DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu bayi baru lahir yang berat
badannya 2500 gram atau lebih rendah. Dalam definisi ini tidak termasuk
bayi bayi dengan berat badan kuran dari 1000 gram. (Nugroho Iman
Santosa, 1989)
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada
saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah ( WHO, 1961 ).
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya pada
saat kelahiran kurang dari 2500 gr sampai dengan 2499 gr.
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayiberat lahir
rendah dibedakan dalam (Abdul Bari Saifuddin, 2001)
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir1.500 g -2.500 g.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari
1.500 g.
3. Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), berat lahir kurang
dari 1.000 g.
WHO (1979) membagi umur kehamilan dalam 3 (tiga) kelompok:
1. Preterm
2. Term
lengkap.
3. Post Term
2)
3)
4)
5)
darah (perokok).
6) Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion.
7) Faktor pekerja terlalu berat
8) Primigravida
9) Ibu muda (<20 tahun)
b. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum,
komplikasi hamil seprti preeklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini
c. Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda.,
anomali kongenital
d. Faktor kebiasaan : Pekerjaan yang melelahkan, merokok
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
pertumbuhan
dalam
kandungan
sifillis).
4. Penyebab lain :Keadaan sosial ekonomi yang rendah
1.
3.
4.
D. PATOFISIOLOGI
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada
masa
kehamilan
dan
persalinan.
Proses
kelahiran
sendiri
selalu
E. PATHWAY
Etiologi
Faktor Janin
Faktor Ibu
Faktor Plasenta
Ikterus
Pk Hipoglikemia
Hipotermia
BBLR
Jaringan lemak
Fungsi organ-organ
Prematuritas
Mata
Kulit
Usus
Otak
Paru
Ginjal
subkutan lebih
belum baik
Permukaan tubuh
tipis
relatif lebih luas
Peristaltik
Penurunan
Halus mudah lecet
Dinding lambung
lunakblm sempurna
lensa
mata sekunder efek CO2
Pertumbuhan ddng dada blm
sempurna
Imaturitas
sentrum2
vital
daya
tahan Imaturitas
paru imatur Imaturitas ginjal
Penguapan Pemaparan Vesikel
Kehilangan
Kekurangann
berlebih
panas
dgn suhu
cadangan
Risiko infeksi pioderma
melalui kulit
luar
energi
Risiko
Regulasi
pernafasan
lambung belum sempurna infeksi
Mudah
KehilanganPengosongan
cairan kambuh
Retrolentral fibroplasma
Sekunder terapi
Hati
Ikterus
Dehidrasi
Kehilangan
panas
Malnutrisi
Pernafasan periodik
Insufisiensi pernafasan
Retinopati
Sepsis
Konjugasi
bilirubin blm
sempurna
hiperbilirubin
Hiperbilirubin
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1
Radiologi
a.
karena
kekurangan
surfaktan
berupa
terdapatnya
Laboratorium
a.
Darah Rutin
1)
Hematokrit (HCT)
a) Bayi usia 1 hari 48-69%
b) Bayi usia 2 hari 48-75%
c) Bayi usia 3 hari 44-72%.
2)
3)
4)
Hb F
a) Bayi usia 1 hari 63-92%
b) Bayi usia 5 hari 65-88%
c) Bayi usia 3 minggu 55-85%
d) Usia 6-9 minggu 31-75%.
5)
Jumlah leukosit
a)
b)
c)
b.
Bilirubin
1)
Total
(serum)
a)
b)
c)
d)
e)
2)
Direk
(terkonjugasi) 0,0-0,2 mg/dl
3)
Glukosa (8
12 jam post natal), disebut hipoglikemi bila konsentrasi
glukosa plasma < 50 mg/dl.
4)
Serum
2)
3)
b) Kemudian 95-99%.
4)
d.
Natrium
a) Serum atau plasma
(1) Bayi baru lahir 136-146 mEq/L
(2) Bayi 139-146 mEq/L.
b) Urine 24 jam 40-220 mEq/L.
2)
Kalium
a) Serum bayi baru lahir 3,0-6,0 mEq/L
b) Plasma (heparin) 3,4-4,5 mEq/L
c) Urine 24 jam 2,5-125 mEq/L (bervariasi sesuai diit).
3)
Klorida
a) Serum/plasma
(1) Tali pusat 96-104 mEq/L
(2) Bayi baru lahir 97-110 mEq/L.
e.
Bila
membentuk
terdapat
gelembung-gelembung
yang
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin
besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan
sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam
incubator
2. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan,
asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50o C s/d 37,0o C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana
suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang
minimal.
Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka,
juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu
perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram,
dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram.
Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang cukup
hangat dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam
inkubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan
untuk bayi dengan BB 2 2,5 kg adalah 34C. Bila tidak ada inkubator,
pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan
botol-botol hangat yang telah dibungkus dengan handuk atau lampu
petromak di dekat tidur bayi. Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan
popok untuk memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum, warna
kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit dapat
dikenali sedini mungkin.
3. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator.
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan
b.
c.
d.
Tanda-tanda vital.
e.
Pengkajian fisik.
1) Pengkajian umum
a) Berat badan lahir 2500 gram, panjang badan 45 Cm,
lingkar dada 30 Cm, lingkar kepala 33 Cm.
b) Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau
lamanya gestasi; kepala relatif lebih besar dari badan.
2) Pernafasan
a) Pernafasan belum teratur dan sering terjadi apnea.
b) Refleks batuk belum sempurna.
c) Tangisan lemah.
3) Kardiovaskuler
a) Pengisian kapiler (< 2 sampai 3 detik), perfusi perifer.
b) Bayi dapat tampak pucat/sianosis.
c) Dapat ditemui adanya bising jantung atau murmur pada bayi
dengan kelainan jantung/penyakit jantung bawaan.
4) Gastrointestinal
a) Refleks menghisap dan menelan belum sempurna sehingga
masih lemah.
b) Gambaran belum maturnya fungsi hepar berupa ikterik dan
fungsi pankreas berupa hipoglikemia.
c) Gambarkan jumlah, warna, konsistensi dan bau dari adanya
muntah.
5) Genitourinaria
a) Genetalia immatur.
6) Neurologis-Muskoloskeletal
a) Otot masih hipotonik sehingga tungkai abduksi, sendi lutut dan
kaki fleksi, dan kepala menghadap satu jurusan.
b) Lebih banyak tidur daripada bangun.
c) Refleks menghisap, menelan, dan batuk belum sempurna
(lemah).
d) Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar.
7) Suhu
a) Pusat pengaturan suhu tubuh (hipothalamus) belum matur
dimanifestasikan dengan adanya hipotermi atau hipertermi.
8) Kulit
a) Kulit tipis, transparan, banyak lanugo, lemak sub kutan sedikit.
b) Tekstur dan turgor kulit; kering dan pecah terkelupas, turgor
kulit dalam rentang baik s/d jelek.
I. DIAGNOSA
a.
b.
c.
Resiko
infeksi
berhubungan
dengan
e.
Pk hipoglikemi
J. PERENCANAAN
No
1 a.
Pola
Diagnosa keperawatan
NOC :
nafas
tidak
efektif
b/d
v Respiratory status :
imaturitas imaturitas paru
Ventilation
dan
neuromuskular,
v Respiratory status : Airway
penurunan
energi
dan
patency
keletihan
v Vital sign Status
Intervensi
NIC :
Airway Management
Buka
jalan
nafas,
pasien
untuk
Kriteria Hasil :
Definisi : Pertukaran udara v Mendemonstrasikan
tidak adekuat
perlunya
dan
Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi
Penurunan pertukaran
udara per menit
Menggunakan otot
pernafasan tambahan
dyspneu
(mampu
mengeluarkan
mampu
sputum,
bernafas dengan
yang
merasa
Dyspnea
Orthopnea
Perubahan penyimpangan
Nafas pendek
Assumption of 3-point
(tekanan
Pernafasan pursed-lip
Tahap ekspirasi
anterior-posterior
-
dengan
sekret
batuk
atau
suction
Auskultasi suara nafas,
catat
adanya
suara
tambahan
Lakukan suction pada
Berikan bronkodilator
bila perlu
Berikan
pelembab
fisioterapi
mayo
position
-
Lakukan
Keluarkan
bila
perlu
tidak
irama
mayo
paten(klien
Nasal flaring
dada
Pasang
tercekik,
pasien
pemasangan
nafas
rentang
Identifikasi
jalan
v Menunjukkan
ventilasi
Batasan karakteristik :
-
batuk
memaksimalkan
Lembab
Atur
intake
untuk
cairan mengoptimalkan
Pernafasan rata-
keseimbangan.
rata/minimal
Bayi : < 25 atau > 60
Usia 1-4 : < 20 atau > 30
Kedalaman pernafasan
Oxygen Therapy
v Bersihkan mulut, hidung
ml saat istirahat
Bayi volume tidalnya 6-8
ml/Kg
-
Timing rasio
Hiperventilasi
Deformitas tulang
dada
-
adanya
pasien
terhadap oksigenasi
Penurunan
energi/kelelahan
Perusakan/pelemahan
muskulo-skeletal
-
Obesitas
Posisi tubuh
Kelelahan otot
pernafasan
Catat
adanya
Monitor VS saat
Hipoventilasi sindrom
Nyeri
atau berdiri
Kecemasan
Disfungsi
Auskultasi
TD
Neuromuskuler
Kerusakan
persepsi/kognitif
-
kualitas
dari nadi
Monitor
Monitor frekuensi
Imaturitas Neurologis
Monitor
suara
Monitor
pola
paru
pernapasan abnormal
Monitor
suhu,
sianosis
perifer
Monitor
adanya
yang
melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
Identifikasi
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
b/d ketidakmampuan
ingest/digest/absorb
NOC :
v Nutritional Status :
Nutrition Management
NIC :
adanya
alergi
makanan
metabolisme tubuh.
v Weight control
Kriteria Hasil :
Batasan karakteristik :
-
v Menunjukkan peningkatan
menelan
kekurangan makanan
-
malnutrisi
menelan/mengunyah
mulut
-
kebutuhan nutrisi
digunakan untuk
Perasaan ketidakmampuan
untuk mengunyah makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB dengan
meningkatkan intake Fe
protein
dan vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan
diet
dimakan
tinggi
yang
mengandung
serat
untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang
terpilih
sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
Ajarkan
bagaimana
pasien
membuat
mendapatkan
makanan cukup
-
Kurangnya informasi,
misinformasi
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas
normal
Monitor
adanya
yang
biasa
dilakukan
Monitor interaksi anak
atau
orangtua
selama
makan
Monitor
lingkungan
selama makan
Jadwalkan
dan
pengobatan
tindakan
tidak
Monitor
rambut
kekeringan,
kusam,
dan
mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin,
ekonomi.
kadar Ht
Monitor
makanan
kesukaan
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan intake
nuntrisi
Catat
adanya
hiperemik,
edema,
hipertonik
NOC :
v Thermoregulation
v Thermoregulation : neonate
Kriteria Hasil :
v Suhu tubuh dalam rentang
normal
v Nadi dan RR dalam rentang
normal
NIC :
Temperature
regulation
Monitor suhu minimal
tiap 2 jam
Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
Monitor TD, nadi, dan
RR
Monitor warna dan suhu
kulit
Monitor
tanda-tanda
pasien
mencegah
untuk
hilangnya
kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara
mencegah
keletihan
akibat panas
Diskusikan
tentang
pentingnya
pengaturan
negatif
dari
kedinginan
Beritahukan
indikasi
tentang
terjadinya
keletihan
dan
penanganan emergency
yang diperlukan
Ajarkan
indikasi
hipotermi
penanganan
dari
dan
yang
diperlukan
Berikan anti piretik jika
perlu
suhu, dan RR
Catat
adanya
TD
kualitas
dari nadi
Monitor frekuensi
Monitor
suara
Monitor
pola
paru
pernapasan abnormal
Monitor
suhu,
sianosis
perifer
Monitor
adanya
yang
melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
Identifikasi
NOC :
NIC :
v Immune Status
v Knowledge
Infection
:
Infection
control
Definisi : Peningkatan resiko
masuknya organisme patogen
setelah
v Risk control
gejala infeksi
Prosedur Infasif
Ketidakcukupan pengetahuan
untuk menghindari paparan
patogen
Trauma
Agen farmasi
(imunosupresan)
Malnutrisi
v Menunjukkan
pasien
Pertahankan
teknik
isolasi
Batasi pengunjung bila
kemampuan
dipakai
lain
(Kontrol infeksi)
Bersihkan lingkungan
Kriteria Hasil :
Faktor-faktor resiko :
Control
perlu
Instruksikan
pada
pengunjung
mencuci
untuk
tangan
saat
sabun
tangan
sebelum
dan
setiap
sesudah
tindakan kperawtan
Peningkatan paparan
lingkungan patogen
Imonusupresi
Ketidakadekuatan imum
buatan
Penyakit kronik
sebagai
alat
pelindung
Pertahankan lingkungan
aseptik
selama
pemasangan alat
Ganti letak IV perifer
dan
line
central
dan
kateter
intermiten
untuk
menurunkan
infeksi
kandung kencing
Tingktkan
intake
nutrisi
Berikan
terapi
Infection
Protection
(proteksi
terhadap
infeksi)
Monitor
gejala
tanda
infeksi
dan
sistemik
dan lokal
Monitor
granulosit, WBC
hitung
Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring
pengunjung
terhadap
penyakit
menular
Partahankan
teknik
teknik
isolasi k/p
Berikan
perawatan
kulit
membran
terhadap
dan
mukosa
kemerahan,
panas, drainase
Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
Dorong
masukkan
masukan
cairan
Dorong istirahat
Instruksikan
pasien
sesuai resep
Ajarkan
pasien
dan
cara
menghindari infeksi
Laporkan
kecurigaan
infeksi
Laporkan kultur positif
PK : Hipoglikemia
menangani dan
darah sebelum
meminimalkan episode
pemberian obat
hipoglikemi
K. REFERENSI
Betz, C.L., Sowden, L.A. 2000. Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. EGC.
Jakarta
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC.
Jakarta
Kliegman, R. 2000. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. EGC. Jakarta
Merenstein, G.B. et all. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya
Medika. Jakarta
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification.
Philadelphia
Wong, L. D. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. EGC.
Jakarta