalah itu tidak mungkin, saya tidak percaya seseorang yang mengalami
kehilangan karena kematian orang yang berarti baginya, tetap merasa bahwa orang
tersebut masih hidup. Dia mungkin mengalami halusinasi, melihat orang yang meninggal
tersebut berada di tempat yang biasa digunakan atau mendengar suaranya.
Tindakan keperawatan :
mengalami kehilangan
Mendukung kebutuhan emosi tanpa memperkuat penyangkalan
Beri dukungan kepada klien secara non verbal seperti : memegang tangan,
mengatasi.
Memberi jawaban yang jujur terhadap pertanyaan klien tentang sakit, pengobatan
Tindakan keperawatan :
Memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan kemarahannya secara
kepada mereka.
Jangan mengambil hati kemarahan yang dilontarkan klien.
Motivasi klien untuk membicarakan perasaan marahnya.
Bantu klien menguatkan sistem pendukung dari orang lain.
Ajarkan teknik asertif.
3. Bargaining (Tawar-menawar)
Individu yang telah mampu mengekspresikan rasa marah akan kehilangannya,
maka orang tersebut akan maju ke tahap tawar menawar dengan memohon kemurahan
Tuhan, individu ingin menunda kehilangan dengan berkata seandainya saya hati-hati
atau kalau saja kejadian ini bisa ditunda, maka saya akan sering berdoa.
Tindakan keperawatan :
Membantu klien mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan takutnya.
Jelaskan pada klien tentang sesuatu tindakan yang nyata.
Berikan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan.
4. Depresi
Individu berada dalam suasana berkabung, karena kehilangan merupakan keadaan
nyata, individu sering menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau berbicara atau putus
asa dan mungkin sering menangis.
Tindakan keperawatan :
Mengidentifikasi tingkat depresi dan risiko merusak diri.
Membantu klien mengurangi rasa bersalah.
Mengidentifikasi hal positif yang masih dimiliki untuk meningkatkan harga diri
klien.
Beri kesempatan klien untuk menangis dan mengungkapkan perasaan.
5. Acceptance (Penerimaan)
Pada fase individu menerima kenyataan kehilangan, misalnya : ya, akhirnya saya
harus dioperasi, apa yang harus saya lakukan agar saya cepat sembuh, tanggung jawab
mulai timbul dan usaha untuk pemulihan dapat lebih normal.
Secara bertahap perhatiannya beralih pada objek yang baru, dan pikiran yang
selalu terpusat pada objek atau orang yang hilang akan mulai berkurang atau hilang. Jadi
individu yang masuk pada fase penerimaan atau damai, maka ia dapat mengakhiri proses
berduka dan mengatasi perasaan kehilangannya secara tuntas.
Tindakan keperawatan :
Sediakan waktu bagi keluarga untuk mengunjungi klien secara teratur.
Membantu dalam mendiskusikan rencana masa datang.
Membantu keluarga dan teman klien untuk bisa mengerti penyebab kematian.
VI.
Tindakan Keperawatan
1)
2)
3)
VII.
KOMPLIKASI
a)
b)
c)
d)
VIII.
1)
Isolasi sosial
Perilaku kekerasan
Halusinasi pendengaran dan halusinasi penglihatan
Waham
PENATALAKSANAAN
Terapi medis
Pemberian terapi medis pada kasus harga diri rendah juga tidak digolongkan
sendiri dan lebih mengarah kepada pemberian obat golongan antidepresan, karena fungsi
Sesi I
Sesi II
: Mengungkapkan alasan
yang dilakukan
Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
a. Terapi generalis
Prinsip tindakan :
b. Triangle terapi
Prinsip tindakan :
Sesi I
Sesi II
Sesi 6 : Bantu klien untuk mempu bekerja sama dalam permainan sosialisasi
kelompok
b. Logo terapi
Prinsip tindakan :
2. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap lanjut dari pengkajian yang terdiri dari : menentukan
prioritas diagnosa keperawatan, menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan kriteria
evaluasi, merumuskan intervensi dan aktifitas keperawatan.
Tujuan perencanaan terdiri dari : tujuan umum ( TUM ) dan tujuan khusus ( TUK ).
Tujuan umum berfokus pada penyelesaian permasalahan (P) dari diagnosa tertentu. TUM
dapat dicapai jika serangkaian TUK telah tercapai. TUK berfokus pada penyelesaian
etiologi dari diagnosa tertentu. TUK merupakan rumusan kemampuan klien yang perlu
dicapai atau dimiliki klien.
Adapun intervensi dan rasionalisasi yang dilakukan pada klien dengan gangguan jiwa
terutama pada klien dengan gangguan konsep diri : HDR sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang ada pada pengkajian di atas adalah:
a. Resiko tinggi perilaku kekerasan : diarahkan pada diri sendiri dan orang lain
Intervensi
(1)
Rasionalisasi
(2)
Rasionalisasi
(2)
1) Hubungan saling percaya merupakan
2)
3)
4)
5)
c. Isolasi sosial
Intervensi
(1)
1) Bina hubungan saling percaya
2) Luangkan waktu dengan klien
3) Ajarkan teknik assertif interaksi
dengan orang lain
4) Berikan penghargaan positif bila klien
secara sukarela berinteraksi dengan
orang lain
Rasionalisasi
(2)
1) Hubungan saling percaya merupakan
dasar terjalinnya komunikasi terbuka
2) Kehadiran perawat dapat meningkatkan
persepsi diri klien sebagai seorang
pribadi yang berharga
3) Dapat meningkatkan hubungan klien
dengan orang lain
4) Penghargaan
positif
akan
meningkatkan
harga
diri
dan
mendorong pengulangan perilaku yang
diharapkan
Intervensi
(1)
Rasionalisasi
(2)
3) Bantu
klien
untuk
mencoba
ansietas
yang
Rasionalisasi
(2)
2) Bersikap
menerima
klien
dan
negativismenya
3) Untuk memperlihatkan penerimaan dan
klien
untuk
berpartisipasi
temannya
5) Bantu klien mengidentifikasi bagian
diri yang ingin dirubah.
5) Harga
diri
mengganggu
yang
rendah
persepsi
dapat
tentang
f. Berduka disfungsional
Intervensi
(1)
Rasionalisasi
(2)
2) Perlihatkan
membolehkan
sikap
menerima
klien
dan
untuk
mengekspresikan perasaannya
3) Dorong klien untuk meninjau proses
berdukanya
Rasionalisasi
(2)
waktu
yang
tidur,
tidak
seperti
merangsang,
latihan
musik
relaksasi
yang
lembut
sebelum tidur
5) Batasi minuman yang mengandung
kaffein
mengganggu
kemampuan
3. Pelaksanaan / Implementasi
Pelaksanaan
tindakan
keperawatan
disesuaikan
dengan
rencana
tindakan
keperawatan yang telah ditetapkan. Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan
maka perlu adanya kontrak dengan klien untuk menjelaskan apa yang akan dikerjakan
dan peran serta klien yang diharapkan.
Beberapa petunjuk pada pelaksanaan / implementasi adalah :
a.
b.
c.
d.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dapat dibagi dua yaitu evaluasi proses atau formatif
dilakukan setiap selesai melakukan tindakan dan evaluasi hasil atau sumatif dilakukan
dengan membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan umum yang telah
ditentukan.
B.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Beberapa faktor yg harus dikaji adalah faktor predisposisi dan faktor presipitasi (Stuart &
Laraia, 2005)
a. Faktor predisposisi yg harus dikaji adalah penolakan orangtua, harapan orangtua yg
tidak realistis, kegagalan yag berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri tidak realistis. Sedangkan yg
paling sering terjadi adalah gangguang dalam mencapai tugas perkembangan
sehingga individu tidak dapat hubungan interpersonal yg sehat. Seperti kurangnya
perhatian dan stimulasi pada masa bayi, kurang komunikasi antara orangtua dan anak,
penganiayaan pada masa kanak-kanak.
b. Faktor presipitasi yg harus dikaji adalah ketegangan peran stres yg berlebihan
berhubungan dgn frustasi yg dialami individu dlm peran spt konflik peran yg tidak
jelas, menurunnya kestabilan keluarga, terjadinya perpisahan dgn orangtua yg berarti
(perceraian,kematian), ansietas berat yg berkepanjangan dan tidak dapat
diatasi(kegagalan dlm berhubungan), malu pada saat berhubungan dgn orang lain.
Secara objektif dapat dilihat perilaku klien yg khas dan berhubungan dgn harga diri
rendah, keracunan identitas dan depersonalisasi. Perilaku perasaan malu terhadap diri
sendiri akibat penyakit dan terhadap tindakan penyakit, rasa percaya kurang,
merendahkan martabat diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, mencederai diri
sendiri akibat harga diri rendah, sukar mengambil keputusan dan mempunyai harapan
yang suram.
c. Tanda dan gejala
Perasaan malu pada diri sendiri.
Rasa bersalah terhadap diri sendiri
Merendahkan martabat.
Gangguan hubungan sosial.
Percaya diri kurang..
Mencederai diri akibat harga diri rendah disertai dgn harapan yg suram
mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
d. Mekanisme koping pada gangguan konsep diri, mekanisme koping dapat dibagi 2
yaitu koping jangka pendek dan koping jangka panjang (Stuart & Laraia, 2005):
Koping jangka pendek (Suliswati,2005) membagi menjadi 4 kategori, yaitu:
aktivitas yg memeberi pelarian sementara dari krisis (pemakaian obat),
aktivitas yg memebri kehidupan (memenuhi kebutuhan hidup dgn kerja),
aktivitas yg memberi kesempatan mengganti identitas sementara (memiliki
kelompok tertentu/pengikut kelompok tertentu), aktivitas yg memberikan
kekuatan/dukungan sementara terhadap konsep diri (aktivitas yg kompetisi,
kontes, prestasi,akademik)
Koping jangka panjang adalah penutupan identitas prematur yg diinginkan
oleh orang yg penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan aspirasi
dan potensi dari individu tersebut dan identitas negatif dgn mengasumsi
identitas yg tidak wajar untuj dapat diterima oleh nilai dan harapan
masyarakat.
e. Sumber koping merupakan suatu evauasi terhadap pilhan koping dan strategi
seseorang. Individu dapat mengatasi stres dan ansietas dgn menggunakan sumber
koping yg ada di lingkungannya. Sumber koping tersebut dujadikan sebagai modal
untuk menyelesaikan masalah. Dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat
membantu sesorang mengintegrasikan pengalaman yg menimbulkan stress dan
mengadopsi strategi koping yg efektif.
Menurut Towsend ( 1998 ) pada pasien dengan gangguan harga diri rendah akan
ditemukan batasan karakteristik :
a. Kurang kontak mata
b. Ungkapan yang mengaktifkan diri
ekspresi
Intervensi
menunjukan .Bina hubungan saling percaya dengan
wajah
bersahabat,
percaya
dengan kontak
mata,
perawat
tangan,
mau
mau
berjabat
menyebutkan
dengan
mau
yang
perawat,
mengutarakan
masalah
dihadapi
2.
mengidentifikasi
dimiliki
keluarga,
aspek
positif
lingkungan klien.
3.
Klien
dapat Klien
menyebutkan
menilai
kemampuan
yang
dapat
dimiliki
pelaksanaannya.
untuk
dilaksanakan
4. Klien dapat Klien
merencanakan
kegiatan
rencana
membuat
kegiatan harian.
sesuai
dengan
kemampuan yang
dimiliki
5.
Klien
dapat Klien
melakukan
melakukan
kegiatan
sesuai
dengan
rencana
yang dibuat
6.
Klien
dapat Klien
memanfaatkan
sistem
memanfaatkan
pendukung
yang
ada
di
setelah pulang.
Beri pendidikan kesehatan pada
keluarga tentang cara merawat klien
yang ada
Tujuan Umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
TUJUAN
EVALUASI
Ekspresi wajah
TUK 1
Klien
KRITERIA
dapat
bersahabat,
membina hubungan
menunjukkan rasa
saling percaya
INTEVENSI
baik
Klien dapat
TUK 2
Klien
dapat
mengidentifikasi
mengidentifikasi
kemampuan dan
kemampuan
dan
dimiliki.
a. Kemampuan yang
dimiliki
dimiliki klien
b. Aspek positif
keluarga
c. Aspek positif
lingkungan yang
dimiliki
Klien dapat
TUK 3
Klien dapat menilai
menilai
kemampuan
kemampuan yang
yang
dapat digunakan
dapat digunakan
dirumah sakit
Klien menilai
kemampuan yang
dapat digunakan di
rumah
Klien memiliki
TUK 4
Klien
dapat
menetapkan
dan
merencanakan
kegiatan
sesuai
Klien
melakukan
rumah sakit
Bantu klien melakukan jika perlu
sesuai jadwal
beri contoh
Beri pujian atas keberhasilan klien
Diskusikan jadwal kegiatan harian
yang
dimiliki
TUK 5
akan dilatih
Klien mencoba
harian
dengan
kemampuan
kemampuan yang
dapat
kegiatan yang
telah dilatih
direncanakan
kegiatan
sesuai
(mandiri atau
dengan bantuan)
Klien mampu
pelaksanaan dirumah
melakukan
beberapa kegiatan
secara mandiri
Keluarga memberi Beri pendidikan kesehatan pada
TUK 6
Klien
dapat
dukungan dan
memenfaatkan
pujian
dengan harga diri rendah
sistem pendukung Keluarga
Bantu keluarga memberikan
memahami jadual
yang ada
dukungan selama sakit
kegiatan harian
Bantu keluarga menyiapkan
klien
lingkungan dirumah
Jelaskan cara pelaksanaan jadual
kegiatan klien dirumah
Anjurkan memberi pujian pada klien
setiap berhasil
3. Resiko perubahan persepsi sensori: Halusnasi berhubungan dengan menarik diri.
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra
tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui
panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 2005).
Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah (Stuart,
2007).
Tujuan umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain supaya tidak terjadi
halusinasi
Tujuan Khusus
1 . Klien
membina
Kriteria
dapat Klien
mampu,
Intervensi
Bina hubungan saling
hubungan menunjukan
ekpresi
saling percaya
menerima/
kontak
bersahabat,
mata
menggunakan prinsop
baik,
komunikasi terapeutik.
Klien
mengenal
yang
dihadapi
dapat Klien
mampu
perasaan mengungkapkan
menyebabkan
perasaannya
menyebabkan
yang
menarik
diri.
3.
Klien
menyebutkan
keuntungan
berhubungan
keuntungan berhubungan
berhubungan
orang lain.
dengan
Tujuan jangka pendek : klien akan mencari bantuan perawat bila ada perasaan ingin
mencederai diri.
Intervensi
Rasional
1.
ketat
dibutuhkan
kesan
pengamatan
dan jika
dibutuhkan
untuk
klien
sebagai
dimiliknya
memecahakn
masalah
Bertindak
sebagai
model
5.
6.
Instruksikan
pengunjung
setiap waktu.
untuk Mencegah penggunaan benda-
tidak
memberikan
tertentu
untuk
Batasi orang dalam ruangan klien dan Stimulus untuk bunuh diri bisa
perlu adanya penurunan stimuli.
8.
Informasikan
saudara
kepada
klien
keluarga
bahwa
dan Dukungan
social
dapat
Bersama
pasien
dukungan
sosial
menulis
yang
di
daftar Untuk
mempermudah
Dorong
stimulus.
klien
aktivitas social.
untuk
melakukan Mengalihkan
stimulus
kegiatan lain.
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Identitas
ke
Nama
: Tn. R
Umur
: 34 tahun
Diagnosa Medis
: Gangguan afektif bipolari
No. RM
: 01 33 08
Tanggal Masuk RS
: 04 Februari 2012
Ruang Rawat
: Kutilang
Tanggal Pengkajian
: 14 Februari 2012
Pekerjaan
: Pengangguran
Pendidikan terahir
: SMP
Alamat
: Malaber Rt 01/06 kec. Andir kota bandung
Suku Bangsa
: Sunda/Indonesia
Penanggung Jawab :
Nama
: Tn D
Umur
: 43 tahun
Pekerjaan
: swasta
Hubungan dengan klien
: Adik kandung
Alamat
: Malaber Rt 01/06 kec. Andir kota bandung
2. Alasan Masuk
Di rumah klien mengamuk, halusinasi lihat dan dengar terlihat mondar mandir, bicara sendiri,
marah-marah dan suka merusak alat rumah tangga klien juga suka menyendiri dikamar,
melamun. Pada saat dikaji tanggal 14 februari 2012, klien mengatakan dirinya tidak berguna,
klien juga mengatakan kesal dengan ibunya karna tidak memenuhi keinginan klien untuk pindah
rumah karna klien merasa malu dengan orang lain karena klien marasa orang yang tidak punya
apa-apa, pendidikan hanya lulusan SMP dan tidak punya pekerjaan.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
Isolasi sosial
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
a.
Persepsi klien atas masalahnya : klien merasa tidak berguna dan merasa malu dengan orang
lain karena klien tidak bekerja dan tidak mempunyai apa-apa.
Persepsi keluarga atas masalahnya : klien mengatakan keluarganya tidak peduli dengan
keadaanya karena klien hanya penganguran.
Harapan klien sehubungan dengan pemecahan masalah : klien berharap ingin cepat pulang dan
ingin sembuh karena klien tidak betah di RSJ.
Harapan keluarga sehubungan dengan pemecahan masalah : keluarga berharap yang terbaik
untuk kesembuhan klien.
1.
Mekanisme koping
Adaptif : saat klien sendirian, klien hanya duduk dtempat tidur dan sesekali mencari teman untuk
berbincang-bincang, saat klien berbincang-bindang klien merasa senang.
1.
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital :
TD
: 100/80 mmHg
N
: 96 x/menit
R
:23 x/menit
S
:36,6OC
Ukuran : TB 157 cm, BB 46 kg, berat badan turun semenjak masuk RSJ.
Keluhan fisik : klien tidak mengeluh dengan badannya.
1.
Keluarga
Genogram
Penjelasan :
Klien merupakan anak ke 5 dari 5 bersaudara, klien tinggal bersama kedua orang tuanya dan ke 3
orang kakaknya. Orang terdekat dengan klien adalah kakak laki-lakinya.
b. Pola pengambilan keputusan: saat klien ada masalah klien suka memukul kaca dan merusak
alat-alat rumah tangga.
9. Psikososial
a. Konsep Diri
1) Citra tubuh
Klien tidak mempermasalahkan struktur maupun bentuk tubuhnya. Klien menyatakan dari
anggota tubuhnya tidak ada yang dianggap terlalu disukai ataupun tidak disukai.
2)
Identitias diri
Pada saat dikaji klien mengatakan dirinya seorang laki-laki dan penampilannya sesuai dengan
kodratnya
3)
Peran
Pada saat dikaji klien mengatakan anak ke-5 dari 5 bersaudara, klien sangat menyayangi ibunya.
Dirumah sakit klien mengatakan sebagai pasien untuk menjalani program pengobatan, saat dikaji
klien tampak gelisah dan terkadang menarik diri.
4)
Ideal diri
Klien berharap agar cepat pulang dan dapat pekerjaan.
5)
Harga diri
Pada saat dikaji klien mengatakan dirinya merasa tidak berguna dan merasa kurang beruntung
dalam hidupnya sehingga klien sering menyendiri dan melamun dikamar.
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
c. Hubungan Sosial
Orang yang berarti bagi klien adalah orang tuanya, klien mengatakan tidak efektif dalam
kegiatan kelompok dalam masyarakat, hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, klien
selalu minder dan malu karena klien orang yang tidak punya dan berpendidikan rendah sehingga
klien sering mengurung diri dikamar.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
d. Spiritual
Klien bergama Islam, selama di rumah sebelum klien mengalami gangguan jiwa klien selalu
melaksanakan ibadah shalat 5 waktu. Saat di RSJ klien rajin beribadah.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
10. Status Mental
a.
Penampilan
Pada saat dikaji penampilan klien rapi, rambut rapi, tidak kotor dan tidak berketombe.
Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah
b. Pembicaraan
Pada saat berkomunikasi klien menjawab dengan aktif dan bercerita tentang kehidupan klien dan
sesuai dengan topik pembicaraan
Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah
c.
Aktivitas Motorik
Pada saat dikaji klien tampak gelisah, klien sering menyendiri dan kadang-kadang mau
berinteraksi dengan pasien lain.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
Masalah keperawatan
: Isolasi sosial
Alam Perasaan
Pada saat dikaji klien terlihat gelisah karena ingin segera pulang ke rumahnya dan klien tidak
menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa dan klien selalu mengatakan dia sehat
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
Afek
Afek klien sesuai dengan rangsangan, klien terlihat putus asa ketika mengatakan ingin pulang
Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah
Interaksi Selama Wawancara
Pada saat berkomunikasi kontal mata aktif, klien kooperatif, klien menjawab dengan aktif dan
cepat.
Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah
Persepsi
Klien mengatakan selama di rawat di rumah sakit jiwa Cisarua tidak pernah mendengar ataupun
melihat yang sebenarnya tidak nyata.
Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah
Proses Pikir
Pada saat dikaji klien berbicara sesuai topik pembicaraan dan menjawab dengan aktif dan cepat.
Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah
Isi pikir
Pada saat dikaji tidak mengalami gangguan isi pikir
Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah
Tingkat Kesadaran
Klien dapat mengenali tempat, waktu dan orang disekitarnya.
Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah
Memori
Pada saat dikaji klien dapat mengingat siapa yang membawanya ke rumah sakit.
Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah
Tingkat Kosentrasi dan Berhitung
Klien mampu berkonsentrasi terhadap pertanyaan yang diajukan dan mampu menghitung jumlah
1-10
Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah
Kemampuan Penilaian
Saat dikaji klien dapat mengambil keputusan sederhana contoh klien mau gosok gigi atau
keramas.
Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah
Daya Tilik Diri
Klien mengingkari bahwa dirinya sakit, klien mengatakan dirinya sehat
Masalah keperawatan
: Penatalaksanaan regimen terapeutik inefekti
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
a.
b.
c.
d.
e.
Nama
No RM
Ruang
: Tn R
: 013308
: kutilang
PERENCANAAN
RASIONAL
KRITERIA
TUJUAN
INTERVENSI
INTERVENSI
1 Ganguan konsep diri :TUM :
Setelah
3
kaliSp. 1
Hubungan
saling
harga diri rendah
Klien
pertemuan
klien Identifikasi percaya merupakan
Ds :
berhubungan mampu :
kemampuan
dasar
kelancaran
Klien
mengatakandengan orang Mengidentifikasi positif
yanghubungan interaksi
dirinya tidak berguna,lain
secarakemapuan
dimiliki
selanjutnya
malu dan minderoptimal
aspek yang dimiliki. a.Diskusikan
terhadap orang lain
Menilai
kemampuan
Dukungan positif
Do :
TUK 1 :
kemampuan
yangpositif
yangdapat meningkatkan
Klien
tampakKlien
dapatdapat digunakan.
dimiliki sepertiharga diri klien
berdiam diri ditempatmembina
Memilih kegiatankegiatan
klien
tidur
dan
jaranghubungan
yang sesuai dengandirumah.
Mengidentifikasi
berinteraksi dengansaling percaya kemampuan.
b. beri pujianhal-hal positif yang
orang lain.
Melatih kegiatanyang realistis dandimiliki klien
yang sudah dipilih. hindarkan setiap Pujian
yang
Merencanakan
kali
pertemuanrealistis
tidak
kegiatan yang sudahdengan penilaianmenyebabkan klien
dilatihkan
negative.
melakukan kegiatan,
2.
nilaihanya karena ingin
kemampuan yangmendapatkan pujian
dapat dilakukan
saat ini.
a.
diskusikan
dengan
klien
kemampuan yang
masih
dapat
digunakan
saat
ini
b. bantu klien
menyebutkan dan
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
beri
penguatan
terhadap
kemampuan klien
c.
perlihatkan
respon
yang
kondusif
dan
menjadi
pendengar yang
aktif
3.
pilih
kemampuan yang
akan dilatihkan
a.
diskusikan
dengan
klien
beberapa aktifitas
yang
dapat
dilakukan seharihari
b. bantu klien
menetapkan
aktivitas
mana
yang dapat klien
lakukan
secara
mandiri
c. susun bersama
klien
aktivitas
atau
kegiatan
sehari-hari.
TUK 2 :
Klien
dapat
memilih
kegiatan kedua
yang
dapat
dilakukan.
Sp. 2
a. Evaluasi Sp.
1
b. Pilih
kemampuan yang
kedua yang dapat
dilakukan
c. Latih
kemampuan yang
dilatih
d. Masukkan
dalam
jadwal
kegiatan klien
Sp. 3
Keterbukaan dan
a. Evaluasi Sppengertian tentang
1&2
kemampuan
yang
b. Memilih
dimiliki
adalah
kegiatan
prasarat
untuk
kemampuan
berubah
ketiga yang dapat Pengertian tentang
dilakukan
kemampuan
yang
c. Masukkan dimiliki
dan
dalam kegiatanmemotivasi
untuk
klien
tetap
mempertahankan
kegunaannya
Implementasi
Evaluasi
Sp. 1 tgl 16 feb 2012 jam 13.00 S . klien mengatakan senang
Mengidentifikasi kemampuan bisa ngobrol dengan perawat.
positif yang dimiliki
Klien juga mengatakan punya
a.mendiskusikan
kemampuankegiatan
positif
seperti
positif yang dimiliki sepertiolahraga dan menggambar.
kegiatan klien dirumah.
O . klien terlihat senang, klien
b. memberi pujian yang realististampak tenang dan tampak
dan hindarkan setiap kaliterbuka menerima perawat
pertemuan dengan penilaianA . SP.1 klien mengatakan
negative.
masih punya kegitan positif
2. menilai kemampuan yangyang dimilki seperti berolah
dapat dilakukan saat ini.
raga dan menggambar
a. mendiskusikan dengan klienP . lanjutkan SP.2 dan evaluasi
kemampuan yang masih dapatSp.1
digunakan saat ini
b. membantu klien menyebutkan
dan beri penguatan terhadap
kemampuan klien
c. memperlihatkan respon yang
kondusif
dan
menjadi
pendengar yang aktif
3. memiilih kemampuan yang
akan dilatihkan
a. mendiskusikan dengan klien
beberapa aktifitas yang dapat
dilakukan sehari-hari
b. membantu klien menetapkan
aktivitas mana yang dapat klien
B.
Pembahasan
Pada pembahasan ini penulis membahas tentang kesenjangan yang ditemukan antara
teori dengan kasus yang penulis buat, pada pembahasan ini penulis menganalisa tentang
hambatan yang ditemukan pada saat penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien.
Pada tahap pengkajian ditemukan adanya beberapa kesenjangan diantaranya pohon
masalah. Pada pohon masalah penyebab utama dari masalah utama yang penulis buat pada kasus
adalah Harga diri rendah, sedangkan pada teori adalah mekanisme koping keluarga yang tidak
efektif. Hal ini disebabkan karena klien mengalami kekecewaan pada saat klien tidak jadi pindah
rumah. Hal tersebut menyebabkan klien merasa minder dan malu terhadap orang lain.
Dikarenakan dari penyebab masalah utama berbeda maka diagnosa keperawatan yang muncul
adalah Gangguan konsep diri : Harga diri rendah . Adapun hambatan yang penulis temukan pada
saat melakukan pengkajian adalah penulis sulit untuk berkomunikasi dengan klien karena klien
sering melamun dan kurang perhatian. Oleh karena itu penulis dalam mengatasinya melakukan
kontak sering dan singkat.
Pada tahap perencanaan, rencana asuhan keperawatan pada Tn. R dimulai setelah data
terkumpul yang didapat dari hasil pengkajian. Pada perencanaan tidak menemukan kesenjangan
pada tujuan umum maupun tujuan khusus.
Pembahasan pada implementasi penulis melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan. Tetapi dalam hal ini penulis mendapatkan hambatan pada tahap
implementasi, penulis tidak bertemu dengan anggota keluarganya sehingga penulis tidak dapat
memvalidasi data yang dikemukakan klien. Dalam mengatasinya penulis mencocokan dengan
dokumentasi yang ada pada status dan dari perawatan di ruang Kutilang. Selain itu penulis tidak
dapat melaksanakan perencanaan pada diagnosa keperawatan yang kedua dikarenakan
keterbatasan waktu yang penulis miliki.
Pada tahap evaluasi penulis hanya dapat melaksanakan diagnosa keperawatan yang
pertama saja. Hambatan yang penulis temukan pada saat evaluasi adalah penulis tidak
mempunyai waktu yang lama untuk mengevaluasi karena perawat tidak mempunyai waktu yang
lama.
https://www.scribd.com/doc/173793914/Harga-Diri-Rendah-Situasional#download
https://www.academia.edu/9606072/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_Tn._I_DENGAN_G
ANGGUAN_HARGA_DIRI_RENDAH_DI_RUANG_BANTENG_RUMAH_SAKIT_JIWA_P
ROVINSI_KALIMANTAN_BARAT_AKADEMI_KEPERAWATAN_POLTEKKES_KEMENK
ES_PONTIANAK
https://www.scribd.com/archive/plans?doc=46947979&metadata=%7B%22context%22%3A
%22archive%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3A
%22download_promo%22%2C%22platform%22%3A%22web%22%2C%22logged_in
%22%3Atrue%7D
https://www.scribd.com/doc/39612846/kebutuhan-harga-diri#download
https://www.scribd.com/doc/98486873/Bab-3-Studi-Kasus-Harga-Diri-Rendah#download