Anda di halaman 1dari 77

HIPERTENSI PADA LANSIA

A. DEFINISI
1. Lansia ( lanjut usia)
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada
daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4)
UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut
adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam
dkk, 2008). Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan
lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap
kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya
kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual
(Efendi, 2009).
2. Hipertensi
Tekanan darah yaitu sejumlah tekanan yang diberikan oleh darah
di bagian dalam arteri saat darah dipompa ke seluruh sistem peredaran
darah. Tekanan darah tidak pernah konstan. Tekanan darah dapat berubah
drastis dalam hitungan detik dan menyesuaikan diri dengan tuntutan pada
saat itu (Herbert Benson,dkk,2012). Hipertensi atau yang lebih dikenal
dengan tekanan darah tinggi adalah penyakit kronik akibat desakan darah
yang berlebihan dan hampir tidak konstan pada arteri. Tekanan
dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah. Hipertensi
berkaitan dengan meningkatnya tekanan pada arterial sistemik baik
diastolik maupun sistolik atau kedua-duanya secara terus-menerus
(Sutanto,2010).
Klasifikasi Hipertensi
WHO (World Health Organization) dan ISH (International
Society of Hypertension) mengelompokan hipertensi sebagai berikut:
Tabel 1.1. Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO – ISH
Kategori Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Grade 1 (hipertensi ringan) 140-149 90-99
Sub group (perbatasan) 150-159 90-94
Grade 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (hipertensi berat) >180 >110
Hipertensi sistolik terisolasi ≥140 <90
Sub-group (perbatasan) 140-149 <90
Sumber: (Suparto, 2010)

Jenis Hipertensi
Menurut (Herbert Benson,dkk, 2012)berdasarkan etiologinya hipertensi
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Hipertensi esensial (hipertensi primer atau idiopatik) adalah
hipertensi yang tidak jelas penyebabnya. Hal ini ditandai dengan
terjadinya peningkatan kerja jantung akibat penyempitan pembuluh
darah tepi. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk dalam
kelompok ini. Penyebabnya adalah multifaktor, terdiri dari faktor
genetik, gaya hidup, dan lingkungan.
b. Hipertensi sekunder, merupakan hipertensi yang disebabkan oleh
penyakit sistemik lain yaitu seperti : renal arteri stenosis,
hyperaldosteronisme, hipertiroidisme, pheochromocytoma dan
gangguan hormone sertapenyakitsistemiklainnya.

B. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah
terjadinya perubahan – perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor
yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
 Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
 Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
 Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
3. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah:
 Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
 Kegemukan atau makan berlebihan
 Stress
 Merokok
 Minum alcohol
 Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :

1. Ginjal
 Glomerulonefritis
 Pielonefritis
 Nekrosis tubular akut
 Tumor
2. Vascular
 Aterosklerosis
 Hiperplasia
 Trombosis
 Aneurisma
 Emboli kolestrol
 Vaskulitis
3. Kelainan endokrin
 DM
 Hipertiroidisme
 Hipotiroidisme
4. Saraf
 Stroke
 Ensepalitis
 SGB
5. Obat – obatan
 Kontrasepsi oral
 Kortikosteroid

C. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab
pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya
“hipertensi palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak
dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Pathway Hipertensi

Faktor predisposisi: usia, jenis kelamin, stress, kurang


olahraga, genetik, konsentrasi garam.

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh darah

vasokonstriksi

Gangguan sirkulasi

otak

Resistensi pembuluh darah otak

Nyeri tengkuk/kepala

Gangguan pola tidur

Sumber : Huda Nurarif & Kusuma H., (2015)


D. Manifestasi klinik
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan
pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.
Gejala-gejala hipertensi, yaitu: sakit kepala, mimisan, jantung
berdebar-debar, sering buang air kecil di malam hari, sulit bernafas,
mudah lelah, wajah memerah, telinga berdenging, vertigo, pandangan
kabur. Pada orang yang mempunyai riwayat hipertensi kontrol
tekanan darah melalui barorefleks tidak adekuat ataupun
kecenderungan yang berlebihan akan terjadi vasokonstriksi perifer
yang akan menyebabkan terjadinya hipertensi temporer (Kaplan N.M,
2010).

E. Komplikasi Hipertensi
1. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terkena
tekanan darah.
2. Dapat terjadi infrak miokardium apabila arteri koroner yang
aterosklerotik tidak menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau
apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui
pembuluh tersebut.
3. Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomelurus. Dengan rusaknya
glomelurus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal,
nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan
kematian.
4. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi
maligna. Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan
peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang
interstisium di seluruh susunan saraf pusat (Huda Nurarif & Kusuma
H, 2015).

F. Penatalaksanaan Hipertensi
Penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Penanganan secara farmakologi
Pemberian obat deuretik, betabloker, antagonis kalsium, golongan
penghambat konversi rennin angiotensi(Huda Nurarif & Kusuma H,
2015).
b. Penanganan secara non-farmakologi
1) Pemijatan untuk pelepasan ketegangan otot, meningkatkan
sirkulasi darah, dan inisiasi respon relaksasi. Pelepasan otot
tegang akan meningkatkan keseimbangan dan
koordinasisehingga tidur bisa lebih nyenyak dan sebagai
pengobat nyeri secara non-farmakologi.
2) Menurunkan berat badan apabila terjadi gizi berlebih (obesitas).
3) Meningkatkan kegiatan atau aktifitas fisik.
4) Mengurangi asupan natrium.

G. Cara Pencegahan Hipertensi


a. Penurunan berat badan
b. Mengurangi tingkat stress
c. Olahraga
d. Mengontrolkan diri rutin jika mempunyai riwayat hipertensi
keturunan(Huda Nurarif & Kusuma H, 2015).
H. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viscositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi
ginjal.
3) Glukosa: hiperglikemi ( DM adalah pencetus hipertensi) dapat
di akibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa: darah, protein, glucosa, mengisyaratkan disfungsi
ginjal dan adanya DM.
b. CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. RKG: dapat menunjukan pola regangan dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
d. IUP: mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti batu ginjal,
perbaikan ginjal.
e. Photo dada: menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung(Huda Nurarif & Kusuma H, 2015).
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelemahan, Letih, Napas pendek, Gaya hidup monoton
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, Perubahan irama jantung, Takipnea,
Sirkulasi

2. Kardiovaskuler
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner /
katup, penyakit serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, Nadi : denyutan jelas, Frekuensi / irama :
takikardia, berbagai disritmia, Bunyi jantung : murmur, Distensi
vena jugularis

3. Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
marah, faktor stress multiple (hubungan, keuangan, pekerjaan)
Tanda : Letupan suasana hati, Gelisah, perhatian, Tangisan yang meledak,
otot muka tegang (khususnya sekitar mata), Peningkatan pola
bicara

4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (infeksi, obstruksi, riwayat
penyakit ginjal).
Tanda : Mual, Muntah

5. Riwayat penggunaan diuretic


Tanda : BB normal atau obesitas, Edema, Kongesti vena, Peningkatan
JVP, glikosuria
6. Neurosensori
Gejala : Keluhan pusing / pening, sakit kepala, Episode kebas, Kelemahan
pada satu sisi tubuh, Gangguan penglihatan (penglihatan kabur,
diplopia), Episode epistaksis.

Tanda : Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau
memori (ingatan), Respon motorik : penurunan kekuatan
genggaman, Perubahan retinal optic.

7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri hilang timbul pada tungkai sakit kepala oksipital berat nyeri
abdomen, Pernapasan
Tanda : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, Takipnea, Ortopnea,
Dispnea nocturnal proksimal, Batuk dengan atau tanpa sputum

8. Riwayat merokok
Tanda : Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, Bunyi
napas tambahan ( krekles, mengi ), Sianosis

9. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien

10. Pembelajaran / Penyuluhan


Gejala : Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM, penyakit serebrovaskuler, ginjal, Faktor resiko
etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain, Penggunaan obat /
Alcohol.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Penurunancurahjantung berhubungan dengan peningkatanafterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemiamiokard
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen.
3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
4. Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi
yang diderita klien
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit
C. Rencana Keperawatan
a. Penurunancurahjantung berhubungan dengan peningkatanafterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler,
isquemiamiokard
INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Penurunan Curah Jantung NOC: 1. Lakukan pengkajian komprehensif pada


sirkulasi perifer
Factor yang berubungan :  Keefektifan pompa jantung; kecukupan volume
2. Monitor tanda-tanda vital
darah yang dipompakan dari ventrikel kiri untuk
 Perubahan afterload 3. Monitor status pernafasan terkait adanya
mendukung tekanan perfusi sistemik
 Perubahan frekuaensi gejala gagal jantung
jantung Tujuan dan criteria evaluasi 4. Auskultasi suara jantung
 Perubahan irama jantung 5. Monitor EKG
Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama x24
 Perubahan preload 6. Monitor intake dan output
jam : Menunjukkan keefektifan pompa jantung
 Perubahan volume sekuncup yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut: 7. Pastikan aktivitas pasien yang tidak
membahayakan curah jantung
Batasan karakteristik 8. Intruksikan pada pasien untuk melapor

 Perubahan afterload : bisa nyeri dada


Indikator Saat dikaji Target
Tekanan darah sistol 9. Berikan terapi oksigen
Dispneu, oliguria,
Tekanan darah sistol 10. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
penurunan nadi perifer, Denyut nadi perifer
sianosi Keseimbangan intake ventilasi
 Perubahan frekuaensi dan output dalam 24 jam 11. Anjurkan teknik batuk efektif untuk
Note : deviasi 1.Berat; 2. Cukup berat; 3. Sedang; mengeluarkan sekret
jantung dan irama jantung :
bradikardia, palpitasi 5. Ringan 5. Tidak ada 12. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat
jantung, aritmia 13. Lakukan terapi relaksasi sebagai mana
 Perubahan preload mestinya
Distensi vena jugular,
Indikator Saat dikaji Target 14. Kelola obat-obatan untuk membebaskan
edema, keletihan, murmur Angina atau mencegah nyeri dan iskemia sesuai
Kelelahan
jantung, peningkatan CVP Dyspnea dengan kebutuhan
Sianosis 15. Sediakan diet jantung
Intoleransi aktivitas
Note : 1.Berat; 2. Cukup berat; 3. Sedang;

4. Ringan 5. Tidak
b. Intoleransiaktivitas berhubungandengan kelemahan,ketidakseimbangansuplai dankebutuhanoksigen

INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Intoleransi Aktivtas NOC: 1. Kaji tingkat kemampuan pasien untuk


berpindah dari tempat tidur, berdiri,
 Tirah baring dan imobilitas  Toleransi aktivitas; respon fisiologis terhadap
ambulasi, dan melakukan ADL
 Kelemahan umum gerakan yang memakan energy dalam aktivitas
2. Kaji respon emosi, sosial dan spiritual
 Ketidak seimbangan antara sehari-hari
terhadap aktivitas
suplai dankebutuhan  Perawatan diri; ADL; kemampuan untuk
3. Evaluasi motivasi dan keinginan pasien
oksigen melakukan tugas fisik yang paling dasar dan
untuk meningkatkan aktivitas
 Gaya hidup kurang sehat aktivitas perawatan pribadi secara mandiri
4. Tentukan penyebab keletihan
dengan atau tanpa alat bantu
Batasan karakteristik 5. Pantau respon oksigen pasien terhadap
aktivitas
Subjektif
6. Pantau respon nutrisi untuk memastikan
 Ketidaknyamanan atau sumber-sumber energy yang adekuat
dispnea saat beraktivitas 7. Bantu dengan aktivitas fisik secara teratur
 Melaporkan keletihan atau (misalnya ambulasi, berpindah, dan
kelemahan secara verbal kebersihan diri) sesuai kebutuhan
8. Instruksikan pada pasien dan keluarga untuk:
Objektif
Penggunaan teknik napas terkontrol selama
 Frekuensi jantung atau aktivitas
tekanan darah tidak normal 9. Penggunaan tehnik relaksasi selama aktivitas
Tujuan dan criteria evaluasi
sebagai respon dari aktivitas 10. Bantu pasien untuk mengubah posisi
 Perubahan EKG yang Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 11. Berikan pengobatan nyeri sebelum aktivitas,
menunjukkan aritmia atau apabila nyeri merupakan salah satu penyebab
x 24 jam : Menunjukkan toleransi aktivitas, yang
iskemia 12. Kolaborasikan dengan ahli terapi okupasi,
dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
fisik atau rekreasi untuk merencanakan dan
Indikator Saat Target memantau program aktivitas, jika perlu.
dikaji 13. Berikan kesempatan keluarga untuk terlibat
Saturasi oksigen saat
dalam aktivitas dengan cara yang tepat.
Beraktivitas
Frekuensi pernapasan
saat beraktivitas
Kemampuan untuk
berbicara saat
beraktivitas fisik
Kecepatan berjalan
Kekuatan tubuh bagian atas
Kekuatan tubuh bagian bawah
Kemudahan melakukan ADL
Note : 1. Gangguan ekstrem; 2. Berat; 3. Sedang;
4. Ringan 5. Tidak ada gangguan

c. Nyeriakutberhubungandenganpeningkatantekananvaskulercerebral

INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri NOC: 1. Lakukan pengkajian nyeri secara


komprehensif meliputi lokasi,
Factor yang berubungan :  Tingkat kenyamanan : tingkat persepsi positif
karakteristik, awitam durasi frekuensi,
terhadap kemudahan fisik psikologis
Agen – agen penyebab kualitas, intensitas,atau keparahan nyeri
 Pengendalian nyeri : tindakan individu untuk
cedera : biologis, kimia, dan factor presipitasinya
fisik dan psikologis mengendalikan nyeri 2. Observasi isyarat nonverbal
 Tingkat nyeri : keparahan nyeri yang dapat ketidaknyamanan
Batasan karakteristik
diamati atau dilaporkan 3. Minta pasien untuk menilai nyeri dengan
Subjektif skala (1-10)
Tujuan dan criteria evaluasi
4. Pengaturan posisi yang nyaman
Mengungkapkan secara verbal
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5. Terapi oksigen
atau melaporkan nyeri dengan
6. Monitor TTV
isyarat x 24 jam :Menunjukan tingkat nyeri teratasi
7. Informasikan kepada pasien tentang
Objektif prosedur yang dapat menungkatkan
nyeri dan tawarkan strategi koping yang
 Posisi untuk menghindari
ditawarkan
nyeri
Indicator sebagai berikut: 8. Berikan informasi tentang nyeri, seperti
 Perubahan selera makan
penyebabnyeri,
 Perubahan ekspresi misal : Indikator Saat Target
9. Ajarkan penggunaan teknik
gelisah, merinih, meringis, dikaji
Nyeri yang dilaporkan nonfarmakologis (relaksasi, distraksi,
menangis Ekspresi nyeri pada wajah terapi)
 Bukti nyeri dapat diamati Ketegangan otot
Durasi episode nyeri 10. Pemberian analgetik
 Gangguan tidur Merintih dan menangis 11. Laporkan pada dokter jika tindakan tidak
Gelisah
Ket : 1. Sangat Berat; 2. Berat; 3. Sedang berhasil
4. Ringan; 5. Tidak ada

d. Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang diderita klien
INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Ansietas NOC: 1. Kaji keefektifan strategi koping dengan


mengobservasi perilaku misalnya
Batasan Karakteristik :  Tingkat kecemasan; keparahan dari tanda-tanda
kemampuan menyatakan perasaan dan
ketakutan, ketegangan, atau kegelisahan yang
 Gelisah berasal dari sumber yang tidak dapat diidentifikasi. perhatian, keinginan berpartisipasi dalam
 Kesedihan rencana pengobatan
Tujuan dan criteria evaluasi
 Ketakutan
2. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan
 Sangat Khawatir Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama x24
keletihan, kerusakan konsentrasi, peka
jam : ansietas teratasi yang dibuktikan dengan
 Ragu
rangsang, penurunan toleransi sakit kepala,
indikator sebagai berikut :
 Perasaan tidak adekuat
ketidakmampuan untuk menyelesaikan
Indikator Saat Target masalah
Factor yang berubungan :
dikaji
 Ancaman Kematian Perasaan gelisah 3. Bantu klien untuk mengidentifikasi
Rasa takut yang
 Kebutuhan yang tidak stressor spesifik dan kemungkinan strategi
disampaikan secara lisan
dipenuhi Rasa cemas yang untuk mengatasinya
 Krisis situasi disampaikan secara lisan
Peningkatan tekanan darah 4. Libatkan pasien dalam perencanaan
 Konflik nilai
Pusing perawatan dan beri dorongan partisipasi
 Perubahan besar (mis, status Penurunan produktivitas
Note : 1. Berat , 2. Cukup berat, 3. Sedang, maksimum dalam rencana pengobatan
ekonomi, lingkungan, status
4. Ringan, 5. Tidak ada
kesehatan, fungsi peran, 5. Dorong pasien untuk mengevaluasi
status peran) prioritas atau tujuan hidup
 Stressor
6. Kaji tingkat kecemasan klien baik secara
verbal maupun non verbal

7. Observasi TTV tiap 4 jam

8. Dengarkan dan beri kesempatan pada klien


untuk mengungkapkan perasaanya
Berikan support mental pada klien

9. Anjurkan pada keluarga untuk


memberikan dukungan pada klien
e. Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit
INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Defesiensi Pengetahuan NOC: 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait


dengan proses penyakit
Factor yang berubungan :  Pengetahuan; tingkat pemahaman yang ditujukan
2. Jelaskan patofisiologi penyakit,
tentang penyakit
 Keterbatasan kognitif bagaimana hubungannya dengan
 Kesalah dalam memahami Tujuan dan criteria evaluasi anatomi dan fisiologi sesuai kebutuhan
informasi 3. Review pengetahuan pasien mengenai
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
 Kurang sumber pengetahuan kondisinyaa

 Kurang Informasi x 24 jam : pasien memperlihatkan pengetahuan; 4. Jelaskan mengenai proses penyakit

 Kurang minat belajar tentang penyakitnya dengan indicator sebagai berikut : sesuai kebutuhan
5. Berikan informasi pada pasien
Batasan karakteristik Indikator Saat Target
mengenai kondisinya sesuai kebutuhan
dikaji
 Ketidakuratan melakukan Faktor-faktor penyebab 6. Berikan informasi kepada
Perjalanan penyakit pasien/keluarga mengenai
perintah
Tanda dan gejala penyakit
 Kurang pengetahuan Pencegahan penyakit perkembangan pasein sesuai kebutuhan
Pilihan pengobatan yang 7. Diskusikan pilihan terapi/ penanganan
 Perilaku tidak tepat (gelisah,
tersedia 8. Jelaskan komplikasi kronik yang
cemas, apatis)
Strategi mengatasi efek
mungkin ada, sesuai kebutuhan
samping
Sumber informasi 9. Intruksikan kepada pasien mengenai

terpercaya terkait penyakit tindakan untuk mencegah/


Note : pengetahuan 1. Tidak ada; 2.Terbatas ; meminimalkan efek samping
penanganan dari penyakit sesuai
3. Sedang; 4. Banyak 5. Sangat banyak
kebutuhan
10. Edukasi pasien mengenai tanda dan
gejala yang harus dilaporkan kepada
petugas kesehatan sesuai kebutuhan
FORMAT PENGKAJIAN ASKEP GERONTIK

A. Data Umum

Nama : Ny. C
Umur : 65 tahun
Alamat : Caringin
Pendidikan : SD

Keluarga yang dapat dihubungi : Tn. B

Telp :-

Riwayat jatuh/injuri : (penyebab, gejala, tempat jatuh)

Klien mengatakan pernah mengalami jatuh kepeleset di kamar mandi umum


karena lantai licin banyak lumpur, kejadian ini terjadi pada awal tahun 2020, yang
menyebabkan kaki kanan terkilir pada bagian pergelangan kaki, berobat ke
alternatif (tukang urut) bengkak kaki dirasakan selama 2 minggu semenjak itu
pergelangan kaki kanan kadang terasa nyeri jika digunakan untuk tumpuan berdiri
yang lama misal lebih dari 30 menit.

Riwayat penyakit dahulu :

Kilen tampak kebingungan ketika ditanyakan tentang riwayat penyakit yang


pernah dideritanya, hanya berkata pernah dulu berobat ke puskesmas karena nyeri
kepala hebat pas di tensi katanya tekanan darahnya tinggi, tapi lupa hasilnya
berapa.
Riwayat penggunaan obat-obatan :

Klien mengatakan suka mengkonsumsi obat-obatan warung jika ada keluhan


seperti Paramex jika pusing.

B. Pengkajian Fisik

1. Data Klinik :
 Tinggi badan : 150 cm Berat badan : 55 Kg
 Nadi : 86 x/m Temperatur : 36,2 0C
 Tekanan darah : 170/100 mmHg
 Nyeri kepala skala 5 (nyeri sedang), nyeri seperti ditusuk tusuk, menyebar
keseluruh lapang kepala, kepala terasa berat jika beraktivitas, bekurang
jika beristirahat, klien tampak meringis

2. Pernafasan dan Sirkulasi


 Frekuensi nafas : 20 x/mt
 Kualitas : √ normal ’dangkal ’cepat
 Batuk : ’ya √ tidak
Jelaskan : Klien tidak tampak batuk atau sering batuk

 Auskultasi :
 Lobus kanan atas :
√ normal, ’ menurun, ’ tidak ada, ’ suara tidak normal
 Lobus kiri atas :
√ normal, ’ menurun, ’ tidak ada, ’ suara tidak normal
 Lobus kanan bwh :
√ normal, ’ menurun, ’ tidak ada, ’ suara tidak normal
 Lobus kiri bwh :
√ normal, ’ menurun, ’ tidak ada, ’ suara tidak normal
 Lainnya:
Klien mengatakan tidak mengalami sesak nafas dan tidak sedang
kondisi batuk

3. Metabolik Integumen
 Kulit :
 Warna: √ normal, ’ pucat, ’ cianosis, ’ kuning, ’ lainnya
 Turgor : ’ normal, √ menurun
 Lecet : √ tidak, ’ ya ,
sebutkan : -
 Bengkak : √ tidak, : ’ ya
sebutkan : -
 Bercak : √ tidak, ’ ya
sebutkan : -

 Mulut :
 Gusi : √ normal, ’ putih, ’lecet, ’ lainnya
 Gigi : ’ normal, √ lainnya. sebutkan :gigi sdh banyak yang
tanggal,tinggal gigi graham yang tersisa
 Abdomen : 10 x/ mt peristaltik usus : √ ada, ’ tidak ada
 Lainnya:
Klien mengatakan tidak ada nyeri tekan pada bagian perutnya

( abdomen), abdomen tidak kembung, teraba suple tidak distensi


4. Persarafan sensori:
 Pupil :√ sama, ’ tidak sama. sebutkan : -
 Reaksi terhadap cahaya :
 Kiri : √ ya, ’ tidak,
 Kanan : √ ya, ’ tidak
 Mata : √ jelas, ’ berair ’kabur
 Lainnya:
Klien mengatakan penglihatan masih baik, tidak buram

5. Muskuloskeletal
 Range of Motion : √ penuh, : ’ tidak, sebutkan : kemampuan sendi pada
umumnya masih baik, hanya pada bagian sendi pergelangan kaki kanan
kadang terasa nyeri, fungsi sendi pergelangan kaki kanan menurun.
 Keseimbangan : √ stabil, ’ tidak stabil, sebutkan posisi berdiri stabil
dengan kedua kaki
 Menggenggam
Kanan : √ kuat, ’ lemah

Kiri : √ kuat, ’ lemah

 Kekuatan otot kaki :


Kanan : √ kuat, ’ lemah

Kiri : √ kuat, ’ lemah

 Lainnya :
Tonus otot 555 5 5 5 5
5
5555 5 5 5
5
C. Pengkajian Fungsional Indeks Katz
Termasuk kategori yang manakah klien ? No. 1

1. Kemandiran dalam makan, kontinensia (BAB,BAK), berpindah, pergi ke


toilet, berpakaian, dan mandi
2. Kemandirian dalam semua hal, KECUALI SATU dari fungsi tersebut
3. Kemandirian dalam semua hal, KECUALI MANDI dan SATU fungsi
tambahan
4. Kemandirian dalam semua hal, KECUALI MANDI, BERPAKAIAN dan
SATU fungsi tambahan
5. Kemandirian dalam semua hal, KECUALI MANDI, BERPAKAIAN, PERGI
KE TOILET dan SATU fungsi tambahan
6. Kemandirian dalam semua hal, KECUALI MANDI, BERPAKAIAN, PERGI
KE TOILET , BERPINDAH dan SATU fungsi tambahan
7. Ketergantungan pada ke ENAM fungsi tersebut
8. Lain-lain
Keterangan : Klien termasusuk katagori Mandiri berarti tanpa pengawasan,
pengarahan dan bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak untuk
melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia
anggap mampu.

D. Kognitif dan Perseptual


 Status mental :
Tingkat kesadaran : Compos mentis, GCS E4 V5 M6

Afasia : Klien mampu berkomunikasi dengan baik

Dimensia :’ya, √ tidak

Orientasi : , ’ normal, √ bingung, ’ tidak ada respon


Sebutkan : Klien mengatakan cemas dengan kondisi nyeri kepala yang saat ini
agak sering dirasakan, soalnya sudah minum paramex nyeri kepala hilang
sebentar tidak lama timbul lagi.

 Bicara : √ normal, ’ gagap, ’ afasia, ’bloking


 Bahasa yang digunakan : Bahasa yang digunakan indonesia dan sunda
 Kemampuan membaca : √ bisa, ’ tidak
 Kemampuan interaksi: √ sesuai, ’ tidak.
Sebutkan : -

 Pendengaran :
√ normal, ’ terganggu kanan/kiri, ’ tuli kanan/kiri,

’ alat bantu pendengaran, ’ tinitus

 Penglihatan :
√ normal, ’ kacamata, ’lensa kontak,

’terganggu kanan/kiri, ’ buta kanan/ kiri ’ kabur kanan/kiri,

’lainnya: -

 Vertigo : √ ya, ’ tidak


 Lainnya:
Klien mengatakan pernah mengalami tiba-tiba penglihatan gelap (kapoekan)
lalu hilang keseimbangan dan nyaris pingsan, disertai nyeri kepala hebat,
keluhan ini sering kali di rasakan, dan klien tidak tahu penyebabnya dan tidak
berobat, hanya minum obat warung saja seperti paramex.

Pada saat di kaji klien tampak meringis menahan nyeri kepala yang dorasakan
dan sesekali memijat kening dan kepalanya sendiri.
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)

Nama pasien : Ny. S

Tanggal wawancara : 4 – Mei – 2020

Item Pertanyaan Keterangan Skor Nilai

Max

1 Sekarang (hari), (tgl), (bulan), (tahun) siang /malam Orientasi 5 5

2 Sekarang kita berada dimana ? (nama panti) Orientasi 5 5


(kelurahan) (kecamatan) (kota) (provinsi)

3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda; Registrasi 3 3


almari, sepatu, buku, satu detik untuk setiap benda.

Lansia mengulang ke 3 nama benda tersebut.

Berikan nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar

4 Hitunglah mundur dari serial 7 point dan berhenti Atensi dan 5 0


setelah lima hitungan atau disuruh mengeja terbalik kalkulasi
kata “ WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar
sebelum kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)

5 Tanyakan kembali nama 3 benda yang telah disebutkan Mengingat 3 3


di atas. Berilah nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar

6 Apakah nama benda ini ? Perlihatkan pensil dan jam Bahasa 2 2


tangan (nilai 2). Jika jawaban benar

7 Ulangi kalimat berikut : “tanpa kalau, dan, atau, tetapi” Bahasa 1 1

8 Laksanakan 3 buah perintah ini:” Peganglah selembar Bahasa 3 3


kertas dengan tangan kanan, lipatlah kertas itu pada
pertengahan dan letakkan di lantai!

9 Bacalah dan laksanakan perintah berikut : Bahasa 1 1

“Angkat tangan kiri anda! (nilai 1)

10 Tulislah sebuah kalimat : “Senyum sehat jiwa” (nilai 1) Bahasa 1 0

11 Tirulah gambar ini : Bahasa 1 1

Skor total 30 24

Catatan :Skor kurang dari 24 berarti klien mengalami gangguan kognitif


Dilaksanakan dalam waktu 5 – 10 menit

E. Lingkungan
 Jenis lantai rumah :
’ tanah, √ tegel, ’ porselin ’ lainnya.

Sebutkan : semen di pelur

 Kondisi lantai :
’licin, √ lembab, ’ kering ’lainnya.

Sebutkan : -

 Tangga rumah :
√ Tidak ada

’Ada :’aman (ada pegangan), ’ tidak aman

 Penerangan : √ Cukup, ’Kurang


 Tempat tidur :
√ aman (pagar pembatas, tidak terlalu tinggi),
’tidak aman

 Alat dapur : ’berserakan, √ tertata rapi


 WC :
’Tidak ada

√ Ada :

√ Aman (posisi duduk, ada pegangan),

’Tidak aman (lantai licin, tidak ada pegangan)

 Kebersihan lingkungan :
√ Bersih (tidak ada barang membahayakan),

’Tidak bersih dan tidak aman (pecahan kaca, gelas, paku, dll.)

 Lain : ada kandang ayam, tapi cukup terawat, kondisi kandang bersih

F. Pengetahuan
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya :

Klien mengatakan dia tidak pernah merasa drinya mempunyai sakit berat,
keluhan-keluhan yang kadang-kadang timbul dia anggap biasa mungkin karena
kelelahan saja.

Klien mengatakan tahu sedikit tentang penyakit darah tinggi, penyebab dan
gejala, tetapi klien tidak tahu kalau merokok bisa jadi salah satu timbulnya gejala
darah tinggi, dimana klien mempunyai kebiasaan merokok sehari habis 3 batang.

G. Konsep Diri
 Gambaran diri :
Klien mengatakan khawatir dengan kondisi nyeri kepala yang sering
dirasakan, dan cemas jika mempunyai tekanan darah tinggi.

Klien mengatakan takut stroke, klien berpikir kalau sampai stroke tidak akan
bisa melakukan apa-apa.

 Identitas diri :
Klien mengatakan dengan jelas nama, tanggal lahir lupa dan umurpun klien
mengatakan sekitar 65 tahun.

 Peran:
Pada saat ini klien merupakan seorang nenek dengan 11 orang cucu, kadang
klien bekerja sebagai ART paruh waktu (cuci setrika)

 Ideal Diri :
Klien menginginkan hidupnya berguna untuk orang lain

 Harga Diri :
Klien sangat senang kalau berbincang bincang dengan anak dan cucu-
cucunya, klien merasa berharga ketika bisa membantu nafkah keluarga dengan
bekerja.

H. Masalah Kesehatan Kronis

Keluhan kesehatan yang dirasakan klien dalam Tidak


Selalu Jarang
NO waktu 3 bulan terakhir berkaitan dengan fungsi- Sering (2) pernah
(3) (1)
fungsi. (0)

A Fungsi penglihatan
1.   Penglihatan kabur √

2.  Mata berair √

3.   Nyeri pada mata √

B Fungsi pendengaran

4.   Pendengaran berkurang √

5.   Telinga berdenging √

C Fungsi paru (pernapasan)

6.   Batuk lama disertai keringat malam √

7.   Sesak nafas √

8.   Berdahak/sputum √

D Fungsi Jantung jantung

Berdebar-debar √

Cepat lelah √

Nyeri dada √

E Fungsi pencernaan

Mual/muntah √

Nyeri ulu hati √

Makan dan minum banyak (berlebihan) √

Perubahan kebiasaan BAB (mencret/sembelit) √

F Fungsi pergerakan

Nyeri kaki saat berjalan √

Nyeri pinggang atau tulang belakang √

Nyeri persendian/bengkak √

G Fungsi persarafan
Lumpuh/kelemahan pada kaki dan tangan √

Kehilangan rasa √

Gemetar/tremor √

Nyeri/pegal pada daerah tengkuk √

H Fungsi saluran perkemihan √

Buang air kecil banyak √

Sering BAK pada malam hari

Tidak mampu mengontrol pengeluaran air kemih √


(ngompol)

JUMLAH 0 2 0 0

Analisi hasil : Hasil klien total 2 kesimpulan tidak ada masalah kesehatan kronis

Skor ≤ 2 : Tidak ada masalah kesehatan kronisSkor 26-50 :Masalah kesehatan kronis sedang

Skor ≥ 51              : Masalah kesehatan kronis berat

I . GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)

Lingkari jawaban sesuai dengan keadaan anda pada pertanyaan di bawah ini

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah anda merasa puas dengan hidup anda? √ Ya Tidak

2 Apakah anda sering merasa tidak berminat untuk melakukan kegiatan ? Ya √ Tidak

3 Apakah anda merasa hidup anda terasa hampa / tidak bermakna ? Ya √ Tidak

4 Apakah anda sering merasa bosan / jenuh? Ya √ Tidak

5 Apakah anda sangat bersemangat di setiap waktu ? √ Ya Tidak

6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? Ya √ Tidak

7 Apakah anda sering merasa bahagia setiap waktu? √ Ya Tidak

8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? Ya √ Tidak

9 Apakah anda lebih suka diam di rumah daripada keluar atau melakukan sesuatu hal √ Ya Tidak
yang baru?

10 Apakah anda merasa memiliki masalah memori/ingatan daripada orang lain? Ya √ Tidak

11 Apakah menurut anda sangat menyenangkan bisa hidup saat ini? √ Ya Tidak

12 Apakah anda merasa kurang berharga/bernilai saat ini ? Ya √ Tidak

13 Apakah anda merasa banyak tenaga (energi)? √ Ya Tidak

14 Apakah anda merasa tidak ada harapan saat ini? Ya √ Tidak

15 Apakah anda merasa orang lain berada pada posisi yang lebih baik dari pada anda? Ya √ Tidak

Penilaian depresi dengan menghitung total skor seluruh jawaban kemudian diklasifikasikan dalam 4
kategori yaitu skor 0 – 4 kategori normal, skor 5 -8 kategori ringan, skor 9 – 11 kategori sedang dan
12–15 kategori depresi berat.

Skor yang di dapat oleh klien adalah 1 maka di klasifikasikan kategori normal

J. Pengkajian Posisi dan Keseimbangan


PENGKAJIAN POSISI DAN KESEIMBANGAN (Sullivan)

No Tes Koordinasi Ket Nilai

1 Berdiri dengan postur normal 4

2 Berdiri dengan postur normal menutup mata 3

3 Berdiri dengan kaki rapat 3

4 Berdiri dengan satu kaki 3

5 Berdiri fleksi trunk dan berdiri ke posisi netral 3

6 Berdiri lateral dan fleksi trunk 3

7 Berjalan tempatkan tumit salah satu kaki di depan jari kaki 2


yang lain

8 Berjalan sepanjang garis lurus 2

9 Berjalan mengikuti tanda gambar pada lantai 2

10 Berjalan menyamping 2
11 Berjalan mundur 3

12 Berjalan mengikuti lingkaran 3

13 Berjalan pada tumit 2

14 Berjalan dengan ujung kaki 1

Total 36

Keterangan :
4 : mampu melakukan aktifitas dengan lengkap
3 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan
2 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal
1 : tidak mampu melakukan aktifitas

Nilai :
42-54 : mampu melakukan aktifitas
28-41 : mampu melakukan sedikit bantuan
14-27 : mampu melakukan bantuan maksimal
14 : tidak mampu melakukan

Hasil :Untuk pengkajian posisi dan keseimbangan nilai klien berjumlah 36 yang
artinya klien mampu melakukan sedikit bantuan
K. ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI PROBLEM


O

1 DS : Faktor predisposisi: usia, jenis


kelamin, stress, kurang olahraga,
 Klien mengatakan nyeri kepala Nyeri
genetik, konsentrasi garam.
skala 5 (nyeri sedang), nyeri
seperti ditusuk tusuk, menyebar
keseluruh lapang kepala,terasa
Kerusakan vaskuler pembuluh
berat jika beraktivitas, bekurang
darah
jika beristirahat.

DO : Penyumbatan pembuluh darah

 klien tampak meringis


 Pada saat di kaji klien tampak
vasokonstriksi
meringis menahan nyeri kepala
yang dorasakan dan sesekali
memijat kening dan kepalanya
Gangguan sirkulasi
sendiri.
 Masalah kronis ditemukan
nyeri/pegal pada tengkuk bernilai
otak
2
 Posisi dan keseimbangan bernilai
Resistensi pembuluh darah otak
36

Nyeri kepala

2 DS : Hipertensi Hambatan
mobilisasi fisik
 Klien mengatakan khawatir
dengan kondisi nyeri kepala
Perubahan status kesehatan
yang sering dirasakan, dan
cemas jika mempunyai tekanan
darah tinggi.
Kurang terpapar informasi tentang
 Klien mengatakan takut stroke,
kesehatan
klien berpikir kalau sampai
stroke tidak akan bisa
melakukan apa-apa.
 Klien mengatakan cemas
dengan kondisi nyeri kepala Cemas
yang saat ini agak sering
dirasakan, soalnya sudah minum
paramex nyeri kepala hilang
sebentar tidak lama timbul lagi.

DO :

 Masalah kronis ditemukan


nyeri/pegal pada tengkuk bernilai
2
 Ekspresi wajah tampak cemas
 Orientasi bingung
 Tensi : 160/100 mmHg

3 DS : Hipertensi Defisiensi
pengetahuan
 Kilen tampak kebingungan ketika
ditanyakan tentang riwayat
penyakit yang pernah dideritanya,
hanya berkata pernah dulu Perubahan status kesehatan
berobat ke puskesmas karena
nyeri kepala hebat pas di tensi
katanya tekanan darahnya tinggi,
tapi lupa hasilnya berapa.
Kurang terpapar informasi tentang
 Klien mengatakan pernah
kesehatan
mengalami tiba-tiba penglihatan
gelap (kapoekan) lalu hilang
keseimbangan dan nyaris pingsan,
disertai nyeri kepala hebat,
keluhan ini sering kali di rasakan,
dan klien tidak tahu penyebabnya
Defisiensi pengetahuan
dan tidak berobat, hanya minum
obat warung saja seperti paramex.
 Klien mengatakan suka
mengkonsumsi obat-obatan
warung jika ada keluhan seperti
Paramex jika pusing.
 Klien mengatakan dia tidak
pernah merasa drinya mempunyai
sakit berat, keluhan-keluhan yang
kadang-kadang timbul dia anggap
biasa mungkin karena kelelahan
saja.
 Klien mengatakan tahu sedikit
tentang penyakit darah tinggi,
penyebab dan gejala, tetapi klien
tidak tahu kalau merokok bisa
jadi salah satu timbulnya gejala
darah tinggi, dimana klien
mempunyai kebiasaan merokok
sehari habis 3 batang.
DO :

L. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN


1. Nyeriakutberhubungandenganpeningkatantekananvaskulercerebral
2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi
yang diderita klien
3. Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit

M. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC NIC
.
Nyeriakutberhubungandenganpeningkatantekananvaskulerserebr NOC:
1. Lakukan
1. al
 Tingkat kenyamanan : pengkajian
tingkat persepsi positif nyeri secara
terhadap kemudahan fisik komprehensi
psikologis f meliputi
 Pengendalian nyeri : lokasi,
tindakan individu untuk karakteristik,
mengendalikan nyeri awitam
 Tingkat nyeri : keparahan durasi
nyeri yang dapat diamati frekuensi,
atau dilaporkan kualitas,
Tujuan dan kriteria evaluasi: intensitas,ata
u keparahan
Setelah dilakukan tindakan
nyeri dan
keperawatan selama 5 x
factor
24 jam : Menunjukan tingkat
presipitasiny
nyeri
a
2. Observasi
Indicator sebagai berikut: isyarat
nonverbal
Indikator Saat Target
ketidaknyama
dikaj
nan
i
Nyeri yang 2 5 3. Minta pasien

dilaporkan untuk menilai


Ekspresi 2 5 nyeri dengan
nyeri pada skala (1-10)
wajah 4. Pengaturan
Ketegangan 2 5
posisi yang
otot
Durasi 2 5 nyaman

episode 5. Terapi

nyeri oksigen
Merintih dan 2 5 6. Monitor TTV
menangis 7. Informasikan
Gelisah 2 5
kepada pasien
Ket : 1. Sangat Berat; 2. Berat;
tentang
3. Sedang; 4. Ringan; 5. Tidak
prosedur yang
ada
dapat
menungkatka
n nyeri dan
tawarkan
strategi
koping yang
ditawarkan
8. Berikan
informasi
tentang nyeri,
seperti
penyebabnyer
i,
9. Ajarkan
penggunaan
teknik
nonfarmakolo
gis (relaksasi,
distraksi,
terapi)
10. Pemberia
n analgetik
11. Laporkan
pada dokter
jika tindakan
tidak berhasil
2 Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya 1. Kaji
hipertensi yang diderita klien keefektifan
 Tingkat kecemasan;
strategi
keparahan dari tanda-tanda
koping
ketakutan, ketegangan, atau
dengan
kegelisahan yang berasal
mengobserva
dari sumber yang tidak dapat
si perilaku
diidentifikasi.
misalnya
kemampuan
Tujuan dan criteria evaluasi
menyatakan
Setelah dilakukan tidakan perasaan dan
keperawatan selama 5 x 24 perhatian,
jam : ansietas teratasi yang keinginan
dibuktikan dengan indikator berpartisipasi
sebagai berikut: dalam
rencana
Indikator Saat Target pengobatan
dikaj
2. Catat laporan
i
Perasaan 2 5 gangguan
gelisah tidur,
Rasa takut 2 5 peningkatan
yang keletihan,
disampaikan kerusakan
secara lisan konsentrasi,
Rasa cemas 2 5
peka
yang
rangsang,
disampaikan
penurunan
secara lisan
Peningkatan 2 5 toleransi sakit
tekanan kepala,
darah ketidakmamp
Pusing 2 5 uan untuk
Penurunan 2 5
menyelesaika
produktivitas
Note : 1. Berat , 2. Cukup berat, n masalah
3. Sedang, 4. Ringan, 5. Tidak
3. Bantu klien
ada
untuk
mengidentifik
asi stressor
spesifik dan
kemungkinan
strategi untuk
mengatasinya

4. Libatkan
pasien dalam
perencanaan
perawatan
dan beri
dorongan
partisipasi
maksimum
dalam
rencana
pengobatan
5. Dorong
pasien untuk
mengevaluasi
prioritas atau
tujuan hidup

6. Kaji tingkat
kecemasan
klien baik
secara verbal
maupun non
verbal

7. Observasi
TTV tiap 4
jam

8. Dengarkan
dan beri
kesempatan
pada klien
untuk
mengungkapk
an perasaanya
Berikan
support
mental pada
klien

9. Anjurkan
pada keluarga
untuk
memberikan
dukungan
pada klien

3 Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya NOC: 1. Kaji tingkat


informasi tentang proses penyakit pengetahuan
 Pengetahuan; tingkat
pasien
pemahaman yang ditujukan terkait
tentang penyakit dengan
Tujuan dan criteria evaluasi proses
penyakit
Setelah dilakukan tindakan
2. Jelaskan
keperawatan selama
patofisiologi
5 x 24 jam : pasien penyakit,
memperlihatkan pengetahuan; bagaimana
tentang penyakitnya dengan hubunganny
indicator sebagai berikut: a dengan
anatomi dan
fisiologi
Indikator Saat Target sesuai
dikaj kebutuhan
i 3. Review
Faktor- 2 5
pengetahuan
faktor
pasien
penyebab
mengenai
Perjalanan 2 5
kondisinyaa
penyakit
Tanda dan 2 5 4. Jelaskan
gejala mengenai
penyakit proses
Pencegahan 2 5
penyakit
penyakit
sesuai
Pilihan 2 5
kebutuhan
pengobatan
5. Berikan
yang
informasi
tersedia
Strategi 2 5 pada pasien
mengatasi mengenai
efek kondisinya
samping sesuai
Sumber 2 5
kebutuhan
informasi
6. Berikan
terpercaya
informasi
terkait
kepada
penyakit
pasien/kelua
Note : pengetahuan 1. Tidak
rga
ada; 2.Terbatas ;
mengenai
3. Sedang; 4. Banyak 5. Sangat perkembang
banyak an pasein
sesuai
kebutuhan
7. Diskusikan
pilihan
terapi/
penanganan
8. Jelaskan
komplikasi
kronik yang
mungkin
ada, sesuai
kebutuhan
9. Intruksikan
kepada
pasien
mengenai
tindakan
untuk
mencegah/
meminimalk
an efek
samping
penanganan
dari
penyakit
sesuai
kebutuhan
10. Edukasi
pasien
mengenai
tanda dan
gejala yang
harus
dilaporkan
kepada
petugas
kesehatan
sesuai
kebutuhan
N. EVALUASI KEPERAWATAN

HARI/TG DX IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


L KEP

Senin, DX I 1. Melakukan pengkajian nyeri secara S : Klien mengatakan masih terasa nyeri kepala
komprehensif meliputi lokasi, seperti ditusuk tusuk, skala nyeri masih 5 ( nyeri
15 Jun 20
karakteristik, awitam durasi frekuensi, sedang)
Jam 10.00 kualitas, intensitas, atau keparahan nyeri
O:
dan factor presipitasinya  Ekspresi wajah masih
2. Mengobservasi isyarat nonverbal  Klien tampak beristirahat
ketidaknyamanan  Klien masih kadang memijit kepalanya
3. Meminta pasien untuk menilai nyeri  Klien dapat menerapkan teknik rileksasi nafas
dengan skala (1-10) dalam
4. Mengatur posisi yang nyaman A : Masalah belum teratasi
5. Memonitor TTV
Indikator Saat Hasil Target
6. Menginformasikan kepada pasien tentang
dikaji
prosedur yang dapat mengurangi nyeri Nyeri yang 2 2 5
dan tawarkan strategi koping yang dilaporkan
ditawarkan Ekspresi nyeri pada 2 2 5
7. Memberikan informasi tentang nyeri, wajah
Ketegangan otot 2 2 5
seperti penyebab nyeri Durasi episode 2 2 5
8. Menjelaskan penggunaan teknik nyeri
nonfarmakologis (relaksasi, distraksi, Merintih dan 2 2 5
terapi komplemanter rebusan daun menangis
P : Intervensi keperawatan di lanjutkan
seledri)
9. Memberikan analgetik sesuai standar
pengobatan
S : Klien mengatakan takut nyeri kepalanya terus
10. Melporkan pada dokter jika tindakan tidak
dirasakan dantidak hilang hilang
berhasil
DX II Klien mengatakan takut stroke
1. Mengkaji keefektifan strategi
O:
koping dengan mengobservasi perilaku
misalnya kemampuan menyatakan  Masalah kronis ditemukan nyeri/pegal pada
perasaan dan perhatian, keinginan tengkuk bernilai 2
berpartisipasi dalam rencana pengobatan  Ekspresi wajah tampak cemas
 Orientasi bingung
2. Mencatat laporan gangguan  Tensi : 170/100 mmHg
tidur, peningkatan keletihan, kerusakan  Klien tampak tirah baring (tiduran)
konsentrasi, peka rangsang, penurunan A : Masalah belum teratasi
toleransi sakit kepala, ketidakmampuan
untuk menyelesaikan masalah Indikator Saat Hasil Target
dikaj
3. Membantu klien untuk i
mengidentifikasi stressor spesifik dan Perasaan gelisah 2 2 5
Rasa takut yang 2 2 5
kemungkinan strategi untuk mengatasinya
disampaikan secara

4. Melibatkan pasien dalam lisan


Rasa cemas yang 2 2 5
perencanaan perawatan dan beri dorongan
disampaikan secara
lisan
partisipasi maksimum dalam rencana Peningkatan tekanan 2 2 5
pengobatan darah
Pusing 2 2 5
Penurunan 2 2 5
5. Mendorong pasien untuk
produktivitas
mengevaluasi prioritas atau tujuan hidup
P : Intervensi keperawatan di lanjutkan

6. Mengkaji tingkat kecemasan S:


klien baik secara verbal maupun non
 Klien mengatakan suka mengkonsumsi obat-
verbal
obatan warung jika ada keluhan seperti
7. Mengobservasi TTV perhari Paramex jika pusing
DX III
 Klien mengatakan tahu sedikit tentang darah
8. Mendengarkan dan beri
tinggi
kesempatan pada klien untuk
O:
mengungkapkan perasaanya, memberikan
support mental pada klien  klien masih tampak merokok
 rokok sehari 3 batang
9. Menganjurkan pada keluarga A : Masalah belum teratasi
untuk memberikan dukungan pada klien
Indikator Saat Hasi Target
1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dikaji l
terkait dengan proses penyakit
2. Menjelaskan patofisiologi penyakit, Faktor-faktor 2 2 5

bagaimana hubungannya dengan anatomi penyebab


Perjalanan penyakit 2 2 5
dan fisiologi sesuai kebutuhan Tanda dan gejala 2 2 5
3. Mereview pengetahuan pasien mengenai penyakit
kondisinyaa Pencegahan penyakit 2 2 5
Pilihan pengobatan 2 2 5
4. Menjelaskan mengenai proses penyakit
yang tersedia
sesuai kebutuhan Strategi mengatasi 2 2 5
5. Memberikan informasi pada pasien efek samping
mengenai kondisinya sesuai kebutuhan Sumber informasi 2 2 5

6. Memberikan informasi kepada terpercaya terkait

pasien/keluarga mengenai perkembangan penyakit


P : Intervensi keperawatan di lanjutkan
pasein sesuai kebutuhan
7. Mendiskusikan pilihan terapi/
penanganan
S:
8. Menjelaskan komplikasi kronik yang
mungkin ada, sesuai kebutuhan  Klien mengatakan nyeri sudah berkurang, skala
9. Mengisntruksikan kepada pasien nyeri 4 (0-10), begitupun nyeri punduk
mengenai tindakan untuk mencegah/ berkurang.
meminimalkan efek samping penanganan
O:
dari penyakit sesuai kebutuhan
10. Mengedukasikan pasien mengenai tanda  Ekspresi wajah klien masih meringis
dan gejala yang harus dilaporkan kepada  Klien kadang masih tampak memijit mijit
Selasa, DX I
petugas kesehatan sesuai kebutuhan kepalanya sendiriKlien dapat
16 Jun 20 mendemonstarsikan teknik rileksasi nafas dalam
 Klien paham tentang cara membuat rebusan
Jam 10.00
daun seledri
A : Masalah belum teratasi

1. Melakukan pengkajian nyeri secara Indikator Saat Hasil Target


komprehensif dikaji
2. Mengobservasi isyarat nonverbal Nyeri yang 2 3 5
ketidaknyamanan dilaporkan
Ekspresi nyeri pada 2 3 5
3. Meminta pasien untuk menilai nyeri
wajah
dengan skala (1-10) Ketegangan otot 2 3 5
4. Mengatur posisi yang nyaman Durasi episode 2 3 5
5. Memonitor TTV per hari nyeri
Merintih dan 2 3 5
6. Menginformasikan kepada pasien tentang
menangis
prosedur yang dapat mengurangi nyeri P : Intervensi keperawatan di lanjutkan
dan tawarkan strategi koping yang
ditawarkan S : Klien mengatakan sudah dapat istirahat, dan

7. Melatih teknik rileksasi nafas dalam yang sudah merasa lebih tenang

efektif O:
8. Melakukan penyuluhan tentang cara
pembuatan terapi rebusan daun seledri  Klien tampak lebih tenang

9. Menganjurkan klien untuk minum rebusan  Klien mampu melakukan aktivitas rutin di
daun seledri 2x perhari rumah
 Tensi 150/90 mmHg
A : Masalah belum teratasi

Indikator Saat Hasil Target


DX II dikaj
i
Perasaan gelisah 2 3 5
Rasa takut yang 2 3 5
disampaikan secara
lisan
Rasa cemas yang 2 3 5
1. Mengkaji keefektifan strategi koping disampaikan secara
dengan mengobservasi perilaku lisan
Peningkatan tekanan 2 3 5
2. Mencatat laporan gangguan tidur, darah
Pusing 2 3 5
peningkatan keletihan, kerusakan Penurunan 2 3 5
konsentrasi, peka rangsang, penurunan produktivitas
toleransi sakit kepala, ketidakmampuan
P : Intervensi keperawatan di lanjutkan
untuk menyelesaikan masalah
S : Klien mengatakan sudah mengerti yang bisa
3. Membantu klien untuk mengidentifikasi menyebabkan darah tinggi ,klien mengatakan hari
stressor spesifik dan kemungkinan ini tidak merokok saat sahur
strategi untuk mengatasinya
O:
4. Melibatkan pasien dalam perencanaan
 Klien tampak masih merokok
perawatan dan beri dorongan partisipasi
 Klien mampu menerapkan terapi
maksimum dalam rencana pengobatan
komplementeryang disarankan
5. Mendorong pasien untuk mengevaluasi  Tensi 150/90 mmHg
prioritas atau tujuan hidup  Klien diet rendah garam
A : Masalah belum teratasi
6. Mengkaji tingkat kecemasan klien baik
Indikator Saat Hasi Target
secara verbal maupun non verbal
dikaji l
7. Mengobservasi TTV perhari
DX III Faktor-faktor 2 3 5
8. Mendengarkan dan beri kesempatan pada penyebab
klien untuk mengungkapkan perasaanya, Perjalanan penyakit 2 3 5
Tanda dan gejala 2 3 5
memberikan support mental pada klien
penyakit
Pencegahan penyakit 2 3 5
9. Menganjurkan pada keluarga untuk Pilihan pengobatan 2 3 5
memberikan dukungan pada klien yang tersedia
Strategi mengatasi 2 3 5
efek samping
Sumber informasi 2 3 5
terpercaya terkait
1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien penyakit
P : Intervensi keperawatan di lanjutkan
terkait dengan proses penyakit
2. Menjelaskan patofisiologi penyakit,
bagaimana hubungannya dengan anatomi
S : Klien mengatakan nyeri kepala sudah tidak
dan fisiologi sesuai kebutuhan
sering dirasakan, skala nyeri 3 (0-10)
3. Mereview pengetahuan pasien mengenai
kondisinyaa O:
4. Menjelaskan mengenai proses penyakit
 Klien tampak tidak meringis
sesuai kebutuhan
 Klien tidak memijit mijit kepala
5. Memberikan informasi pada pasien
mengenai kondisinya sesuai kebutuhan
 Klien teraba kekakuan pada otot tengkuk
A : Masalah belum teratasi
6. Memberikan informasi kepada
pasien/keluarga mengenai perkembangan Indikator Saat Hasil Target
pasein sesuai kebutuhan dikaji
7. Mendiskusikan terapi rebusan daun Nyeri yang 3 4 5
seledri dilaporkan
Ekspresi nyeri pada 3 4 5
8. Menjelaskan komplikasi kronik yang
wajah
mungkin ada, sesuai kebutuhan Ketegangan otot 3 4 5
9. Mengisntruksikan kepada pasien Durasi episode 3 4 5
mengenai tindakan untuk mencegah/ nyeri
Merintih dan 3 4 5
Rabu, DX I meminimalkan efek samping penanganan
menangis
dari penyakit sesuai kebutuhan
17 Jun 20 P : Intervensi keperawatan di lanjutkan
10. Mengedukasikan pasien mengenai tanda
Jam 10.00 dan gejala yang harus dilaporkan kepada
petugas kesehatan sesuai kebutuhan

S : Klien mengatakan ingin segera sehat betul, dan


1. Melakukan pengkajian nyeri secara terhindar dari darah tinggi
komprehensif meliputi lokasi,
O:
karakteristik, awitam durasi frekuensi,
kualitas, intensitas, atau keparahan nyeri  Klien dapat menjelaskan ulang tentang
dan factor presipitasinya penyebab darah tinggi
2. Mengobservasi isyarat nonverbal  Klien tampak lebih tenang
ketidaknyamanan  Tensi 140/90 mmHg
3. Meminta pasien untuk menilai nyeri A : Masalah belum teratasi
dengan skala (1-10)
Indikator Saat Hasil Target
4. Mengatur posisi yang nyaman
dikaj
5. Memonitor TT
i
6. Menginformasikan kepada pasien tentang Perasaan gelisah 3 4 5
prosedur yang dapat mengurangi nyeri Rasa takut yang 3 4 5
dan tawarkan strategi koping yang disampaikan secara
ditawarkan lisan
Rasa cemas yang 3 4 5
7. Memberikan informasi tentang nyeri,
disampaikan secara
seperti penyebab nyeri
lisan
8. Menjelaskan penggunaan teknik Peningkatan tekanan 3 4 5
DX II nonfarmakologis (relaksasi, distraksi, darah
terapi komplemanter rebusan daun Pusing 3 4 5
seledri) Penurunan 3 4 5
9. Memberikan analgetik sesuai standar produktivitas
pengobatan P : Intervensi keperawatan di lanjutkan

10. Melporkan pada dokter jika tindakan tidak


berhasil
S : Klien mengatakan sudah tidak mau nerokok
lagi, dan mengatakan masih mengkonsumsi
1. Mengkaji keefektifan strategi koping rebusan daun seledri sesuai anjuran.
2. Mencatat laporan gangguan tidur,
O:
peningkatan keletihan, kerusakan
konsentrasi, peka rangsang, penurunan  Klien mampu memilih terapi yang tepat
toleransi sakit kepala, ketidakmampuan  Keluarga menyiapkan menu rendah garam
untuk menyelesaikan masalah  Klien dapat menjelaskan ulang penkes yg di
3. Membantu klien untuk mengidentifikasi berikan
stressor spesifik dan kemungkinan strategi A : Masalah belum teratasi
untuk mengatasinya
Indikator Saat Hasi Target
4. Melibatkan pasien dalam perencanaan
dikaji l
perawatan dan beri dorongan partisipasi
maksimum dalam rencana pengobatan
5. Mendorong pasien untuk mengevaluasi Faktor-faktor 3 4 5
penyebab
prioritas atau tujuan hidup
Perjalanan penyakit 3 4 5
6. Mengkaji tingkat kecemasan klien baik Tanda dan gejala 3 4 5
secara verbal maupun non verbal penyakit
Pencegahan penyakit 3 4 5
7. Mengobservasi TTV perhari
Pilihan pengobatan 3 4 5
8. Mendengarkan dan beri kesempatan pada
yang tersedia
klien untuk mengungkapkan perasaanya, Strategi mengatasi 3 4 5
DX III
memberikan support mental pada klien efek samping
Sumber informasi 3 4 5
9. Menganjurkan pada keluarga untuk
terpercaya terkait
memberikan dukungan pada klien
penyakit
P : Intervensi keperawatan di lanjutkan

S : Klien mengatakan kepala sudah tidak nyeri


1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien skala 2 (0-10)
terkait dengan proses penyakit
O:
2. Menjelaskan patofisiologi penyakit,
bagaimana hubungannya dengan anatomi  Klien tampak tidak meringis
dan fisiologi sesuai kebutuhan  Ekspresi wajah lebih tenang
3. Mereview pengetahuan pasien mengenai  Mampu melakukan teknik rileksasi
A : Masalah belum teratasi
kondisinyaa
4. Menjelaskan mengenai proses penyakit Indikator Saat Hasil Target
sesuai kebutuhan dikaji
Nyeri yang 4 5 5
5. Memberikan informasi pada pasien
dilaporkan
mengenai kondisinya sesuai kebutuhan Ekspresi nyeri pada 4 5 5
6. Memberikan informasi kepada wajah
pasien/keluarga mengenai perkembangan Ketegangan otot 4 5 5
Durasi episode 4 5 5
pasein sesuai kebutuhan
nyeri
7. Mendiskusikan pilihan terapi/ Merintih dan 4 5 5
penanganan menangis
8. Menjelaskan komplikasi kronik yang P : Intervensi keperawatan di lanjutkan
mungkin ada, sesuai kebutuhan
9. Mengisntruksikan kepada pasien
mengenai tindakan untuk mencegah/
meminimalkan efek samping penanganan
dari penyakit sesuai kebutuhan
Kamis , DX I
10. Mengedukasikan pasien mengenai tanda

18 Jun 20 dan gejala yang harus dilaporkan kepada


S : Klien mengatakan kepalanya sudah tidak terasa
petugas kesehatan sesuai kebutuhan
nyeri, dan tubuh terasa lebih ringan dan segar
Jam 10.00 O:

 Klien tampak lebih tenang


 Tensi 130/90 mmHg
1. Melakukan
 Klien tampak melakukan aktivitas
pengkajian nyeri secara komprehensif
A : Masalah teratasi
meliputi lokasi, karakteristik, awitam
durasi frekuensi, kualitas, intensitas, atau Indikator Saat Hasil Target
keparahan nyeri dan factor presipitasinya dikaj
2. Mengobservasi i
isyarat nonverbal ketidaknyamanan Perasaan gelisah 4 5 5
Rasa takut yang 4 5 5
3. Meminta
disampaikan secara
pasien untuk menilai nyeri dengan skala
lisan
(1-10) Rasa cemas yang 4 5 5
4. Mengatur disampaikan secara
posisi yang nyaman lisan
5. Memonitor TT Peningkatan tekanan 4 5 5

6. Menginformasi darah
Pusing 4 5 5
kan kepada pasien tentang prosedur yang Penurunan 4 5 5
dapat mengurangi nyeri dan tawarkan produktivitas
strategi koping yang ditawarkan
P : Intervensi makeperawatan dihentikan

7. Memberikan
informasi tentang nyeri, seperti penyebab
nyeri
8. Menjelaskan
DX II penggunaan teknik nonfarmakologis
(relaksasi, distraksi, terapi komplemanter S : Klien mengatakan sudah lebih paham tentang
rebusan daun seledri) penyakit hipertensi
9. Memberikan
analgetik sesuai standar pengobatan O:

10. Melporkan  Klien mampu menjelaskan faktor-faktor


pada dokter jika tindakan tidak berhasil penyebab penyakit
 Klien dapat menjelaskan perjalanan penyakit
 Klien dapat menjelaskan tanda dan gejala
 Klien dan keluarga mampu menjelaskan
1. Mengka pencegahan penyakit dan penanganannya
ji keefektifan strategi koping dengan A : Masalah teratasi
Indikator Saat Hasi Target
dikaji l
mengobservasi perilaku misalnya Faktor-faktor 4 5 5
kemampuan menyatakan perasaan dan penyebab
Perjalanan penyakit 4 5 5
perhatian, keinginan berpartisipasi dalam Tanda dan gejala 4 5 5
rencana pengobatan penyakit
2. Mencat Pencegahan penyakit 4 5 5
Pilihan pengobatan 4 5 5
at laporan gangguan tidur, peningkatan
yang tersedia
keletihan, kerusakan konsentrasi, peka Strategi mengatasi 4 5 5
rangsang, penurunan toleransi sakit efek samping
kepala, ketidakmampuan untuk Sumber informasi 4 5 5
menyelesaikan masalah terpercaya terkait
3. Memba penyakit
P : Intervensi keperawatan dihentikan
ntu klien untuk mengidentifikasi stressor
spesifik dan kemungkinan strategi untuk
mengatasinya
4. Melibat
kan pasien dalam perencanaan perawatan

DX III dan beri dorongan partisipasi maksimum


dalam rencana pengobatan
5. Mendor
ong pasien untuk mengevaluasi prioritas
atau tujuan hidup
6. Mengka
ji tingkat kecemasan klien baik secara
verbal maupun non verbal
7. Mengob
servasi TTV perhari
8. Menden
garkan dan beri kesempatan pada klien
untuk mengungkapkan perasaanya,
memberikan support mental pada klien
9. Mengan
jurkan pada keluarga untuk memberikan
dukungan pada klien

1. M
engkaji tingkat pengetahuan pasien terkait
dengan proses penyakit
2. M
enjelaskan patofisiologi penyakit,
bagaimana hubungannya dengan anatomi
dan fisiologi sesuai kebutuhan
3. M
ereview pengetahuan pasien mengenai
kondisinyaa
4. M
enjelaskan mengenai proses penyakit
sesuai kebutuhan
5. M
emberikan informasi pada pasien
mengenai kondisinya sesuai kebutuhan
6. M
emberikan informasi kepada
pasien/keluarga mengenai perkembangan
pasein sesuai kebutuhan
7. M
endiskusikan pilihan terapi/ penanganan
sesuai saran.
8. M
engingatkan kembali komplikasi kronik
yang mungkin ada, sesuai kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA

Delta Agustin. 2015. Pemberian Massage


PunggungTerhadapKualitasTidurPadaAsuhanKeperawatanNy.Ude
ngan Stroke Non Haemorogik di RuangAnggrek II RSUD dr.
Muwardi Surakarta. Surakarta :KaryaTulisStikesKusumaHusada.
Depkes. 2009. PedomanNasionalPenanggulanganHipertensi. Jakarta.
DinasKesehatanSleman. 2013. KesehatanUsiaLanjut.
http://dinkes.slemankab. go.id/kesehatan-usia-lanjut.
Dikutippadatanggal 27 April 2016.
Herbert Benson, dkk. 2012. MenurunkanTekananDarah. Jakarta: Gramedia.
Huda Nurarif&Kusuma H,.2015.
AplikasiAsuhanKeperawatanBerdasarkanDiagnosaMedis& NANDA
NIC-NOC.EdisiRevisiJilid 2. Jogja: Medi Action.
Kaplan N, M. 2010.Primary Hypertension: Patogenesis, Kaplan Clinical
Hypertension. 10th Edition: Lippincot Williams & Wilkins, USA.

Herdman,  Heather.  2010.  Diagnosis  Keperawatan:  Definisi  dan  Klasifikasi  2009
-2011.Jakarta : EGC

Hidayat.  2009.  Konsep  Personal  Hygiene  diakses  dalam  http://hidayat2.wordpres
s.comdiaksestanggal 18 Juli 2013

PPNP-SIK STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. 2012. Buku Evaluasi Mahasiswa 

KeperawatanGerontik. Yogyakarta: STIKES ‘Aisyiyah

Wilkinson, Judith M. 2007,BukuSaku Diagnosis KeperawatandenganIntervensi NIC


danKriteriaHasil NOC, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai