Anda di halaman 1dari 4

Konsep Diri

Konsep diri seseorang adalah sekumpulan hal-hal yang dipikirkan, diyakini, dan dipersepsikan seseorang
tentang dirinya. Sebutan lain untuk konsep diri adalah konstruksi diri, identitas diri, perspektif diri, atau
struktur diri. Secara umum, konsep diri membentuk jawaban atas pertanyaan “Siapakah saya?”

Konsep diri terdiri dari skema diri, diri masa lampau (past self), diri masa kini (present self), dan diri masa
depan (future self). Konsep diri berbeda dengan harga diri (self esteem). Konsep diri bersifat kognitif dan
deskriptif tentang diri seseorang (misalnya: “saya seorang atlet marathon”), sedangkan harga diri bersifat
evaluatif dan menyangkut pendapat seseorang tentang dirinya (misalnya: “saya bangga menjadi seorang
atlet marathon”).

Dalam hal ini, “diri masa depan” (future self) adalah apa yang dipikirkan seseorang meliputi:

 Pemikiran seperti apa dirinya di masa depan


 Pemikiran menjadi orang yang bagaimana (possible self),
 Hadirnya rasa takut akan menjadi orang yang bagaimana. Persepsi seseorang mengenai dirinya di masa
lalu maupun masa depan, terkait erat dengan persepsinya tentang dirinya di masa sekarang.
John Turner mengembangkan teori kategorisasi-diri (self-cathegorization theory) yang menyatakan
bahwa konsep diri sekurang-kurangnya terdiri dari dua “tingkat”, yakni identitas pribadi dan identitas
sosial. Dengan kata lain, evaluasi diri tergantung kepada bagaimana seseorang menilai dirinya sendiri,
dan bagaimana orang lain menilai dia.

Misalnya, konsep diri pada anak-anak dan remaja terbentuk dari identitas sosial yang mereka dapatkan
dengan menilai posisi mereka di antara teman-teman sebaya mereka. Sejak umur 5 tahun, pembentukan
konsep diri seorang anak sangat dipengaruhi penerimaan di antara teman-teman sebaya mereka, dan
pada gilirannya mempengaruhi perilaku dan keberhasilan akademis mereka

Pengertian Konsep Diri

Konsep diri merupakan model internal yang mempergunakan penilaian diri dalam rangka menentukan
skema diri seseorang. Hal-hal khusus seperti kepribadian, keahlian dan kemampuan, hobi dan pekerjaan,
karakteristik fisik dan lain-lain, dinilai dan diaplikasikan kepada skema diri, yang adalah sekumpulan
gagasan mengenai diri seseorang dalam suatu dimensi khusus. Misalnya, seseorang yang menganggap
dirinya seorang kutu buku, akan mengenakan sifat-sifat dan karakter khas seorang kutu buku kepada
dirinya.

Sekumpulan skema diri akan membentuk konsep diri seseorang secara keseluruhan. Misalnya,
pernyataan “saya seorang pemalas” adalah bentuk penilaian diri yang turut berkontribusi membentuk
sebuah konsep diri. Sedang pernyataan “saya lelah” tak dapat dijadikan bagian sebuah konsep diri,
karena keadaan “lelah” itu hanya bersifat sementara, dan tak dapat menjadi bagian sebuah skema diri.

 Pernyataan : “Saya seorang pemalas“[icon icon=”align-left Penilaian diri = Pembentuk Konsep Diri
 Pernyataan: “Saya lelah” [icon icon=”align-left Bukan Penilaian diri = Afeksi bersifat sementara.

 Perkembangan Konsep Diri


 Bilamana konsep diri seseorang mulai berkembang masih menjadi bahan perdebatan para ahli.
Ada yang berpendapat bahwa seorang anak pada usia kira-kira 3 tahun mulai membentuk cara
pandang tentang dirinya dengan dipengaruhi stereotip gender dan harapan-harapan yang
diterapkan orang tuanya kepada dirinya.

Walaupun terdapat perbedaan pendapat mengenai bilamana awal perkembangan konsep diri seseorang,
para ahli pada umumnya setuju akan pentingnya konsep diri tersebut, yang berpengaruh terhadap
perilaku orang yang bersangkutan, maupun ekspresi kognitif dan emosionalnya, termasuk di dalamnya
pencapaian akademiknya, tingkat kebahagiaannya, kegelisahannya, integrasi sosialnya, harga dirinya, dan
kepuasan hidupnya.

Apakah ada orang di dunia ini yang memiliki rencana untuk gagal atau bangkrut? Rasanya
tidak ada. Jika memang itu terjadi, gagal atau bangkrut, biasanya justru karena mereka tidak
punya rencana yang baik dan efektif.

Kita tak bisa terus-menerus menyimpan rencana hanya dalam kepala. Akan sangat
melelahkan dan dengan mudah kehilangan rincian penting dalam membuat strategi yang
realistis untuk mewujudkan rencana itu.

Sebuah rencana pengembangan diri adalah suatu proses yang terdiri dari: mendefinisikan
hal yang penting bagi Anda, sesuatu yang ingin Anda capai, kekuatan yang Anda sudah
miliki, dan segala yang Anda butuhkan untuk meningkatkan diri dalam kurun waktu yang
telah ditetapkan.

Jangan mematok kesempurnaan.

Jangan mempertentang gap

Jadikan sebagai “Defining Moment”

ah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah Konsep Diri. Pada kali ini saya akan
menjabarkan bagaimana pentingnya konsep diri dalam kehidupan. Sebelumnya apa sih konsep
diri itu? Jenis-jenis Konsep Diri itu apa saja?

Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan
tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga
dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Para ahli psikologi
kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsi dari konsep diri, sehingga terdapat beberapa
pengertian.

Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang
tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada
akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung
tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.

Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala
keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang
dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki
mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk
diselesaikan. Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki
mengakibatkan seseorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah
untuk diselesaikan. Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan
lingkungannya.

Beberapa ahli merumuskan definisi konsep diri, menurut Burns (1993:vi) konsep diri adalah
suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai
diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan. Konsep diri adalah pandangan individu
mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat
informasi yang diberikan orang lain pada diri individu (Mulyana, 2000:7). Pendapat tersebut
dapat diartikan bahwa konsep diri yang dimiliki individu dapat diketahui lewat informasi,
pendapat, penilaian atau evaliasi dari orang lain mengenai dirinya. Individu akan mengetahui
dirinya cantik, pandai, atau ramah jika ada informasi dari orang lain mengenai dirinya.

Sebaliknya individu tidak tahu bagaimana ia dihadapkan orang lain tanpa ada informasi atau
masukan dari lingkungan maupun orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak
langsung individu telah menilai dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri itu meliputi watak
dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau tidak, dirinya termasuk orang yang
berpenampilan menarik, cantik atau tidak. Seperti yang dikemukakan Hurlock (1990:58)
memberikan pengertian tentang konsep diri sebagai gambaran yang dimiliki orang tentang
dirinya. Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang
mereka sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan
prestasi.

Menurut William D. Brooks bahwa pengertian konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita
tentang diri kita (Rakhmat, 2005:105). Sedangkan Centi (1993:9) mengemukakan konsep diri
(self-concept) tidak lain tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari
bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri,
dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan.

Konsep diri didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang,
perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter, maupun
sikap yang dimiliki individu (Rini, 2002:http:/www.e-psikologi.com/dewa/160502.htm). Konsep
diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung
berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat
individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja
mempersiapkan kegagalan bagi dirinya.

Dari beberapa pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa

Semua orang tentu ingin sukses. Dalam segi apapun,


kesuksesanda dapat menunjang kehidupan seseorang. Ada beberapa
cara untuk mencapai kesuksesan. William Jams berkata “semua orang
harus melakukan setidaknya dua hal yang mereka benci, untuk berlatih.”
Hal tersebut mengajarkan kita untuk keluar dari zona nyaman. Keluar dari
zona nyaman dapat meminimalisir kekecewaan dan kesedihan yang
berlebihan. Seorang individu sudah terlatih dan terbiasa untuk melakukan
hal-hal yang sebelumnya terasa asing bagi mereka. Tentu saja, hal
tersebut merupakan salah satu kunci dari kesuksesan.

Menjadi sukses bukanlah hal yang mudah. Tetspi kesulitan bukanlah


halangan seseorang untuk menjadi sukses. Perlu banyak sekali hal yang
dilakukan. Merancang konsep diri sedemikian rupa, percaya kepada diri
sendiri akan kemampuan yang ada, mencapai ideal-self yang telah
direncanakan, dan juga mensyukuri segala hal agar merasa bahagia.
Emosi yang positif akan membawa kita menuju ke hal-hal yang positif.
Kesuksesan lahir dari diri kita sendiri. Niat, kerja keras, dan usaha
merupakan sedikit dari banyaknya hal-hal yang membuat sukses.
Berbahagialah selalu dimanapun kamu. Tetapi, biarlah sesekali kesedihan
datang untuk menjadi pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai