Anda di halaman 1dari 30

A.

DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu bayi baru lahir yang berat
badannya 2500 gram atau lebih rendah. Dalam definisi ini tidak termasuk
bayi bayi dengan berat badan kuran dari 1000 gram. (Nugroho Iman
Santosa, 1989)
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada
saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah ( WHO, 1961 ).
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya pada
saat kelahiran kurang dari 2500 gr sampai dengan 2499 gr.
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayiberat lahir
rendah dibedakan dalam (Abdul Bari Saifuddin, 2001)
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir1.500 g -2.500 g.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari
1.500 g.
3. Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), berat lahir kurang
dari 1.000 g.
WHO (1979) membagi umur kehamilan dalam 3 (tiga) kelompok:
1. Preterm
2. Term

: kurang dari 37 minggu lengkap.


: mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu

lengkap.
3. Post Term

: 42 minggu lengkap atau lebih.

Ada dua macam klasifikasi BBLR yaitu :


1. Prematuritas murni / Bayi yang kurang bulan ( KB / SMK ): bayi yang
dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan
sesuai.
2. Dismaturitas: Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya
untuk masa gestasi itu, bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra
uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya tersebut
(KMK).
Penggolongan derajat prematuritas bayi:
1. Bayi yang sangat prematur (extremly prematur)
a. 24 30 mg gestasi.
b. Masa gestasi 24-27 mg masih sukar hidup terutama dinegara yang
blm maju.

c. Masa gestasi 28-30 mg mgk dapat hidup dengan perawatan intensif


yang memerlukan alat-alat canggih untuk mencapai hasil yang
optimum
d. BB 500-1400 gram
e. 0,8% seluruh kelahiran hidup
f. Hampir seluruh kematian neonatal dan defisit neurologis tidak
disebabkan oleh defek atau trauma lahir
g. Penampilan: kecil, tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis.
2. Bayi dengan derajat prematur sedang (moderatly prematur)
a. Gestasi 31-36 mg
b. Kesanggupan hidup jauh lebih baik dari yang pertama
c. Gejala sisa yang dihadapi kemudian hari ringan bila pengelolaan
bayi intensif
d. BB >1500 gram 2500 gram
e. Penampilan: kulit tipis, lipatan pada kaki lebih sedikit, banyak
f.
g.
h.
i.

rambut halus, genetalia kurang berkemban.


Masa gestasi 37 mg
Mempunyai sifat prematur dan matur
Biasanya berat seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur
Kadang timbul problem yang dialami seperti bayi prematur seperti

sindroma gawat napas, hiperbilirubinemia, refleks isap lemah


j. Perlu penanganan lebih seksama
k. Borderline prematur
3. Prosentase Kematian
a. Gestasi kurang dari 24 mg : umumnya meninggal
b. Gestasi 27-28 minggu: survive 50%
c. Gestasi 29 minggu: survive 80%
d. Gestasi 30 minggu: survive 85%
B. ETIOLOGI
Bayi berat lahir rendah mungkin prematur ( kurang bulan ) mungkin juga
cukup bulan ( dismatur ).
1. Prematur Murni
Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamillan
atau disebut juga neonatus preterm / BBLR.
Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan prematur atau
BBLR adalah:
a. Faktor Ibu
1) Riwayat kelahiran prematur sebelumnya

2)
3)
4)
5)

Gizi saat hamil kurang


Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh

darah (perokok).
6) Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion.
7) Faktor pekerja terlalu berat
8) Primigravida
9) Ibu muda (<20 tahun)
b. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum,
komplikasi hamil seprti preeklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini
c. Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda.,
anomali kongenital
d. Faktor kebiasaan : Pekerjaan yang melelahkan, merokok
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm


Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus.
Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar.
Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana.
Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu.
Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama

pada dahi dan pelipis dahi dan lengan.


9) Lemak subkutan kurang.
10) Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum
tertutup oleh labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
11) Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya
tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan
pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu tindakan
prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi
persalinan dengan prematuritas (BBLR)
2. Dismatur
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan

pertumbuhan

dalam

kandungan

Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu:


a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan bulan
sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dada lingkaran kepala
dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih
dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan
adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum
terbentuknya adipose tissue.
b. Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu
sampai beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang
dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa
gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda tanda sedikitnya jaringan
lemak di bawah kulit , kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi
kelihatan kurus dan lebih panjang.
Faktor Faktor yang mempengaruhi BBLR pada Dismatur adalah:
1. Faktor ibu
Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita penyakit
diabetes militus yang berat, toksemia, hipoksia ibu, (tinggal didaerah
pegunungan , hemoglobinopati, penyakit paru kronik ) gizi buruk,
Drug abbuse, peminum alkohol
2. Faktor utery dan plasenta
Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi tali pusat yang
tidak normal, uterus bicornis, infak plasenta, tranfusi dari kembar
yang satu kekembar yang lain, sebagian plasenta lepas.
3. Faktor janin
Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan,

(toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez,

sifillis).
4. Penyebab lain :Keadaan sosial ekonomi yang rendah

C. TANDA DAN GEJALA


Secara umum gambaran klinis pada bayi berat badan lahir rendah
sebagai berikut:
Berat badan lahir 2500 gram, panjang badan

1.

45 Cm, lingkar dada 30 Cm, lingkar kepala 33 Cm.


2.

Masa gestasi 37 minggu (Merenstein, 2002).

3.

Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas


atau lamanya gestasi; kepala relatif lebih besar dari badan, kulit tipis,
transparan, banyak lanugo, lemak sub kutan sedikit, osifikasi tengkorak
sedikit, ubun-ubun dan sutu lebar, genetalia immatur, otot masih
hipotonik sehingga tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi, dan
kepala menghadap satu jurusan.

4.

Lebih banyak tidur dari pada bangun, tangis


lemah, pernafasan belum teratur dan sering terjadi apnea, refleks
menghisap, menelan, dan batuk belum sempurna (Wong, 2004).

D. PATOFISIOLOGI
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada
masa

kehamilan

dan

persalinan.

Proses

kelahiran

sendiri

selalu

menimbulkankan asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia


transien), proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor
pusat pernafasan agar lerjadi Primary gasping yang kemudian akan
berlanjut dengan pernafasan.
Bila terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama
kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini
akan mempengaruhi fugsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan
menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat
reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang
terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (Primany apnea) disertai dengan
penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha

bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur. Pada


penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi
selanjutnya berada dalam periode apnu kedua (Secondary apnea). Pada
tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah.
Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula G3 metabolisme
dan pemeriksaan keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat
pertama dan pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidoris
respiratorik, bila G3 berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi metabolisme
anaerobik yang berupa glikolisis glikogen tubuh , sehingga glikogen tubuh
terutama pada jantung dan hati akan berkuang.asam organik terjadi akibat
metabolisme ini akan menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada
tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan
oleh beberapa keadaan diantaranya hilangnya sumber glikogen dalam
jantung akan mempengaruhi fungsi jantung terjadinya asidosis metabolik
akan mengakibatkan menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung sehinga
menimbulkan kelemahan jantung dan pengisian udara alveolus yang kurang
adekuat akan menyebabkan akan tingginya resistensinya pembuluh darah
paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan kesistem tubuh lain akan
mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler yang terjadi
dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak. Kerusakan sel otak yang
terjadi menimbulkan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi
selanjutnya.

E. PATHWAY

Etiologi

Faktor Janin

Faktor Ibu
Faktor Plasenta

Ikterus

Pk Hipoglikemia
Hipotermia

BBLR

Jaringan lemak
Fungsi organ-organ
Prematuritas
Mata
Kulit
Usus
Otak
Paru
Ginjal
subkutan lebih
belum baik
Permukaan tubuh
tipis
relatif lebih luas
Peristaltik
Penurunan
Halus mudah lecet
Dinding lambung
lunakblm sempurna
lensa
mata sekunder efek CO2
Pertumbuhan ddng dada blm
sempurna
Imaturitas
sentrum2
vital
daya
tahan Imaturitas
paru imatur Imaturitas ginjal
Penguapan Pemaparan Vesikel
Kehilangan
Kekurangann
berlebih
panas
dgn suhu
cadangan
Risiko infeksi pioderma
melalui kulit
luar
energi
Risiko
Regulasi
pernafasan
lambung belum sempurna infeksi
Mudah
KehilanganPengosongan
cairan kambuh
Retrolentral fibroplasma
Sekunder terapi
Hati

Ikterus
Dehidrasi

Kehilangan
panas

Malnutrisi
Pernafasan periodik
Insufisiensi pernafasan

Retinopati

Sepsis

Refleks menelan blm sempurna


Pernafasan biot

Penyakit membran hialin


RisikoPola
tinggi
gangguan
pemenuhan nutrisi kurang da
nafas
tak efektif

Konjugasi
bilirubin blm
sempurna

hiperbilirubin

Hiperbilirubin

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1

Radiologi
a.

Foto thoraks/baby gram pada bayi baru


lahir dengan usia kehamilan kurang bulan, dapat dimulai pada umur
8 jam. Gambaran foto thoraks pada bayi dengan penyakit membran
hyalin

karena

kekurangan

surfaktan

berupa

terdapatnya

retikulogranular pada parenkim dan bronkogram udara. Pada kondisi


berat hanya tampak gambaran white lung (Masjoer, dkk, 2000).
b.

USG kepala terutama pada bayi dengan


usia kehamilan 35 minggu dimulai pada umur 2 hari untuk
mengetahui adanya hidrosefalus atau perdarahan intrakranial dengan
memvisualisasi ventrikel dan struktur otak garis tengah dengan
fontanel anterior yang terbuka (Merenstein, 2002).
2

Laboratorium
a.

Darah Rutin
1)

Hematokrit (HCT)
a) Bayi usia 1 hari 48-69%
b) Bayi usia 2 hari 48-75%
c) Bayi usia 3 hari 44-72%.

2)

Hemoglobin (Hb) untuk bayi


usia 1-3 hari 14,5-22,5 g/dl.

3)

Hb A > 95% dari total atau


0,95 fraksi Hb.

4)

Hb F
a) Bayi usia 1 hari 63-92%
b) Bayi usia 5 hari 65-88%
c) Bayi usia 3 minggu 55-85%
d) Usia 6-9 minggu 31-75%.

5)

Jumlah leukosit
a)

Bayi baru lahir 9,030,0 x 103 sel/mm3 ( L)

b)

Bayi usia 1 hari/24


jam 9,4-43,0 x 103 sel/mm3 ( L)

c)

Usia 1 bulan 5,0-19,5


x 103 sel/mm3 ( L).

b.

Bilirubin
1)

Total
(serum)

a)

Tali pusat < 2,0 mg/dl

b)

0-1 hari 8,0 mg/dl

c)

1-2 hari 12,0 mg/dl

d)

2-5 hari 16,0 mg/dl

e)

Kemudian 2,0 mg/dl.

2)

Direk
(terkonjugasi) 0,0-0,2 mg/dl

3)

Glukosa (8
12 jam post natal), disebut hipoglikemi bila konsentrasi
glukosa plasma < 50 mg/dl.

4)

Serum

a) Tali pusat 45-96 mg/dl


b) Bayi baru lahir (usia 1 hari) 40-60 mg/dl
c) Bayi usia > 1 hari 50-90 mg/dl.
c.

Analisa gas darah


1)

Tekanan parsial CO2 (PCO2) bayi baru lahir 27-40


mmHg

2)

Tekanan parsial O2 (PO2)


a) Lahir 8-24 mmHg
b) 5-10 menit 33-75 mmHg
c) 30 menit 31-85 mmHg
d) > 1 jam 55-80 mmHg
e) 1 hari 54-95 mmHg
f) Kemudian (menurun sesuai usia) 83-108 mmHg.

3)

Saturasi oksigen (SaO2)


a) Bayi baru lahir 85-90%

b) Kemudian 95-99%.
4)

pH bayi prematur (48 jam) 7,35-7,50.

d.

Elektrolit darah (k/p)


1)

Natrium
a) Serum atau plasma
(1) Bayi baru lahir 136-146 mEq/L
(2) Bayi 139-146 mEq/L.
b) Urine 24 jam 40-220 mEq/L.

2)

Kalium
a) Serum bayi baru lahir 3,0-6,0 mEq/L
b) Plasma (heparin) 3,4-4,5 mEq/L
c) Urine 24 jam 2,5-125 mEq/L (bervariasi sesuai diit).

3)

Klorida
a) Serum/plasma
(1) Tali pusat 96-104 mEq/L
(2) Bayi baru lahir 97-110 mEq/L.

e.

Tes kocok/shake test


Sebaiknya dilakukan pada bayi yang berusia < 1 jam dengan
mengambil cairan amnion yang tertelan di lambung dan bayi
belum diberikan makanan. Cairan amnion 0,5 cc ditambah garam
faal 0,5 c, kemudian ditambah 1 cc alkohol 95% dicampur dalam
tabung kemudian dikocok 15 detik, setelah itu didiamkan 15
menit dengan tabung tetap berdiri.
Interpretasi hasil:
1). (+)

Bila

membentuk

terdapat

gelembung-gelembung

yang

cincin artinya surfaktan terdapat dalam paru

dengan jumlah cukup.


2). (-)

: Bila tidak ada gelembung atau gelembung

sebanyak permukaan artinya paru-paru belum matang/tidak


ada surfaktan.
3). Ragu

: Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin.

Jika hasil menunjukkan ragu maka tes harus diulang.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin
besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan
sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam
incubator
2. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan,
asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50o C s/d 37,0o C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana
suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang
minimal.
Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka,
juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu
perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram,
dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram.
Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang cukup
hangat dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam
inkubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan
untuk bayi dengan BB 2 2,5 kg adalah 34C. Bila tidak ada inkubator,
pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan
botol-botol hangat yang telah dibungkus dengan handuk atau lampu
petromak di dekat tidur bayi. Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan
popok untuk memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum, warna
kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit dapat
dikenali sedini mungkin.
3. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator.
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan

baju. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih


dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat
1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam
keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi
dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan
lebih mudah.
4. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi
preterm BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi
O2 yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box,
konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan
kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
5. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi
yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki
ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus
menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat
bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan
tidak boleh masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.
Bayi prematur mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan karena
daya tubuh bayi terhadap infeksi kurang antibodi relatif belum terbentuk
dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik.
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut:
a. Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir
selama 2 menit sebelum masuk ke ruang rawat bayi.
b. Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah
memegang seorang bayi.
c. Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang
berhubungan dengan bayi.
d. Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan.
e. Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang rawat
bayi.
6. Pemberian makanan

Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu


mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan
pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada
bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah
secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan
bayi preterm.
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit
demi sedikit. Secara perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian makanan
dini berupa glukosa, ASI atau PASI atau mengurangi resiko
hipoglikemia, dehidrasi atau hiperbilirubinia. Bayi yang daya isapnya
baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut. Umumnya
bayi dengan berat kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama
dengan pipa lambung karena belum adanya koordinasi antara gerakan
menghisap dengan menelan.
Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan glukosa 5
% yang steril untuk bayi dengan berat kurang dari 1000 gram, 2 4 ml
untuk bayi dengan berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi
dengan berat lebih dari 1500 Gr.
Apabila dengan pemberian makanan pertama bayi tidak mengalami
kesukaran, pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu 12-48
jam.
H. PENGKAJIAN
a.

Anamnesa riwayat kehamilan


Usia kehamilan < 37 minggu, ANC, riwayat hamil resiko tinggi.

b.

Anamnesa riwayat persalinan


Melahirkan BBLR/gemeli sebelumnya, cara melahirkan, lama nifas,
komplikasi nifas.

c.

Anamnesa riwayat keluarga


Riwayat kelahiran dengan BBLR/gemeli, ststua sosial-ekonomi.

d.

Tanda-tanda vital.

e.

Pengkajian fisik.
1) Pengkajian umum
a) Berat badan lahir 2500 gram, panjang badan 45 Cm,
lingkar dada 30 Cm, lingkar kepala 33 Cm.
b) Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau
lamanya gestasi; kepala relatif lebih besar dari badan.
2) Pernafasan
a) Pernafasan belum teratur dan sering terjadi apnea.
b) Refleks batuk belum sempurna.
c) Tangisan lemah.
3) Kardiovaskuler
a) Pengisian kapiler (< 2 sampai 3 detik), perfusi perifer.
b) Bayi dapat tampak pucat/sianosis.
c) Dapat ditemui adanya bising jantung atau murmur pada bayi
dengan kelainan jantung/penyakit jantung bawaan.
4) Gastrointestinal
a) Refleks menghisap dan menelan belum sempurna sehingga
masih lemah.
b) Gambaran belum maturnya fungsi hepar berupa ikterik dan
fungsi pankreas berupa hipoglikemia.
c) Gambarkan jumlah, warna, konsistensi dan bau dari adanya
muntah.
5) Genitourinaria
a) Genetalia immatur.
6) Neurologis-Muskoloskeletal
a) Otot masih hipotonik sehingga tungkai abduksi, sendi lutut dan
kaki fleksi, dan kepala menghadap satu jurusan.
b) Lebih banyak tidur daripada bangun.
c) Refleks menghisap, menelan, dan batuk belum sempurna
(lemah).
d) Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar.

7) Suhu
a) Pusat pengaturan suhu tubuh (hipothalamus) belum matur
dimanifestasikan dengan adanya hipotermi atau hipertermi.
8) Kulit
a) Kulit tipis, transparan, banyak lanugo, lemak sub kutan sedikit.
b) Tekstur dan turgor kulit; kering dan pecah terkelupas, turgor
kulit dalam rentang baik s/d jelek.
I. DIAGNOSA
a.

Pola nafas tidak efektif berhubungan


dengan imaturitas paru dan neuromuskular, penurunan energi dan
keletihan

b.

Hipotermia berhubungan dengan paparan


lingkungan dingin

c.

Resiko

infeksi

berhubungan

dengan

ketidakadekuatan system kekebalan tubuh


d.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan b.d ketidakmampuan ingest/digest/absorb

e.

Pk hipoglikemi

J. PERENCANAAN

No
1 a.
Pola

Diagnosa keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

NOC :
nafas

tidak

efektif

b/d
v Respiratory status :
imaturitas imaturitas paru
Ventilation

dan
neuromuskular,
v Respiratory status : Airway
penurunan
energi
dan
patency
keletihan
v Vital sign Status

Intervensi

NIC :
Airway Management
Buka

jalan

nafas,

guanakan teknik chin lift


atau jaw thrust bila perlu
Posisikan

pasien

untuk

Kriteria Hasil :
Definisi : Pertukaran udara v Mendemonstrasikan

efektif dan suara nafas yang

tidak adekuat

bersih, tidak ada sianosis

perlunya

dan

alat jalan nafas buatan

Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi

Penurunan pertukaran
udara per menit

Menggunakan otot
pernafasan tambahan

dyspneu

(mampu

mengeluarkan
mampu

sputum,

bernafas dengan

mudah, tidak ada pursed


lips)

yang
merasa

Dyspnea

ada suara nafas abnormal)

Orthopnea

Perubahan penyimpangan

Nafas pendek

Assumption of 3-point

v Tanda Tanda vital dalam


normal

(tekanan

darah, nadi, pernafasan)

Pernafasan pursed-lip

Tahap ekspirasi

anterior-posterior
-

dengan

sekret

batuk

atau

suction
Auskultasi suara nafas,
catat

adanya

suara

tambahan
Lakukan suction pada

Berikan bronkodilator
bila perlu

Berikan

pelembab

udara Kassa basah NaCl

berlangsung sangat lama


Peningkatan diameter

fisioterapi

mayo

position
-

Lakukan

Keluarkan

bila

perlu

tidak

irama

dalam rentang normal, tidak

mayo

paten(klien

Nasal flaring

dada

Pasang

dada jika perlu

tercekik,

pasien

pemasangan

nafas

nafas, frekuensi pernafasan

rentang

Identifikasi

jalan

v Menunjukkan

ventilasi

inspirasi dan/atau ekspirasi

Batasan karakteristik :
-

batuk

memaksimalkan

Lembab

Atur

intake

untuk

cairan mengoptimalkan

Pernafasan rata-

keseimbangan.

rata/minimal
Bayi : < 25 atau > 60
Usia 1-4 : < 20 atau > 30

Monitor respirasi dan


status O2

Usia 5-14 : < 14 atau > 25


Usia > 14 : < 11 atau > 24
-

Kedalaman pernafasan

Oxygen Therapy
v Bersihkan mulut, hidung

Dewasa volume tidalnya 500

dan secret trakea

ml saat istirahat
Bayi volume tidalnya 6-8

v Pertahankan jalan nafas


yang paten

ml/Kg
-

Timing rasio

v Atur peralatan oksigenasi

Penurunan kapasitas vital

v Monitor aliran oksigen


v Pertahankan posisi pasien

Faktor yang berhubungan :


-

Hiperventilasi

Deformitas tulang

Kelainan bentuk dinding

v Onservasi adanya tanda


tanda hipoventilasi
v Monitor
kecemasan

dada
-

adanya
pasien

terhadap oksigenasi

Penurunan
energi/kelelahan

Perusakan/pelemahan

Vital sign Monitoring

muskulo-skeletal
-

Obesitas

Posisi tubuh

Kelelahan otot
pernafasan

Monitor TD, nadi,


suhu, dan RR

Catat

adanya

fluktuasi tekanan darah

Monitor VS saat

Hipoventilasi sindrom

pasien berbaring, duduk,

Nyeri

atau berdiri

Kecemasan

Disfungsi

Auskultasi

TD

pada kedua lengan dan


bandingkan

Neuromuskuler

Monitor TD, nadi,

RR, sebelum, selama,

Kerusakan

dan setelah aktivitas

persepsi/kognitif
-

kualitas

dari nadi

syaraf tulang belakang


-

Monitor

Perlukaan pada jaringan

Monitor frekuensi

Imaturitas Neurologis

dan irama pernapasan

Monitor

suara

Monitor

pola

paru

pernapasan abnormal
Monitor

suhu,

warna, dan kelembaban


kulit
Monitor

sianosis

perifer
Monitor

adanya

cushing triad (tekanan


nadi

yang

melebar,

bradikardi, peningkatan
sistolik)
Identifikasi

penyebab dari perubahan


vital sign

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
b/d ketidakmampuan
ingest/digest/absorb

NOC :
v Nutritional Status :

cukup untuk keperluan

Nutrition Management

v Nutritional Status : food and Kaji


Fluid Intake

Definisi : Intake nutrisi tidak

NIC :

adanya

alergi

makanan

v Nutritional Status : nutrient Kolaborasi dengan ahli


Intake

gizi untuk menentukan

metabolisme tubuh.

v Weight control

jumlah kalori dan nutrisi


yang dibutuhkan pasien.

Kriteria Hasil :
Batasan karakteristik :
-

Berat badan 20 % atau lebih di


bawah ideal

Dilaporkan adanya intake

v Adanya peningkatan berat

badan sesuai dengan tujuan


v Beratbadan ideal sesuai
dengan tinggi badan

makanan yang kurang dari RDA v Mampumengidentifikasi


(Recomended Daily Allowance)
-

Membran mukosa dan


konjungtiva pucat

Kelemahan otot yang

Mudah merasa kenyang, sesaat

Dilaporkan atau fakta adanya

Dilaporkan adanya perubahan


sensasi rasa

v Menunjukkan peningkatan
menelan

kekurangan makanan
-

malnutrisi

menelan/mengunyah

setelah mengunyah makanan


-

v Tidk ada tanda tanda

fungsi pengecapan dari

mulut
-

kebutuhan nutrisi

digunakan untuk

Luka, inflamasi pada rongga

Perasaan ketidakmampuan
untuk mengunyah makanan

Miskonsepsi

Kehilangan BB dengan

Anjurkan pasien untuk

v Tidak terjadi penurunan


berat badan yang berarti

meningkatkan intake Fe

Anjurkan pasien untuk


meningkatkan

protein

dan vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan

diet

dimakan
tinggi

yang

mengandung
serat

untuk

mencegah konstipasi
Berikan makanan yang
terpilih

sudah

dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
Ajarkan
bagaimana

pasien
membuat

catatan makanan harian.


Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien
untuk

mendapatkan

nutrisi yang dibutuhkan

makanan cukup
-

Keengganan untuk makan

Kram pada abdomen

Tonus otot jelek

Nyeri abdominal dengan atau


tanpa patologi

Kurang berminat terhadap


makanan

Pembuluh darah kapiler mulai


rapuh

Diare dan atau steatorrhea

Kehilangan rambut yang


cukup banyak (rontok)

Suara usus hiperaktif

Kurangnya informasi,
misinformasi

Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas
normal
Monitor

adanya

penurunan berat badan


Monitor tipe dan jumlah
aktivitas

yang

biasa

dilakukan
Monitor interaksi anak
atau

orangtua

selama

makan
Monitor

lingkungan

selama makan
Jadwalkan
dan

pengobatan

tindakan

tidak

selama jam makan


Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit

Faktor-faktor yang berhubungan


:
Ketidakmampuan pemasukan
atau mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor

Monitor
rambut

kekeringan,
kusam,

dan

mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin,

biologis, psikologis atau

total protein, Hb, dan

ekonomi.

kadar Ht

Monitor

makanan

kesukaan
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor

pucat,

kemerahan,

dan

kekeringan

jaringan

konjungtiva
Monitor kalori dan intake
nuntrisi
Catat

adanya

hiperemik,

edema,
hipertonik

papila lidah dan cavitas


oral.
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

Hipotermi b/d paparan


lingkungan dingin

NOC :
v Thermoregulation
v Thermoregulation : neonate
Kriteria Hasil :
v Suhu tubuh dalam rentang
normal
v Nadi dan RR dalam rentang
normal

NIC :
Temperature
regulation
Monitor suhu minimal
tiap 2 jam
Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
Monitor TD, nadi, dan
RR
Monitor warna dan suhu

kulit
Monitor

tanda-tanda

hipertermi dan hipotermi


Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
Selimuti

pasien

mencegah

untuk

hilangnya

kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara
mencegah

keletihan

akibat panas
Diskusikan

tentang

pentingnya

pengaturan

suhu dan kemungkinan


efek

negatif

dari

kedinginan
Beritahukan
indikasi

tentang
terjadinya

keletihan

dan

penanganan emergency
yang diperlukan
Ajarkan

indikasi

hipotermi
penanganan

dari
dan
yang

diperlukan
Berikan anti piretik jika
perlu

Vital sign Monitoring


Monitor TD, nadi,

suhu, dan RR
Catat

adanya

fluktuasi tekanan darah


Monitor VS saat

pasien berbaring, duduk,


atau berdiri
Auskultasi

TD

pada kedua lengan dan


bandingkan
Monitor TD, nadi,

RR, sebelum, selama,


dan setelah aktivitas
Monitor

kualitas

dari nadi
Monitor frekuensi

dan irama pernapasan

Monitor

suara

Monitor

pola

paru

pernapasan abnormal
Monitor

suhu,

warna, dan kelembaban


kulit
Monitor

sianosis

perifer
Monitor

adanya

cushing triad (tekanan


nadi

yang

melebar,

bradikardi, peningkatan
sistolik)
Identifikasi

penyebab dari perubahan


vital sign

Resiko infeksi b/d


ketidakadekuatan system
kekebalan tubuh.

NOC :

NIC :

v Immune Status
v Knowledge

Infection
:

Infection

control
Definisi : Peningkatan resiko
masuknya organisme patogen

setelah

v Risk control

gejala infeksi

Prosedur Infasif

Ketidakcukupan pengetahuan
untuk menghindari paparan
patogen

Trauma

Kerusakan jaringan dan


peningkatan paparan
lingkungan

Ruptur membran amnion

Agen farmasi
(imunosupresan)

Malnutrisi

v Menunjukkan

pasien

Pertahankan

teknik

isolasi
Batasi pengunjung bila

kemampuan

untuk mencegah timbulnya


infeksi

v Jumlah leukosit dalam batas


normal
v Menunjukkan perilaku hidup
sehat

dipakai

lain

v Klien bebas dari tanda dan

(Kontrol infeksi)
Bersihkan lingkungan

Kriteria Hasil :
Faktor-faktor resiko :

Control

perlu
Instruksikan

pada

pengunjung
mencuci

untuk
tangan

saat

berkunjung dan setelah


berkunjung
meninggalkan pasien
Gunakan

sabun

antimikrobia untuk cuci


tangan
Cuci

tangan

sebelum

dan

setiap
sesudah

tindakan kperawtan

Peningkatan paparan
lingkungan patogen

Imonusupresi

Ketidakadekuatan imum
buatan

Tidak adekuat pertahanan


sekunder (penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan respon
inflamasi)

Tidak adekuat pertahanan


tubuh primer (kulit tidak utuh,
trauma jaringan, penurunan
kerja silia, cairan tubuh statis,
perubahan sekresi pH,
perubahan peristaltik)

Penyakit kronik

Gunakan baju, sarung


tangan

sebagai

alat

pelindung
Pertahankan lingkungan
aseptik

selama

pemasangan alat
Ganti letak IV perifer
dan

line

central

dan

dressing sesuai dengan


petunjuk umum
Gunakan

kateter

intermiten

untuk

menurunkan

infeksi

kandung kencing
Tingktkan

intake

nutrisi
Berikan

terapi

antibiotik bila perlu

Infection

Protection

(proteksi

terhadap

infeksi)
Monitor
gejala

tanda

infeksi

dan

sistemik

dan lokal
Monitor
granulosit, WBC

hitung

Monitor

kerentanan

terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring

pengunjung

terhadap

penyakit

menular
Partahankan

teknik

aspesis pada pasien yang


beresiko
Pertahankan

teknik

isolasi k/p
Berikan

perawatan

kuliat pada area epidema


Inspeksi

kulit

membran
terhadap

dan

mukosa
kemerahan,

panas, drainase
Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
Dorong

masukkan

nutrisi yang cukup


Dorong

masukan

cairan
Dorong istirahat
Instruksikan

pasien

untuk minum antibiotik

sesuai resep
Ajarkan

pasien

dan

keluarga tanda dan gejala


infeksi
Ajarkan

cara

menghindari infeksi
Laporkan

kecurigaan

infeksi
Laporkan kultur positif

PK : Hipoglikemia

Tujuan : perawat dapat

v Pantau kadar gula

menangani dan

darah sebelum

meminimalkan episode

pemberian obat

hipoglikemi

hipoglikemik dan atau


sebelum makan dan
satu jam sebelum
tidur
v Pantau tanda dan
gejala hipoglikemi
(kadar gula darah
kurang dari 70 mg/dl,
kulit dingin, lembab
dan pucat,
takikardi,peka
terhadap rangsang,
tidak sadar, tidak
terkoordinasi,
bingung, mudah
mengantuk)

v Jika klien dapat


menelan, berikans
etengah gelas jus
jeruk, cola atau
semacam golongan
jahe setiap 15 menit
sampai kadar glukosa
darahnya meningkat
diatas 69 mg/dl
v Jika klien tidak dapat
menelan,
berikanglukagon
hidroklorida subkutan
50 ml glukosa 50%
dalam air IV sesuai
protocol

K. REFERENSI
Betz, C.L., Sowden, L.A. 2000. Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. EGC.
Jakarta
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC.
Jakarta
Kliegman, R. 2000. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. EGC. Jakarta
Merenstein, G.B. et all. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya
Medika. Jakarta
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification.
Philadelphia
Wong, L. D. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. EGC.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai